ditetapkan dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971 dan SKSNI 1991.
Pada sisi lain penyediaan bahan juga harus memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam: 1 Peraturan umum tentang pelaksanaan
instalasi air minum serta instalasi pembuangan dan perusahaan air minum; 2 Pekerjaan kelistrikan juga harus memenuhi Peraturan Umum
tentang Instalasi Listrik PUIL 1971; 3 Kebutuhan semen disesuaikan dengan Peraturan Cement Portland Indonesia, NI-8; 4 Pembebanan
bangunan minimal harus disesuaikan dengan Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung Tahun 1989; 5 Dan persyaratan-persyaratan
lainnya. Disisi lain penyediaan bahan juga harus sesuai dengan syarat-
syarat yang telah disepakati dalam RKS Rencana Kerja dan Syarat- syarat, mudah didapatkan dan dekat dengan lokasi proyek. Kesemuanya
itu bertujuan untuk efisiensi waktu, biaya dan hasil dari proyek yang sedang dikerjakan. Bahan-bahan yang digunakan antara lain :
2.8.1. Semen PortlandPC
Semen portland yang dipakai harus dari tipe I menurut Peraturan Semen Portland Indonesia 1972 NI-8 atau. Semen harus sampai di
tempat kerja dalam kantong-kantong semen asli pabrik serta dalam kondisi baik dan kering. Merk PC buatan dalam negeri seperti Semen
Tiga Roda, Kujang, Gresik atau lainnya, dengan persetujuan Konsultan Pengawas. Semen harus disimpan di dalam gudang yang kering, tidak
lembab atau bocor bila hujan, dan ditumpuk di atas lantai yang bersih dan kering. Kantong-kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari
sepuluh lapis. Penyimpanan selalu terpisah untuk setiap periode pengiriman. Penyimpanan pemakaian semen tidak boleh dicampur
antara satu merk dengan lainnya.
2.8.2. A i r
Air untuk campuran dan untuk pemeliharaan beton harus dari air bersih dan tidak mengandung zat yang dapat merusak beton. Air tersebut
harus memenuhi syarat-syarat menurut PBI 1971 NI-2 pasal 3.6. Apabila ada keraguan-raguan mengenai kualitas air, maka kontraktor
diharuskan mengirim contoh air itu ke laboratorium pemeriksaan bahan- bahan yang diakui pemerintah untuk di periksadiselidiki atas biaya
kontraktor. Penentuan laboratorium oleh Konsultan Pengawas.
2.8.3. Pasir
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras. Kadar lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar dari
5 Pasir harus memenuhi persyaratan.
2.8.4. Beton Ringan
Beton ringan harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang-bidang sisinya harus datar, tidak menunjukkan retak-retak
pembakarannya harus merata dan matang. Beton ringan tersebut
ukurannya harus memenuhi persyaratan NI - 10 dan PUBB 1971 NI -3 . Beton ringan yang digunakan adalah batu bata tanah liat biasa, produksi
setempat ukuran nominal sesuai persetujuan Direksi. Ukuran batu bata harus seragam, sesuai AV. Kerusakan akibat pengangkutan tidak boleh
melebihi 10 . Bila ternyata persentase kerusakan diatas angka tersebut, maka pengiriman batu bata tersebut dibatalkantidak diterima.
2.8.5. Batu Belah