20
selama pengelasan. Dengan kemajuan ini maka sifat mampu las dari paduan aluminium menjadi lebih baik lagi.
2.3 Cacat Pada las
Jenis Cacat Permukaan Las: 1.
Lubang Jarum Pin Hole Sebab: Terbentuk gas di dalam bahan las sewaktu pengelasan akibat
kandungan belerang dalam bahan. Akibat: Kemungkinan bocor di lokasi cacat.
Penanggulangan: Gouging 100 di lokasi cacat dan perbaiki sesuai WPS asli. Cacat lubang jarum ditunjukkan pada
gambar 2.6.
Gambar 2.6 Lubang jarum. Sumber: Sri Widharto, 2007
2. Percikan Las Spatter
Sebab: Elektrode lembab, kampuh kotor, angin kencang, lapisan galvanisir, ampere capping terlalu tinggi.
Akibat: Tampak jelek, mengalami karat permukaan. Penanggulangan: Cukup dibersihkan dengan pahat. Pembersih
dengan gerinda tidak boleh mengingat akan
Universitas Sumatera Utara
21
memakan bahan induk. Cacat percikan las ditunjukkan pada gambar 2.7.
Gambar 2.7 Percikan las. Sumber: Sri Widharto, 2007
3. Retak Crack
Sebab: Tegangan di dalam material, penggetasan pada bahan dan daerah terimbas panas, karat tegangan, bahan tidak cocok
dengan kawat las, pengelasan tanpa perlakuan panas yang benar.
Akibat: Fatal. Penanggulangan: Diselidiki dulu sebabnya, setelah diketahui baru
ujung-ujung retak dibor dan bagian retak digouging dikikis 100 kemudian diisi dengan
bahan yang cocok sesuai dengan WPS. Jika sebabnya adalah ketidakcocokan materil atau
retak berada di luar kampuh, maka seluruh sambungan las berikut bahannya diganti. Cacat
retak ditunjukkan pada gambar 2.8.
Universitas Sumatera Utara
22
Gambar 2.8 Retak. Sumber: Sri Widharto, 2007
4. Keropos Porosity
Sebab: Lingkungan las lembab atau basah, kampuh kotor, angin berhembus dipermukaan las, lapisan galvanis, salah jenis
arus, salah jenis polaritas, ampere capping terlalu besar. Akibat: Melemahkan sambungan, tampak buruk, mengawali karat
permukaan. Penanggulangan: Cacat digerinda hingga hilang kemudian dilas isi
sesuai WPS. Cacat keropos ditunjukkan pada gambar 2.9.
Gambar 2.9 Keropos. Sumber: Sri Widharto, 2007
Universitas Sumatera Utara
23
5. Muka Cekung Concavity
Sebab: Tukang las terlalu cepat selesai, amper capping terlalu tinggi, kecepatan las capping terlalu tinggi, elektroda terlalu kecil,
bukaan sudut kampuh terlalu besar. Akibat: Melemahkan sambungan, mengawali karat permukaan,
dapat terjadi keretakan akibat tegangan geser. Penanggulangan: Cukup di sempurnakan bentuk capping dan sedikit
penguat reinforcement. Cacat muka cekung ditunjukkan pada gambar 2.10
Gambar 2.10 Muka cekung. Sumber: Sri Widharto, 2007
6. Longsor Pinggir Undercut
Sebab: Suhu metal terlalu tinggi, ampere capping terlalu tinggi. Akibat: Melemahkan sambungan, mengawali karat permukaan.
Penanggulangan: Cukup diisi dengan stringer saja. Undercut yang tajam seperti takik, dilarang harus segera
diperbaiki karena dapat menyebabkan keretakan notch. Cacat longsor pinggir ditunjukkan pada
gambar 2.11.
Universitas Sumatera Utara
24
Gambar 2.11 Longsor Pinggir. Sumber: Sri Widharto, 2007
7. Penguat berlebihan Excessive Reinforcement
Sebab: Elektrode terlalu rapat, kecepatan capping terlalu rendah, ampere capping terlalu rendah, suhu metal terlalu dingin.
Akibat: Diragukan fusi dan kekuatannya, perlu diuji ultrasonik proba sudut angle probe, jika ternyata fusi tidak ada, seluruh
sambungan diapkir. Penanggulangan: Gounging 100 dan dilas ulang sesuai WPS. Welder
diperingatkan. Cacat penguat berlebihan ditunjukkan pada gambar 2.12.
Gambar 2.12 Penguat berlebihan. Sumber: Sri Widharto, 2007
8. Jalur Terlalu Lebar Wide Bead
Sebab: Mungkin telah terjadi manipulasi mutu las. Akibat: Jika terbukti, seluruh material diapkir. Cacat jalur terlalu
lebar ditunjukkan pada gambar 2.13.
Universitas Sumatera Utara
25
Gambar 2.13 Jalur terlalu lebar. Sumber: Sri Widharto, 2007
9. Tinggi Rendah High Low
Sebab: Penyetelan tidak benar. Akibat: Sambungan diapkir.
Penanggulangan: Gouging 100, disetel dan dilas ulang sesuai WPS. Welder diperingatkan. Cacat tinggi rendah
ditunjukkan pada gambar 2.14.
Gambar 2.14 Tinggi rendah. Sumber: Sri Widharto, 2007
10. Lapis Dingin Cold Lap
Sebab: Suhu metel terlalu dingin, ampere capping terlalu rendah, ayunan sway tidak tetap consistent.
Akibat: Terjadi fusi tidak sempurna dipermukaan dan mungkin juga di dalam. Karenanya mutu las dipertanyakan.
Universitas Sumatera Utara
26
Penanggulangan: Bongkar keseluruhan jalur las untuk kemudian dibuat kampuh lagi dan dilas ulang sesuai WPS.
Cacat lapis dingin ditunjukkan pada gambar 2.15.
Gambar 2.15 Lapis dingin. Sumber: Sri Widharto, 2007
11. Penetrasi Tidak Sempurna Incomplete Penetration
Sebab: Celah terlalu sempit, elektrode terlalu tinggi, ampere mesin las tidak tetap, celah tidak seragam sempit dan lebar tidak
beraturan, ampere akar las rendah, kampuh kotor, elektrode terlalu besar.
Akibat: Di bagian cacat berpotensi retak. Penanggulangan: Gouging 100 pada bagian cacat dan dilas ulang
sesuai WPS. Cacat penetrasi tidak sempurna ditunjukkan pada gambar 2.16.
Gambar 2.16 Penetrasi tidak sempurna. Sumber: Sri Widharto, 2007
Universitas Sumatera Utara
27
12. Penetrasi Berlebihan Excessive Penetration
Sebab: Celah terlalu lebar, elektrode terlalu kecil, ampere akar terlalu tinggi, kecepatan akan terlalu rendah, elektrode
terlalu dalam. Akibat: Biasa menyebabkan retak akar, karat sebelah dalam,
menghancurkan piq bola pembersih dalam pipa. Penanggulangan: Bongkar total, setel kembali dan dilas ulang sesuai
WPS. Cacat penetrasi berlebihan ditunjukkan pada gambar 2.17.
Gambar 2.17 Penetrasi berlebihan. Sumber: Sri Widharto, 2007
13. Retak Akar Root Crack
Sebab: Celah terlalu lebar, elektrode terlalu kecil, ampere akar terlalu tinggi, kecepatan akan terlalu rendah, elektrode
terlalu dalam. Akibat: Biasa menyebabkan retak akar, karat sebelah dalam,
menghancurkan piq bola pembersih dalam pipa. Penanggulangan: Bongkar total, setel kembali dan dilas ulang sesuai
WPS. Jika retak keluar dari jalur las maka seluruh
Universitas Sumatera Utara
28
material diganti. Cacat retak akar ditunjukkan pada gambar 2.18.
Gambar 2.18 Retak akar. Sumber: Sri Widharto, 2007
14. Terbakar Tembus Blow Hole
Sebab: Celah tidak seragam, ampere mesin las tiba-tiba naik, posisi elektrode naik turun.
Akibat: Pada lokasi cacat sambungan lemahdan terdapat kemungkinan bocor, mengawali erosi dan karat tegangan
pada lokasi cacat. Penanggulangan: Gouging 100 di lokasi cacat dan diisi ulang
sesuai WPS. Cacat terbakar tembus ditunjukkan pada gambar 2.19.
Gambar 2.19 Terbakar tembus. Sumber: Sri Widharto, 2007
Universitas Sumatera Utara
29
15. Longsor Pinggir Akar Root Undercut
Sebab: Suhu metal terlalu tinggi pada saat pengelasan akar, ampere akan terlalu besar.
Akibat: Mengawali erosi dan karat sebelah dalam, memungkinkan terjadinya retak takik notch.
Penanggulangan: Lokasi cacat di gouging 100 dan dilas ulang sesuai WPS. Cacat longsor pinggir akar
ditunjukkan pada gambar 2.20.
Gambar 2.20 Longsor pinggir akar. Sumber: Sri Widharto, 2007
16. Akar Cekung Root Concavity Such Up
Sebab: Terhisapnya las akar oleh jalur las di atasnya khususnya pada GTAW, kecepatan las akar terlalu tinggi.
Akibat: Melemahkan sambungan, potensi terjadi erosi dan karat tegangan.
Penanggulangan: Lokasi cacat di gouging 100 dan dilas ulang sesuai WPS. Cacat akar cekung ditunjukkan pada
gambar 2.21.
Universitas Sumatera Utara
30
Gambar 2.21 Akar cekung. Sumber: Sri Widharto, 2007
17. Stop Start A
Sebab: Penggantian elektrode terlalu mundur. Akibat: Tampak buruk.
Penanggulangan: Cukup disesuaikan dengan sekitarnya. Cacat stop start A ditunjukkan pada gambar 2.22
Gambar 2.22 Stop start A. Sumber : Sri Widharto, 2007
18. Stop start B
Sebab: Penggantian elektrode terlalu maju. Akibat: Terjadi bagian yang tidak terjadi underfill yang berpotensi
retak. Penanggulangan: Bersihkan bagian yang underfill. Cacat stop start B
ditunjukkan pada gambar 2.23.
Universitas Sumatera Utara
31
Gambar 2.23 Stop start B. Sumber: Sri Widharto, 2007
Cacat las dapat dibagi dalam tiga kelompok, yakni: 1.
Kelompok cacat visual Yakni cacat yang tampak di permukaan las, seperti : spatters
percikan las, pin hole lubang jarum, porosity gelembung gaskeropos, convacity cekung, crack retak memanjang atau
melintang, cold lap lapis dingin, undercut longsor pinggir baik yang bertegangan rendah maupun tinggi notch, excessive reinforcement
terlalu menonjol, wide bead terlalu lebar, high low tinggi rendahsalah penyetelan, stop start salah sewaktu mengganti
elektrode. 2.
Kelompok cacat non visual Yakni cacat yang terdapat di permukaan namun tidak tampak
karena berada pada akar las, seperti : porosity, convacity, undercut, crack, excessive penetration tembusan berlebihan, incomplete
penetration tidak ada tembusan, blow hole terbakar tembus. 3.
Kelompok cacat internal
Universitas Sumatera Utara
32
Yakni cacat yang terdapat di dalam bahan las yang baru dapat dideteksi dengan menggunakan teknik uji tanpa merusak seperti :
radiografi, ultrasonik maupun magnetik partikel, seperti : slag inclusion inklusi terak, porosity, slag lines jajaran terak atau wagon track
jejak gerobak, crack, worm metal inklusi tungsten logam berat, incomplete fussion fusi tidak sempurna, cold lap.
2.4 Metode Non Destructive Test