2 t
= varian total, ∑
= jumlah skor total kuadrat, ∑
= kuadrat jumlah skor Arikunto, 2006:109-110. Kriteria pengujian reliabilitas yaitu setelah didapatkan harga
, kemudian harga
tersebut dikonsultasikan dengan harga r product moment pada tabel dengan signifikansi 5 dan n=10, jika
maka item tes yang diujicobakan reliabel.
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus Alpha terhadap hasil uji coba tes diperoleh
= 0,646, dengan taraf signifikan 5 dan n=10 diperoleh harga
= 0,632. Jadi sehingga tes yang diujikan
reliabel. Untuk perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 31.
3.4.2.3 Daya Beda Soal
Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa pandai dan siswa kurang pandai. Teknik yang digunakan untuk menghitung
daya beda bagi tes berbentuk uraian adalah dengan menghitung perbedaan dua buah rata-rata yaitu antara rata-rata kelompok atas dengan rata-rata kelompok
bawah untuk tiap-tiap item. Kelompok atas adalah 27 bagian atas dari peserta tes setelah nilai tes diurutkan dari terbesar ke terkecil sedangkan kelompok bawah
adalah 27 bagian bawah. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.
1
2 2
2 1
i i
n n
x x
ML MH
t
Keterangan
t = daya beda,
MH = rata-rata nilai dari kelompok atas,
ML = rata-ratanilai dari kelompok bawah,
2 1
x = jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok atas,
2 2
x = jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok bawah,
n
i
= 27 × N jumlah testi MH dan ML sama besar, N
= jumlahtesti Arifin, 1991:141-142. Selanjutnya t
hitung
dikonsultasikan dengan t
tabel
dengan dk = n
1
– 1 + n
2
- 1 dan
= 5. Jika t
hitung
t
tabel
maka daya beda soal tersebut signifikan. Hasil uji coba yang telah dilakukan dengan taraf signifikan 5 dan dk = 14. Perhitungan
menghasilkan soal yang mempunyai daya beda signifikan adalah soal nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, dan 10. Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 31.
3.4.2.4 Tingkat Kesukaran
Menganalisis tingkat kesukaran berarti mengkaji soal tes dari segi kesulitannya sehingga diperoleh soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar.
Tingkat kesukaran didefinisikan sebagai persentase subjek yang menjawab benar pada soal tersebut.
Jawaban terhadap item soal bentuk uraian secara teoritis tidak ada yang salah mutlak, sehingga derajat kebenaran jawaban tersebut akan berperingkat
sesuai dengan mutu jawaban masing masing siswa. Teknik pehitungannya adalah dengan berapa persen testi yang gagal menjawab benar atau ada di bawah batas
lulus 6 untuk rentang nilai 0 - 10 untuk setiap item. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
100 N
Ngagal T
K .
Keterangan TK = tingkat kesukaran,
Ngagal = jumlah peserta tes yang gagal, N = banyaknya peserta tes Arifin, 1991:135.
Untuk menginterpretasikan taraf kesukaran menggunakan kriteria: 1 jika TK ≤ 27 soal mudah,
2 jika 27TK72 soal sedang, 3 jika TK ≥ 72 soal sukar, dan
4 Batas lulus ideal 6 untuk skala 0-10. Perhitungan tingkat kesukaran menghasilkan butir soal nomor 1, 2, 3, 5, 7,
8, 9 dan 10 termasuk kriteria mudah, sedangkan butir soal nomor 4 dan 6 termasuk kriteria sedang. Untuk perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran
31. Dari keseluruhan hasil analisis instrumen maka soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal nomor 1, 3, 6, 7, 8 dan 10 dengan alokasi waktu 40
menit.
3.5 Analisis Data