δ
max
= =
= 0,38 cm Syarat δ
max
≤ δ
ijin
0,γ8 cm ≤ 0,9 cm OK
c. Check terhadap syarat 3
δ
max
= =
= 0,38 cm = 3,8 mm
Syarat δ
max
≤ β5 mm γ,8 mm ≤ β5 mm
OK Jadi baja profil light lip channels 125.50.20.4,0 memenuhi syarat tegangan
dan lendutan, maka dapat digunakan sebagai gording.
3.6 Perencanaan Pembebanan pada Kuda – Kuda
a. Analisa pembebanan akibat beban mati DL pada titik buhul
Beban atap q
a
= Jg . Wgb . Jk = 1,40 . 50 . 4,5
= 315 kg Beban gording q
g
= Wgd . Jk = 7,50 . 4,5
= 33,75 kg
Berat kuda – kuda asumsi q
k
= Jk . Bentang kuda – kuda . 2Wkk
= 4,5 . 1,5 . 2 .7,38 = 99,63 kg
Berat plafond penggantung q
pf
= Wpf . Jk . Bentang kuda-kuda = 18 . 4,5 . 1,5
= 121,5 kg q
tot
= q
a
+ q
g
+ q
k
+ q
pf
= 315 + 33,75 + 99,63 + 121,5 = 569,88 kg
Berat braching q
b
= 10 . q
tot
= 10 . 569,88 = 56,988 kg
Beban Mati DL = q
tot
+ q
b
= 569,88 + 56,98 = 626,86 kg 630 kg
b. Analisa pembebanan akibat beban hidup LL pada atap
Menurut PMI pasal 3.2.3 beban hidup pada atap adalah 100 kg Beban hidup LL = 100 kg
= 1 KN c.
Analisa pembebanan akibat tekanan angin W Tekanan angin gunung Wang = 25 kgm
2
, menurut PMI 1970 pasal δ.γ.b koefisien angin tekan dengan sudut kemiringan α 65
o
= +0,0βα – 0,δ, dimana α = γ5
o
Koefisien tekanan angin tekan c1 = +0,0βα – 0,4
= +0,02 . 35
o
– 0,4 = 0,3
Angin tekan Wtkn = Wang . c1 . Jg . Jk
= 25 . 0,3 . 1,4 . 4,5 = 47,25 kg
Proyeksi beban angin tekan untuk data input SAP pada sudut 35
o
sebagai berikut: Arah x = Wtkn . cosα
= 47,25 . cos 35
o
= 38,70 kg Arah z = Wtkn . sinα
= 47,25 . sin 35
o
= 27,10 kg menurut PMI 1970 pasal 4.3.b koefisien angin hisap dengan sudut
kemiringan α 65
o
= - 0,δ, dimana α = γ5
o
Koefisien anginhisap c2 = -0,4 Angin hisap Whsp
= Wang . c2 . Jg . Jk = 25 . -0,4 . 1,4 . 4,5
= -63 kg Proyeksi beban angin tekan untuk data input SAP pada sudut 35
o
sebagai berikut:
Arah x = Whsp . cosα = -63 . cos 35
o
= -51,60 kg Arah z = Whsp . sinα
= -63 . sin 35
o
= -36,13 kg
3.7 Desain Kuda-Kuda
Perhitungan mekanika dilakukan untuk mengetahui reaksi pembebanan yang terjadi pada kuda
– kuda. Setelah mengetahui berat beban mati, beban hidup dan beban angin langkah selanjutnya adalah
menganalisis pembebanan melalui program SAP 2000 v10 Structur Analysis Program, agar dapat mengetahui reaksi pembebanan yang terjadi
dikuda – kuda, serta dapat mengetahui besarnya gaya batang. Hasil analisis
perhitungan mekanika melalui SAP 2000 v10 Structur Analysis Program dapat dilihat dilampiran Tugas Akhir ini. Kombinasi pembebanan yang
digunakan sebagai berikut: DL + LL
1,2 DL + 1,4 LL 1,2 DL + 1,4 LL + 0,8 W
Berikut ini disajikan gambar hasil dari program SAP 2000 v10 pembebanan yang terjadi pada kuda
– kuda setelah di run.
Gambar 3.3. Hasil Analysis Run
Hasil reaksi pembebanan yang terjadi pada kuda – kuda ditunjukkan pada
gambar hasil dari program SAP 2000 v10 di bawah ini.
Gambar 3.4 Reaksi Pembebanan yang Terjadi di Ra dan Rb
Perhitungan reaksi yang terjadi pada masing – masing tumpuan sebagai
berikut:
Ra =
= = 5040 kg
3.7 Pendimensian Batang Profil Kuda – Kuda