PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN EKONOMI.

(1)

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA

PEMBELAJARAN EKONOMI

(Kuasi Eksperimen pada Standar Kompetensi Memahami Konsumsi dan Investasi pada kelas X di SMAN 23 Bandung)

TESIS

dajukan untuk memenuhi tugas akhir pada Program Magister Pendidikan Ekonomi

oleh:

Vika Aprianti 1103979

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA

PEMBELAJARAN EKONOMI

(Kuasi Eksperimen pada Standar Kompetensi Memahami Konsumsi dan Investasi pada kelas X di SMAN 23 Bandung)

Oleh Vika Aprianti

1103979

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Pendidikan Ekonomi Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan

Indonesia

aprianti_vika@yahoo.co.id Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruh atau sebagian,


(3)

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN EKONOMI(Kuasi Eksperimen pada Standar Kompetensi Memahami Konsumsi dan Investasi pada kelas X di SMAN 23 Bandung) ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung risiko yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, Agustus 2013 Yang membuat pernyataan,

Vika Aprianti


(4)

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS), TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA

PEMBELAJARAN EKONOMI

(Studi Eksperimen pada Standar Kompetensi Memahami Konsumsi dan Investasi pada Kelas X SMAN 23 Bandung)

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. Eeng Ahman, MS Prof. Dr. H Disman, MS NIP 19611022 19860310 02 NIP 19590209 198412 1 001

Mengetahui,

Ketua Prodi Pendidikan Ekonomi SPs UPI,

Prof. Dr. H. Eeng Ahman, MS


(5)

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN

ABSTRAK

Vika Aprianti. NIM 1103979. (2013). Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Think Pair Share (TPS) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran Ekonomi (Kuasi Eksperimen pada Standar Kompetensi Memahami Konsumsi dan Investasi pada Kelas X di SMAN 23 Bandung). Pembimbing I: Prof. Dr. H. Eeng Ahman, MS. Pembimbing II: Prof. Dr. H. Disman, MS,

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penerapan model Cooperative Learning tipe Think Pair Share (TPS) terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik. Penelitian dilakukan terhadap peserta didik kelas sepuluh pada mata pelajaran ekonomi. Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen dengan bentuk nonequivalent control group design. Berdasarkan pengujian statistik yang dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95%, didapat: Pertama, terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik antara sebelum dan sesudah perlakuan pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Kedua, terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik antara sebelum dan sesudah perlakuan pada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. Ketiga, terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik antara kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a

Match.


(6)

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...………... i

BAB I PENDAHULUAN...………... 1

1.1Latar Belakang... 1

1.2Rumusan Masalah...………... 7

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian...………... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 10 2.1 Kajian Pustaka... 10

2.1.1 Konsep Berpikir... 10

2.1.1.1 Konsep Berpikir Kritis... 13

2.1.1.2 Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis... 22

2.1.2 Model Pembelajaran... 25

2.1.2.1 Pengertian Cooperative Learning... 26

2.1.2.2 Karakteristik Cooperative Learning... 29

2.1.2.3 Teori-teori belajar yang Melandasi Cooperative Learning... 31

2.1.2.4 Skenario Pembelajaran Model Cooperative Learning... 36

2.1.2.5 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think Pair Share)... 38 2.2 Kerangka Pemikiran...………. 40

2.1 Hipotesis...……… 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...………. 45

3.1Objek dan Subjek Penelitian... 45

3.2 Desain Eksperimen...………. 45

3.3 Teknik dan Alat Pengumpulan Data... 46

3.4 Prosedur Penelitian... 47

3.5 Analisis Data... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 56


(7)

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP

4.2 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis... 57

4.2.1 Perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Antara Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Pada Kelas Eksperimen... 57

4.2.1.1 Pemaparan Data Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen... 57

4.2.1.2 Pembahasan Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen... 60

4.2.2 Perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Antara Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Pada Kelas Kontrol... 64

4.2.2.1 Pemaparan Data Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Kontrol... 68

4.2.2.2 Pembahasan Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Kontrol... 4.2.3 Perbedaan Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Kelas Eksperimen Dengan Kelas Kontrol... 71

4.2.3.1 Pemaparan Postes Kemampuan berfikir kritis Kelas Eksperimen-Kontrol... 71

4.2.3.2 Pembahasan Kemampuan berfikir kritis Kelas Eksperimen-Kontrol... 75

BAB V KEISMPULAN DAN SARAN... 79

5.1 Kesimpulan... 79

5.2 Saran... 79 DAFTAR PUSTAKA


(8)

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Frekuensi dan Presentasi Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IPS Mata Pelajaran Ekonomi SMAN

23 Bandung Tahun pelajaran 2012/2013... 5

Tabel 2.1 Jenis, Indikator dan Cara Evaluasi Prestasi Berdasarkan Taksonomi Bloom... 11

Tabel 2.2 Konsensus Para Ahli terhadap Definisi Berpikir Kritis... 18

Tabel 2.3 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis... 21

Tabel 2.4 Langkah-langkah Metode Think Pair Share... 39

Tabel 2.5 Tabel Perbedaan dan Persamaan Konstruktivistik Piaget dan Vigotsky... Tabel 2.6 Tabel Perbedaan dan Persamaan Konstruktivistik Piaget dan Vigotsky... 42

Tabel 4. 1 Agenda Pelaksanaan Setiap Pertemuan... 56

Tabel 4. 2 Deskriptif Statistik Kemampuan berfikir kritis Kelas Eksperimen... 57

Tabel 4. 3 Hasil Uji Normalitas dan Homogentias Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen... 58

Tabel 4.4 Hasil Uji t terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Sebelum dan Setelah Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe TPS... 59

Tabel 4. 5 Peningkatan Kemampuan berfikir kritis Kelas Eksperimen.... 60

Tabel 4. 6 Deskriptif Statistik Kemampuan berfikir kritis Kelas Kontrol 64 Tabel 4. 7 Hasil Uji Normalitas dan Homogentias Kemampuan Berfikir Kritis Kelas Kontrol... 65 Tabel 4.8 Hasil Uji t terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sebelum dan Setelah Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Make a Match... 66 Tabel 4. 9 Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Kontrol... 67


(9)

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP

Tabel 4. 10 Deskriptif Statistik Postes Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen-Kontrol...

71

Tabel 4. 11 Hasil Uji Normalitas dan Homogentias

Postes Kemampuan Berpikir Kritis Kelas

Eksperimen-Kontrol... 72 Tabel 4.12 Hasil Uji t terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas

eksperimen dan Kelas Kontrol... 73 Tabel 4. 13 Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Kelas

Eksperimen-Kontrol... 74


(10)

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Perkembangan potensi intelektual Menurut Jean Paiget. 27 Gambar 2.2 Mekanisme Pembelajaran dengan Model Cooperative

Learning...

34

Gambar 2.3 Paradigma Berpikir... 45 Gambar 4. 1 Peningkatan kemampuan Berpikir Kritis Kelas

Eksperimen...

61

Gambar 4. 2 Peningkatan kemampuan Berpikir Kritis Kelas Kontrol 68 Gambar 4.3 N-Gain IBK Kelas Eksperimen-Kontrol... 75


(11)

1

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang jika mereka dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang harus dipecahkan. Ruggerio dalam Anonim (2013) mengartikan berpikir sebagai suatu aktivitas mental untuk membantu memformulasikan atau memecahkan suatu masalah, membuat suatu keputusan, atau memenuhi hasrat keingintahuan. Pendapat ini menunjukkan ketika seseorang memutuskan suatu masalah, memecahkan masalah, ataupun ingin memahami sesuatu, maka orang tersebut melakukan aktivitas berpikir.

Beberapa ahli membedakan kegiatan berpikir menjadi beberapa jenjang, yaitu berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking (HOT) dan dan berpikir tingkat rendah atau Lower Order Thinking (LOT). Berpikir tingkat tinggi (higher

order thinking) disebut sebagai gabungan dari berpikir kritis, berpikir kreatif, dan

berpikir pengetahuan dasar. Thomas, Thorne & Small dalam Anonim (2013) menyatakan bahwa berpikir tingkat tinggi menempatkan aktivitas berpikir pada jenjang yang lebih tinggi dari sekedar menyatakan fakta. Dalam berpikir tingkat tinggi, yang menjadi perhatian adalah apa yang akan dilakukan terhadap fakta. Kita harus memahami fakta, menghubungkan fakta satu dengan fakta yang lain, mengkategorikan, memanipulasi, menggunakannya bersama dalam situasi yang baru dan menerapkannya dalam mencari penyelesaian baru terhadap masalah baru. Thomas, Thorne & Small juga menyatakan delapan aspek yang berasosiasi dengan berpikir tingkat tinggi, yaitu (1) tidak ada seorangpun yang dapat berpikir sempurna atau tidak dapat berpikir sepanjang waktu, (2) mengingat sesuatu tidak sama dengan berpikir tentang sesuatu itu, (3) mengingat sesuatu dapat dilakukan tanpa memahaminya, (4) berpikir dapat diwujudkan dalam kata dan gambar, (5) terdapat tiga tipe intelegensi dan berpikir yaitu analitis, kreatif dan praktis, (6) ketiga intelegensi dan cara berpikir tersebut berguna dalam kehidupan sehari-hari, (7) keterampilan berpikir dapat ditingkatkan dengan memahami proses yang


(12)

2

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP

terlibat dalam berpikir, serta (8) metakognisi (berpikir tentang berpikir) adalah bagian berpikir tingkat tinggi.

Berpikir kritis merupakan perwujudan dari berpikir tingkat tinggi (higher

order thinking). Hal tersebut karena kemampuan berpikir tersebut merupakan

kompetensi kognitif tertinggi yang perlu dikuasai siswa maupun mahasiswa dalam pembelajaran. Berpikir kritis dapat dipandang sebagai kemampuan berpikir siswa untuk membandingkan dua atau lebih informasi, misalkan informasi yang diterima dari luar dengan informasi yang dimiliki. Bila terdapat perbedaan atau persamaan, maka ia akan mengajukan pertanyaan atau komentar dengan tujuan untuk mendapatkan penjelasan.

Bloom, Reich, Paul, Nickerson, dalam Reece yang dikutip oleh Anonim (2013) memaparkan bahwa pendukung pergerakan berpikir kritis mengungkapkan sejumlah alasan untuk mengajarkan berpikir kritis. Alasan yang umum adalah refleksi perubahan pola-pola ekonomi yang meninggalkan peradaban masyarakat industrial menuju peradaban yang mengharuskan tenaga kerja menyelesaikan masalah-masalah kompleks. Alasan yang lain adalah keterampilan berpikir kritis diperlukan dalam kehidupan manusia sehari-hari dalam segala bidang.

Berpikir kritis tidak efektif diajarkan dalam lingkungan sekolah tradisional yang mengandalkan peran memorisasi dan metode mengajar didaktis. Oleh karena itu, praktisi pendidikan selayaknya mengembangkan beragam program untuk mengajarkan berpikir kritis.

Tema umum dalam pergerakan berpikir kritis adalah keterampilan berpikir yang melibatkan kemampuan mengambil keputusan yang bernalar dalam

situasi yang kompleks. Pergerakan ini menekankan pada ”knowing how” daripada ”knowing what”. Oleh karena itu, usaha membantu individu memperoleh

kemampuan tersebut membutuhkan kesadaran diri sebagai bagian usaha dari pendidik untuk menggali berpikir kritis dengan memanfaatkan metode daripada peran sederhana memorisasi dan pengajaran didaktik.

Peneliti pendidikan menyatakan bahwa manusia tidak dilahirkan dengan keterampilan berpikir kritis tetapi diajarkan untuk berpikir kritis. Berdasarkan sejarah, terdapat dua pendekatan dalam mengajarkan keterampilan berpikir kritis,


(13)

3

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP

yaitu mengajarkan berpikir secara terpisah dengan bidang ilmu atau mengajarkan berpikir kritis yang terpadu pada bidang ilmu. Menurut Perkins dalam Durr, Lahart, & Maas yang dipaparkan kembali oleh Anonim (2013), cara yang menguntungkan untuk menyiapkan siswa berpikir kritis adalah menanamkan keterampilan berpikir kritis terpadu dalam bidang ilmu. Oleh karena itu, guru harus dilatih untuk mengajarkan keterampilan berpikir kritis kepada siswa dalam bidang ilmu mereka. Sebagai contoh, mereka harus menantang siswa untuk belajar tidak hanya isi bidang ilmu tetapi juga keterampilan yang diperlukan dalam proses dan transfer informasi. Hal ini berdasarkan fakta yang diperoleh yaitu bahwa siswa yang memasuki dunia kerja saat ini kekurangan keterampilan berpikir tingkat tinggi, kemampuan mendiagnosis dan menyelesaikan masalah, kemampuan menerapkan keterampilan mereka terhadap masalah baru yang tidak familiar, dan kemampuan bekerja secara efektif dalam kelompok.

Dalam pembelajaran ekonomi, pengembangan kemampuan berpikir kritis didukung oleh pemerintah dalam Puskur Balitbang Depdiknas (2003) yang menyatakan bahwa tujuan dari mata pelajaran ekonomi di SMA yaitu supaya peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara.

2. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi.

3. Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggung jawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan negara

4. Membuat keputusan yang bertanggung jawab mengenai nilai-nilai sosial ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional.


(14)

4

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP

Kondisi ekonomi di lapangan yang sangat dinamis menuntut kita untuk lebih peka serta mengasah kemampuan berpikir kritis sehingga dapat menghadapi segala situasi.

Berpikir kritis dapat diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu. Meskipun ekonomi merupakan salah satu bagian dari rumpun ilmu sosial, namun konsep-konsep ekonomi bisa dibaca melalui pendekatan kuantitatif. Hal ini menimbulkan julukan untuk ilmu ekonomi yaitu sebagai eksaknya ilmu sosial. Oleh karena itu, keterampilan siswa dalam menggunakan alat bantu ekonomi yaitu matematika pun perlu dikembangkan.

Konsep berpikir kritis matematis dalam ilmu ekonomi muncul akibat penggunaan bahasa matematika dalam menginterpretasikan konsep-konsep ekonomi. Penggunaan bahasa matematika dalam ekonomi dapat diartikan sebagai penggunaan ekspresi verbal yang digantikan dengan simbol-simbol matematika sehingga penyampaian ide-ide dan konsep ekonomi bisa lebih efisien, lebih akurat dan lebih sistematis. Dengan bantuan matematika, seorang ahli ekonomi tidak hanya bisa memberikan gambaran terhadap suatu fenomena namun bisa juga membuktikannya secara autentik. Ilmu ekonomi sebagai ilmu sosial dengan tingkat ketidakpastian yang tinggi menjadi dapat dideskripsikan dan dapat diprediksi keterkaitannya secara sistematis antara satu konsep dengan konsep lainnya. Matematika membantu mendeskripsikan konsep-konsep ekonomi menjadi konsep yang logis dan sistematis.

Menurut Burton dalam Stacey (2008), berpikir matematis bersifat matematis bukan karena merupakan berpikir tentang matematika tetapi karena operasinya bergantung pada operasi-operasi matematis. Kunci mengenal dan menggunakan berpikir kritis matematis terletak pada menciptakan atmosfer yang membangun kepercayaan diri untuk bertanya, menantang dan merefleksikan karena merupakan pengakuan atas kebutuhan sejumlah asumsi, negosiasi pengertian, membuat pertanyaan, membuat dugaan, mencari pembenaran dan menyatakan argumen, mengecek dan memodifikasi, dan menyadari beberapa pendekatan berbeda. Kemampuan berpikir kritis dalam menggunakan alat bantu


(15)

5

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP

ekonomi yaitu matematika ini merupakan suatu topik yang sangat menarik untuk diteliti.

Dari penelitian awal di SMAN 23 Bandung di dapatkan frekuensi dan presentase jumlah siswa kelas XI yang mendapatkan nilai dari hasil tes kemampuan berpikir kritis pada mata pelajaran ekonomi pada tabel berikut ini:

Tabel 1.1

Frekuensi dan Presentasi Hasil

Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IPS

Mata Pelajaran Ekonomi SMAN 23 Bandung Tahun pelajaran 2012/2013 No. Rentang Nilai Tes

Kemampuan Berpikir Kritis

Frekuensi (orang)

Presentase (%)

1 85-100 2 6,67

2 75-84 4 13,33

3 65-74 2 6,67

4 55-64 6 20

5 54 kebawah 16 53,33

Jumlah 30 100

Sumber: Pra Penelitian, diolah.

Dari tabel di atas dapat dilihat hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran ekonomi di kelas XI IPS SMAN 23 Bandung menunjukkan masih berada pada rentang nilai yang sangat rendah. Uji coba dilakukan terhadap 30 orang siswa yaitu siswa kelas XI IPS. Hanya ada 2 orang siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 85-100 dengan presentase 6,67%, 4 orang siswa mendapatkan nilai pada rentang 75-84 dengan presentase 13,33%, siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 65-74 sebanyak 2 orang dengan presentase 6,67%, siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 55-64 sebanyak 6 orang dengan presentase 20%, sedangkan 16 orang siswa mendapatkan nilai pada rentang 54 kebawah dengan presentase sebesar 53,33% dan ini merupakan jumlah yang paling banyak.


(16)

6

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP

Rendahnya presentase nilai tes kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPS SMAN 23 Bandung dikarenakan siswa mengalami kesulitan dalam menguasai konsep-konsep ekonomi. Dari pengamatan di lapangan umumnya proses pembelajaran mata pelajaran ekonomi banyak yang menggunakan model pembelajaran konvensional sehingga kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberdayakan kemampuan berpikirnya untuk memecahkan masalah. Oleh karena itu, proses pembelajaran ekonomi yang selama ini dilaksanakan haruslah ditinjau kembali. Siswa harus dididik dan dilatih menggunakan kemampuan berpikir kritis untuk dapat menghubungkan konsep dasar dengan situasi yang sebenarnya di lapangan, sehingga dengan berpikir kritis juga siswa dapat dididik untuk lebih memilik sikap mental yang kuat.

Sehubungan dengan itu, maka upaya peningkatan kualitas proses belajar mengajar dalam pembelajaran ekonomi khususnya dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa merupakan suatu kebutuhan yang mendesak untuk dilakukan. Maka model pembelajaran yang direkomendasikan untuk menjadi solusi dari permasalahan rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa terutama dalam materi yang menggunakan aplikasi matematis adalah penggunaan model cooperative learning tipe TPS (Think Pair Share) dalam pembelajaran.

Metode ini dianggap menjadi sebuah metode yang kreatif dan inovatif dan bisa menjadi salah satu solusi yang efektif dalam pengembangan kemampuan berpikir kritis siswa. Penerapan model pembelajaran kooperatif ini dapat menunjang kegiatan belajar mengajar karena dapat memberikan kesempatan kepada siswa baik secara individu maupun kelompok untuk ikut aktif membahas suatu permasalahan.

Pemilihan model pembelajaran kooperatif tipe TPS ini cukup sederhana karena mudah dilaksanakan sehingga tidak memerlukan waktu yang begitu panjang namun dapat menstimulasi perkembangan keterampilan berpikir kritis siswa. Selain itu TPS juga mampu memotivasi siswa supaya saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diberikan oleh guru bersama teman sekelompoknya.


(17)

7

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP

Melihat pada latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang diberi judul “PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS), TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN EKONOMI (Studi Eksperimen pada Standar Kompetensi Memahami Konsumsi dan Investasi pada kelas X SMAN 23 Bandung)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah iuraikan diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada siswa kelompok eksperimen sebelum dan sesudah proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share)?

2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada siswa kelompok kontrol sebelum dan setelah proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match?

3. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi antara siswa kelompok eksperimen dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) dengan siswa kelompok kontrol yang menggunakan model pemebelajaran kooperatif tipe Make a Match?

1.3Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada siswa kelompok eksperimen sebelum dan sesudah proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share)?


(18)

8

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP

2. Untuk menganalisis perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada siswa kelompok kontrol sebelum dan sesudah proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match?

3. Untuk menganalisis perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran ekonomi antara siswa kelompok eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think

Pair Share) dengan siswa kelompok kontrol yang menggunakan model

pemebelajaran kooperatif tipe Make a Match?

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi kegunaan dalam penelitian ini adalah : 1. Secara Teoritis

a. Secara umum, penelitian ini memberikan sumbangan kepada dunia pendidikan dalam pengajaran mata pelajaran ekonomi, utamanya sebagai upaya peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan metode Think Pair Share.

b. Secara khusus hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai referensi untuk mengembangkan penelitian-penelitian sejenis, serta dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan pembelajaran ekonomi

c. Memberikan kontribusi wawasan tentang penelitian proses pembelajaran dalam kelas dan kinerja mengajar guru bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan, serta menumbuhkembangkan teori-teori yang sudah ada dalam pelaksanaan proses pembelajaran dalam kelas dan kinerja guru dalam mengajar.

2. Secara praktis

a. Bagi guru dapat dijadikan alternatif metode yang dapat menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang


(19)

9

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP

dikehendaki atau kondisi ideal dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas.

b. Bagi guru dapat meningkatkan kinerja dalam mengajar yang berimplikasi kepada prestasi belajar siswa.

c. Sebagai bahan informasi kepada guru ekonomi tentang keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

d. Memberikan masukan kepada guru ekonomi dalam menentukan metode mengajar yang tepat, yang dapat menjadi alternatif dalam mata pelajaran ekonomi

e. Memberikan informasi pada guru untuk lebih memacu keaktifan berpikir siswa dalam proses belajar mengajar

f. Memberikan sumbangan informasi untuk meningkatkan mutu pendidikan di SMA/MA.


(20)

47

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek dan Subjek Penelitian

Objek atau variabel dalam peneliatian ini adalah kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran ekonomi dengan Standar kompetensi Memahami Konsumsi dan Investasi yang menggunakan model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) tipe TPS (Think Pair Share). Sedangkan yang menjadi subjek dalam peneliatian ini adalah siswa-siswi kelas X.5 dan X.9 di SMAN 23 Bandung. Setelah peneliti melakukan penelitian di beberapa kelas, dipilihlah kelas X.9 sebagai kelompok kontrol yang dikenakan model pembelajaran cooperatif

learning tipe Make a Match dan kelas X.5 sebagai kelompok eksperimen yang

dikenakan tindakan atau perlakuan dengan model pembelajaran cooperative

learning tipe TPS (Think Pair Share)

3.2 Desain Penelitian

Metode merupakan suatu cara ilmiah yang dilakukan untuk mencapai maksud dan tujuan tertentu. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode penelitian eksperimen (experimental

research) yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk menilai pengaruh suatu

perlakuan/tindakan/treatment pendidikan terhadap tingkah laku siswa atau menguji hipotesis tentang ada atau tidaknya pengaruh tindakkan itu bila dibandingkan dengan tindakan lain. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan berbeda.

Sedangkan desain penelitian merupakan kerangka, pola, atau rancangan yang menggambarkan alur penelitian. Di dalamnya terdapat langkah-langkah yang menunjukkan suatu urutan kerja. Desain atau rancangan ini memungkinkan peneliti untuk menentukan langkah-langkah secara terarah dan efiisien. Desain


(21)

48

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP

Eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control

Group Design. Dengan pola desain di bawah ini:

Eksperimental 01 X 02

Control 03 04

Sumber: Louis Cohen, Lawrence Manion and Keith Morrison (2007:288) Keterangan :

01 : tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen 02 : tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok eksperimen

X : dikenakan treatment atau perlakuan dengan model pembelajaran TPS

(Think Pair Share)

- : tidak dikenakan treatment atau perlakuan

03 : tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol 04 : tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok kontrol

Dalam observasi dilakukan sebanyak 2 (dua) kali, yaitu sebelum eksperimen dan setelah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum penelitian disebut pre test (O1) sedangkan observasi yang dilakukan setelah perlakuan disebut post test (O2). Sedangkan penerapan metode TPS (Think Pair Share) di dalam kelas diterapkan sebanyak 3 (tiga) kali.

3.3 Teknik dan Alat Pengumpulan Data 1. Pretest (Tes Awal)

Pretest atau tes awal dilakukan pada awal penelitian dengan tujuan untuk

mengetahui dan mengukur pengetahuan siswa sebelum dilaksanaknnya eksperimen dengan menggunakan 2 (dua) metode pembelajaran pada kelas yang berbeda, yaitu model cooperative learning tipe TPS untuk kelas eksperimen dan model cooperative learning tipe Make a Match untuk kelas kontrol.

2. Posttest (Tes Akhir)

Posttest atau tes akhir dilakukan pada akhir penelitian dengan tujuan untuk


(22)

49

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP

dengan menggunakan 2 (dua) metode pemebelajaran di kelas yang berbeda, yaitu metode cooperative learning tipe TPS untuk kelas eksperimenn dan model cooperative learning tipe Make a Match untuk kelas kontrol.

3.4Prosedur Penelitian 3.4.1 Tahap Persiapan

Tahap persiapan dilakukan dengan melakukan penelitian awal di SMA Negeri 23 Bandung dan berdiskusi dengan guru ekonomi kelas X untuk memperoleh kejelasan mengenai hasil belajar siswa khususnya Kemampuan berpikir kritis siswa. Selanjutnya adalah menentukan kelas yang akan dikenakan tindakan atau perlakuan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terhadap seluruh kelas. Setelah dilakukan penelitian di beberapa kelas maka diperoleh kelas X.9 sebagai kelompok kontrol yang dikenakan model pembelajaran kooperatif tipe

Make a Match dan kelas X.5 sebagai kelompok eksperimen yang dikenakan

tindakan atau perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. 3.4.2 Tahap Penyususnan Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan instrument penelitian berupa tes kemampuan berpikir kritis pada pokok bahasan konsumsi, tabungan dan investasi, bentuk tes adalah pilihan ganda berjumlah 40 soal.

Instrument penelitian tersebut disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menentukan Rancangan pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terdapat

dalam silabus.

2. Membuat kisi-kisi instrument penelitian yang mencakup pokok bahasan, aspek soal, nomor soal, dan jumlah item soal.

3. Menyusun soal (instrument) berdasarkan kisi-kisi. 4. Membuat skenario pembelajaran.


(23)

50

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP

3.4.3 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan instrument pengumpul data yaitu, tes kemampuan berpikir kritis. Tes ini dikonstruksi dalam bentuk tes pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 40 butir soal. Setiap soal dibuat untuk menguji kemampuan berpikir kritis siswa terhadap konsep-konsep yang tercakup dalam pokok bahasan konsumsi, tabungan dan investasi. Tes ini dilakukan dua kali, yaitu pada saat pretest sebelum pokok bahasan konsumsi, tabungan dan investasi diajarkan, yang bertujuan untuk melihat kemampuan berpikir kritis awal siswa terhadap konsep-konsep konsumsi, tabungan dan investasi, dan pada saat posttest setelah pembelajarn dengan konsumsi, tabungan dan investasi selesai dilaksanakan, yang bertujuan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa sebagai hasil penerapan model pembelajaran yang diujicobakan.

3.4.4 Tahap Uji Coba Instrumen 3.4.4.1Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidann dari suatu instrument. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid memiliki validitas yang rendah. Dalam uji validitas ini digunakan teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus sebagai berikut:

  

2 2

2

 

2

xy

N XY X Y

r

N X X N Y Y

 

 

 

(Sugiyono, 2010:255)

Dimana:

rxy = Koefisen korelasi antara variabel X dan Y

X = Jumlah skor tiap item dari seluruh responden penelitian

Y = Jumlah skor total seluruh item dari keseluruhan responden penelitian


(24)

51

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP Y2 = Jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan

XY = Jumlah perkalian X dan Y N = Jumlah responden penelitian

Dalam hal ini nilai rxy diartikan sebagai koefisien korelasi sehingga kriterianya adalah:

Sampai 0,20 = validitas sangat rendah 0,20 – 0,40 = validitas rendah 0,40 – 0,70 = validitas sedang 0,70 – 0,90 = validitas tinggi

0,90 – 1,00 = validitas sangat tinggi

Untuk uji validitas masing-msing butir soal tes materi (X) yang menggunkan skor penilaian 0 dan 1, digunakan product moment, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengurutkan jawaban responden untuk masing-masing butir soal dari yang menjawab benar (1) ke yang menjawab salah (0). Untuk selanjutnya pada tabel, judul kolom,”nomor responden” menjadi “nomor urut”.

b. Menjumlahkan banyaknya responden yang menjawab benar (Xi).

c. Menjumlahkan besarnya skor masing-masing responden (Yi), yaitu jumlah yang menjawab benar untuk setiap responden dari seluruh nomor butir soal.

d. Menjumlahkan seluruh skor masing-masing responden skor total (Yi). e. Menghitung skor responden yang menjawab benar dari masing-masing

nomor butir soal (XiYi) dan menjumlahkannya  (XiYi).

f. Menghitung besarnya koefisien korelasi dengan product moment dengan angka kasar.

g.

  

2 2

2

 

2

xy

N XY X Y

r

N X X N Y Y

 

 

 


(25)

52

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP

3.4.4.2 Menghitung Reliabilitas Item

Tes reliabilitas adalah tes yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui apakah alat pengumpul data yang digunakan menunjukan tingkat ketepatan, tingkat keakuratan, kestabilan, dan konsistensi dalam mengungkapkan gejala dari sekelompok individu walaupun dilaksanakan pada waktu yang berbeda. Rumus yang dipakai berdasarkan rumus Spearman Brown, yaitu:

Sumber: Louis Cohen, Lawrence Manion and Keith Morrison (2007:506) dimana r adalah korelasi antara masing-masing setengah dari keseluruhan instrumen.

Tabel 3.2

Interpretasi Besarnya Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan Antara 0,800-1,000 Reliabilitas sangat tinggi Antara 0,600-0,800 Reliabilitas tinggi Antara 0,400-0,600 Reliabilitas cukup Antara 0,200-0,400 Reliabilitas rendah Antara 0,000-0,200 Reliabilitas sangat rendah

3.4.4.3 Uji Tingkat Kesukaran

Untuk menghitung tingkat kesukaran (TK) dari masing-masing butir soal tes dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menghitung jawaban yang benar per item soal b. Memasukkan ke dalam rumus

P =


(26)

53

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP

Keterangan:

P : indeks tingkat kesukaran item

B : jumlah siswa yang menjawab benar per item soal JS : jumlah seluruh siswa peserta

Indeks kesukaran (P) diklasifikasikan sebagai berikut: P 0,00 sampai dengan 0,30 = soal sukar

P 0,31 sampai dengan 0,70 = soal sedang P 0,71 sampai dengan 1,00 = soal mudah

(Suharsimi Arikunto,2006:211) 3.4.4.4 Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dalam membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang mempunyai kemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda soal disebut dengan Indeks Diskriminasi (D).

Suharsimi Arikunto menjelaskan :

a. Untuk kelompok kecil seluruh kelompokk test dibagi dua sama besar, 50% kelompok atas (JA) dan 50% kelompok bawah (JB).

b. Untuk kelompok besar biasanya hanya diambil kedua kutubnya saja, yaitu 27% skor teratas sebagai kelompok atas (JA) dan 27% skor terbawah sebagai kelompok bawah (JB).

Daya pembeda ini digunakan untuk menganalisis data hasil uji coba instrument penelitian dalam hal tingkat perbedaan setiap butir soal, dengan menggunakan rumus:

D =

-

(Suharsimi Arikunto,2006:213) Keterangan :

D : daya pembeda

JA : banyaknya peserta kelompok atas JB : banyaknya peserta kelompok bawah


(27)

54

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP

BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

PA=

: proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PA =

: proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Tabel 3.3

Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal

Daya Pembeda Kriteria

D : 0,00-0,20 Jelek (poor)

D : 0,20-0,40 Cukup (statistactory)

D : 0,40-0,70 Baik (good)

D : 0,70-1,00 Baik sekali (excellent) D : negative Semuanya tidak baik Sumber : Suharsimi Arikunto (2006:218)

3.5 Analisis Data 3.5.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat bahwa data yang diperoleh tersebar secara normal atau tidak. Pengujian ini menggunakan tes kecocokan Chi-Kuadrat yaitu langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Membuat distribusi frekuensi 1) Menentukan rentang

R = skor tertingTPS-skor terendah

2) Menentukan banyaknya kelas interval (k) K = 1 + 3,3 log n

3) Menentukan panjang interval (P)


(28)

55

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP

4) Memasukkan data skor ke dalam table berikut:

X Fi Xi Fi.xi (xi-x) Fi(xi-x)2

5) Menghitung rata-rata skor dengan rumus :

x =  

6) Menghitung standar deviasi dengan rumus

S =

2. Menguji normalitas dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menentukan batas kelas interval (L), yaitu dengan acra nilai ujung bawah kelas interval – 0,5 da ujung kelas interval di tambah 0,5.

2) Mentransformasikan batas kelas interval ke dalam bentuk normal standar (Z) dengan rumus :

Z =

3) Menghitung luas kelas interval (L)

L kelas interval dihitung dengan menggunakan standar Z yaitud engan acra Za-Zb.

4) Menghitung frekuensi yang diharapkan (Ei)

Frekuensi yang diharapkan dihitung dengan rumus : Ei = L x N

Dimana:

Ei : frekuensi yang diaharapkan I : luas kelas interval

N : jumlah data

5) Menghitung Chi-Kuadrat dengan rumus:

x2 =  

6) Menentukan derajat kebebasan dengan rumus : Dk=k-3


(29)

56

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP

7) Menentukan nilai Chi Kuadrat pada daftar nilai x2 ditentukan pada α = 0,05 dan dk=k-3

8) Menentukan criteria uji normalitas

Jika x2 hitung < x2 tabel maka data terdiistribusi normal dan jika diluar kriteria tersebut maka data tidak terdistribusi normal.

3.5.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dua buah varians dilakukan untuk mengetahui apakah kedua populasi mempunyai varians yang homogeny atau heterogen. Tes uji homogenitas dua buah varians ini dilakukan bila dua kelompok data ternyata berdistribusi normal. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Menentukan varians data penelitian 2. Menghitung nilai F dengan rumus

F = S2 b S2 k

Dimana :

F : nilai terbesar uji homogenitas S2 b : varians terbesar

S2 k : varians terkecil

(Sudjana, 1996:249) 3. Menentukan derajat kebebasan (dk) dengan rumus :

Dk1 = n1– 1 dan dk2 = n2-1

4. Menentukan nilai uji homogenitas daftar nilai F pada taraf signifikansi 0,05 dengan dk1 = dk2

5. Menentukan criteria pengujian homogenitas.

Jika F hitung < F tabel maka data terdistribusi homogeny dan jika di luar kriteria tersebut maka data tidak terdistribusi homogen.


(30)

57

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP

3.5.3 Uji t

Untuk menguji hasil eksperimen yaitu menggunakan tes awal dan tes akhir maka digunakan uji t sebagai berikut:

t =

keterangan :

X1 : mean kelompok eksperimen X2 : mean kelompok kontrol S12 : varians kelompok eksperimen S22 : varians kelompok kontrol N1 : jumlah kelompom eksperimen N2 : jumlah kelompok kontrol

(Sudjana,1996:241)

Dimana Ho kita terima jika –t 1-1/2a < t < t1-1/2a atau –t tab < t hitung < t table dengan –t1-1/2a didapat dari daftar distribusi t dengan peluang (1-1/2a) dan dk=(n1+n2-2) dalam hal lainnya Ho ditolak.(Sudjana, 1996: 259).

Pengujian Hipotesis: Ho = terdapat perbedaan H1 = tidak terdapat perbedaan

Pengolahan data secara garis besar dilakukan dengan menggunakan bantuan pendekatan secara hierarkhi statistik. Data primer hasil tes siswa sebelum dan sesudah perlakuan, dianalisis dengan cara membandingkan skor tes awal dan tes akhir. Peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus faktor gain <g> yang dikembangkan oleh Hake (1999) dengan rumus:

pre maks

pre post

S S

S S g

 


(31)

58

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP

Keterangan :

Spost = skor tes akhir Spre = skor tes awal Smaks = skor maksimum

Kriteria:

Tabel 3.5

Kriteria Gain Normalisasi <g> Kriteria

g ≥ 0,7

0,3  g < 0,7

g < 0,3

Tinggi Sedang Rendah

Pengolahan data rata-rata skor gain dinormalisasi dianalisis secara statistik dengan menggunakan software Microsoft Office Excel 2010


(32)

79

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) untuk meningkatkan keterampilan berpikir Kritis siswa SMAN 23 Bandung diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada kelas eksperimen. Artinya dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran ekonomi.

2. Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match pada kelas kontrol. Artinya dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Make a Match dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada

pembelajaran ekonomi.

3. Peningkatan kemampuan berpikir siswa pada siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a

Match. Dengan demikian, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis yang

lebih baik dibandingkan model kooperatif tipe Make a Match.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dirumuskan dan gejala-gejala yang diamati pada saat proses pembelajaran, maka sebagai salah satu inovasi dalam pendidikan model pembelajaran cooperative learning tipe Think Pair Share baik untuk dilaksanakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Khususnya dalam model pembelajaran ekonomi, oleh karena itu dapat disampaikan saran sebagai berikut


(33)

80

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP

1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dapat digunakan sebagai suatu alternatif pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif dan komunikatif dalam mengemukakan ide-idenya serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa. Namun terdapat kendala dalam menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share adalah masalah pengkondisian siswa agar dapat mengikuti tahapan model pembelajaran koopertaif tipe Think

Pair Share. Kemudian keterbatasan waktu di kelas, untuk menerapkan model

pembelajaran ini disarankan guru harus memiliki waktu yang cukup luas di kelas.

2. Pihak pengambil kebijakan hendaknya melakukan uji coba yang lebih luas mengenai penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe Think Pair

Share, sehingga diperoleh informasi tentang kelebihan dan keterandalannya.

3. Pihak pengembang model pembelajaran cooperative learning tipe Think Pair

Share hendaknya melakukan penyempurnaan dalam menggunakan atau

menerapkan model pembelajaran di sekolah sehingga lebih mudah untuk diimplementasikan di sekolah.

4. Materi pembelajaran ekonomi yang diadaptasi dalam penelitian ini adalah Standar Kompetensi Memahami Konsumsi dan Investasi yang merupakan materi yang sarat dengan penggunaan matematika sebagai alat bantu dalam penginterpretasian konsep-konsep ekonomi. Oleh karena itu, diharapkan peneliti selanjutnya dapat menerapkan model Cooperative Learning tipe Think

Pair Share ini dalam ragam materi lainnya dalam mata pelajaran ekonomi.

5. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengukur kemampuan berpikir kritis dengan alat tes kemampuan berpikir kritis yang lebih relevan dan akurat.


(34)

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2009). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Anderson, J.A (2003). Critical Thinking Across the Disciplines. Makalah pada Faculty Development Seminar in New York City Collage of Technology, New York.

Appelbaum, P. (2004). Critical Thinking and Learning. [online]. Tersedia: http://www.w3.org/TR/REC-htm140

Atkinson and Hilgard (1986). Introduction to Psychology. Wadsworth

Aunurrahman, (2009), Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta

Baharudin, Esa Nur, (2010), Teori Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: Ar-ruz Media

Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Cohen, Louis, Lawrence Manion and Keith Morrison. (2007). Reasearch Methods

in Education; sixth edition. Taylor & Francis e-Library.

Dalyono .(1997). Psikologi pendidikan komponen MKDK. Jakarta : Rineka Cipta

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Standar Kompetensi Mata Pelajaran

Ekonomi SMA & MA. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas

Djamarah, syaiful Bahri. (2009). Psikologi belajar. Jakarta :Rineka Cipta

Edi Hidayat. 2009. Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematika dan

Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama dengan Menggunakan Pendekatan Matematika Realitik. Tesis pada SPs UPI

Bandung: Tidak diterbitkan

Ennis. 1996. Critical Thinking.

Fahinu. (2007). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kemandirian

Belajar Matematika pada Mahasiswa melalui Pembelajaran Generatif.

Disertasi pada SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Filsaime, D.K (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta: Prestasi Pustaka.


(35)

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP

Hassoubah, Z I (2004). Depeloving Creative and Critical Thinking Skill (Cara

Berpikir Kreatif dan Kritis). Bandung: Yayasan Nuansa Cendikia.

Hergenhahn, B. R & Matthew H Olson. (2009). Theories of Learning. Jakarta: Kencana.

Innabi, H (2003). Assessing Critical Thinking in Secondary School Instruction for

Accountability: A Need for Rubrics. Tersedia:

http:www.eric.ed.gov/ERICWebPortal/recordDetail?accno=EJ748199.

Isjoni. (2010). Cooperative Learning: Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.

Lie, Anita. (2004). Cooperative Learning Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Grasindo.

Mcclelland David C. (1987) Memacu masyarakat berprestasi mempercepat laju

pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan motif berprestasi. Jakarta :

Intermedia

Pape, S. J. Et al. (2003). “Developing Mathematical Thinking and Self-Regulated

Learning: Teaching Experiment in Seventh-Grade Mathematich

Classroom.” Journal Eduction Studies in Mathematics. 53. 179-202.

Paris, S. G. Dan Winograd, P. (2004). The Role of Self-Regulated Learning in

Contextual Teaching: Principles and Practices for Teacher Preparation.

Tersedia: http://www.ciera.org/library/archive/200104/0104parwin.htm

Sagala, Syaiful. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Slavin, Robert E. (2011). Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktek. Bandung: Nusa Media

Solihatin, Etin dan Raharjo. (2009). Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.

Stacey, K. 2008. What is Mathematical Thinking and Why is it Important?.

Psychology of Mathematics Education. Tersedia: http://

marsigitpsiko.blogspot.com/

Suhartini, Dewi. (2002). Minat Siswa Terhadap Topik-Topik Mata Pelajaran

Sejarah Dan Beberapa Faktor Yang Melatarbelakanginya. Tesis. PPS


(36)

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP

Sukmadinata, N. S. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Yayasan Kusuma Karya.

Sumarmo, U. (2005). Pengembangan Berpikir Matematik Tingkat Tinggi Siswa

SLTP dan SMU serta Mahasiswa Strata Satu (S1) melalui Berbagai Pembelajaran. Laporan Penelitian Lemlit UPI: Tidak Diterbitkan.

Syah, Muhibin. (2012). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sutikno, sobry. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Prospect

Syamsudin, A. (2004). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya

Syaodih.N.Sukmadinata. (2005). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.

Terry, George R. (2006). Asas-asas Menejemen. Bandung: P.T Alumni

Artikel:

Anonim. http://id.scribd.com/doc/45008160/Manfaat-Matematika-Pada-Bidang-Ekonomi-Dalam-Kehidupan-Sehari-hari-John-Tompodung-Stie-Jb

Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Level Thinking) dalam

http://idarianawaty.wordpress.com/2011/08/10/berpikir-tingkat-tinggi-higher-order-thinking/)

Pranahta dalam http:∕∕ puslit.petra.ac.id∕journals∕interior∕.

Ruggerio, Vincent Ryan. (1998). Beyond Feelings: a Guide to Critical Thinking;

eight edition.

Thomas, Thorne & Small (2001) dalam http://www.cdl.org/resource-library/articles/HOT.php?type=subject&id=18


(1)

58

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN EKONOMI

Keterangan :

Spost = skor tes akhir Spre = skor tes awal Smaks = skor maksimum Kriteria:

Tabel 3.5

Kriteria Gain Normalisasi

<g> Kriteria

g ≥ 0,7

0,3  g < 0,7

g < 0,3

Tinggi Sedang Rendah

Pengolahan data rata-rata skor gain dinormalisasi dianalisis secara statistik dengan menggunakan software Microsoft Office Excel 2010


(2)

79

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN EKONOMI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) untuk meningkatkan keterampilan berpikir Kritis siswa SMAN 23 Bandung diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada kelas eksperimen. Artinya dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran ekonomi.

2. Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match pada kelas kontrol. Artinya dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Make a Match dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada

pembelajaran ekonomi.

3. Peningkatan kemampuan berpikir siswa pada siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a

Match. Dengan demikian, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis yang

lebih baik dibandingkan model kooperatif tipe Make a Match.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dirumuskan dan gejala-gejala yang diamati pada saat proses pembelajaran, maka sebagai salah satu inovasi dalam pendidikan model pembelajaran cooperative learning tipe Think Pair Share baik untuk dilaksanakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Khususnya dalam model pembelajaran ekonomi, oleh karena itu dapat disampaikan saran sebagai berikut


(3)

80

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN EKONOMI

1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dapat digunakan sebagai suatu alternatif pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif dan komunikatif dalam mengemukakan ide-idenya serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa. Namun terdapat kendala dalam menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share adalah masalah pengkondisian siswa agar dapat mengikuti tahapan model pembelajaran koopertaif tipe Think

Pair Share. Kemudian keterbatasan waktu di kelas, untuk menerapkan model

pembelajaran ini disarankan guru harus memiliki waktu yang cukup luas di kelas.

2. Pihak pengambil kebijakan hendaknya melakukan uji coba yang lebih luas mengenai penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe Think Pair

Share, sehingga diperoleh informasi tentang kelebihan dan keterandalannya.

3. Pihak pengembang model pembelajaran cooperative learning tipe Think Pair

Share hendaknya melakukan penyempurnaan dalam menggunakan atau

menerapkan model pembelajaran di sekolah sehingga lebih mudah untuk diimplementasikan di sekolah.

4. Materi pembelajaran ekonomi yang diadaptasi dalam penelitian ini adalah Standar Kompetensi Memahami Konsumsi dan Investasi yang merupakan materi yang sarat dengan penggunaan matematika sebagai alat bantu dalam penginterpretasian konsep-konsep ekonomi. Oleh karena itu, diharapkan peneliti selanjutnya dapat menerapkan model Cooperative Learning tipe Think

Pair Share ini dalam ragam materi lainnya dalam mata pelajaran ekonomi.

5. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengukur kemampuan berpikir kritis dengan alat tes kemampuan berpikir kritis yang lebih relevan dan akurat.


(4)

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2009). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Anderson, J.A (2003). Critical Thinking Across the Disciplines. Makalah pada Faculty Development Seminar in New York City Collage of Technology, New York.

Appelbaum, P. (2004). Critical Thinking and Learning. [online]. Tersedia: http://www.w3.org/TR/REC-htm140

Atkinson and Hilgard (1986). Introduction to Psychology. Wadsworth Aunurrahman, (2009), Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta

Baharudin, Esa Nur, (2010), Teori Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: Ar-ruz Media

Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Cohen, Louis, Lawrence Manion and Keith Morrison. (2007). Reasearch Methods

in Education; sixth edition. Taylor & Francis e-Library.

Dalyono .(1997). Psikologi pendidikan komponen MKDK. Jakarta : Rineka Cipta Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Standar Kompetensi Mata Pelajaran

Ekonomi SMA & MA. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas

Djamarah, syaiful Bahri. (2009). Psikologi belajar. Jakarta :Rineka Cipta

Edi Hidayat. 2009. Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematika dan

Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama dengan Menggunakan Pendekatan Matematika Realitik. Tesis pada SPs UPI

Bandung: Tidak diterbitkan Ennis. 1996. Critical Thinking.

Fahinu. (2007). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kemandirian

Belajar Matematika pada Mahasiswa melalui Pembelajaran Generatif.

Disertasi pada SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Filsaime, D.K (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta: Prestasi Pustaka.


(5)

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hassoubah, Z I (2004). Depeloving Creative and Critical Thinking Skill (Cara

Berpikir Kreatif dan Kritis). Bandung: Yayasan Nuansa Cendikia.

Hergenhahn, B. R & Matthew H Olson. (2009). Theories of Learning. Jakarta: Kencana.

Innabi, H (2003). Assessing Critical Thinking in Secondary School Instruction for

Accountability: A Need for Rubrics. Tersedia:

http:www.eric.ed.gov/ERICWebPortal/recordDetail?accno=EJ748199. Isjoni. (2010). Cooperative Learning: Efektifitas Pembelajaran Kelompok.

Bandung: Alfabeta.

Lie, Anita. (2004). Cooperative Learning Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Grasindo.

Mcclelland David C. (1987) Memacu masyarakat berprestasi mempercepat laju

pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan motif berprestasi. Jakarta :

Intermedia

Pape, S. J. Et al. (2003). “Developing Mathematical Thinking and Self-Regulated

Learning: Teaching Experiment in Seventh-Grade Mathematich

Classroom.” Journal Eduction Studies in Mathematics. 53. 179-202.

Paris, S. G. Dan Winograd, P. (2004). The Role of Self-Regulated Learning in

Contextual Teaching: Principles and Practices for Teacher Preparation.

Tersedia: http://www.ciera.org/library/archive/200104/0104parwin.htm Sagala, Syaiful. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Slavin, Robert E. (2011). Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktek.

Bandung: Nusa Media

Solihatin, Etin dan Raharjo. (2009). Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.

Stacey, K. 2008. What is Mathematical Thinking and Why is it Important?.

Psychology of Mathematics Education. Tersedia: http://

marsigitpsiko.blogspot.com/

Suhartini, Dewi. (2002). Minat Siswa Terhadap Topik-Topik Mata Pelajaran

Sejarah Dan Beberapa Faktor Yang Melatarbelakanginya. Tesis. PPS


(6)

Vika Aprianti, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sukmadinata, N. S. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Yayasan Kusuma Karya.

Sumarmo, U. (2005). Pengembangan Berpikir Matematik Tingkat Tinggi Siswa

SLTP dan SMU serta Mahasiswa Strata Satu (S1) melalui Berbagai Pembelajaran. Laporan Penelitian Lemlit UPI: Tidak Diterbitkan.

Syah, Muhibin. (2012). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sutikno, sobry. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Prospect

Syamsudin, A. (2004). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya Syaodih.N.Sukmadinata. (2005). Landasan Psikologi Proses Pendidikan.

Bandung: Rosda Karya.

Terry, George R. (2006). Asas-asas Menejemen. Bandung: P.T Alumni

Artikel:

Anonim. http://id.scribd.com/doc/45008160/Manfaat-Matematika-Pada-Bidang-Ekonomi-Dalam-Kehidupan-Sehari-hari-John-Tompodung-Stie-Jb Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Level Thinking) dalam

http://idarianawaty.wordpress.com/2011/08/10/berpikir-tingkat-tinggi-higher-order-thinking/)

Pranahta dalam http:∕∕ puslit.petra.ac.id∕journals∕interior∕.

Ruggerio, Vincent Ryan. (1998). Beyond Feelings: a Guide to Critical Thinking;

eight edition.

Thomas, Thorne & Small (2001) dalam http://www.cdl.org/resource-library/articles/HOT.php?type=subject&id=18


Dokumen yang terkait

Pengaruh model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah : kuasi eksperimen di smp pgri 2 ciputat

0 11 202

Perbandingan hasil belajar biologi dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative learning tipe group investigation (GI) dan think pair share (TPS)

1 5 152

Penerapan model pembelajaran cooperative teknik think pair square (Tps) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VIII H di Mts pembangunan uin Jakarta

0 15 161

PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS)

2 35 47

PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS)

0 12 47

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) DIPADUKAN DENGAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

0 10 141

PENGARUHPENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK THINK PAIR SHARE (TPS)TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN EKONOMI.

0 1 39

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA.

1 1 40

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN BERBANTUAN GAME DI SMK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 3 46

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SISWA SD.

0 0 44