i
1.2 Pokok Masalah
Didalam terminal banyak kegiatan-kegiatan tertentu yang dilakukan, terkadang secara bersamaan, dan terkadang secara pararel, dengan berbagai
kepentingan dan bermacam-macam komponen yang saling berinteraksi. Dari berbagai komponen tersebut, diantaranya yang sering dijumpai adalah
interaksi antara calon penumpang bus dan bus itu sendiri, yang berkaitan dengan waktu bus mencari penumpang didalam terminal karena dirasakan oleh calon
penumpang bus waktunya terlalu lama. Akan tetapi disisi operator awak kendaraan waktu tersebut kurang
mencukupi bila dikaitkan dengan jumlah calon penumpang yang akan diangkut, sehingga hal yang sering dilakukan oleh operator adalah masuk terminal lagi
setelah keluar terminal atau menunggu untuk mencari penumpang diluar terminal dilokasi yang dirasa merupakan konsentrasi penumpang. Hal ini berakibat
menurunnya fungsi terminal, karena banyak tumbuh pangkalan-pangkalan liar baik didalam maupun diluar sekitar terminal
Ga m b a r 2
P ETA J ARI N GAN J AL AN
P ROP I N SI J A WA TEN GA H
PEMERINTAH KOTA TEGAL
DINAS PERHUBUNGAN, PARIWISATA, DAN SENI BUDAYA
TATARAN TRANSPORTASI LOKAL CV. PRIMA CIPTA KARSA
SEMARANG prima
c i p t a karsa
Sumber : Bappeda Kota Tegal Tahun 2006
i Gambar 1.2
PETA LOKASI TERMINAL KOTA TEGAL
Sumber : Bappeda Kota Tegal Tahun 2006
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan kesesuaian waktu antara calon penumpang bus dan operator bus sehingga akan menjamin operasional terminal
berjalan secara tertib dan teratur dengan demikian fungsi terminal akan lebih optimal.
1.3 Studi Kasus
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui kesesuaian waktu antara calon penumpang bus dengan operator bus sehingga menjamin operasional terminal
Tegal berjalan secara tertib dan teratur.
i
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mencoba untuk mengetahui faktor-faktor penentu atau kreteria penentuan waktu tunggu operator dan calon penumpangnya
sehingga didapat kesesuaian waktu, dengan demikian diharapkan pemanfaatan fungsi terminal lebih optimal, serta terjaminnya kelayakan usaha angkutan.
1.5 Batasan Masalah