teacher controls the flow of the lesson by presenting information and demonstr
ating solutions to problems”. Dalam pembelajaran dengan menggunakan metode ekspositori, guru
berperan sebagai sumber informasi, sedangkan siswa cenderung pasif. Hal ini juga didukung pendapat Suherman 2003;243 yang menyatakan “Metode
ekspositori sama seperti metode ceramah dalam hal terpusatnya kegiatan pada guru sebagai pemberi informasi bahan pelajaran”.
Adapun langkah-langkah pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini secara garis besar sebagai berikut.
1 Guru menyampaikan materi pembelajaran tentang pecahan dengan
ceramah. 2
Guru memberikan contoh soal disertai tanya jawab. 3
Siswa mendengarkan dan membuat catatan materi dan contoh soal di buku.
4 Guru bersama siswa berlatih menyelesaikan soal, salah satu siswa diminta
mengerjakan soal di depan kelas. 5
Siswa diberi kesempatan bertanya, jika kesulitan menyelesaikan soal. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran.
2.1.5 Kemampuan Pemecahan Masalah
Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa bisa, sanggup melakukan sesuatu, dengan imbuhan ke
–an kata mampu menjadi kemampuan yaitu berarti kesanggupan atau kecakapan. Pemecahan masalah adalah proses
menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya kedalam situasi baru yang belum dikenal Wardhani, 2005:93.
Polya 1985:2 mengartikan pemecahan masalah sebagai usaha mencari jalan keluar dari kesulitan guna mencapai satu tujuan yang tidak begitu mudah
segera untuk dicapai. Tanpa proses berpikir dan tanpa usaha yang penuh, maka tidak dapat dikatakan memecahkan masalah.
Dalam pembelajaran, kemampuan pemecahan masalah dapat dimaknai sebagai kemampuan peserta didik dalam memecahkan soal yang aturan atau cara
penyelesaiannya tidak rutin. Peserta didik belum tahu secara langsung bagaimana cara menyelesaikan soal tersebut. Soal pemecahan masalah matematika biasanya
dalam bentuk soal cerita. Meskipun pemecahan masalah membutuhkan tingkat berpikir yang tinggi
dan diperlukan keuletan untuk mendapatkannya, pemecahan masalah sebenarnya dapat dipelajari. Berikut langkah-langkah dalam memecahkan masalah menurut
Polya 1985:5 1
Memahami masalah understanding the problem, memahami dan mengidentifikasi masalah yang diberikan, apa yang diketahui data, apa
yang tidak diketahui, bagaimana kondisinya, apakah memungkinkan untuk memenuhi kondisi tersebut, apakah kondisi yang ada mencukupi untuk
menentukan apa yang tidak diketahui; 2
membuat rencana pemecahan masalah devising a plan, misal menggambarkan masalah dalam bentuk diagram, memilih dan
menggunakan pengetahuan aljabar yang diketahui dan konsep yang relevan untuk membentuk model atau kalimat matematika;
3 melaksanakan rencana carrying out the plan, yang tertuang dalam
langkah kedua, maka harus diperiksa tiap langkah dan menuliskannya secara detail untuk memastikan bahwa tiap langkah sudah benar, misalkan
melakukan operasi hitung secara benar dalam menerapkan strategi, untuk mendapatkan solusi dari masalah; dan
4 memeriksa kembali jawaban looking back, mengevaluasi kebenaran
jawaban dengan memeriksa proses yang telah dilakukan, apakah memberikan pemecahan terhadap masalah semula, siswa diharapkan dapat
memeriksa kembali jawaban dengan mencari cara lain yang dapat digunakan untuk memeriksa kembali kebenaran dari jawaban tersebut,
dapatkah siswa menggunakan jawaban atau metode untuk masalah lain. Suatu pertanyaan akan menjadi masalah bagi seorang siswa pada suatu
saat, tetapi bukan masalah lagi bagi siswa tersebut untuk saat berikutnya bila siswa tersebut telah mengetahui cara atau proses mendapatkan penyelesaian
masalah tersebut. Kemampuan pemecahan masalah merupakan kompetensi strategis yang
ditunjukkan siswa dalam memahami, memilih pendekatan dan strategi pemecahan, dan menyelesaikan model untuk menyelesaikan masalah. Menurut
Wardhani 2005:96 indikator keberhasilan memecahkan masalah ditunjukkan oleh kemampuan sebagai berikut ini.
1 Siswa dapat memahami masalah, yakni dapat mengidentifikasi apa yang
diketahui dan apa yang ditanyakan dalam permasalahan. 2
Siswa dapat mengorganisir data dan memilih informasi yang relevan untuk menyelesaikan masalah, artinya siswa dapat memahami langkah
awal penyelesaian masalah 3
Siswa dapat menyajikan masalah secara matematik dalam berbagai bentuk, yakni siswa dapat membawa suatu permasalahan ke dalam bentuk
matematika. 4
Siswa mampu memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah, artinya siswa dapat memilih pendekatan berfikir logis terhadap data-data
yang dimiliki. 5
Siswa mampu mengembangkan strategi pemecahan masalah, yakni siswa dapat menentukan langkah-langkah penyelesaian masalah.
6 Siswa mampu membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu
masalah, misalnya dengan gambar, grafik, dan lain-lain. 7
Siswa mampu menyelesaikan masalah yang tidak rutin. Masalah tidak rutin adalah masalah yang penyelesaiannya tidak dapat diperoleh secara
langsung dengan menerapkan satu atau lebih algoritma berdasarkan data- data yang diketahui.
2.1.6 Materi Pecahan 2.1.6.1 Definisi Pecahan