Perbandingan antar Realisasi Kinerja dengan Capaian Kinerja Tahun Sebelumnya Analisis Keberhasilan Pencapaian Kinerja

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA BARAT 60 Selama Tahun 2015 telah dilakukan pemeriksaaan terhadap pelanggaran tindak pidana perikanan di Perairan Sumatera Barat dan Pantai Barat Sumatera Barat, dimana jumlah kapal yang diperiksa sebanyak 443 baik yang diperiksa dilaut maupun diperairan umum. Pelanggaran yang dilihat adalah pelanggaran alat dan kapal penangkap ikan, pelanggaran terhadap ketidak sesuaian izin dan daerah penangkapan, serta pelanggaran administrasi dimana yang dilihat adalah kelengkapan surat-surat yang di perlukan. Dari 443 kapal yang diperiksa, kebanyakan adalah pelanggaran administrasi yaitu dokumen yang dimiliki tidak lengkap sebanyak 258 kapal 58,24. Dengan demikian tingkat pelanggaran yang ditemui lebih sedikit dari yang ditargetkan yaitu 73. Dari hasil pemeriksaan dan pengawasan yang dilakukan baik di laut maupun di perairan umum, dapat dikatakan bahwa kasus illegal fishing yang ditemukan berkurang dari tahun sebelumnya dimana pada tahun 2013 kasus illegal fishing yang ditemukan sebesar 77,93, tahun 2014 kasus illegal fishing yang ditemukan sebesar 64,47 dan tahun 2015 kasus illegal fishing yang ditemukan sebesar 58,24 maka dapat dikatakan bahwa kasus illegal fishing semakin berkurang.

2.1.2 Perbandingan antar Realisasi Kinerja dengan Capaian Kinerja Tahun Sebelumnya

Capaian Indikator Kasus Ilegal fishing jika dibandingkan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 akan memperlihatkan hasil sebagaimana tabel berikut : Tabel 3.4. Hasil Pengukuran Pencapaian Target Indikator Kinerja Sasaran 1 Tahun 2011 -2015 No. Indikator Kinerja 2011 2012 2013 2014 2015 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian 1. - Kasus Illegal Fishing yang ditemukan - 84,62 - - 80,12 - - 77,93 - 75 64,47 114,04 73 58,24 120,22 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA BARAT 61 Karena adanya perubahan indikator dari tahun lalu, maka dari tabel di atas tidak dapat dilihat capaian kinerja sasaran dan tidak dapat dibandingkan antara tahun 2014 dengan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan, karena kasus ilegal fishing belum menjadi indikator sasaran maka tidak ada data target pada tahun 2011 sampai tahun 2013. Tetapi walaupun tidak ada data targetnya, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat, mempunyai data tentang realisasi kasus ilegal fishing di Sumatera Barat setiap tahunnya. Sehingga dari tabel di atas, dapat dilihat adanya penurunan persentase kasus illegal fishing jika dibandingkan dari tahun 2011 sampai 2014. Pada tahun 2014 dari target 75, ternyata tingkat pelanggaran pada tahun 2014 hanya ditemui sebesar 64,47 persen adapaun kasus illegal fishing yang ditemukan dengan target 73 ternyata tingkat pelanggaran yang ditemui pada tahun 2015 sebesar 58,24 Sangat Baik bias dilihat pada grafik 3,1. dibawah ini : Grafik 3.1.

2.1.3 Analisis Keberhasilan Pencapaian Kinerja

Keberhasilan pencapaian kinerja untuk indikator kasus ilegal fishing yaitu sebesar 120,22 hal ini adalah karena upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat yaitu: a. Pembinaan kepada nelayan b. Melakukan sosialisasi aturan perundang-undangan di bidang perikanan yaitu sosialisasi UU 31 Tahun 2014 tentang peraturan perubahan UU 45 dan Permen PP No.22men2011 tentang jalur penangkapan ikan dan penumpukan alat penangkapan ikan dan alat bantu penangkapan ikan di wilayah NKRI c. Operasi pengawasan laut dan perairan umum d. Melakukan Sosialisasi Perizinan penangkapan ikan dan koordinasi tentang perizinan usaha perikanan dengan Kabkota e. Melakukan koordinasi dengan KabKota wilayah pesisir DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA BARAT 62 f. Meningkatnya SDM masyarakat kelompok pangan Pelaksanaan konkrit dilapangan adalah dengan Program Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengawasan dan pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan. Dimana kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan adalah melalui kegiatan APBD seperti: 1. operasional pengawasan secara terpadu dengan mengikut sertakan instansi terkait diperairan umum maupun pengawasan dilaut seperti angkatan laut, pol air, PPNS dll. Dalam operasional pengawasan ini hal – hal yang dilakukan adalah mengawasi kapal-kapal besar yang melakukan penangkapan di wilayah yang bukan menjadi zonanya, kapal-kapal yang melakukan penangkapan dengan alat-alat dan bahan yang dapat merusak lingkungan, serta kapal- kapal yang tidak memiliki dokumensurat-surat seperti SIUP,SIPI,SIKPI dll yang belum lengkap. Kegiatan pengawasan di atas dilakukan untuk meningkatkan kesadaran pelaku usaha perikanan baik nelayan maupun pengusaha perikanan akan pentingnya pengurusan dokumen-dokumen kapal dalam melakukan operasional penangkapan ikan dan pentingnya pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Disamping itu juga untuk mengurangi kegiatan yang merusak sumberdaya kelautan dan perikanan serta kasus illegal fishing, dilakukan kegiatan peningkatan kapasitas SDM masyarakat nelayan yang telah terbentuk melalui kelompok – kelompok masyarakat pengawas POKMASWAS dimana telah dilakukan forum koordinasi Pokmaswas tingkat Provinsi Sumatera Barat pada tanggal 22 April 2015 dan 29 April 2015 yang diikuti oleh 35 orang peserta yang berasal dari Pokmaswas se Sumatera Barat dan dilaksanakan pertemuan peningkatan kerjasama antar aparat penegak hukum dalam peningkatan pengawasan SDKP pada tanggal 16 Mei 2015 di Kab. Pesisir Selatan. Tanggal 13 Mei 2015 di Kota Pariaman, tanggal 19 Mei 2015 di Mentawai dan tanggal 28 Mei di Kab. Pasaman Barat serta dilaksanakan pelatihan selam dalam peningkatan pengawasan SDKP tanggal 27 Julisd 1 Agustus 2015 di Kolam Teratai dan Pulau Pasumpahan Padang diikuti oleh 7 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA BARAT 63 personil dengan hasil meningkatnya ketrampilan SDM pengawas perikanan dalam penyelamatan sumber daya kelautan dan perikanan. Wilayah pesisir pantai Sumatera Barat merupakan wilayah yang sangat rawan dengan bencana baik gempa bumi, tsunami, mapun akibat degradasi pantai yang kerap terjadi karena ulah manusia sendiri, maka peningkatan kesiapsiagaaan dalam menghadapi bencana sangat diperlukan.. Dari program dan kegiatan yang dilaksanakan untuk pencapaian sasaran ini maka dampak yang terlihat adalah meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengurus izin penangkapan sehingga makin tertibnya administrasi nelayan dalam menangkap ikan sehingga Sumber Daya Kelautan dan Perikanan di Sumatera Barat tetap terjaga dari kegiatan-kegiatan yang merusak, Sumber Daya Kelautan dan Perikanan dapat dimanfaatkan secara optimal. Selain itu juga dirasakan adanya peningkatan kesadaran kelompok masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian SDKP, hal ini dapat dilihat dari terpilihnya Kelompok Masyarakat Pengawas Pokmaswas Batu Hampu dari Kab. Tanah Datar menjadi Juara Pokmaswas Tingkat Provinsi Sumatera Barat dan menjadi Juara Harapan I dalam Lomba PokmaswasTingkat Nasional.

2.1.4 Analisis Efiensi Penggunaan Sumber Daya.