ANALISIS PENGARUH CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON ASSETS, CURRENT RATIO DAN FIRM SIZE TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)

(1)

ANALYSIS THE INFLUENCE OF CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON ASSETS, CURRENT RATIO AND FIRM SIZE ON

DIVIDEND PAYOUT RATIO

(Study on manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange Priod 2010-2014)

SKRIPSI

Oleh : IBNU HAJAR

20120410368

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

i

RETURN ON ASSETS, CURRENT RATIO DAN FIRM SIZE TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO

(Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)

ANALYSIS THE INFLUENCE OF CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON ASSETS, CURRENT RATIO AND FIRM SIZE ON

DIVIDEND PAYOUT RATIO

(Study on manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange Priod 2010-2014)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Program Studi Manajemen

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh : IBNU HAJAR

20120410368

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

ii Nama : Ibnu Hajar

Nomor Mahasiswa : 20120410368

Menyatakan bahwa dalam skripsi ini dengan judul “Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio, Return On Assets, Current Ratio Dan Firm Size Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi, dan sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar maka saya sanggup menerima hukuman atau sanksi apapun sesuai peraturan yang berlaku.

Yogyakarta, 31 Agustus 2016

Ibnu Hajar


(4)

iii

……..

Ingatlah! Hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi

ten

tera

(QS. Ar-

Ra’du : 28)

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.

(QS. Al-Mujadalah : 11)

Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari suatu ilmu.

Niscaya Allah memudahkannya kejalan menuju surga.

(HR. Turmudzi)

Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya

memiliki ilmu, dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat

maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barangsiapa menghendaki

keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu.

(HR. Turmudzi)

Besyukur akan apa yang kita punya lebih baik daripada bersedih akan

apa yang kita tidak punya.

(Merry Riana)

Apabila anda berbuat kebaikan kepada orang lain, maka anda telah

berbuat baik terhadap diri sendiri.

(Benyamin Franklin)

Kata ya g pali g i dah agi a usia adalah IBU da pa ggila

pali g i dah adalah IBU

KU

. I i adalah kata pe uh harapa da

cinta yang keluar dari kedalaman hati paling dalam.

(Kahlil Gibran)


(5)

iv

tulusnya dan setinggi-tingginya kepada Allah SWT dan menghaturkan

shalawat salam kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW

beserta keluarganya dan para sahabat semuanya, karya sederhana ini

kupersembahkan untuk :

Ayah dan Ibundaku Tercinta

[ M. Abrori & Ludiyati ]

Sebagai bukti dan bakti ananda dalam mengemban tanggung jawab

yang telah di berikan.

Yang selalu

e itipka do’a da kasih saya g

nya di setiap hembusan

nafasnya, perjuangan dan pengorbanannya dalam membimbing

menjadi kekuatan tersendiri dalam langkah ini.

Kakakku dan Adikku Tersayang

Mbak NUR & Mas SANI yang selalu menjadi motivator dan

penyemangat dalam berjuang di kehidupan ini dan adik kecilku

Muhammad Arifin Ilyas yang bandel

da

lucuin

.

Semua Keluarga Besarku Tercinta

Nenek, Kakek, Pakde, Bukde, Paman, Bukle dan Keponakanku

semuanya yang menjadi pendukung disetiap kali ada cobaan dan


(6)

v

ALLAH SWT

Segala puji dan syukur hanya untuk Engkau semata

Ya Rabbi terima kasih Engkau telah melimpahkan segala rahmat dan

hidayahMu kepada hamba dan selalu memudahkan setiap langkah

ha

a sela a i i…. Teri a kasih ya ALLAH kare a E gkau selalu

e de gar do’a da harapa

-harapan hamba di setiap sujud hamba.

Ayah & Ibundaku Tercinta

Ayah

bun

daku….teri a kasih atas segala perjua ga da

pe gor a a

u… atas segala do’a da kasih saya g ya g telah

e gkau erika u tuk a a da… aku BANGGA e iliki ayah da

bunda seperti kalian yang selalu berusaha memberikan yang terbaik

uat a a da…. su gguh e

sar pegorbanan dan jasa yang engkau

berikan AYAH BUNDA..

I Love You, my best Father and Mother

Kakak & Adikku Tersayang

Mbak NUR, Mas SANI, Adik ARIFIN

…..kalia se a gat da

oti atorku….teri a kasih atas se ua ya g telah kalia erika

selama ini.

Keluarga Besarku Tercinta

Kakek, Nenek, Pakde, Bukde, Paman, Bukle dan Keponakanku

se ua ya teri a kasih u tuk se ua duku ga da do’a ya.

Dosen Pembimbingku

Bapak Edi Supriyono

…. teri a kasih

BAPAK telah dengan sabarnya

membagi ilmu dan bimbingannya dalam menyelesaikan SKRIPSI ini

hingga selesai.


(7)

vi

Gita dan lain-

lai ya…. teri a kasih telah e

agi il u ya sela a

perkuliahan semoga Allah SWT membalas jasa kalian semuanya.

Al a aterku ter i ta UMY is the BE“T UNIVER“ITY

Anak- Anak Manajemen Angkatan 2012

Ba g Zai To at , A u Hasa

n Alias Vino Gingsul

Bastia Illateo g ,

De y Bia ak , Wi du WC , Tegar Kapte ,

Wahyu Beny wong

Wonosobo

, “ukir a Professor –

pe i pi CEO Garuda I do esia ,

Satria Marta Laksana

pe i pi CEO La

orghi i

, Roni

Mu u g

,

Ridho Nonet-adik

2

nya

Ba yak

, Sainghaji, Riza, Aril, Aga, Angga

Kedep, Leo Chandra, Iqbal, Satria, Apip Saripulloh,

Eta’, Chi tia, Ari

dan Intan.

“aha at

KONTRAKAN

para

BIAWAK

Bang Zai Tomcat, Abu Gingsul, Debby Muncung, Ridho Nonet yang

Super Cool and Super Crazy

” .

Sahabat Seperjuangan

Ustadz Hilman Abdul Aziz, Baiq Luiza, Euis, Galih, Arif, Abdurrahman,

Zein, Izzul, Gifary, Roro, Yunika, Andri, Anika, Ipung, Lyna, Tata, Ratry,

Gugun, Femi, Rina, Uly, Fian, Fathah, Wawan, Alan, Otong, Eih, Jefri,

Alvin, Rizky, Yery, Ragil.


(8)

vii Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio, Return On Assets, Current Ratio Dan Firm Size Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014 dapat diselesaikan dengan baik.

Tugas akhir ini merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh mahasiswa dalam rangka memperoleh gelar sarjana dari Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Strata1 (S1) pada jurusan manajemen, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Oleh karenanya, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Nano Prawoto M.Si selaku Dekan FEB UMY

2. Ibu Dra. Retno Widowati PA, M.Si Ph.D selaku Kaprodi Manajemen FEB UMY

3. Edi Supriyono, Drs., M.M selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(9)

viii

5. Ibu dan ayah tercinta yang selalu mendo’akanku, menyayangiku, berjuang dan berkorban demi kesuksesanku.

6. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan semangat.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempuna, akan tetapi penulis berharap semoga terdapat manfaat yang dapat diambil dari skripsi ini. Amin.

Wassalamualikum Wr. Wb

Yogyakarta, 31 Agustus 2016 Penulis


(10)

ix

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... ... v

INTISARI ... ix

ABSTRAK ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penellitian ... 6

E. Keterbatasan ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teori ... 8

1. Definisi Dividend ... 8

2. Jenis – Jenis Dividend ... 9

3. Kebijakan Dividend ... 10

4. Teori Kebijakan Dividend ... 10

5. Dividen Payout Ratio ... 13

6. Cash Position ... 17

7. Debt to Equity Ratio ... 19


(11)

x

D. Model Penelitian ... 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian ... 29

B. Teknik Pengambilan Sampel ... 29

C. Jenis Data ... 29

D. Teknik Pengumpulan Data ... 30

E. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 30

F. Analisis Data ... 32

1. Analisis Regresi Linear Berganda ... 32

2. Uji Asumsi Klasik ... 33

G. Uji Hipotesis ... 36

1. Uji Statistik t (t-test) ... 36

2. Uji Statistik F ... 37

3. Koefisien Determinasi (adj.R2) ... 37

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 39

B. Analisis Deskriptif ... 40

C. Analisis Data ... 41

1. Uji Regresi Berganda ... 41

2. Uji Asumsi Klasik ... 44

a. Uji Normalitas ... 45

b. Uji Multikolinieritas ... 46

c. Uji Heteroskedastisitas ... 47

d. Uji Autokorelasi ... 48

D. Hasil Uji Hipotesis ... 49

1. Uji Statistik t (t-test) ... 49


(12)

xi

E. Pembahasan ... 54 BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 59 B. Saran ... 59 DAFTAR PUSTAKA ... 61 LAMPIRAN


(13)

xii

Tabel 4.1 Gambaran Umum Sampel Penelitian ... 39

Tabel 4.2 Analisis Deskriptif ... 40

Tabel 4.3 Koefisien Regresi Sebelum LN ... 41

Tabel 4.4 Koefisien Regresi Sesudah LN ... 43

Tabel 4.5 Uji Normalitas Sebelum di Obati ... 45

Tabel 4.6 Uji Normalitas Setelah di Obati ... 46

Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas ... 47

Tabel 4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sebelum di Obati ... 48

Tabel 4.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas Setelah di Obati ... 48

Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi ... 49

Tabel 4.11 Hasil Uji T (t-test) ... 50

Tabel 4.12 Ringkasan Uji F ... 52


(14)

xiii

Halaman Gambar 2.1 Model Penelitian ... 28


(15)

(16)

(17)

pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio, Return On Assets, Current Ratio

dan Firm Size terhadap Dividend Payout Ratio. Selain itu untuk mengetahui pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio, Return On Assets, Current Ratio

dan Firm Size terhadap Devidend Payout Ratio secara simultan. Populasi penelitian adalah perusahaan sektor manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014.

Berdasarkan hasil estimasi terhadap Dividend Payout Ratio, diketahui bahwa variabel Cast Position, Return On Assets, Current Ratio dan Firm Size

secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Devidend Payout Ratio, sedangkan variabel Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif namun signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Berdasarkan hasil uji F menunjukkan bahwa

Cash Position, Debt to Equity Ratio, Return On Assets, Current Ratio dan Firm Size berpengaruh secara simultanterhadap Dividend Payout Ratio.

Kata kunci : Cash Position, Debt to Equity Ratio, Return On Assets, Current Ratio, Firm Size dan Dividend Payout Ratio.


(18)

This study aimed to determine the empirical evidence about the influence of cash position, debt to equity ratio, return on assets, current ratio and firm size on devidend payout ratio. In addition to know the effect of cash position, debt to equity ratio, return on assets, current ratio and firm size on dividend payout ratio simultaneously. The population’s research includes all the manufacturing sector Companies which are listed in Indonesia’s Stock Exchange in 2010-2014.

Acording to the estimation result toward dividend payout ratio, it was showed that variable of cash position, return on assets, current ratio and firm size influenced positivcly and significantly toward dividend payout ratio partially, while variable of debt to equity ratio influence negatively but significantly toward dividend payout ratio, According to F-test result, it showed that cash position, debt to equity ratio, return on assets, current ratio and firm size influenced simultaneously toward dividend payout ratio.

Keywords : Cash Position, Debt to Equity Ratio, Return On Assets, Current Ratio, Firm Size dan Dividend Payout Ratio.


(19)

1 A. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industri-industri sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang dalam bentuk ekuitas dan hutang yang jatuh tempo dari lebih satu tahun.

Semakin meningkatnya dunia digital disetiap sendi kehidupan masyarakat , mendorong masyarakat untuk melakukan investasi melalui dunia maya yaitu di pasar modal . Pada umumnya para investor mempunyai tujuan utama dalam menanamkan dananya di pasar modal, yaitu untuk mencari pendapatan atau return baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Menurut Prihantoro (2003), tingkat keuntungan yang diharapkan haruslah lebih besar dari pada bila mereka menanamkan dananya pada obligasi pemerintah atau tingkat deposito. Di lain pihak, perusahaan juga mengharapkan adanya pertumbuhan secara terus menerus untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, yang sekaligus juga harus memberikan kesejahteraan yang lebih besar pada para pemegang sahamnya.


(20)

Kebijakan dividen perusahaan tergambar pada dividend payout ratio (DPR) yaitu persentase laba yang dibagikan dalam bentuk dividen tunai,artinya besar kecilnya DPR akan mempengaruhi keputusan investasi para pemegang saham dan disisi lain berpengaruh pada kondisi keuangan perusahaan. Pertimbangan mengenai DPR ini diduga sangat berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan. Bila kinerja keuangan perusahaan bagus maka perusahaan tersebut akan mampu menetapkan besarnya DPR sesuai dengan harapan para pemegang saham dan tentu saja tanpa mengabaikan kepentingan perusahaan untuk tetap eksis dan berkembang. Faktor-faktor yang mempengaruhi DPR (Deviden Rayout Ratio) antara lain, yaitu CP (Cash Position), DER (Debt To Equity Ratio), ROA (Return On Assets), CR (Current Ratio) dan Ukuran Perusahaan (Firm Size).

Posisi kas (Cash Position) atau likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya deviden yang akan dibayar kepada para pemegang saham. Perusahaan yang memiliki tingkat

Cash Ratio yang tinggi menunjukkan bahwa kas perusahaan mampu untuk memenuhi (membayar) kewajiban jangka pendeknya. Semakin meningkatnya cash ratio juga dapat meningkatkan keyakinan para investor untuk membayar dividen yang diharapkan oleh investor. Selain kewajiban jangka pendek perusahaan juga memiliki kewajiban jangka panjang yang harus dipenuhi.


(21)

Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditunjukkan oleh berapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang secara sistematik. Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besar tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pihak eksternal dan semakin besar beban biaya hutang yang harus dibayar perusahaan. Sehingga tingkat deviden yang dibayarkan menjadi sedikit.

Tingkat keberhasilan suatu perusahaan dapat diukur melalui tingkat Return On Asset (ROA). Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik, karena tingkat kembalian investasi (return) semakin besar. Return yang diterima oleh investor dapat berupa pendapatan dividen dan capital gain. Dengan demikian meningkatnya ROA juga akan meningkatkan pendapatan dividen.

CR (Current Ratio) merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas (liquidity ratio) yang dihitung dengan membagi aktiva lancar (current assets) dengan hutang atau kewajiban lancar (current liability). Semakin besar current ratio menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dan tingginya

current ratio menunjukkan keyakinan investor terhadap kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividen yang dijanjikan.

Ukuran perusahaan (Firm Size). Perusahaan yang besar biasanya mempunyai akses yang lebih baik ke pasar modal dan lebih mudah untuk meningkatkan dana dengan biaya yang lebih rendah serta lebih sedikitnya


(22)

kendala dibandingkan perusahaan yang lebih kecil. Selain itu perusahaan besar lebih mungkin untuk mampu membayar dividen lebih tinggi ke pemegang saham. Ada beberapa ukuran berbeda dari ukuran perusahaan (misalnya jabatan, penjualan, asset dan capitalisasi).

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang telah dilakukan oleh Lisa Marlina dan Clara Danika (2009) yang berjudul Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio dan Return On Asset Terhadap Dividend Payout Ratio. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur dibursa efek periode januari 2004 sampe Desember 2007. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa Cash Position, Debt to Equity Ratio dan Return On Asset bersama sama secara signifikan mempengaruhi Dividend Payout Ratio. Cash Position dan Return On Asset secara parsial memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio sedangkan Debt to Equity Ratio tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio secara parsial.

Dari permasalahan di atas penulis tertarik untuk menganalisis kebijakan pembagian deviden melaui analisis cash position , debt to equity ratio dan return on asset pada saham-saham manufaktur yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian diatas maka penulis ini mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:


(23)

1. Apakah Cash Position (CP) berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)?

2. Apakah Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)?

3. Apakah Return On Assets (ROA) berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)?

4. Apakah Current Ratio (CR) berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)?

5. Apakah Firm Size (Ukuran Perusahaan) berpengaruh terhadap

Dividend Payout Ratio (DPR)? C. Tujuan Penelitian

1. Menganalisis pengaruh Cash Position (CP) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).

2. Menganalisis pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap

Dividend Payout Ratio (DPR).

3. Menganalisis pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).

4. Menganalisis pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).

5. Menganalisis pengaruh Firm Size (Ukuran Perusahaan) terhadap


(24)

D. Manfaat Penelitian 1. Dalam Bidang Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dalam bidang manajemen keuangan khususnya mengenai pengaruh Cash Position (CP), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA), Current Ratio

(CR) dan Firm Size (Ukuran Perusahaan) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).

2. Dalam Bidang Praktis

a. Bagi perusahaan, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai masukan dan dapat mengetahui informasi yang diperoleh dari hasil pengujian pengaruh Cash Position (CP), Debt to Equity Ratio (DER) dan Return On Assets (ROA) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).

b. Memberikan pertimbangan bagi pihak yang berkepentingan dalam menganilisis Dividend Payout Ratio (DPR), khususnya para investor yang ingin mendapatkan dividen.

E.BATASAN PENELITIAN

1. Periodenya selama 5 tahun yaitu dari tahun 2010-2014

2. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah


(25)

3. Variabel Independennya yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Cash Position (CP), Debt To Equity Ratio (DER), Return On Assets


(26)

8

TINJAUAN PUSTAKA

A.KERANGKA TEORI 1. Definisi Dividend

Dividend adalah suatu bentuk pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan baik dalam bentuk kas maupun saham kepada para pemegang saham suatu perusahaan sebagai proporsi dari jumlah saham

yang dimiliki oleh pemilik. Menurut Halim (2007) ”dividen merupakan

pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham

tersebut atas keuntungan yang diperoleh perusahaan”.

Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam dividen maka semua pemegang saham biasa mendapatkan hak yang sama. Pembagian dividen untuk saham biasa dapat dilakukan jika perusahaan sudah membayar dividen untuk saham preferen

(Jogiyanto,1998).

Widoadmodjo (1996) juga menyatakan bahwa dividend adalah saham secara tunai untuk setiap lembarnya (dividend per share).

Sedangkan dividen saham (stock dividend) merupakan dividen yang dibayar atau dibagi dalam bentuk saham, yang diperhitungkan untuk setiap lembar sahamnya. Dividen yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham dapat dibagi dalam beberapa jenis deviden.


(27)

Dividen yang paling disukai oleh para pemegang saham adalah dividen tunai atau dividend kas.

2. Jenis-Jenis Dividend

Menurut (Darmadji, 2006) dividend dapat terbagi dalam beberapa jenis yaitu:

1. Dividend tunai (cash dividend), yaitu dividend tunai yang mengacu pada devidend yang diberikan emiten kepada pemegang saham dalam bentuk uang tunai.

2. Dividend saham (stock dividend), yaitu dividend yang dibagikan perusahaan dalam bentuk saham perusahaan sehingga jumlah saham perusahaan menjadi bertambah.

3. Dividend property (property dividend), yaitu pembagian kepada pemegang saham yang dapat dibayar dengan aktiva selain kas. 4. Dividend likuidasi (liquidation dividend), yaitu dividend yang

diberikan kepada pemegang saham sebagai dilikuidasikannya perusahaan. Dividen yang dibagikan adalah selisih nilai realisasi asset perusahaan dikurangi dengan semua kewajibannya.

5. Dividend Utang/Scrip Dividends, yaitu timbul apabila laba tidak dibagi itu saldonya mencukupi untuk pembagian dividend, tetapi saldo kas yang ada tidak cukup. Oleh karena itu pimpinan dalam suatu perusahaan akan mengeluarkan scrip dividends yaitu janji tertulis untuk membayar jumlah tertentu diwaktu yang akan datang (Baridwan, 2004).


(28)

3. Kebijakan Dividend

Menurut Sartono (2001: 281) ”kebijakan dividend adalah keputusan apakah yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa datang”. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana intern atau internal financing. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar.

Kebijakan dividend adalah suatu kebijakan perusahaan sehubungan dengan membayar pendapatan sebagai dividend dibandingkan mempertahankan mereka untuk reinvestasi di perusahaan (Mgbame, 2011). Ini adalah pembagian keuntungan antara pembayaran kepada pemegang saham dan investasi kembali dalam perusahaan. Dengan demikian kebijakan devidend merupakan bagian penting dari jangka panjang strategi perusahaan pembiayaan

4. Teori Kebijakan Dividend

Ada beberapa teori yang digunakan sebagai landasan dalam menentukan kebijakan dividend untuk perusahaan, sehingga dapat dijadikan pemahaman mengapa suatu perusahaan mengambil kebijakan dividend tertentu. Teori-teori tersebut adalah sebagai berikut (Brigham dan Houston, 2001) :


(29)

1. Teori irelevansi dividend (dividend irrelevance theory)

Bahwa nilai perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan dasar untuk menghasilkan laba dan resiko bisnisnya. Dengan kata lain, bahwa nilai dari sebuah perusahaan akan tergantung hanya pada laba yang diproduksi oleh aktiva-aktivanya, bukan pada bagaimana laba tersebut akan dibagi menjadi dividend dan saldo laba ditahan. Teori ini menyatakan bahwa kebijakan dividen sebuah perusahaan tidak memiliki pengaruh baik terhadap harga saham maupun biaya modalnya.

2. Teori burung di tangan (bird-in-the-hand theory)

Menurut Keown (2000;611) kepercayaan bahwa pendapatan dividend mempunyai nilai lebih tinggi bagi investor dari pada pendapatan modal. Sedangkan menurut (Litner, 1962) mengemukakan bahwa para pemegang saham lebih suka kalau keuntungan dibagikan dalam bentuk dividend dari pada retained earning. Alasan mereka adalah pembayaran dividend merupakan penerimaan yang pasti dibanding dengan capital gain. Mereka mengkiaskan bahwa satu burung ditangan lebih berharga dari pada seribu burung di udara.

3. Tax preference theory

Apabila dividend dikenai pajak dengan jumlah yang lebih tinggi dari pada pajak atas capital gains, pemodal menginginkan


(30)

agar dividend tersebut dibagikan dalam jumlah kecil dengan maksud untuk memaksimumkan nilai perusahaan.

Menurut (Atmaja, 1994) faktor yang mempengaruhi dalam menentukan kebijakan dividend, antara lain :

1. Perjanjian Hutang, pada umumnya perjanjian hutang antara perusahaan dengan kreditor membatasi pembayaran dividend. 2. Pembatasan dari Saham Preferen, tidak ada pembayaran dividend

untuk saham biasa jika dividen saham preferen belum dibayar. 3. Tersedianya Kas, dividend berupa uang tunai hanya dapat dibayar

jika tersedia uang tunai yang cukup.

4. Pengendalian, Jika manajemen ingin mempertahankan kontrol terhadap perusahaan, ia cenderung menjual saham baru. Akibatnya dividend yang dibayarkan kecil.

5. Kebutuhan Dana untuk Investasi, Perusahaan yang berkembang selalu membutuhkan dana baru untuk diinvestasikan pada proyek-proyek yang menguntungkan.

6. Fluktuasi Laba, jika laba perusahaan cenderung stabil, perusahaan dapat membagikan dividend yang relatif besar tanpa takut harus menurunkan dividend jika laba tiba-tiba merosot. Sebaliknya jika laba perusahaan berfluktuasi dividend sebaiknya kecil agar kestabilannya terjaga.


(31)

5. Dividend Payout Ratio (DPR)

a) Definisi Dividend Payout Ratio (DPR)

Dividend payout ratio (DPR) merupakan persentase pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividen. Persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham dengan earning per share (EPS).

Menurut Darmadji (2006) menyatakan bahwa rasio pembayaran dividend (payout ratio) merupakan rasio yang mengukur perbandingan dividend per share terhadap laba perusahaan earning per share (EPS). Sedangkan Jogiyanto Hartono (1998), menyatakan bahwa DPR diukur sebagai dividen yang dibayarkan dibagi dengan laba yang tersedia untuk pemegang saham umum. Jadi DPR merupakan prosentase laba yang dibagikan kepada pemegang saham umum dari laba yang diperoleh perusahaan

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006), jika rasio pembayaran dividen dihitung dalam basis per lembar saham, maka rumus perhitungannya adalah sebagai berikut:

DPR = Divident Per Share EPS

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi DPR yang ditetapkan oleh suatu perusahaan, maka semakin besar jumlah laba perusahaan yang akan dibayarkan sebagai dividen kepada para pemegang saham.


(32)

Menurut Jogiyanto Hartono (1998), DPR seringkali dikaitkan dengan signaling theory. DPR yang berkurang dapat mencerminkan laba perusahaan yang makin berkurang. Akibatnya sinyal buruk akan muncul karena mengindikasikan bahwa perusahaan kekurangan dana.

Menurut Brav et.al., (2003), kondisi ini akan menyebabkan preferensi investor akan suatu saham berkurang karena investor memiliki preferensi yang sangat kuat atas dividen. Sehingga perusahaan akan selalu berupaya untuk mempertahankan DPR meskipun terjadi penurunan jumlah laba yang diperolehnya. Pentingnya kebijakan dividend terutama yang berkaitan dengan DPR juga telah dibahas oleh Miller dan Modigliani (1961) dalam Adaoglu(2000). Miller dan Modigliani (1961) dalam Adaoglu (2000) menyatakan bahwa setiap perubahan dalam kebijakan dividend akan selalu dievaluasi oleh investor sebagai sinyal atas kemampuan masa depan perusahaan.

b)Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio

Menurut Gitosudarmo (1992) dalam Rini (2007) Dividend Payout Ratio adalah perbandingan antara dividend yang dibayarkan dengan laba bersih yang didapatkan dan biasanya disajikan dalam bentuk persentase. Semakin tinggi dividend payout ratio akan menguntungkan para investor tetapi dari pihak perusahaan akan memperlemah internal financial karena memperkecil laba ditahan.


(33)

Tetapi sebaliknya dividend payout ratio semakin kecil akan merugikan para pemegang saham dan internal financial perusahaan semakin kuat.

Menurut Sundaja dan Barlian (2002) dalam Rini (2007), menyatakan bahwa pengertian rasio pembayaran dividend (dividend payout ratio) adalah presentase dari setiap rupiah yang dihasilkan dibagikan kepada pemilik dalam bentuk tunai; dihitung dengan membagi dividend kas per saham dengan laba per saham. Sedangkan

Keown, Scott, Martin and Petty (1999) dalam Rini (2007)

menyatakan “Dividend payout ratio indicates the amount of dividends relative to the company’s net or earning per share

Menurut Gitosudarmo (2002) dalam Rini (2007) besar kecilnya dividend payout ratio dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini :

1) Faktor Likuiditas, semakin tinggi likuiditas akan meningkatkan

dividend payout ratio dan sebaliknya semakin rendah likuiditas akan menurunkan dividend payout rati.

2) Kebutuhan dana untuk melunasi utang, semakin besar dana untuk melunasi utang baik untuk obligasi, hipotik dalam tahun tersebut yang diambilkan dari kas maka akan berakibat menurunkan

dividend payout ratio dan sebaliknya.

3) Tingkat ekspansi yang direncanakan, semakin tinggi ekspansi yang direncanakan oleh perusahaan berakibat mengurangi


(34)

dividend payout ratio karena laba yang diperoleh diprioritaskan untuk penambahan aktiva.

4) Faktor pengawasan, semakin terbukanya perusahaan akan memperkuat modal sendiri sehingga mengakibatkan kenaikan

dividend payout ratio dan sebaliknya semakin tertutupnya perusahaan akan menurunkan dividend payout ratio.

5) Ketentuan-ketentuan dari pemerintah, ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan laba perusahaan maupun pembayaran dividend. 6) Pajak kekayaan/penghasilan dari pemegang saham, apabila para

pemegang saham adalah ekonomi lemah yang bebas pajak maka

dividend payout ratio lebih tinggi disbanding apabila pemegang saham para ekonomi kuat yang kena pajak.

Menurut Sinuraya (1999) dalam Rini (2007) menyatakan bahwa dalam menentukan pembagian dividend, faktor yang harus dipertimbangkan ada kemungkinan pengurangan pembayaran dividend disebabkan proyek perusahaan memburuk atau menghadapi kesempatan investasi yang menguntungkan dan pembayaran yang stabil atas dividend payout ratio. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan sebagai berikut :

1) Faktor Likuiditas

2) Biaya pengeluaran saham baru (emisi saham), karena penerbitan saham baru selalu mengakibatkan pengeluaran biaya, sekalipun secara kritis pembayaran dividend bias diganti dengan penerbitan


(35)

saham baru. Emisi saham mengakibatkan biaya modal baru akan lebih tinggi daripada biaya modal laba ditahan. Umumnya

dividend payout ratio (DPR) berkorelasi negatif dengan kebutuhan dana investasi.

3) Pengendalian, kalau perusahaan emisi saham, maka pemilik saham lama akan mempunyai proporsi perusahaan yang berkurang sehingga pengendalian terhadap perusahaan akan berkurang.

4) Stabilitas keuntungan dan kebangkrutan, apabila perusahaan memperoleh keuntungan yang relatif stabil.

5) Biaya transaksi dan kebutuhan permodal, secara teoritis kenaikan harga saham akan sama dengan jumlah dividen yang dibagikan, meskipun demikian hal ini bias menyulitkan pemilik saham kalau tiba-tiba perusahaan memperkecil pembayaran dividendnya, kalau hal ini dihubungkan dengan pola kebutuhan dana dari modal tersendiri.

6. Cash Position (CP)

Cash Position (CP) merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas (liquidity ratio) yang merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya (current liability) melalui sejumlah kas (dan setara kas, seperti giro atau simpanan lain di bank yang dapat ditarik setiap saat) yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi CP menunjukkan kemampuan kas perusahaan untuk memenuhi


(36)

(membayar) kewajiban jangka pendeknya, (Brigham,1983). Dengan semakin meningkatnya cash ratio juga dapat meningkatkan keyakinan para investor untuk membayar dividend yang diharapkan oleh investor. Secara matematis cashposition dapat dirumuskan sebagai berikut:

Cash Potition = saldo kas akhir Laba bersih setelah pajak (Lisa Marlina dan Clara Danica, 2009)

Kas dan equivalennya dalam persamaan tersebut menunjukkan besarnya kas dan setara kas (giro dan simpanan lain yang pengambilannya tidak dibatasi oleh waktu) yang tercermin dalam neraca (sisi asset/current asset). Sedangkan current liability menunjukkan jumlah kewajiban jangka pendek perusahaan yang tercermin dalam neraca (sisi liability/current liability) (Mollah et al.,2000) menunjukkan bahwa posisi cash ratio merupakan variabel penting yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam penentuan DPR (Dividend Payout Ratio). Namun posisi cash ratio menunjukkan variabel yang lebih penting daripada investasi dalam pengambilan keputusan dividend. Perusahaan yang menunjukkan kendala pembayaran (kekurangan likuiditas) mengarahkan manajemen untuk membatasi pertumbuhan dividend (Sharaks,2005). Dengan kata lain, meningkatnya posisi CP (Cast Position) juga akan meningkatkan pembayaran dividend.


(37)

7. Debt to Equity Ratio (DER)

Bambang Riyanto (1998) menyatakan bahwa solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan membayar semua hutang-hutangnya. Apabila perusahaan menentukan bahwa pelunasan utangnya akan diambilkan dari laba ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk keperluan tersebut, yang mana ini berarti hanya sebagian kecil saja yang pendapatan yang dapat dibayarkan sebagai dividend (Riyanto 1998). Prihantoro (2003) menyatakan bahwa DER (Debt To Equity Ratio) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditunjukkan oleh berapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang secara sistematik, DER dapat dirumuskan sebagai berikut :

Total Hutang Debt to Equity Ratio (DER) =

Total Equity (Lisa Marlina dan Clara Danica, 2009)

Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besar tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pihak eksternal dan semakin besar beban biaya hutang yang harus dibayar perusahaan. Semakin meningkat rasio hutang maka hal tersebut berdampak pada menurunnya profit yang diperoleh peusahaan, karena sebagian digunakan untuk membayar bunga pinjaman. Peningkatan hutang pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi pemegang


(38)

saham termasuk dividen yang akan diterima. Jika beban hutang semakin tinggi, maka kemampuan perusahaan untuk membagi dividend akan semakin rendah.

8. Return On Assets (ROA)

Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. Dividend adalah merupakan sebagian dari laba bersih yang diperoleh perusahaan, oleh karenanya dividend akan dibagikan jika perusahaan memperoleh keuntungan. Keuntungan yang layak dibagikan kepada para pemegang saham, adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi seluruh kewajiban tetapnya yaitu beban bunga dan pajak. Karena dividend diambil dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan, maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi besarnya DPR. Perusahaan yang memperoleh keuntungan cenderung akan membayar porsi keuntungan yang lebih besar sebagai dividend. Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividend. Atribut profitabilitas ini diwakili oleh tingkat keuntungan setelah pajak dibagi dengan total assets (Chang dan Rhee,1990). Rumus dari ROA adalah:

Return On Assets (ROA) = Laba bersih setelah pajak Total Aktiva


(39)

Return on assets (ROA) diukur dari profitabilitas/laba bersih setelah pajak (earning after tax) terhadap total investasinya yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam penggunaan investasi yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam rangka menghasilkan profitabilitas perusahaan. Partington(1989) dan Widodo (2002) menyatakan bahwa profitabilitas merupakan factor terpenting yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam DPR. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik, karena tingkat kembalian investasi (return) semakin besar. Seperti diuraikan sebelumnya, bahwa return yang diterima oleh investor dapat berupa pendapatan dividend dan capital gain.

Dengan demikian meningkatnya ROA juga akan meningkatkan pendapatan dividend.

9. Current Ratio (CR)

Current ratio juga merupakan salah satu ukuran rasio likuiditas (liquidity ratios) yang dihitung dengan membagi aktiva lancar (curent assets) dengan hutang/ kewajiban lancar (current liability). Semakin besar current ratio menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (termasuk di dalamnya kewajiban membayar DPS yang terutang). Sebagaimana cash ratio, maka tingginya current ratio juga menunjukkan keyakinan investor terhadap terhadap kemampuan perusahaan membayar dividen yang dijanjikan.


(40)

Menurut Brigham (1999) dalam Tesdi (2006), secara matematis current ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:

Current Assets Current Ratio =

Current Liability Hanafi dan halim (2005)

Kedua rasio likuiditas tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Dipisahkannya kedua rasio likuiditas ke dalam cash ratio dan current ratio dimaksudkan untuk mengetahui mana yang lebih berpengaruh terhadap pendapatan dividend per lembar saham (dividend per share). 10. Firm Size (Ukuran Perusahaan)

Menurut Brigham dan Houston (2001) dalam Yustiana (2010), perusahaan besar dapat dengan mudah untuk mengakses pasar modal. Kemudahan untuk mengakses pasar modal berarti perusahaan memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan.

Menurut Tittman dan Wessels (1988) Yustiana (2010), Firm size

(ukuran perusahaan) merupakan ukuran besar kecilnya perusahaan yang diukur melalui logaritma natural dari total asset (Ln total asset). Total asset dijadikan sebagai indikator ukuran perusahaan karena sifatnya jangka panjang dibandingkan dengan penjualan.

Menurut Hatta (2002) dalam Tesdi (2006), suatu perusahaan besar dan mapan akan mudah untuk menuju ke pasar modal. Karena kemudahan untuk berhubungan dengan pasar modal maka berarti fleksibilitas lebih besar dan kemampuan untuk mendapatkan dana


(41)

dalam jangka pendek, perusahaan besar dapat mengusahakan pembayaran dividend yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan kecil. Ukuran untuk menentukan ukuran perusahaan adalah dengan log natural dari net sales. Secara matematis ukuran perusahaan (size) dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ukuran Perusahaan = Ln of Net Sales (Prihantoro, 2003).

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Sudarsi (2002) dalam penelitiannya menganalisis pengaruh variabel-variabel yang diperkirakan mempengaruhi Dividend Payout Ratio

(DPR), antara lain Cash Position (CP) dan Return on Assets (ROA). Penelitian ini menggunakan model regresi berganda, dan memperoleh hasil bahwa variabel Cash Position (CP) memiliki pengaruh yang negatif terhadap variabel Dividend Payout Ratio (DPR), sedangkan variabel

Return on Assets (ROA) memiliki pengaruh yang positif terhadap

Dividend Payout Ratio (DPR).

Arief Basuki (2012), hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa

DER dan ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR pada derajat signifikansi lebih dari 5%. CR dan ROA berpengaruh positif, sedangkan DER berpengaruh negatif. Sementara itu DER dan ROA berpengaruh signifikan terhadap DPR pada derajat signifikansi kurang dari 5%.

Anggit Satria Pribadi dan R Djoko Sampurna (2012) hasil penelitiannya itu menyimpulkan bahwa variable Return On Assaets (ROA)


(42)

mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap DPR sedangkan CP mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap DPR. Variabel

firm size mempunyai pengaruh yang negatif serta signifikan terhadap variabel DPR.

Sutari Sri Rejeki (2011), hasil penelitian menunjukkan bahwa Firm Size memberikan pengaruh yang positif dan signifikant terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Debt to Equity Ratio (DER) dan Current Ratio

memberikan pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).

C. Perumusan Hipotesis

1. Pengaruh Cah Position terhadap Dividend Payout Ratio

Cash Position atau likuiditas perusahaan merupakan faktor yang penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya deviden yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Olehkarna itu dividend merupakan Cash Outflow, maka makin kuat posisi cash peruahaan berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividend. Penelitian Hedi Gustian dan Utik Bidayati (2009) tentang Analisi Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio, dan Return on Assets Terhadap

Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI menyimpulkan bahwa Cash Position berpengaruh Positif Terhadap


(43)

H1 : Cash Position berpengaruh positif signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

2. Pengaruh Debt To Equity Ratio terhadap Dividend Payout Ratio

Debt To Equity Ratio merupakan rasio hutang terhadap modal. Prihantoro(2003:10) dalam penelitian Hedi Gustian Dan Utik Bidayati (2009) menyatakan bahwa DER mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditujukan oleh berapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Oleh karna itu, semakin rendah DER akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajibannya. Penelitian Lisa Marlina dan Clara Danica (2009) tentang Analisi Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio, dan Return on Assets Terhadap

Divident Payout Ratio Pada Departemen staff engajar FE USU menyimpulkan bahwa DER berpengaruh Positif dan signifikan Terhadap Dividend Payout Ratio. Hasil penelitiannya tidak sesuai dengan konsep DER yang berpengaruh negarif terhadap DPR.

H2 : DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

3. Pengaruh Return On Assets terhadap Dividend Payout Ratio

Rasio Return On Assets menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan assets yang dimiliki pada masa lalu yang kemudian dianalisis untuk memproyeksikan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dimasa mendatang. Semakin tinggi


(44)

keuntungan yang diterima perusahaan, maka berpengaruh pada tingginya ketersediaan dana pada perusahaan yang dialokasi untuk deviden. Penelitian Anggit Satria Pribadi dan R.Djoko Sampurmo (2012) tentang Analisis pengaruh Cash Position, Firm size, Growth Opportunity, Ownership, dan Return On Assets terhadap Dividend Payout Ratio menghasilkan bahwa Return On Assets berpengaruh positif signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

H3 : Return On Assets berpengaruh positif signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

4. Pengaruh Current Ratio terhadap Dividend Payout Ratio

Current ratio juga merupakan salah satu ukuran rasio likuiditas (liquidity ratios) yang dihitung dengan membagi aktiva lancar (curent assets) dengan hutang/ kewajiban lancar (current liability). Semakin besar

current ratio menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (termasuk di dalamnya kewajiban membayar DPS yang terutang). Penelitian yang di la kukan Arief Basuki (2012), hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa Current Ratio (CR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio

(DPR). Berdasarkan penjelasan di atas, hipotesis yang dapat di susun adalah :

H4 : Current Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.


(45)

5. Pengaruh Firm Size terhadap Dividend Payout Ratio

Menurut Hatta (2002) dalam Tesdi (2006), suatu perusahaan besar dan mapan akan mudah untuk menuju ke pasar modal. Karena kemudahan untuk berhubungan dengan pasar modal maka berarti fleksibilitas lebih besar dan kemampuan untuk mendapatkan dana dalam jangka pendek, perusahaan besar dapat mengusahakan pembayaran dividend yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan kecil. Penelitian yang di lakukan oleh Sutari Sri Rejeki (2011) dengan judul “Pengaruh Debt To Equity Ratio, Net Profit Margin, Asset Growth, Firm Size, Dan Current Ratio

Terhadap Dividend Payout Ratio”. Studi Kasus Pada Perusahaan Non Financial Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Firm Size memberikan pengaruh yang positif dan signifikant terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Debt to Equity Ratio (DER) dan Current Ratio memberikan pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Dari uraian di atas maka hipotesis yang dapat di susun yaitu :

H5 : Firm Size berpengaruh positif signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.


(46)

D.Model Penelitian

Pada model penelitian dibawah ini menunjukkaan CP,DER, dan ROA sebagai variabel independen baik secara parsial maupun simultan mempengaruhi DPR sebagai varibel dependen.

Variabel Independen Variabel dependen

(+) (-) (+)

(+)

(+)

Gambar 2.1 Model Penelitian DER (X2)

ROA (X3)

DPR(Y1) CP (X1)

CR (X4)

Firm Size X((X5)

H1

H2 H3 H4


(47)

29 A. Obyek Penelitian

Obyek yang di gunakan dalam penelitian ini adalah perusahaaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. B.Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan desain sampel non probabilitas dengan metode“judgment sampling”. Judgment Sampling adalah salah satu jenis purposive sampling dimana peneliti memilih sampel berdasarkan penilaian terhadap beberapa karakteristik anggota populasi yang disesuaikan dengan maksud penelitian (Kuncoro 2003). Kriteria Penarikan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut: a) Emiten yang membagikan dividend selama periode penelitian yaitu

2010 sampai dengan 2014.

b) Perusahaan yang mempunyai laba positif selama periode penelitian. C.Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sekunder, yang didapatkan secara tidak langsung, dalam bentuk laporan keuangan dalam website www.idx.co.id untuk informasi keuangan yang berhubungan dengan variabel penelitian.


(48)

D.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah pengumpulan data yang digunakan dengan menggunakan bahan-bahan tertulis atau data yang dibuat oleh pihak lain. Data tersebut adalah sebagai berikut: a) Daftar nama perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia mulai tahun 2010 sampai 2014,

b) Data laporan keuangan tahunan masing-masing perusahaan manufaktur periode tahun 2010 sampai 2014, yang diambil dari idx tahun 2015.

E.Definisi Operasional Variabel

Pada penelitian ini terdapat dua jenis variabel yaitu variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen adalah Dividend Payout Ratio (DPR) sedangkan variabel independen terdiri dari Cash Position (CP), Debt to Equity Ratio (DER) Return on Assets (ROA),

Current Ratio (CR) dan Firm Size (Ukuran Perusahaan). 1. Cash Position (X1)

Cash position (CP) dihitung berdasarkan perbandingan antara saldo kas akhir dengan laba bersih setelah pajak. Menurut Lisa Marlina dan Clara Danica (2009), secara matematis Cash Position

dapat dirumuskan sebagai berikut:

Cash Position = Saldo kas akhir Laba bersih setelah pajak


(49)

2. Debt to Equity Ratio (X2)

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio hutang terhadap modal sendiri. Rasio ini mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai oleh hutang dibanding dengan modal sendiri.

Menurut Lisa Marlina dan Clara Danica (2009), secara matematis Debt to Equity Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:

DER = Total hutang Total modal sendiri

3. Return on Assets (X3)

Return on Assets (ROA) dihitung berdasarkan perbandingan laba bersih setelah pajak terhadap total aktiva yang dimiliki perusahaan. Menurut Lisa Marlina dan Clara Danica (2009), secara matematis Return on Assets dapat dirumuskan sebagai berikut:

ROA = Laba bersih setelah pajak

Total aktiva 4. Current Ratio (X4)

Current ratio juga merupakan salah satu ukuran rasio likuiditas (liquidity ratios) yang dihitung dengan membagi aktiva lancar (curent assets) dengan hutang/ kewajiban lancar (current liability). Menurut Brigham (1999) dalam Tesdi (2006), secara matematis current ratio


(50)

Current Assets Current Ratio =

Current Liability 5. Firm Size (X5)

Ukuran untuk menentukan ukuran perusahaan adalah dengan log natural dari net sales. Menurut Tesdi (2006), secara matematis ukuran perusahaan (size) dapat dirumuskan sebagai berikut:

U k u r a n P e r u s a h a a n = Ln of Net Sales 6. Dividend Payout Ratio (Y)

Dividend Payout Ratio (DPR) diukur dengan membandingkan dividen kas per lembar saham terhadap laba yang diperoleh per lembar saham. Secara matematis Dividend Payout Ratio dapat dirumuskan sesuai dengan Lisa Marlina dan Clara Danica (2009), sebagai berikut:

DPR = Dividend kas per lembar saham

Laba yang diperoleh per lembar saham F. Analisis Data

1. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis Regresi Liner berganda adalah alat analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh beberapa variabel independent terhadap variabel dependen. Model analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :


(51)

Y1 = β0 + β1.X1 - β2.X2 + β3.X3+β4.X4+β5.X5+ e Dimana :

Y1 : DPR (Diviend Payout Ratio)

X1 : CP (Cast Position)

X2 : DER (Debt To Equity Rasio)

X3 : ROA (Return On Assets)

X4 : CR (Current Ratio)

X5 : Firm Size (Ukuran Perusahaan) β0 : Konstanta

β1, β2, β3, β4, β5: Koefisien Regresi e : Error

Pengujian hipotesis yang akan dilakukan meliputi uji t (uji signifikansi parsial dan uji F (uji signifikansi simultan).

2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum data dianalisis lebih lanjut menggunakan analisis regresi berganda, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari: uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heterokedastisitas

a) Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.


(52)

Ghozali (2013) Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak digunakan uji Kolmogorof Smirnov test.Apabila nilai

Kolmogorof Smirnov Z mendekati 1 dengan Signifikansi asimetris lebih besar dari 0,05 berarti data terdistribusi normal dan sebaliknya apabila nilai KolmogorofSmirnov Z mendekati 0 dengan Signifikansi asimetris lebih kecil dari 0,05 berarti distribusi data tidak normal.

b) Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas dimaksudkan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolineritas dalam model regresi dapat dilihat dari nilai

tolerance dan VIF (Variance Inflation faktor) Gujarati(1995) dalam Pasaribu (2008). Nilai cutoff yang umum digunakan adalah nilai tolerance> 0,10 atau nilai VIF < 10 (Ghozali , 2013).

c) Uji Heteroskedastisitas

Bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Cara pengujian ada tidaknya


(53)

heteroskedastisitas bermacam-macam diantaranya dengan menggunakan uji glester (Pasaribu, 2008).Pengujian ini dilakukan dengan meregresika nilai residu variabel-variabel independen. Jika variabel independen secara signifikan mempengaruhi variabel dependen, maka indikasi terjadi heteroskedastisitas atau sebaliknya. Kriteria pengujian ini jika signifikansi dari variabel bebas lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas, dan jika nilai signifikansi dari variabel bebas lebih kecil dari 0,05 maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.

d) Uji Autokolerasi

Menurut Singgih Santoso (2000) pengujian autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (time series) atau secara ruang (cross sectional). Hal ini mempunyai arti bahwa hasil suatu tahun tertentu dipengaruhi tahun sebelumnya atau tahun berikutnya. Terdapat korelasi atas data cross section apabila data di suatu tempat dipengaruhi atau mempengaruhi di tempat lain. untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan uji statistik Durbin – Watson.

Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji Durbin – Watson ini dilakukan dengan mengadopsi argumen Singgih Santoso (2000), sebagai berikut:


(54)

a) Bila angka Durbin – Watson berada di bawah –2, berarti ada autokorelasi.

b) Bila angka Durbin – Watson diantara –2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.

c) Bila angka Durbin – Watson di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif.

G.Uji Hipotesis

1. Uji Statistik t (t-test)

Digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial atau sendiri –sendiri. Langkah Langkahnya sebagai berikut:

a) Menentukan formulasi hipotesis

Ho : b1 = 0 artinya, tidak ada pengaruh dari masing-masing variabel bebas ( x ) terhadap variable terikat (y).

Ha : b1 ≠ 0 artinya, ada pengaruh dari masing-masing variabel bebas ( x ) terhadap variable terikat ( y ).

b) Menentukan derajat kepercayaan 95% ( α = 0.05 ). c) Menentukan signifikansi

Nilai signifikansi ( P value ) ≤ 0,05, maka Ho ditolak dan Ha

diterima.

Nilai signifikansi ( P value ) > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.


(55)

2. Uji Statistik F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.Uji ini dapat dilakukan dengan membandingkan nilai

F-hitung dengan nilai F-tabel. Jika nilai F-hitung lebih besar dari nilai F-tabel maka dapat

dinyatakan bahwa semua variabel independen secara simultan dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. Selain itu, signifikansi variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen, juga dapat diketahui melalui nilai p-value (sig). Variabel independen dikatakan memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen apabila nilai p-value (sig) lebih kecil dari alpha (confidence interval). Uji F ini akan penulis gunakan untuk menguji hipotesis 4.

3. Determinasi (R2)

Uji Determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi veriabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1 nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas (Ghozali, 2013). Nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabel-variabel independen memberikan


(56)

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Malintan, 2011).


(57)

39 A.Gambaran Umum Obyek Penelitian

Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2010-2014 dan diperoleh sebanyak 43 perusahaan dengan jumlah observasi yang memenuhi kriteria sebanyak 139 sampel selama periode penelitian. Data laporan keuangan yang mengimplementasikan CP, DER, ROA, CR, Firm Size dan DPR bersumber dari laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010 sampai 2014.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

purposive sampling, tujuannya untuk mendapatkan sampel data yang representative sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam penelitian. Proses pemilihan sampel dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1

Gambaran Umum Sampel Penelitian

KriteriaPerushaan/Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah Perusahaan Manufaktur 132 135 137 140 143 687 Perusahaan yang memiliki

laba negatif

(42) (40) (46) (45) (42) (215) Perusahaan yang tidak

membayar deviden

(62) (63) (57) (55) (96) (225)

Total Sampel 28 32 34 40 5 139


(58)

B.Analisis Deskriptif

Analisis statistik deskriptif meliputi jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi (standard deviation), masing-masing variabel yang disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Analisis Deskriptive

N Minimal Maksimal Rata-rata Std. Deviation

CP 139 0,00 27,61 1,6306 3,02216

DER 139 0,11 20,00 1,0374 1,83764

ROA 139 0,01 0,96 0,1737 0,16931

CR 139 0,00 20,60 2,7352 2,49350

FS 139 4,36 18,17 14,5246 2,54042

DPR 139 0,02 51,56 2,1354 6,74398

Sumber : Lampiran 3

Berdasarkan tabel 4.2. Standar devisiasi dari masing-masing variabel. Dalam tabel 4.2 variabel Cash Position (CP) diperoleh nilai terendah 0,00 dan tertinggi 27,61 dengan rata-rata 1,6306 dan standar devisiasi 3,02216.

Debt to Equity Ratio (DER) memiliki nilai terendah 0,11 dan nilai tertinggi 20,00 dengan nilai rata-rata 1,0374 dan standar devisiasi 1,83764. Return On Assets (ROA) memiliki nilai terendah ,01 dan nilai tertinggi 0,96 dengan nilai rata-rata 0,1737 dan standar devisiasi sebesar 0,16931. Current Ratio

(CR) memiliki nilai terendah 0,00 dan nilai tertinggi 20,60 dengan nilai rata-ratanya 2,7352 dan standar devisiasi sebesar 2,49350. Firm Size (FS) memiliki nilai terendah 4,36 dan nilai tertinggi 18,17 dengan nilai rata-ratanya 14,5246 dan standar devisiasi sebesar 2,54042. Devidend Payout Ratio (DPR) memiliki nilai terendah 0,02 dan nilai tertinggi 51,56 dengan rata-rata 2,1354 dan standar devisiasi sebesar 6,74398.


(59)

C.Analisis Data

1. Uji Regresi Berganda

a) Uji Regresi Berganda Sebelum Perbaikan

Hasil koefisien regresi dalam penelitian tampak pada table 4.3 berikut: Tabel 4.3

Koefisien Regresi Sebelum LN

Variabel Koefisien Regresi Sig. t Keterangan

Konstanta -9,491

CP 0,390 0,024 Signifikan

DER -0,026 0,923 Tidak Signifikan

ROA 9,355 0,003 Signifikan

CR 0,914 0,000 Signifikan

FS 0,475 0,018 Signifikan

Fhitung 11,254

Sig.F 0,000

Adjusted R2 0,297 Sumber : Lampiran 10

Berdasarkan tabel 4.3. Konstanta sebesar -9,491 artinya apabila CP (Cash Position), DER (Debt To Equity Ratio), ROA (Return On Assets), CR (Current Ratio) dan FS (Firm Size) bernilai nol, maka DPR( Deviend Payout Ratio) sebesar -9,491.

Nilai koefisien regresi CP (Cash Position)sebesar 0,390, yang berarti apabila CP (Cash Position) naik 1 satuan maka akan meningkatkan DPR (Deviend Payout Ratio) sebesar 0,390 satuan dimana variabel lain tetap.

Nilai koefisien regresi DER (Debt To Equity Ratio) sebesar -0,026 , yang berarti apabila DER (Debt To Equity Ratio) naik 1 satuan maka akan


(60)

menurunkan DPR (Deviend Payout Ratio) sebesar -0,026 satuan dimana variabel lain tetap.

Nilai koefisien regresi ROA (Return On Assets) sebesar 0,264 yang berarti apabila ROA (Return On Assets) naik 1 satuan maka akan meningkatkan DPR ( Deviend Payout Ratio) sebesar 0,264 satuan dimana variabel lain tetap.

Nilai koefisien regresi CR (Current Ratio)sebesar 0,284 yang berarti apabila CR (Current Ratio) naik 1 satuan maka akan menurunkan DPR (Deviend Payout Ratio) sebesar 0,284 satuan dimana variabel lain tetap.

Nilai koefisien regresi FS (Ukuran Perusahaan) sebesar 1,190 yang berarti apabila FS (Ukuran Perusahaan) naik 1 satuan maka akan meningkatkan DPR (Deviend Payout Ratio) sebesar 1,190 satuan dimana variabel lain tetap.

Berdasarkan tabel 4.3 secara sistematis dapat dibuat persamaan regresi:

DPR=−-9,491+ 0,390CP − 0,026DER + 9,355ROA + 0,914CR + 0,475FS. Persamaan regresi di atas diketahui bahwa variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh dominan terhadap LN(DPR) Deviend Payout Ratio

dibandingkan variabel lainnya karena memiliki koefisien tertinggi yaitu 1,194.


(61)

b) Uji Regresi Berganda Setelah Perbaikan Tabel 4.4

Koefisien Regresi Sesudah LN

Variabel Koefisien Regresi Sig. t Keterangan Konstanta -3,603

LNCP 0,228 0,002 Signifikan

LNDER -0,348 0,008 Signifikan

LNROA 0,264 0,027 Signifikan

LNCR 0,284 0,029 Signifikan

LNFS 1,190 0,007 Signifikan

Fhitung 12,755

Sig.F 0,000

Adjusted R2 0,299 Sumber Lampiran 11

Berdasarkan tabel 4.4. Konstanta sebesar -3,603 artinya apabila LNCP (Cash Position), LNDER (Debt To Equity Ratio), LNROA (Return On Assets), LNCR (Current Ratio) dan LNFS (Firm Size) bernilai nol, maka LN(DPR) Deviend Payout Ratio sebesar -3,603

Nilai koefisien regresi LNCP (Cash Position) sebesar 0,228, yang berarti apabila LNCP (Cash Position) naik 1 satuan maka akan meningkatkan LN(DPR) Deviend Payout Ratio sebesar 0,228 satuan dimana variabel lain tetap.

Nilai koefisien regresi LNDER (Debt To Equity Ratio)sebesar -0,348 yang berarti apabila LNDER (Debt To Equity Ratio) naik 1 satuan maka akan menurunkan LN(DPR) Deviend Payout Ratio sebesar -0,348 satuan dimana variabel lain tetap.


(62)

Nilai koefisien regresi LNROA (Return On Assets)sebesar 0,264 yang berarti apabila LNROA (Return On Assets) naik 1 satuan maka akan meningkatkan LN(DPR) Deviend Payout Ratio sebesar 0,264 satuan dimana variabel lain tetap.

Nilai koefisien regresi LNCR (Current Ratio) sebesar 0,284 yang berarti apabila LNCR (Current Ratio) naik 1 satuan maka akan menurunkan LN(DPR) Deviend Payout Ratio sebesar 0,284 satuan dimana variabel lain tetap.

Nilai koefisien regresi LNFS (Ukuran Perusahaan)sebesar 1,190 yang berarti apabila LNFS (Ukuran Perusahaan) naik 1 satuan maka akan meningkatkan LN(DPR) Deviend Payout Ratio sebesar 1,190 satuan dimana variabel lain tetap.

Berdasarkan tabel 4.7 secara sistematis dapat dibuat persamaan regresi:

LNDPR=−3,603 + 0,228LNCP − 0,348LNDER + 0,264LNROA + 0,284LNCR + 1,190LNFS.

Persamaan regresi di atas diketahui bahwa variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh dominan terhadap LN(DPR) Deviend Payout Ratio

dibandingkan variabel lainnya karena memiliki koefisien tertinggi yaitu 1,194.

2. Uji Asumsi Klasik

Model regresi linier berganda dapat dikatakan sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi beberapa asumsi yang disebut dengan


(63)

asumsi klasik.. Ada empat uji asumsi yang akan dilakukan yaitu uji normalitas, uji multikolineritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel dependen dan independen dalam model regresi tersebut terdistribusi secara normal (Ghozali, 2006). Model regresi yang baik adalah mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Pada penelitian ini menggunakan uji normalitas data dengan menggunakan uji statistik

Kolomogrov-Swirnov. Apabila nilai Kolmogorov-Smirnov memiliki tingkat signifikan di atas α=0,05 berarti suatu variabel dikatakan berdistribusi normal

Tabel 4.5

Uji Normalitas Sebelum Di Obati One

Kolmogorov-smirnov

Nilai Signifikan Keterangan

Unstandardized Residual

0,000 Data berdistribusi

tidak normal

Sumber : Lampiran 4

Berdasarkan tabel 4.5. Hasil uji normalitas dari residual model regresi diketahui titik menjauhi garis diagonal serta diperoleh nilai signifikansi atau p value sebesar 0,000. Titik-titik menjauhi garis diagonal atau nilai p < 0,05 menunjukkan bahwa distribusi data dalam model regresi tidak berdistribusi normal. Pengobatan yang dilakukan dalam uji normalitas yaitu dengan transformasi data. Bentuk


(64)

transformasi yang berhasil dipakai dalam penelitian ini adalah Logaritma Natural (LN) (Ghozali, 2013). Hasil uji normalitas data yang telah ditransformasi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6

Uji Normalitas Data Transformasi (LN) One

Kolmogorov-smirnov

Nilai Signifikan Keterangan

Unstandardized Residual

0,092 Data berdistribusi

normal

Sumber : Lampiran 5

Berdasarkan tabel 4.6 Hasil uji normalitas dari residual model regresi data yang telah ditransformasi (LN) diketahui titik mengikuti garis diagonal serta diperoleh nilai signifikansi atau p value sebesar 0,092. Titik-titik mengikuti garis diagonal atau nilai p > 0,05 menunjukkan bahwa distribusi data dalam model regresi berdistribusi normal. Sehingga analisa selanjutnya menggunakan data yang telah ditransformasi dalam bentuk logaritma natural (LN).

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinieritas menunjukkan adanya korelasi linier yang sempurna diantara beberapa atau semua variabel independennya. Idealnya variabel-variabel independen dari persamaan regresi tidak memiliki korelasi satu dengan lainnya.

Uji multikolinieritas dapat dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) yang ditampilkan pada hasil output analisis regresi berganda. Jika nilai VIF < 10 atau nilai tolerance > 0,1 maka


(65)

variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya.

Tabel 4.7

Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel Collinearity Statistics Kesimpulan Tolerance VIF

CP 0,903 1,107 Tidak terjadi multikolinearitas

DER 0,987 1,014 Tidak terjadi multikolinearitas

ROA 0,906 1,103 Tidak terjadi multikolinearitas

CR 0,875 1,143 Tidak terjadi multikolinearitas

FS 0,955 1,047 Tidak terjadi multikolinearitas

Sumber : Lampiran 6

Berdasarkan tabel 4.7. diketahui bahwa nilai VIF variabel CP (Cash Position), DER (Debt To Equity Ratio), ROA (Return On Assets), CR (Current Ratio) dan FS (Firm Size) dibawah 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1. Maka disimpulkan secara umum tidak terjadi multikolinearitas antar variabel bebas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan uji grafik maupun uji statistik. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot atau menggunakan uji Glejser. Hasil dari pengujian ini dapat dilihat dari nilai sig > 5% maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas, sebaliknya apabila nilai sig < 5% maka terjadi gejala heteroskedastisitas.


(66)

Tabel 4.8

Hasil Uji Heteroskedastisitas sebelum diobati

Variabel signifikansi Keterangan

LNCP 0,731 Tidak terjadi heteroskedastisitas LNDER 0,332 Tidak terjadi heteroskedastisitas LMROA 0,876 Tidak terjadi heteroskedastisitas LNCR 0,037 Terjadi heteroskedastisitas LNFS 0,061 Tidak terjadi heteroskedastisitas Sumber : Lampiran 8

Hasil uji heteroskedastisitas pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai signifikansi keempat variabel bebas lebih dari 0,05, dan variabel CR kurang dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa masih terjadi heteroskedastisitas.

Tabel 4.9

Hasil Uji Heteroskedastisitas setelah diobati

Variabel signifikansi Keterangan

LNCP 0,807 Tidak terjadi heteroskedastisitas LNDER 0,179 Tidak terjadi heteroskedastisitas LNROA 0,82 Tidak terjadi heteroskedastisitas INVCR 0,897 Tidak terjadi heteroskedastisitas LNFS 0,099 Tidak terjadi heteroskedastisitas Sumber : Lampiran 9

Setelah melakukan perbaikan dengan menstranformasi data dan menggunakan logaritma natural (LN) uji Gletser hasil uji heteroskedastisitas pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai signifikansi keempat variabel bebas lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa sudah tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah hubungan antara nilai suatu variabel dengan nilai variabel yang sama tetap terjadi pada periode sebelumnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas


(67)

dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada

data runtut waktu atau time series karena “gangguan” pada seseorang

individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya. Cara yang mudah mendeteksi adanya autokorelasi atau tidak adalah dengan melihat besaran Durbin-Watson (d). Jika d terletak antara -2 sampai dengan +2 maka tidak terjadi auokorelasi. Berikut hasil uji autokorelasi dalam penelitian ini:

Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,545a 0,297 0,271 5,75856 1,494

Sumber : Lampiran 7

Nilai Durbin-Watson hasil regresi sebesar 1,494. Nilai Durbin-Watson regresi dalam penelitian ini terletak pada kisaran -2 sampai dengan +2 yaitu tidak adanya masalah autokorelasi sehingga data sesuai dengan yang dipersyaratkan.

D.Hasil Uji Hipotesis 1. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut hasil uji t dalam penelitian ini:


(1)

36

menyatakan bahwa profitabilitas merupakan factor terpenting yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam DPR. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik, karena tingkat kembalian investasi (return) semakin besar. Seperti diuraikan sebelumnya, bahwa return yang diterima oleh investor dapat berupa pendapatan dividen dan capital gain. Dengan demikian meningkatnya ROA juga akan meningkatkan pendapatan dividen. Hasil penelitian ini sesua dengan Nadjibah (2008), Fira Puspita (2009), Marlina dan Danica (2009) berpendapat bahwa Return On Asset memiliki pengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).

d. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Current ratio juga merupakan salah satu ukuran rasio likuiditas (liquidity ratios) yang dihitung dengan membagi aktiva lancar (curent assets) dengan hutang/ kewajiban lancar (current liability). Semakin besar current ratio menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (termasuk di dalamnya kewajiban membayar DPS yang terutang). Menurut Brigham (1999) dalam Tesdi (2006), kedua rasio likuiditas tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Hasil penelitian ini sesuai dengan Arief Basuki (2012), hasil menunjukkan CR dan ROA berpengaruh positif, sedangkan DER berpengaruh negatif. Sementara itu DER dan ROA berpengaruh signifikan terhadap DPR pada derajat signifikansi kurang dari 5%.


(2)

37

e. Pengaruh Firm Size (Ukuran Perusahaan) terhadap Dividend Payout

Ratio (DPR).

Menurut Brigham dan Houston (2001) dalam Yustiana (2010), perusahaan besar dapat dengan mudah untuk mengakses pasar modal. Kemudahan untuk mengakses pasar modal berarti perusahaan memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan. Menurut Tittman dan Wessels (1988) Yustiana (2010), Firm size (ukuran perusahaan) merupakan ukuran besar kecilnya perusahaan yang diukur melalui logaritma natural dari total asset (Ln total asset). Total asset dijadikan sebagai indikator ukuran perusahaan karena sifatnya jangka panjang dibandingkan dengan penjualan.

Menurut Hatta (2002) dalam Tesdi (2006), suatu perusahaan besar dan mapan akan mudah untuk menuju ke pasar modal. Karena kemudahan untuk berhubungan dengan pasar modal maka berarti fleksibilitas lebih besar dan kemampuan untuk mendapatkan dana dalam jangka pendek, perusahaan besar dapat mengusahakan pembayaran dividen yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan kecil. Ukuran untuk menentukan ukuran perusahaan adalah dengan log natural dari net sales. Hasil penelitian ini sesuai dengan Fira Puspita (2009), Rejeki (2011), Difah (2011), Achmad Zaipul (2011) menghasilkan sebuah hasil yang menyatakan bahwa size memiliki hubungan positif terhadap DPR.


(3)

38

J. Penutup

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Cash Position berpengaruh positif dan signifikan terhadap Diviend Payout Ratio (B=0,228; p=0,002)

2. Debt To Equity Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Diviend Payout Ratio (B=-0,348; p=0,008)

3. Return On Assets berpengaruh positif dan signifikan terhadap Diviend Payout Ratio (B=0,264; p=0,027)

4. Current Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Diviend Payout Ratio (B=0,284; p=0,029)

5. Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Diviend Payout Ratio (B=1,190; p=0,007).

2. Keterbatasan

a. Periodenya selama 5 tahun yaitu dari tahun 2010-2014.

b. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Dividend Payout Ratio (DPR).

c. Variabel Independennya yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cash Position (CP), Debt To Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA), Current Ratio (CR) dan Firm Size (Ukuran Perusahaan).


(4)

39

3. Saran

a. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan dan dapat mengetahui informasi yang diperoleh dari hasil pengujian pengaruh Cash Position (CP), Debt to Equity Ratio (DER) dan Return On Assets (ROA) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).

b. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertimbangan bagi pihak yang berkepentingan dalam menganilisis Dividend Payout Ratio (DPR), khususnya para investor yang ingin mendapatkan dividend.


(5)

40

DAFTAR PUSTAKA

Agus Sartono. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE.

Awat, J. Napa. 1998. Manajemen Keuangan Pendekatan Matematis. Jakarta: Gramedia.

Bringham, Enguene dan Houston.2001. Manajemen Keuangan. Buku Dua.Jakarta: Erlangga.

Dwiyani Rini Hadiwidjaja. 2007. Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia”. Skripsi. Tidak Dipublikasikan.

Ghozali I., 2013, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21, edisi 7 ,Semarang ; Universitas Diponegoro

Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro.

Halim, Abdul . 2003. Analisis Investasi. Jakarta: Salamba Empat. Hanafi, Mamduh. 2008. Manajemen Keuangan. Yogyakarta. BPFE.

Husnan, Suad. 2000. Manajemen Keuangan Teori dan Penerangan. Yogyakarta: BPFE.

Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE. Marlina Lisa dan Clara Danica.2009. “Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To

Equity Ratio dan Return On Investment Terhadap Dividend Payout Rati”. Jurnal Manajemen Bisnis , Volume 2.

Myers, Melissa. And Bacon, frank. 2002. “The Determinants of Corporate Devidend Policy”. Academy of Accaunting and Financial Studies, Volume 7

Primawestri, Laksmi 2011. “Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Devident Payout Ratio”. Skripsi Universitas Diponegoro Semarang. Priono Tesdi. 2006. Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan, Pertumbuhan


(6)

41

Empiris: Di Bursa Efek Jakarta Periode Tahun 2002-2004. Skripsi. Tidak Dipublikasikan.

Puspita, Fira. SE. 2009. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Devidend Payout Ratio”. Thesis Universitas Diponegoro Semarang. Ratna Yustiana Nuraini. 2010. Analisis Pengaruh Return On Investment, Fixed

Assets Ratio, Firm Size Dan Rate Of Growth Terhadap Debt To Equity Ratio” pada Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2007. Skripsi. Tidak Dipublikasikan.

Rejeki, Sutari S. 2011. “Pengaruh Debt To Equity Ratio, Net Pofit Margin, Asset Growth, Firm Size, dan Curennt Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio” Skripsi Universitas Diponegoro Semarang.

Riyanto, Bambang.2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:BPFE

Samsul, Muhamad.2006. Pasar Modal dan Mnajemen Portofolio. Jakarta:Erlangga

Sartono A., 2001, Manajemen Keuangan : Teori dan Aplikasi , Edisi keempat, Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Singgih Santoso, 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. PT Elek Media Komputindo, Jakarta.

Sri Sutari Rejeki. 2011. Pengaruh Debt To Equity Ratio, Net Profit Margin, Asset Growth, Firm Size, Dan Current Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio”. Studi Kasus Pada Perusahaan Non Financial Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2009. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: ALFABETA


Dokumen yang terkait

Pengaruh Return On Assets (Roa), Debt To Equity Ratio (Der) Dan Earning Per Share (Eps) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2010-2013

8 121 96

Analisis Pengaruh Dividend Payout Ratio Dan Return On Investment Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5 103 114

Analisis Pengaruh Cash Position, Return On Assets, Firm Size Dan Debt To Equity Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

0 54 164

Pengaruh Debt to Total Assets Ratio, Kualitas Audit, dan Opini Going Concern Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 49 97

Pengaruh Current Ratio, Leverage, Dividend Payout Ratio Dan Return On Equity Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008

0 61 82

Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

0 65 120

Analisis pengaruh rasio likuiditas, profitabiltas, aktivitas, leverage, dan frim size terhadap return saham: studi kasus pada perusahaan yang terdaftar di LQ 45

1 5 70

ANALISIS PENGARUH CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN ANALISIS PENGARUH CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 0 23

PENGARUH CASH POSITION, FIRM SIZE, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR.

0 1 126

ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS, DEBT TO EQUITY RATIO, ASSETS GROWTH, CASH RATIO, DAN FIRM SIZE TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO

0 0 18