Hasil Analisis Data Awal Hasil Analisis Data Akhir

4.2 Hasil Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Comal kelas XI IPA 4 dan XI IPA 5, kedua kelas tersebut digunakan sebagai kelas eksperimen. Materi yang disampaikan adalah fluida statis Tekanan Hidrostatis, Hukum Pascal dan Hukum Archimedes. Sampel ditentukan dengan teknik sampling purposive dengan pertimbangan disarankan oleh guru mata pelajaran fisika kelas XI serta dikarenakan kelas XI IPA yang lain juga digunakan sebagai sampel penelitian oleh peneliti lain. Masing-masing kelas diberi perlakuan yang sama yaitu pre-test, proses pembelajaran dengan model pembelajaran yang sama dan post-test.

4.2.1 Hasil Analisis Data Awal

Data awal diperlukan untuk mengetahui keadaan awal dari kedua sampel. Data yang digunakan dalam analisis data awal adalah nilai ujian tengah semester genap. Analisis data awal ini berupa uji homogenitas. Berdasarkan hasil perhitungan pada Lampiran 10 bahwa dengan taraf signifikan 5 dimana dk pembilang dan penyebut sama dengan 39 diperoleh hasil Hasil ini menunjukkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak karena , artinya sampel mempunyai varians yang sama homogen.

4.2.2 Hasil Analisis Data Akhir

Analisis data akhir berupa uji normalitas, uji ketuntasan belajar individu One Sample t-test dan uji gain.

4.2.2.1 Uji Normalitas

Sebelum menguji ketuntasan belajar individu terlebih dahulu dilakukan uji normalitas terhadap data yang diperoleh dari hasil pre-test dan post-test. Pada penelitian ini uji normalitas menggunakan rumus Chi Kuadrat. Berikut ini adalah tabel rangkuman hasil uji normalitas data: Tabel 4.1 Uji Normalitas Nilai Pre-test dan Post-test Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kegiatan n ̅ SD Pre-test 74 52.83 10.24 9.72 5 6 12.59 Post-test 74 76.30 9.44 11.30 5 6 12.59 Krtiteria pengujiannya ialah Ho diterima jika . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pre-test dan post-test berdistribusi normal.

4.2.2.2 Analisis Ketuntasan Belajar Individu One Sample t-test

Ketuntasan individu yang ditetapkan adalah 75 sesuai dengan KKM yang ditetapkan sekolah. Pengujian ketuntasan belajar individu menggunakan one sample t-test. Pengujian dilakukan dengan taraf signifikan 5 dan dk=73. Berdasarkan hasil perhitungan pada Lampiran 15 diperoleh hasil ketuntasan belajar individu tersaji pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil One Sample t-test Kelas ̅ Eksperimen 76,30 75 1,10 74 10,16 1,671 Dari tabel 4.2 terlihat bahwa rata-rata nilai post-test adalah 76,30. Hasil perhitungan one sample t-test menunjukkan bahwa . Hal ini menunjukkan bahwa sampel telah mencapai ketuntasan belajar individu.

4.2.2.3 Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Uji Gain

Peningkatan kemampuan berpikir kritis diketahui dengan uji gain. Uji gain ini dianalisis menggunakan nilai pre-test dan post-test. Pre-test dilakukan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis sebelum diberikan perlakuan. Sampel memperoleh perlakuan berupa model pembelajaran think pair share dipadukan dengan problem based learning. Kemudian pada akhir pembelajaran dilakukan post-test untuk mengetahui hasil kemampuan berpikir kritis setelah memperoleh perlakuan. Hasil nilai pre-test dan post-test peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat pada Tabel 4.3. Perhitungan selengkapnya dimuat pada Lampiran 16. Tabel 4.3 Hasil Pre-test dan Pos-test Kemampuan Berpikir Kritis Siswa No. Komponen Pre-test Post-test 1 Rerata 52.83 76.30 2 Nilai Tertinggi 81.25 93.75 3 Nilai Terendah 25.00 50.00 4 Ketuntasan KKM 75 2,7 64,9 Hasil analisis peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa untuk masing-masing indikator dengan uji gain dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Indikator Rata-rata Pre-test Rata-rata Post-test g Kriteria Mengklasifikasi 64,02 89,86 0,72 Tinggi Menghipotesis 66,55 82,26 0,47 Sedang Menganalisis 43,41 69,26 0,46 Sedang Mengasumsi 50,34 72,30 0,44 Sedang Menyimpulkan 43,24 70,95 0,49 Sedang Mengevaluasi 49,49 73,65 0,48 Sedang Untuk hasil peningkatan kemampuan berpikir kritis secara keseluruhan diperoleh hasil 0,50 termasuk dalam kategori sedang. Pada Tabel 4.4 di atas dapat disajikan rata-rata nilai pre-test dan post-test dalam bentuk grafik diagram batang pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2. Gambar 4.1 Grafik Skor Rata-rata Pre-test dan Post-test Gambar grafik batang hasil peningkatan kemampuan berpikir kritis untuk masing- masing indikator ditunjukkan pada Gambar 4.2. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Sk or R at a -rat a Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Rata-rata Pre-test dan Post-test Pre-test Post-test Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Tabel 4.5 Hasil Analisis Kategori Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tabel 4.5 di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik diagram batang pada Gambar 4.3. 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 P eni ngk at an Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Pening katan Sub Pokok Bahasan Jumlah Siswa Kategori Pre-test Post-test Fluida Statis 0 0.00 13 17.57 Sangat Kritis 7 9.46 48 64.86 Kritis 23 31.08 12 16.22 Cukup Kritis 42 56.76 1 1.35 Kurang Kritis 2 2.70 0 0.00 Tidak Kritis Jumlah Sampel 74 74 Gambar 4.3 Kategori Kemampuan Berpikir Kritis Pre-test dan Post-test

4.3 Pembahasan

Dokumen yang terkait

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING) DAN MODEL PEMBELAJARAN TPS (THINK PAIR SHARE)

8 69 56

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

11 75 34

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Pengantar Ak

0 3 16

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Pengantar Akuntans

0 2 17

EKSPERIMEN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR Eksperimen Strategi Pembelajaran Think Pair Share (Tps) Dan Problem Based Learning (Pbl) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motiv

0 3 17

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN EKONOMI.

2 9 36

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA.

0 3 36

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA.

0 0 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TPS ZAHROTU

0 1 58

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MELALUI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN STRATEGI THINK-PAIR-SHARE (TPS) SISWA KELAS VIIIB SMP MUHAMMADIYAH 02 SIRAMPOG - repository perpustakaan

0 0 15