BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Metode Standarisasi The Standardized Approach
Market Risk Amandement memperkenalkan metode untuk perhitungan persyaratan modal yaitu metode standarisasi Standarized Approach. Total pembebanan modal
terhadap bank yang menggunakan pendekatan ini dihitung dengan menambahkan seluruh pembebanan modal untuk setiap klasifikasi risiko. Bank harus menghitung
persyaratan modalnya menggunakan metode standarisasi untuk risiko suku bunga dan risiko nilai tukar.
Pembebanan modal regulasi untuk risiko suku bunga adalah untuk melindungi instrumen yang terekspos dengan risiko suku bunga seperti instrumen obligasi.
Persyaratan modal ini disajikan dalam dua pembebanan terpisah, untuk risiko spesifik specific risk charge dan risiko pasar umum general market risk charge. Total
pembebanan risiko suku bunga adalah jumlah risiko spesifik dan risiko pasar umum.
3.2. Risiko Spesifik Specific Risk Charge
Risiko spesifik mempresentasikan risiko perubahan harga sekuritas yang merugikan karena faktor-faktor yang relevan dengan penerbit sekuritas. Risiko ini dihitung atas
posisi yang dimiliki pada setiap sekuritas. Bank tidak diizinkan melakukan saling hapus posisi pada sekuritas yang berbeda kendati pun penerbitnya sama. Namun, bank
dapat mengurangi posisi pembelian long dan penjualan short termasuk posisi derivatif yang identik untuk menghasilkan posisi neto.
Universitas Sumatera Utara
Risiko spesifik merangkum perubahan dalam peringkat kredit dari penerbit. Selain itu, semakin panjang jatuh tempo sekuritas semakin besar risiko yang dihadapi
oleh pemegang sekuritas. Untuk merangkum faktor-faktor risiko ini ditetapkan 5 kategori utama untuk risiko spesifik.
Tabel 3.1. Pembebanan modal untuk tiap kategori penerbit obligasi
Penerbit Jatuh tempo maturity
Pembebanan Pemerintah
tidak ada batas 0.00
Memenuhi syarat 0 - 6 bulan
0.25 Memenuhi syarat
6 - 24 bulan 1.00
Memenuhi syarat 24 bulan
1.60 Lainnya
Tidak ada batas 8.00
Sumber : Badan Sertifikasi Manajemen Risiko, 2007.
3.2.1 Penerbit Pemerintah Government
Penerbit dengan kategori “pemerintah” diaplikasikan untuk setiap jenis sekuritas yang diterbitkan pemerintah pusat suatu Negara. Keleluasaan diberikan kepada supervisor
untuk mengijinkan sekuritas pemerintah lokal dan regional disertakan jika sekuritas tersebut dibobot 0 pada Basel Accord 1988. Kelemahan pembebanan nol persen
untuk seluruh sekuritas pemerintah adalah bahwa bank tidak didorong untuk memelihara kualitas sekuritas yanglebih baik karena perlakuan modal yang sama
untuk setiap sekuritas pemerintah.
Kelemahan ini telah diperbaiki dalam Basel II yang melakukan redefinisi kategori “pemerintah” dengan pemeringkatan kredit seperti pada tabel 3.2
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2. Pemeringkatan Kredit
Penerbit Jatuh tempo
Pembebanan AAA sampai AA
Tidak ada batas 0.00
A + sampai BBB 0 – 6 bulan
0.25 A + sampai BBB
6 – 24 bulan 1.00
A + sampai BBB 24 bulan
1.60 Lainnya
Tidak ada batas 8.00
Sumber : Badan Sertifikasi Manajemen Risiko, 2007.
Kualifikasi baru ini mengakui sekuritas pemerintah dengan pemeringkat kredit terbaik dikenakan beban modal lebih rendah.
3.2.2 Penerbit yang memenuhi syarat Qualifying
Kategori qualifying meliputi sekuritas yang diterbitkan sektor publik, bank pembangunan multilateral dan sekuritas lain yang memenuhi salah satu persyaratan
berikut:
1. Diperingkat investment grade oleh sedikitnya dua lembaga pemeringkat
rating agency yang diakui oleh otoritas moneter.
2. Diperingkat investment grade oleh satu rating agency dan tidak lebih rendah
dari investment grade oleh rating agency lain yang persyaratannya ditentukan oleh otoritas moneter, atau
3. Tidak diperingkat tetapi kualitas kreditnya dapat diekivalenkan dengan
investment grade yang harus mendapat persetujuan dari supervisor dan penerbitnya telah menerbitkan sekuritas yang tercatat pada bursa saham yang
diakui.
Universitas Sumatera Utara
Sekuritas yang tidak diperingkat harus memenuhi kriteria berikut agar layak masuk kategori yang memenuhi syarat :
1. Sekuritas diperingkat ekivalen dengan investment grade yang diatur dalam
system pemeringkatan internal bank, yang telah disetujui supervisor bank yang menyatakan bahwa sistem tersebut telah memenuhi persyaratan IRBA
International Rating Based Approach, dan
2. Penerbit memiliki sekuritas yang terdaftar pada bursa saham yang diakui.
3.2.3 Penerbit Lainnya Others
Kategori lainnya meliputi seluruh sekuritas yang tidak memenuhi kriteria memenuhi syarat. Jadi, terdapat banyak jenis sekuritas dalam kategori ini yang beberapa
diantaranya mungkin memiliki karakteristik risiko tinggi. Supervisor memiliki keleluasaan untuk membebankan modal yang lebih tinggi dari 8 jika para supervisor
menilai bahwa pembebanan modal yang sesuai standar dinilai terlalu kecil. Langkah-langkah perhitungan risiko spesifik adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data transaksi pasar obligasi pada akhir hari kerja pada saat
dilakukan pengukuran risiko. Data tersebut meliputi : jenis transaksi, nominal transaksi, counterparty atau issuer, rating, suku bunga, jenis kupon, jangka
waktu hingga jatuh tempo.
2. Mengumpulkan data suku bunga pasar dan harga pasar obligasi dari sumber
yang digunakan sesuai dengan jangka waktu atau jenis penerbitan.
3. Menghitung besarnya posisi yaitu sebesar nilai pasar instrumen obligasi.
4. Mengklasifikasikan setiap posisi dalam 5 kategori sesuai dengan counterparty
atau issuer rating serta sisa waktu hingga jatuh tempo.
5. Menjumlahkan hasil perhitungan risiko spesifik pada setiap kategori.
Universitas Sumatera Utara
3.3 Risiko Pasar Umum General Marlet Risk Charge
Risiko umum adalah risiko perubahan harga pasar yang melibatkan seperangkat instrumen yang menimbulkan potensi kerugian. Pembebanan modal untuk risiko
umum bertindak sebagai “proteksi” terhadap risiko kerugian atas perubahan harga pasar. Bank dapat memilih satu atau dua metode untuk menghitung pembebanan
modalnya yaitu: metode jatuh tempo atau metode jangka waktu.
Kedua metode memiliki 4 komponen pembebanan modal yaitu:
1. Posisi neto beli long atau jual short.
2. Sebagian kecil posisi yang saling menihilkan antar skala waktu vertical
disallowance 3.
Satu bagian yang lebih kecil posisi saling menihilkan antar skala waktu yang berbeda horizontal disallowance dan,
4. Pembebanan neto untuk posisi option bila ada.
Sumber : Badan Sertifikasi Manajemen Risiko, 2007.
Untuk metode jatuh tempo, instrumen obligasi yang terkait dengan risiko suku bunga harus dialokasikan pada skala waktu yang benar berdasarkan jatuh tempo
instrumen obligasi. Untuk instrumen obligasi dengan suku bunga mengambang, hal ini adalah sisa waktu sampai jatuh tempo. Untuk instrumen obligasi suku bunga
mengambang, hal ini didasarkan pada sisa waktu sampai suku bunga berikutnya. Ada dua maturity ladder yang ditetapkan, satu untuk instrumen obligasi dengan suku 3
atau lebih dan yang lain untuk instrumen obligasi dengan suku bunga dibawah 3. Metode jatuh tempo memiliki 3 zona dengan 13 kelompok waktu time bands. Setiap
kelompok waktu memiliki bobot risiko yang mencerminkan sensitifitas harga atas suatu posisi dengan asumsi perubahan suku bunga tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.3. Skala Waktu dan Bobot Risiko
Kupon 3 atau lebih
Kupon lebih kecil dari 3
Bobot Risiko
Perubahan-perubahan pada yield yang
diasumsikan 1 bulan atau kurang
1 bulan atau kurang 0.00
1.00 1 sampai 3 bulan
1 sampai 3 bulan 0.20
1.00 3 sampai 6 bulan
3 sampai 6 bulan 0.40
1.00 6 sampai 12 bulan
6 sampai 12 bulan 0.70
1.00 1 sampai 2 tahun
1.0 sampai 1.9 tahun 1.25
0.90 2 sampai 3 tahun
1.9 sampai 2.8 tahun 1.75
0.80 3 sampai 4 tahun
2.8 sampai 3.6 tahun 2.25
0.75 4 sampai 5 tahun
3.6 sampai 4.3 tahun 2.75
0.75 5 sampai 7 tahun
4.3 sampai 5.7 tahun 3.25
0.70 7 sampai 10 tahun
5.7 sampai 7.3 tahun 3.75
0.65 10 sampai 15 tahun
7.3 sampai 9.3 tahun 4.50
0.60 15 sampai 20 tahun 9.3 sampai 10.6 tahun
5.25 0.60
Lebih dari 20 tahun 10.6 sampai 12 tahun
6.00 0.60
12 sampai 20 tahun 8.00
0.60 Di atas 20 tahun
12.50 0.60
Sumber : Badan Sertifikasi Manajemen Risiko, 2007.
Suku bunga dalam satu skala waktu cenderung memiliki hubungan yang erat dan pada umumnya berubah dengan arah yang sama. Hal ini berlaku untuk zona
berdekatan seperti ditunjukkan pada tabel diatas. Namun, hubungan suku bunga jangka pendek dizona 1 dan suku jangka panjang di zona 3 tidak terlalu dekat
sehingga secara efektif saling hapus tidak diijinkan dengan penetapan bobot 100. Persentase pembebanan untuk saling hapus didalam zona dan antar zona
mencerminkan risiko terhadap perubahan relatif suku bunga.
Posisi instrumen obligasi diberi tanda + atau - dengan menggunakan konvensi berikut : Positif jika bank menerima bunga dari instrumen obligasi dan
negatif jika bank membayar bunga. Posisi positif disebut sebagai posisi beli dan posisi negatif disebut posisi jual.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.4. Horizontal Dissallowance
Zona 3 atau lebih
3 atau kurang
Dalam zona Zona
berdekatan Zona
1 dan 3 Zona 1
0 – 1 bulan 0 – 1 bulan
40 40
100 1 – 3 bulan
1 – 3 bulan 3 – 6 bulan
3 – 6 bulan 6 – 12 bulan
6 – 12 bulan Zona 2
1 – 2 tahun 1 – 2 tahun
30 40
2 – 3 tahun 2 – 3 tahun
3 - 4 tahun 3 – 3.6 tahun
Zona 3 Lebih dari 4
tahun Lebih dari 3.6
tahun 30
Sumber: Badan Sertifikasi Manajemen Risiko, 2007.
Setelah alokasi posisi, setiap skala waktu memiliki posisi beli dan posisi jual atau nol. Posisi ini dikalikan dengan bobot risiko untuk setiap skala waktu. Bobot
risiko merepresentasikan dampak atas perubahan harga yang diasumsikan.
Metode yang digunakan bank dalam perhitungan risiko pasar umum adalah metode jatuh tempo maturity method dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Masing-masing posisi obligasi diklasifikasikan kedalam 13 kelompok waktu
time bands berdasarkan sisa waktu jatuh tempo. Untuk instrumen obligasi dengan tingkat bunga yang bersifat tetap fixed rate, sisa jangka waktu
dihitung mulai saat perhitungan risiko dilakukan hingga tanggal jatuh tempo. Sedangkan untuk instrumen obligasi dengan tingkat bunga yang bersifat
mengambang variable rate, sisa jangka waktu dihitung mulai saat perhitungan risiko dilakukan hingga tanggal dilakukan fixing rate berikutnya
next fixing date.
2. Menghitung overall general market risk charge dengan menjumlahkan
seluruh hasil perkalian antara posisi dengan bobot risiko masing-masing pada setiap kelompok waktu .
Universitas Sumatera Utara
3. Menghitung vertical disallowance yaitu tambahan capital charge akibat
adanya posisi yang berlawanan dalam satu kelompok waktu tertentu. Besarnya vertical disallowance adalah 10 dari charge terkecil dalam kelompok waktu
tersebut.
4. Menghitung horizontal disallowance 1 yaitu tambahan capital charge akibat
adanya posisi yang berlawanan antar kelompok waktu didalam satu zona tertentu. Besarnya horizontal disallowance 1 adalah hasil kali charge terkecil
antar kelompok waktu dengan bobot risiko yang sesuai untuk zona tersebut. Bobot risiko untuk zona 1 sebesar 40, zona 2 dan 3 sebesar 30.
5. Menghitung horizontal disallowance 2 yaitu tambahan capital charge akibat
adanya posisi yang berlawanan dalam dua zona yang berdekatan zona 1 dengan zona 2 atau zona 2 dengan zona 3. Besarnya horizontal disallowance
2 adalah 40 dari charge terkecil diantara dua zona tersebut.
6. Menghitung horizontal disallowance 3 yaitu tambahan capital charge akibat
adanya dua posisi yang berlawanan dalam dua zona yang berjauhan zona 1 dengan zona 3. Besarnya horizontal disallowance 3 adalah 100 dari charge
terkecil antar zona 1 dan zona 3 tersebut.
7. Menghitung total general market risk charge dengan menjumlahkan seluruh
hasil yang dari langkah-langkah sebelumnya diatas.
Universitas Sumatera Utara
3.4 Contoh Kasus