Bentuk-Bentuk Agunan TINJAUAN UMUM MENGENAI AGUNAN DAN

C. Bentuk-Bentuk Agunan

Dasar-dasar dalam menentukan agunan secara umum mengacu pada ketentuan tersendiri mengenai bentuk-bentuk agunan. Adapun bentuk-bentuk agunan khususnya pada PT. Bank Mandiri Persero Tbk ini dan sesuai dengan perubahan-perubahannya yang berlaku yang ditetapkan dalam peraturan bank tersebut, yaitu : 35 1. Persediaan stock Yang dimaksud dalam bentuk agunan berupa persediaan stock adalah semua persediaan dari barang-barang yang merupakan obyek pembiayaan yang ada pada perusahaan tersebut. Jumlah persediaan yang akan diikat atau diterima oleh bank tergantung kepada keadaan perusahaan debitur sebagai pemiliknya, yang artinya : a Bagi perusahaan yang telah beroperasi atau mempunyai realisasi usaha lebih dari 1 satu tahun, maka jumlah persediaan yang akan dinilai adalah persediaan rata-rata per bulan minimum selama 1 tahun 12 bulan. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah sistem perusahaan debitur dalam menentukan harga persediaan. b Bagi perusahaan yang beroperasi atau mempunyai realisasi usaha dibawah 1 satu tahun termasuk perusahaan baru, jumlah persediaan yang akan dinilai adalah jumlah persediaan yang dipertimbangkan Bank dalam perhitungan kebutuhan modal kerja debitur. 35 Hasil wawancara, Op.Cit, tanggal 28 September 2009. Universitas Sumatera Utara 2. Piutang Dagang Piutang dagang adalah tagihan-tagihan yang timbul karena adanya penjualan secara kredit dan secara normal dapat diterima dalam jangka pendek. 3. Tanah Hak atas tanah meliputi : a Hak Milik b Hak Milik atas Satuan Rumah Susun c Hak Guna Usaha d Hak Guna Bangunan e Hak Pakai atas tanah Negara f Hak-Hak lain yang tidak termasuk dalam hak-hak debitur di atas, yang diterapkan oleh undang-undang serta hak-hak yang sifatnya sementara. 4. Bangunan a Bangunan yang dapat diterima sebagai agunan adalah bangunan yang berdiri di atas Hak Milik, Hak Guna Bangunan, Hak Guna Usaha, Hak Pakai dan Hak Milik atas Satuan Rumah Susun yang diikat hak tanggungan, serta bangunan yang terletak di atas tanah dengan hak lainnya yang diikat secara fidusia. b Agunan berupa bangunan tersebut antara lain dapat berupa : 1 Bangunan rumah, yaitu bangunan yang lazim dipergunakan untuk tempat tinggal. Universitas Sumatera Utara 2 Bangunan pabrik, yaitu bangunan yang dipergunakan sebagai tempat pengolahan bahan mentahbaku menjadi barang setengah jadi, atau dari barang setengah jadi menjadi barang jadi. 3 Bangunan gudang, yaitu bangunan yang lazim dipergunakan untuk menyimpan bahan baku, bahan setengah jadi, barang jadi, atau barang dagangan. 4 Bangunan hotel, yaitu bangunan yang dipergunakan sebagai tempat penginapan yang dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas lainnya seperti restoran, laundry, dan lainnya. 5 Bangunan bungalow, yaitu bangunan yang dipergunakan sebagai tempat peristirahatan yang lazimnya terletak di daerah pegunungan atau pantai. c Agunan berupa bangunan, nilai pasar yang dapat diterima Bank, ditetapkan dengan memperhatikan : Ijin Mendirikan Bangunan I.M.B, Lokasi bangunan, Luas bangunan, Konstruksi bangunan, Kondisi bangunan, Tahun pendirianrenovasi bangunan tersebut, Keterikatan dengan Bank lain, dan Status hukum dalam keadaan sengketatidak. 5. Kendaraan bermotor a Kendaraan bermotor adalah angkutan darat yang mempergunakan motor sebagai tenaga penggeraknya dan yang dipergunakan baik untuk usaha maupun kepentingan pribadi. Universitas Sumatera Utara b Jenis kendaraan bermotor, misalnya : 1 Alat-alat angkut untuk keperluan transportasi darat seperti : sepeda motor, sedan, truk, atau bus. 2 Alat angkut barang untuk keperluan material handling, seperti : forklift, trailer, traktor, grader, atau bulldozer. c Pada dasarnya umur teknis dari kendaraan bermotor adalah 5 lima tahun, artinya jika kendaraan tersebut sudah mencapai umur teknis berarti nilai teknisnya sudah jauh menurun. Penurunan umur teknis akan membawa pengaruh kepada nilai ekonomis. Maksimal umur kendaraan pribadi sebagai agunan pada saat pelunasan kredit berusia 10 sepuluh tahun. Untuk kendaraan niaga, maksimal umur kendaraan sebagai agunan pada saat pelunasan kredit berusia 5 lima tahun. 1. Mesin-mesin pabrik a Mesin pabrik adalah mesin-mesin yang dipergunakan untuk keperluan memproses dan mengolah bahan mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi, atau dari barang setengah jadi menjadi barang jadi. Termasuk mesin pembantu seperti generator, mesin-mesin yang berfungsi sebagai pembantupelengkap dalam proses produksi. Dengan demikian yang dimaksud dengan agunan berupa mesin pabrik disini adalah agunan berupa mesin pengolahmesin utama berikut mesin pembantupelengkap dalam proses produksi. Universitas Sumatera Utara b Pada dasarnya umur teknis dari mesin-mesin pabrik adalah 10 tahun artinya jika mesin-mesin tersebut sudah mencapai umur teknis berarti nilai teknisnya sudah jauh menurun. Penurunan umur teknis akan membawa pengaruh kepada nilai ekonomis. Mesin-mesin pabrik yang frekuensi penggunaanya tinggi akan mempercepat penurunana nilai teknis dan ekonomisnya. 2. Toko berstatus sewa a Toko adalah bangunan yang lazim dipergunakan untuk tempat berdagang barang-barang atau jasa-jasa. b Toko yang berstatus sewa adalah toko yang didirikan secara resmi oleh Pemerintah DaerahWalikota dan disewakan kepada umum, pedagang- pedagangpenjual jasa. Yang dimaksud dengan agunan toko berstatus sewa adalah hak sewa toko yang bersangkutan, yang dijaminkan oleh debitur sebagai agunan kreditnya dengan seijin instansi pemerintah yang mendirikan bangunan toko tersebut. Agunan berbentuk toko yang berstatus Hak Sewa secara umum tidak diterima sebagai agunan kecuali untuk tempat-tempatdaerah-daerah tertentu yang ditetapkan. 3. Orang Pribadi Borgtocht atau Personal Guarantee a Dalam hal Bank akan menerima personal guarantee sebagai pelengkap atas agunan yang diserahkan, maka Bank harus melakukan evaluasi terhadap kelayakan penjamin guarantor serta kemungkinan telah Universitas Sumatera Utara terikatnya harta si pemberi borgtocht kepada pihak ketiga dan mencari informasi mengenai harta kekayaan danatau hutang penjamin. b Nilai tanggung jawab penanggung guarantor hanya terbatas pada syarat-syarat yang tercantum dalam Perjanjian Kredit yang ditandatangani bank dan debitur yang bersangkutan. 4. Corporate guarantee Agunan Perusahaan Dalam hal Bank akan menerima agunan perusahaan sebagai pelengkap atas agunan yang diserahkan, maka Bank harus melakukan evaluasi terhadap kelayakan perusahaan pemberi jaminan guarantor. Pemberi jaminan guarantor harus menandatangani Akta Corporate Guarantee sesuai akte pendirian serta kemungkinan telah terikatnya harta penanggung guarantor kepada pihak ketiga lainnya. Pemberian corporate guarantee harus sesuai dengan Anggaran Dasar perusahaan yang memberikan jaminan tersebut. Perlu diketahui bahwa agunan berupa tanah dan bangunan, yang hak kepemilikan tanahnya berbeda dengan hak atas bangunannya, maka perlunya memperhatikan adanya perjanjian tertulis penggunaan tanah antara pemilik tanah dangan pemilik agunan termasuk hak-hak dan kewajiban dari pemilik tanah dan pemilik bangunan tersebut. Apabila Bank akan menerima agunan dengan kepemilikan tanah dan bangunan yang berbeda berupa : persetujuan pemilik tanah atau bangunan serta pihak-pihak yang menandatangani perjanjian pengikatan agunan, maka Universitas Sumatera Utara harus dibuat dalam nota analisa oleh pejabat yang memiliki wewenang dalam pembuatannya sesuai persyaratan yang ditentukan Bank.

D. Penilaian Agunan di PT. Bank Mandiri Persero Tbk