untuk mengetahui pengaruh kurs rupiah US DOLLAR dan tingkat suku bunga  SBI  terhadap  IHSG  di BEI periode  tahun 2007-2009.  Pengujian
hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: a.  Pengujian  Hipotesis  1  dengan  Uji  F,  digunakan  untuk  mengetahui
apakah  variabel-variabel  independen  Nilai  Tukar  RupiahUS DOLLAR X1  dan  Tingkat  Suku  Bunga  SBI  X2  secara  bersama-
sama  mempunyai  pengaruh  signifikan  terhadap  IHSG  Y  di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009.
b.  Pengujian  Hipotesis  2  dengan  Uji  t,  digunakan  untuk  mengetahui apakah  variable  independen  Nilai  Tukar  RupiahUS  DOLLAR X1
secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap IHSG Y di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009.
c.  Pengujian  Hipotesis  3  dengan  Uji  t,  digunakan  untuk  mengetahui apakah  variabel  independen  Tingkat  Suku  Bunga  SBI  X2  secara
parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap IHSG Y di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009.
1. Uji F
Pengujian  ini  dilakukan  untuk  menguji  pengaruh  dari  seluruh variable independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut : a. Menentukan Hipotesis
H0;   = 0 : Nilai Tukar RupiahUS DOLLAR dan Tingkat Suku Bunga SBI  tidak  berpengaruh  secara  signifikan  terhadap  IHSG
perusahaanperusahaan  yang  terdaftar  di BEI H1;     0  :  Nilai  Tukar
RupiahUS DOLLAR dan Tingkat Suku Bunga SBI berpengaruh secara signifikan terhadap IHSG  perusahaanperusahaan yang terdaftar di BEI
b. Menentukan tingkat signifikansi   yang digunakan,   = 5 c. Membuat keputusan
Jika Fhitung  Ftabel, maka maka Ho diterima dan H1 ditolak. Jika Fhitung  Ftabel, maka maka Ho ditolak dan H1 diterima.
Jika signifikansi F  0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak. Jika signifikansi F  0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima.
d. Membuat kesimpulan
2. Uji t
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari tiap- tiap variable independen Nilai Tukar RupiahUS DOLLAR dan
Tingkat Suku Bunga SBI terhadap IHSG di BEI untuk periode tahun 2007-2009.
Langkah-langkah adalah sebagai berikut: a. Menentukan hipotesis
H0;   = 0 : Nilai Tukar RupiahUS DOLLAR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap IHSG perusahaan-perusahaan yang
terdaftar di BEI H2;   0 : Nilai Tukar RupiahUS DOLLAR berpengaruh secara signifikan terhadap IHSG perusahaan-
perusahaan yang terdaftar di BEI H0;  = 0 : Tingkat Suku Bunga SBI tidak berpengaruh secara signifikan terhadap IHSG perusahaan-
perusahaan yang terdaftar di BEI H3;  0 : Tingkat Suku Bunga SBI
berpengaruh secara signifikan terhadap IHSG perusahaan- perusahaan yang terdaftar di BEI
b.  Menentukan tingkat signifikansi   yang digunakan,   = 5 c.  Membuat keputusan
Jika thitung  ttabel, maka maka Ho diterima dan H1 ditolak. Jika thitung  ttabel, maka maka Ho ditolak dan H1 diterima.
Jika signifikansi t  0,05, maka Ho diterima dan H2,3 ditolak. Jika signifikansi t  0,05, maka Ho ditolak dan H2,3 diterima.
d. Membuat kesimpulan.
43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Pasar modal bukan merupakan hal baru di Indonesia. Sejarah pasar modal di Indonesia  sebenarnya  telah  dimulai  sejak  Pemerintahan  Hindia  Belanda
mendirikan  bursa  efek  di  Batavia  pada  tanggal  14  Desember  1912  yang diselenggarakan  oleh Vereneging  Voor  de  Effectenhandel. Dengan
berkembangnya bursa efek di Batavia, pada tanggal 11 Januari 1925 Bursa Efek Surabaya,  kemudian  disusul  dengan  pembukaan  bursa  efek  di  Semarang  pada
tanggal  1  Agustus  1925.  Karena  pecahnya  Perang  Dunia  II,  maka  Pemerintah Hindia Belanda menutup bursa efek di Batavia pada tanggal 10 Mei 1940.
Pada  zaman  Republik Indonesia  Serikat  RIS,  bursa  efek  diaktifkan kembali. Diawali dengan diterbitkannya Obligasi Pemerintah Republik Indonesia
tahun  1950,  kemudian  disusul  dengan  diterbitkannya  Undang-Undang  Darurat tentang bursa Nomor 13 tanggal 01 September 1951. Undang-Undang Darurat itu
kemudian ditetapkan sebagai Undang-Undang Nomor 15 tahun 1952. Pada saat itu penyelenggaraan bursa diserahkan pada Perserikatan Perdagangan Uang dan
Efek-efek PPUE dan Bank Indonesia BI ditunjuk sebagai penasihat. Kegiatan bursa  kembali  terhenti  ketika  pemerintah  Belanda  meluncurkan  program
nasionalisasi perusahaan-perusahaan milik pemerintah Belanda pada tahun 1956. Program  nasionalisasi  ini  disebabkan  adanya  sengketa  antara  pemerintah
Indonesia  dengan  Belanda  mengenai  Irian  Barat,  dan  sekarang  bernama  Papua, yang mengakibatkan larinya modal usaha ke luar negeri.