Perencanaan Tangga Data Teknis Perencanaan Tangga Hall Perencanaan Tangga Hall Lantai 1-2 dan Lantai 2-3

175

BAB V PERENCANAAN TANGGA

5.1 Perencanaan Tangga

Transportasi vertikal pada sebuah gedung bertingkat sangatlah penting, karena berfungsi sebagai penghubung antara lantai satu dengan lantai lainnya pada sebuah bangunan gedung. Gedung PTIK Universitas Negeri Semarang terdiri dari 3 lantai maka transportasi vertikal direncanakan menggunakan tangga yang berupa tangga pelat. Dalam perencanaan tangga Gedung PTIK Universitas Negeri Semarang digunakan cara perhitungan manual, serta terdapat 2 macam type tangga yaitu tangga hall dan laboratorium. Umumya dalam perencanaan tangga akan disesuaikan antara tinggi dan lebarnya anak tangga. Semua anak tangga harus dibuat bentuk dan ukuran yang seragam, dan untuk memberi kenyamanan bagi yang turun dan naik tangga perlu diperhatikan lebar dan tinggi anak tangga. Rumus untuk anak tangga undak – undak : 2t + l = 60 sd 65 cm. Keterangan: t : tinggi anak tangga tinggi tanjakan = optrede l : lebar anak tangga lebar injakan = antrede rumus tersebut didasarkan pada:  Satu langkah arah datar antara 60 sd 65 cm.  Untuk melangkah naik perlu tenaga 2 kali lebih besar daripada melangkah datar. Lebar dan tinggi anak tangga sangat menentukan kenyamanan, yang naik tidak cepat lelah dan yang turun tidak mudah tergelincir.

5.2 Data Teknis Perencanaan Tangga Hall

 Mutu beton fc : 24,9 Mpa K300  Mutu baja tulangan fy : 240 Mpa  Tinggi tanjakanoptrede t : 18 cm  Lebar tanjakanantrede l : 30 cm  Lebar bordes lb : 130 cm  Tinggi ruangan tr : 420 cm  Tinggi dasar sampe bordes : 210 cm  Tebal selimut beton p : 2 cm  Tebal keramik max hk : 1 cm  Tebal spesi hs : 2 cm

5.3 Perencanaan Tangga Hall Lantai 1-2 dan Lantai 2-3

Rencana tangga lantai 1-2 dan lantai 2-3 Gedung PTIK Universitas Negeri Semarang dapat dilihat seperti pada gambar di bawah ini: Gambar 5.1 Rencana Tangga Hall Lantai 1-2 dan Lantai 2-3 172 172 172 172 40 130 355  Syarat 2 . t + l = 60 sd 65 2 . t + l = 2 . 18 + 30 = 66 OK  Jumlah anak tangga antrade = = = 24 buah  Jumlah optrade = = = 7,22 buah 8 buah  Kemiringan tangga α = arc tan . = arc tan . = 31 o Keterangan:  t : tinggi anak tangga tinggi tanjakan = optrede  l : lebar anak tangga lebar injakan = antrede  tr : tinggi ruangan  lb : lebar bordes 5.3.1. Menentukan tebal pelat  Tebal pelat tangga Tebal pelat h min = . l tx = . 355 = 13,14 cm  Tebal pelat bordes Tebal pelat h min = . l by = . 382 = 14,14 cm Keterangan:  l tx : lebar tangga arah x  l by : lebar bordes arah y Tebal pelat tangga dan pelat bordes dipakai 15 cm dengan lebar tanjakan 30 cm dan tinggi tanjakan 18 cm. 5.3.2. Pembebanan tangga Berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983 diperoleh:  Berat beton bertulang Bb : 2400 kgm 3  Berat penutup lantai keramik Wk : 24 kgm 2  Berat adukan semen per cm tebal Ws : 21 kgm 2  Beban hidup untuk tangga : 300 kgm 2 a. Beban tangga  Beban mati W D  Beban pelat tangga Wp = h . Bb = 0,15 . 24 = 3,6 kNm 2  Beban reling tangga perkiraan Wr = 0,15 kNm 2  Total beban mati W D = Wp + Wk + Ws + Wr = 3,6 + 0,24 + 0,21 + 0,15 = 4,2 kNm 2  Beban hidup W L = 3 kNm 2  Beban ultimed Wut = 1,2 . W D + 1,6 . W L = 1,2 . 4,2 + 1,6 . 3 = 9,84 kNm 2 b. Beban bordes  Beban mati W D  Beban pelat tangga Wp = h . Bb = 0,15 . 24 = 3,6 kNm 2  Total beban mati W D = Wp + Wk + Ws = 3,6 + 0,24 + 0,21 = 4,05 kNm 2  Beban hidup W L = 3 kNm 2  Beban ultimed Wub = 1,2 . W D + 1,6 . W L = 1,2 . 4,05 + 1,6 . 3 = 9,66 kNm 2 5.3.3. Perhitungan momen a. Untuk pelat tangga Momen – momen ditentukan sesuai tabel 1δ buku “Dasar – Dasar Perencanaan Beton Bertulang” pada lylx = 1,0 untuk kasus IV A didapatkan momen – momen sebagai berikut:  m lx = 0,024 . Wut . l x 2 = 0,024 . 9,84 . 3,55 2 = 2,97 kNm  m ly = 0,033 . Wut . l x 2 = 0,033 . 9,84 . 3,55 2 = 4,09 kNm  m ty = 0,069 . Wut . l x 2 = 0,069 . 9,84 . 3,55 2 = 8,55 kNm  m tix = ½ . m lx = ½ . 2,97 = 1,48 kNm ly = 172 cm lx = 355 cm b. Untuk pelat bordes Momen – momen ditentukan sesuai tabel 1δ buku “Dasar – Dasar Perencanaan Beton Bertulang” pada ly 2 lx 2 = 2,5 untuk kasus II didapatkan momen – momen sebagai berikut:  m lx = 0,062 . Wub . l x 2 = 0,062 . 9,66 . 1,30 2 = 1,01 kNm  m ly = 0,014 . Wub . l x 2 = 0,014 . 9,66 . 1,30 2 = 0,22 kNm  m tx = 0,083 . Wub . l x 2 = 0,083 . 9,66 . 1,30 2 = 1,35 kNm  m ty = 0,051 . Wub . l x 2 = 0,051 . 9,66 . 1,30 2 = 0,83 kNm Keterangan :  m lx = momen lapangan maksimum per meter lebar diarah x  m ly = momen lapangan maksimum per meter lebar diarah y  m tx = momen tumpuan maksimum per meter lebar diarah x ly = 382 cm lx = 130 cm  m ty = momen tumpuan maksimum per meter lebar diarah y  m tix = momen jepit tak terduga per meter lebar diarah x 5.3.4. Perhitungan tulangan Tebal pelat h = 150 mm, penutup beton menurut tabel 3 buku “Dasar – Dasar Perencanaan Beton Bertulang” ϕ D 36 mm : selimut beton p = 20 mm, diameter tulangan utama diperkirakan ϕ D = 8 mm pada dua arah. Tinggi efektif d dalam arah x d x = h – p – ½ ϕ D = 150 – 20 – ½ x 8 = 126 mm Tinggi efektif d dalam arah y d y = h – p – ϕ Dx - ½ ϕ Dy = 150 – 20 – 8 - ½ x 8 = 118 mm Untuk ρ min yang disyaratkan untuk seluruh mutu beton pelat dengan fy βδ0 Mpa ρ min = 0,00β5 lihat tabel 7 buku “Dasar – Dasar Perencanaan Beton Bertulang”. Untuk fc ≤ γ0 Mpa maka 1 = 0,85 ρ b = . = . = 0,053 ρ max = 0,75 . ρ b = 0,75. 0,053 = 0,039 a. Untuk pelat tangga Momen lapangan dalam arah x m lx = 2,97 kNm ρ = = = 0,0008 Karena ρ min ρ ρ max = 0,0025 0,0008 0,037 maka yang dipakai adalah ρ min = 0,0025 A slx = ρ min . b . dx . 10 6 = 0,0025 . 1 . 0,126 . 10 6 = 315 mm 2 Momen lapangan dalam arah y m ly = 4,09 kNm ρ = = = 0,0013 Karena ρ min ρ ρ max = 0,0025 0,0013 0,037 maka yang dipakai adalah ρ min = 0,0025 A sly = ρ min . b . dy . 10 6 = 0,0025 . 1 . 0,118 . 10 6 = 295 mm 2 Momen tumpuan dalam arah y m ty = 8,55 kNm ρ = = = 0,0028 Karena ρ min ρ ρ max = 0,0025 0,0028 0,037 maka yang dipakai adalah ρ = 0,0028 A sty = ρ . b . dy . 10 6 = 0,0028 . 1 . 0,118 . 10 6 = 330,4 mm 2 Momen jepit tak terduga dalam arah x m tix = 1,48 kNm ρ = = = 0,00043 Pemeriksaan ρ min untuk momen jepit tak terduga tidak diperlukan. A stix = ρ . b . dx . 10 6 = 0,00043 . 1 . 0,126 . 10 6 = 54,18 mm 2 b. Untuk pelat bordes Momen lapangan dalam arah x m lx = 1,01 kNm ρ = = = 0,0003 Karena ρ min ρ ρ max = 0,0025 0,0003 0,037 maka yang dipakai adalah ρ min = 0,0025 A slx = ρ min . b . dx . 10 6 = 0,0025 . 1 . 0,126 . 10 6 = 315 mm 2 Momen lapangan dalam arah y m ly = 0,22 kNm ρ = = = 0,00007 Karena ρ min ρ ρ max = 0,0025 0,00007 0,037 maka yang dipakai adalah ρ min = 0,0025 A sly = ρ min . b . dy . 10 6 = 0,0025 . 1 . 0,118 . 10 6 = 295 mm 2 Momen tumpuan dalam arah x m tx = 1,35 kNm ρ = = = 0,0004 Karena ρ min ρ ρ max = 0,0025 0,0004 0,037 maka yang dipakai adalah ρ min = 0,0025 A stx = ρ min . b . dx . 10 6 = 0,0025 . 1 . 0,126 . 10 6 = 315 mm 2 Momen tumpuan dalam arah y m ty = 0,79 kNm ρ = = = 0,00026 Karena ρ min ρ ρ max = 0,0025 0,00026 0,037 maka yang dipakai adalah ρ min = 0,0025 A sty = ρ min . b . dy . 10 6 = 0,0025 . 1 . 0,118 . 10 6 = 295 mm 2 5.3.5. Pemilihan tulangan Pemilihan tulangan untuk pelat tangga dan bordes disajikan dalam tabel di bawah ini. Pelat Lantai M Mu kNm ρ min ρ As mm 2 Tulangan Untuk Pelat Tangga m lx 2,97 0,0025 0,0008 315 Φ10 - 200 m ly 4,09 0,0013 295 Φ10 - 250 m ty 8,55 0,0028 315 Φ10 - 200 m tix 1,48 - 0,00043 54,18 Φ10 – 450 Untuk Pelat Bordes m lx 1,01 0,0025 0,0003 315 Φ10 - 200 m ly 0,22 0,00007 295 Φ10 - 250 m tx 1,35 0,0004 315 Φ10 - 200 m ty 0,83 0,00026 295 Φ10 - 200 Tabel 5.1 Tulangan Pelat Tangga dan Bordes 5.3.6. Pemeriksaan lebar retak Untuk fy 240 Mpa tidak memerlukan pemeriksaan lebar retak.

5.4 Data Teknis Perencanaan Tangga Laboratorium