19
BAB III GAMBARAN DATA PKLM
A. DASAR – DASAR PERPAJAKAN
Sebagian besar Negara di dunia ini memiliki sistem perpajakan untuk membiayai pengeluaran pemerintahnya. Tidak terkecuali dengan Indonesia di mana
pajak menjadi tulang punggung untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah dalam rangka menyediakan barang publik dan jasa publik. Begitu
pentingnya peranan pajak dalam zaman modern ini, sampai-sampai Benjamin Franklin berkata : “In this world nothing is certain except death and taxes.”
Di Indonesia, dikenal beberapa jenis pajak seperti Pajak Penghasilan PPh, Pajak Pertambahan Nilai PPN, Pajak Bumi dan Bangunan PBB, Bea Meterai
BM, dan Bea Perolehan Hak atas Tanah danatau Bangunan BPHTB. Di tingkat pemerintah daerah, di kenal juga beberapa macam pajak seperti Pajak Kendaraan
Bermotor PKB, Pajak Restoran, dan lain-lain.
1. Pengertian Pajak
Definisi pajak yang terkenal dalam dunia akademik dikemukakan oleh Prof. Rochmat Soemitro dalam Mardiasmo,2006:30, yaitu : “Pajak adalah iuran rakyat
kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan-
Universitas Sumatera Utara
tidak mendapat jasa timbal balik yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.”
Dari definisi di atas terlihat bahwa pajak harus berdasarkan Undang-undang yang disusun dan dibahas bersama antara pemerintah dan DPR sehingga pajak
merupakan ketentuan berdasarkan kehendak rakyat, bukan kehendak penguasa semata. Pembayar pajak tidak akan mendapat imbalan langsung. Manfaat dari pajak
akan dirasakan oleh seluruh masyarakat baik yang membayar pajak maupun yang tidak membayar pajak.
Adapun definisi pajak menurut Undang-undang No.28 tahun 2007 ini adalah sebagai berikut :
“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Definisi Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan ini nyaris hampir sama dengan definisi Rochmat Soemitro. Kata-kata “iuran” diganti dengan
kata “kontribusi” yang nadanya lebih bersifat positif karena mengandung makna partisipasi masyarakat. Kemudian ada tambahan “bagi sebesar-besar kemakmuran
rakyat” yang membuat kata pajak lebih bernilai positif karena untuk tujuan kemakmuran rakyat melalui penyediaan barang dan jasa publik seperti pertahanan,
keamanan, pendidikan, kesehatan, jalan raya, dan fasilitas umum lainnya.
Universitas Sumatera Utara
2. Fungsi Pajak
Adapun fungsi pajak meliputi : 1.
Fungsi penerimaan budgeter Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan
pengeluaran-pengeluaran pmerintah. contoh: dimasukkannya APBN sebagai penerimaan dalam negeri
2. Fungsi Mengatur
Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan di bidang sosial dan ekonomi. Contoh di kenakannya pajak yang lebih tinggi
terhadap minuman keras.
3. Pengelompokan Pajak