Penilaian Agunan di PT. Bank Mandiri Persero Tbk

harus dibuat dalam nota analisa oleh pejabat yang memiliki wewenang dalam pembuatannya sesuai persyaratan yang ditentukan Bank.

D. Penilaian Agunan di PT. Bank Mandiri Persero Tbk

Agunan merupakan salah satu unsur dalam analisa kredit, oleh karena itu barang-barang yang diserahkan debitur kepada Bank harus dinilai sebelum kredit diberikan dan dicantumkan dalam analisa kredit. Hal ini merupakan suatu alasan mengapa penilaian agunan sangat penting dalam pemberian kredit. Dibawah ini terdapat beberapa ketentuan penilaian agunan di Bank : 36 1 Hal-hal yang perlu diperhatikan : a Persediaan inventory, yaitu : milik debitur, tersimpan di gudangpabrik debitur atau di gudang lain yang jelas legalitasnya, kondisi barang-barang dalam keadaan baik, tidak mudah rusak, mudah dijual, dapat diasuransikan, mudah diawasi Bank, dan tidak sedang dijaminkan kepada bank lain atau pihak lain. b Piutang receivable Yaitu memiliki dokumen bukti kepemilikan piutang yang bersangkutan, kualitas piutang, dapat ditagih, kelayakannya, dan jangka waktu piutang yang dibiayai. 2 Penilaian stok dan piutang dilakukan minimal 6 enam bulan sekali atau sesuai yang disyaratkan oleh Bank. 36 Hasil wawancara dengan Bapak Syamsuri, tanggal 29 Oktober 2009 di PT. Bank Mandiri, Balai Kota Medan. Universitas Sumatera Utara 3 Proses penilaian, antara lain : a Persediaan inventory Proses penilaiannya adalah : melakukan verifikasi antara daftar persediaan yang diagunkan dengan buku persediaan yang ada, melakukan pengecekan tempat penyimpanan persediaan, meneliti jenis dan fisik persediaan dan menyesuaikan dengan buku persediaan milik debitur, melakukan klarifikasi apakah debitur melakukan invetarisasi secara berkala, melihat apakah ada persediaan yang telah kadaluwarsa dan telah dipisahkan, melihat metode pengeluaran persediaan dari gudang, melihat apakah peralatan penunjang, seperti pemadam kebakaran tersedia, serta melakukan pengecekan harga persediaan dengan sumber informasi dari laporan harga belijual debitur, pasar baik pengecekan langsung maupun melalui telepon, media internet, surat kabar atau majalah dan dari agendistributor ataupun supplier. b Piutang Yaitu : memeriksa laporan piutang debitur, mempelajari laporan keuangan dan membuat analisa piutang bulanan, triwulan, dan tahunan, dan melakukan verifikasi piutang yang bernilai besar. Penilaian kembali barang agunan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : a. Untuk kredit kategori Performing Loan kolektibilitas 1 dan 2 penilaian dilakukan 2 dua tahun sekali. Untuk kredit kategori Non Performing Loan harus dilakukan penilaian ulang setiap 1 satu tahun Universitas Sumatera Utara sekali penilaian dilakukan oleh independen rekanan Bank untuk kredit limit diatas Rp. 5 Milyar. b. Penilaian ulang dapat dilakukan pada saat perpanjangan, perubahan jumlah kredit, penggantian agunanrestrukturisasi dan pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva PPA. c. Penilaian ulang juga dapat dilakukan sewaktu-waktu atas permintaan Komite Kredit Pemutus. Apabila nilai agunan setelah penilaian kembali menjadi kurang dari ketentuan yang telah ditetapkan, maka Bank harus meminta lagi tambahan agunan kepada debitur untuk menutupi kekurangan tersebut, atau meminta debitur membayar sebagian kewajibannya, sehingga minimum nilai agunan kembali mencukupi kecuali diputuskan lain oleh pemegang kewenangan. Dalam penilaian kembali agunan juga harus dibuatkan Berita Acara Pemeriksaan dan Penaksiran Nilai Agunan. Ketentuan mengenai penilai agunan yang dilakukan secara internal oleh Bank dilakukan sesuai ketentuan penilaian agunan yang diterbitkan oleh Credit Operations Unit dan perubahannya yang berlaku. Dalam hal penilaian agunan dilakukan oleh penilaian independen maka penilai internal wajib melakukan review dan hasil review tersebut bersifat akhir. Penilaian agunan oleh perusahaan penilai independen bukan Bank dapat diterima, dengan ketentuan yaitu 37 1. Memiliki ijin usaha dan bonafiditasnya cukup terjamin. 37 Prosedur Perkreditan PT.Bank Mandiri, Op.Cit, hal. 15. Universitas Sumatera Utara 2. Terdaftar sebagai anggota asosiasi. 3. Tidak termasuk perusahaan independen yang bermasalah. 4. Apabila permohonan kredit disetujui, perusahaan penilai independen tersebut agar mengajukan permohonan menjadi rekanan Bank. Kewenangan memutus penggunaan perusahaan penilai independen bukan rekanan Bank dilakukan oleh Group Head Bussiness Unit. Pelaksanaan pembuatan perjanjian kredit juga sekaligus melakukan pengikatan atas agunan atau jaminan yang dikuasai disamping menilai agunan tersebut oleh cabang kredit pada Bank tersebut. Universitas Sumatera Utara

BAB III TINJAUAN UMUM MENGENAI PENYELESAIAN SENGKETA

DALAM PERJANJIAN KREDIT DAN AGUNAN

A. Hubungan Antara Perjanjian Kredit dan Agunan

Pada hakekatnya perjanjian kredit merupakan perjanjian pinjam meminjam yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yaitu Pasal 1754 sampai dengan Pasal 1769. Istilah agunan atau jaminan dapat ditemukan dalam Pasal 1 angka 23 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan, adalah : “ Jaminan tambahan diserahkan nasabah debitur kepada bank dalam rangka mendapatkan fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.” Dari pengertian tersebut di atas, terkandung makna bahwa perjanjian pinjam meminjam dapat terjadi bila memiliki agunan sebagai salah satu faktor penting dalam perjanjian kredit. Tujuan agunan itu sendiri adalah untuk mendapatkan fasilitas dari bank. Adanya fasilitas kredit dapat diuraikan dengan maksud pembebanan jaminan yang dilakukan oleh pemberi jaminan bertujuan untuk mendapatkan fasilitas kredit dari bank ataupun lembaga keuangan non bank. Pemberi kredit merupakan pemberi uang berdasarkan kepercayaan, dalam arti bank atau lembaga keuangan non bank percaya bahwa debitur sanggup untuk mengembalikan pokok pinjaman dan bunganya. Sama halnya dengan debitur percaya bahwa bank atau lembaga keuangan non bank dapat memberikan kreditur atau pinjaman kepadanya. 47 Universitas Sumatera Utara