Pengaruh Kurs Mata Uang Rupiah Atas Dollar As, Tingkat Suku Bunga Sbi Dan Tingkat Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Pada Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2007-2011

(1)

(2)

PENGARUH KURS MATA UANG RUPIAH ATAS DOLLAR AS,

TINGKAT SUKU BUNGA SBI DAN TINGKAT INFLASI

TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG)

PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

PERIODE 2007-2011

The Influence of Exchange Rate of IDR on the US Dollar, The

Interest Rate of SBI, and The Rate of Inflation Toward The

Composite Share Price Index (CSPI) in Indonesia Stock

Exchange (IDX) Period 2007-2011

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

Disusun :

NAMA

: BENI HERMAWAN

NIM

: 21208096

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(3)

(4)

i

ABSTRACT

The Influence of Exchange Rate of IDR on the US Dollar, The

Interest Rate of SBI, and The Rate of Inflation Toward The

Composite Share Price Index (CSPI) in Indonesia Stock

Exchange (IDX) Period 2007-2011

By

Beni Hermawan

Instructor: Linna Ismawati,SE.,M.Si.

The study aimed to find out a rate of exchange of Rupiah against US Dollar, rate of interest of SBI, Inflation, and Composite Stock Index (called IHSG), as well as to know an influence a rate of exchange of Rupiah against US Dollar, rate SBI, Inflation toward IHSG whether in partial or simultaneously at Indonesian Stock Exchange in 2007-2011 periods.

The method used in this research is descriptive and verificative, with secondary data on rate of exchange of Rupiah against US Dollar, percentage of rate of interest of SBI, and inflation in Indonesian Stock Exchange on each the end of the month of monitoring—in 2007-2011 periods. The statistical test used is dual linier regression analysis, classical assumption test, correlation analysis of Pearson, determination coefficient, and hypothetical test accounted by manual and uses an application of SPSS 18.0 for windows.

The result shows that variable the rate of exchange of Rupiah against US Dollar partially has found that there is an insignificant influence toward IHSG, while rate of interest of SBI had a significant influence to IHSG, but inflation partially to the IHSG is not.

Keywords: Rate of exchange of Rupiah against US Dollar, rate of interest of SBI, inflation and IHSG


(5)

ii

TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN

(IHSG) PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2007-2011

Oleh : Beni Hermawan

Pembimbing : Linna Ismawati, SE., M.Si

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI, tingkat inflasi dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), juga untuk mengetahui pengaruh kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI dan tingkat inflasi terhadap IHSG baik secara simultan maupun parsial pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2011.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif. Sedangkan data yang digunakan adalah data sekunder yang meliputi data nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, prosentase tingkat suku bunga SBI dan prosentase tingkat inflasi di BEI pada setiap akhir bulan pengamatan yaitu periode 2007-2011. Pengujian statistik yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, uji asumsi klasik, analisis korelasi pearson, koefisien determinasi dan uji hipotesis yang dihitung secara manual dan menggunakan aplikasi SPSS 18.0 for windows.

Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel kurs mata uang rupiah atas dollar AS secara parsial terdapat pengaruh yang tidak signifikan terhadap IHSG, tingkat suku bunga SBI secara parsial berpengaruh negatif terhadap IHSG dan tingkat inflasi secara parsial tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap IHSG.

Kata Kunci : kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga Sertifikat


(6)

iii

KATA PENGANTAR

Segala Puji serta syukur kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Pengaruh Kurs Mata Uang Rupiah atas dollar AS, Tingkat Suku Bunga SBI dan Tingkat Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Pada

Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2007-2011”. Tidak lupa pula shalawat dan

salam penulis tujukan kepada Nabi Besar Rasulullah Muhammad SAW yang telah berjuang membawa umat manusia kepada fitrah yang benar dan jalan yang lurus.

Skripsi ini sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam menempuh jenjang S1 pada program studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

Peneliti berusaha menyajikan skripsi ini sebaik mungkin, namun peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna dan banyak kekurangan, mengingat terbatasnya pengetahuan dan kemampuan peneliti. Oleh karena kritik dan saran yang membangun dari semua pihak akan merupakan masukan yang berharga bagi peneliti guna memperbaiki dan menyempurnakan skripsi di masa yang akan dating.

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah membimbing, memberikan ilmunya serta membantu peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.


(7)

iv

2. Ibu Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Komputer Indonesia dan sekaligus Pembimbing skripsi.

4. Ibu Raeny Dwisanty, SE.,M.Si selaku Dosen Wali di Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

5. Bapak Oman Sukirman, SE., MM., selaku Ketua Panitia Sidang.

6. Ibu Windi Novianti, SE.,M.Si., selaku Koordinator Pendaftaran Sidang. 7. Seluruh Staf Dosen Pengajar dan Staf Sekretariat (Teh Hanna dan Teh Maya)

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

8. Seluruh Staf PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Jalan Perintis Kemerdekaan Bandung.

9. Himpunan Mahasiswa Manajemen (HIMMA), terima kasih telah menjadi organisasi yang telah memberikan pengalaman yang sangat berharga kepada peneliti.

10. Seluruh Staf Tim Protokoler Mahasiswa Universitas Komputer Indonesia. 11. Ayah Ibunda dan adikku tercinta dan tersayang serta seluruh keluarga yang

telah memberikan dorongan, kasih sayang, perhatian dan doa selama ini kepada peneliti.


(8)

v

12. Sahabat-sahabatku Sandi Ahmad Solihin, Eko Julianto, Devi Listiani Sartika, Endang Maria Artha, Yatimah, Lindayati, Pratiwi Sulistiawati, Dhika Ermaya dan sahabat-sahabatku yang lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu, teman-teman di Program Studi Manajemen, teman-teman MN-2 2008 dan teman-teman Keuangan 2008.

13. Sahabat-sahabatku seperjuangan lainya Cucu Rusdiana, Cahya Khomarudin, Imanuel/ Lae Nuel, Deni Sugiharto, Ichsan, Adi Chandra, Kiki dan para ladies yang telah hadir dan telah mengisi warna kehidupanku.

14. Keluarga dan adik-adik saya yang telah memberikan semangat dan inspirasi yaitu Aa Heri, Aa Mardi, Andi Surya Pradana, Bapak H. Rosim, Bapak Robet, Ibu Ida, Sutan dan Dede Kemal.

15. Dan semua pihak yang telah membantu peneliti dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Bandung, Agustus 2012 Peneliti,

Beni Hermawan (21208096)


(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN MOTTO

ABTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 7

1.2.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.2.3 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8

1.3.1 Maksud Penelitian ... 8

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Kegunaan Penelitian... 9

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 9

1.4.2 Kegunaan Akademis ... 10


(10)

vii

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka ... 11

2.1.1 Kurs Mata Uang Rupiah atas Dollar AS ... 11

2.1.1.1 Konsep Kurs Mata Uang Rupiah atas Dollar AS ... 11

2.1.1.2 Faktor-faktor Kurs Mata Uang Rupiah atas Dollar AS ... 12

2.1.1.3 Kebijakan Kurs Mata Uang Rupiah atas Dollar AS... 14

2.1.2 Tingkat Suku Bunga SBI ... 15

2.1.2.1 Konsep Tingkat Suku Bunga ... 15

2.1.2.2 Faktor- Faktor dalam Suku Bunga ... 16

2.1.3 Tingkat Inflasi ... 17

2.1.3.1 Konsep Inflasi ... 17

2.1.3.2 Macam-Macam dalam Inflasi ... 18

2.1.3.3 Aspek- Aspek dalam Inflasi ... 18

2.1.4 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ... 19

2.1.4.1 Konsep Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ... 19

2.1.4.2 Faktor- Faktor dalam IHSG ... 20

2.1.4.3 Metode Perhitungan IHSG ... 21

2.1.5 Penelitian Terdahulu ... 22

2.2 Kerangka Pemikiran ... 31

2.2.1 Hubungan Antara Kurs Mata Uang Rupiah atas Dollar AS pada IHSG... 30

2.2.2 Hubungan Antara Tingkat Suku Bunga dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ... 32


(11)

viii

Suku Bunga dan Tingkat Inflasi dengan IHSG ... 34

2.3 Hipotesis Penelitian ... 36

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 37

3.2 Metode Penelitian... 38

3.2.1 Desain Penelitian ...39

3.2.2 Operasional Variabel ...41

3.2.3 Sumber Data dan Teknik Penentuan Data ...44

3.2.3.1 Sumber Data ...44

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ...45

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 47

3.2.5 Rancangan Analisis Dan Uji Hipotesis ... 48

3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 48

3.2.5.2 Uji Hipotesis ... 59

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 67

4.1.1 Sejarah Perusahaan...67

4.1.1.1 Visi dan Misi PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) ... 71


(12)

ix

4.1.3 Aspek Kegiatan PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) ... 72

4.2 Analisis Deskriptif ... 78

4.2.1 Perkembangan Kurs mata uang rupiah atas dollar AS ... 78

4.2.2 Perkembangan Tingkat Suku Bunga SBI ... 82

4.2.3 Perkembangan Tingkat Inflasi ... 85

4.2.4 Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan ... 88

4.3 Analisis Verifikatif ... 92

4.3.1 Uji Asumsi Klasik Regresi ... 92

4.3.2 Uji Regresi Linear Berganda ... 98

4.3.3 Uji Asumsi Klasik Regresi Linear Berganda Setelah Model Regresi Diperbaiki ... 99

4.3.4 Koefisien Korelasi dan Determinasi ... 105

4.3.5 Uji Hipotesis ... 106

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 117

5.2 Saran ... 119

DAFTAR PUSTAKA ... 121


(13)

x

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian………..………..35

Gambar 3.1 Desain Penelitian………..…………41

Gambar 3.2Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 Secara Parsial………..64

Gambar 3.3 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 Secara Parsial………..65

Gambar 3.4 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 Secara Parsial………..65

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Bursa Efek Indonesia (BEI)……….. 72

Gambar 4.2 Perkembangan Kurs mata uang rupiah atas dollar AS Periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2011 ... 81

Gambar 4.3 Perkembangan Kurs mata uang rupiah atas dollar AS Per tahun 2007 - 2011 ... 82

Gambar 4.4 Perkembangan Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2011 ... 83

Gambar 4.5 Perkembangan Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Per tahun 2007 - 2011 ... 85

Gambar 4.6 Tingkat inflasi Periode Januari 2007 - Desember 2011 ... 86

Gambar 4.7 Tingkat inflasi Indonesia Pertahun 2007 – 2011 ... 88

Gambar 4.8 Indeks Harga Saham Gabungan Pertahun 2007 – 2011 ... 91

Gambar 4.9 Grafik Normal P-Plot (Asumsi Normalitas)... 94

Gambar 4.10 Grafik Scatter Plot dari Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ... 96

Gambar 4.11 Diagram Daerah Pengujian Autokorelasi dengan Uji Durbin Watson ... 97


(14)

xi

Gambar 4.12 Grafik Normal P-Plot (Asumsi Normalitas) ... 101

Gambar 4.13 Grafik Scatter Plot dari Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ... 104

Gambar 4.14 Diagram Daerah Pengujian Autokorelasi dengan Uji Durbin Watson ... 105

Gambar 4.15 Daerah Penerimaan Dan Penolakan Ho Pada Pengujian Simultan 108 Gambar 4.16 Daerah Penerimaan dan Penolakan Uji Parsial X1 terhadap Y ... 110

Gambar 4.17 Daerah Penerimaan dan Penolakan Uji Parsial X2 terhadap Y ... 112

Gambar 4.18 Daerah Penerimaan dan Penolakan Uji Parsial X3 terhadap Y ... 114


(15)

xii

Tabel 1.1 Perkembangan Kurs Mata Uang Rupiah atas Dollar AS, Tingkat Suku Bunga SBI, Tingkat Inflasi dan Indek Harga Saham

Gabungan (IHSG) Periode 2007 sampai 2011 ... 4

Tabel 1.2 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 10

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 32

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 43

Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 57

Tabel 3.3 Kategori Korelasi Metode Guilford ... 71

Tabel 4.1 Perkembangan Kurs mata uang rupiah atas dollar AS Periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2011 ... 78

Tabel 4.2 Perkembangan Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2011 ... 83

Tabel 4.3 Perkembangan Tingkat inflasi Periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2011 ... 86

Tabel 4.4 Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan Periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2011 ... 89

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Taksiran Model Regresi X –Y ... 93

Tabel 4.6 Hasil Uji Asumsi Multikolinearitas ... 94

Tabel 4.7 Uji Heteroskedastisitas ... 96

Tabel 4.8 Hasil Koefisien Regresi ... 98

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Taksiran Model Regresi X –Y ... 100


(16)

xiii

Tabel 4.11 Uji Heteroskedastisitas ... 103 Tabel 4.12 Tabel Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi ... 105 Tabel 4.13 Hasil Uji Satatistik F ... 107


(17)

xiv

Lampiran 2 Bukti Penelitian (Surat keterangan dari perusahaan) Lampiran 3 Kartu Bimbingan Usulan Penelitian

Lampiran 4 Kartu Bimbingan Skripsi

Lampiran 5 Lembar Revisi Seminar Usulan Penelitian 1 Lampiran 6 Lembar Revisi Seminar Usulan Penelitian 2 Lampiran 7 Lembar Revisi Sidang 1

Lampiran 8 Lembar Revisi Sidang 2 Lampiran 9 Lembar Revisi Sidang 3 Lampiran 10 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 11 Perkembangan kurs mata uang rupiah atas dollar AS periode 2007-2011

Lampiran 12 Perkembangan tingkat suku bunga SBI periode 2007-2011 Lampiran 13 Perkembangan tingkat inflasi periode 2007-2011

Lampiran 14 Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Periode 2007-2011


(18)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Indonesia sebagai negara berkembang mendapat pengaruh yang cukup besar dari krisis finasial global. Berbagai kebijakan diambil pemerintah untuk meredam pengaruh buruk dari krisis global ini, mulai dari menaikkan tingkat suku bunga, menaikkan bahan bakar minyak, maupun memperketat lalu lintas mata uang asing.

Pasar modal memegang peranan sangat penting dalam perekonomian Indonesia, dimana nilai Indeks Harga Saham Gabungan dapat menjadi leading indicator economic pada suatu negara. Pergerakan indeks sangat dipengaruhi oleh ekspektasi investor atas kondisi fundamental negara maupun global. Adanya informasi baru akan berpengaruh pada ekspektasi investor yang akhirnya akan berpengaruh pada IHSG.

Perkembangan harga saham dapat dilihat pada indeks harga saham gabungan (IHSG). Indeks harga saham yang mengalami peningkatan bisa mengindikasikan adanya perbaikan kinerja perekonomian sedangkan indeks harga saham yang mengalami penurunan dapat disebabkan oleh kondisi perekonomian di negara tersebut yang sedang mengalami permasalahan. Berdasarkan pandangan tersebut, maka diperlukan kajian yang mendalam tentang faktor-faktor yang berkaitan dengan perubahan harga saham tersebut.


(19)

Indeks harga saham adalah ukuran yang didasarkan pada perhitungan statistik untuk mengetahui perubahan-perubahan harga saham setiap saat terhadap tahun dasar. Indeks harga saham individual sering sekali dipakai sebagai ukuran investor untuk menentukan perkembangan suatu perusahaan yang terrefleksi dari indeks harga sahamnya. Sedangkan indeks harga saham gabungan sering sekali dipakai sebagai indikator untuk mengukur situasi umum perdagangan efek

(Lubis, 2006:157).

Nilai tukar mata uang (exchange rate) atau sering disebut kurs merupakan harga mata uang terhadap mata uang lainnya. Kurs merupakan salah satu harga yang terpenting dalam perekonomian terbuka mengingat pengaruh yang demikian besar bagi neraca transaksi berjalan maupun variabel-variabel makro ekonomi yang lainnya

Kurs ataupun nilai tukar inilah yang juga menjadi salah satu indikator yang mempengaruhi perdagangan di pasar uang dan saham, karena melemahnya kurs rupiah terhadap mata uang asing khususnya dollar AS, akan memiliki pengaruh negatif terhadap perekonomian dan pasar modal (Sitinjak dan Kurniasari, 2003).

Faktor yang diduga sangat mempengaruhi kurs valuta asing adalah faktor dari variabel ekonomi makro seperti tingkat suku bunga dan inflasi. Dalam penelitian ini kurs valuta asing yang digunakan adalah kurs mata uang rupiah atas dollar AS, ini disebabkan karena pergerakan nilai tukar dollar sangat berpengaruh terhadap IHSG.


(20)

3

Agus Budi Santosa (2008:39-53) menjelaskan bahwa inflasi merupakan

suatu kondisi dimana harga-harga barang secara keseluruhan meningkat secara umum dan berlangsung terus menerus. Inflasi disebabkan karena kenaikan jumlah uang beredar dalam negeri, hal ini akan menyebabkan kelebihan penawaran uang, sehingga permintaan uang asing (dollar AS) meningkat.

Menurut Desmond Wira (2011:17), angka inflasi yang tinggi yang ditunjukan dengan naiknya harga-harga barang, biasanya akan mendorong BI (Bank Indonesia) untuk menaikan suku bunga. Biasanya lalu diikuti oleh perbankan dengan menaikan suku bunga pinjaman. Hal ini menjadikan beban biaya tambahan bagi perusahaan, terutama yang menggunakan pinjaman dari bank untuk biaya operasi atau ekspansi. Beban biaya tambahan tersebut akan mengurangi tingkat keuntungan perusahaan. Efeknya harga saham menjadi turun. Oleh karena itu, angka inflasi yang terlalu besar menjadi momok bagi investor, karena bila BI berusaha meredam inflasi dengan menaikan suku bunga, ujung-ujungnya harga saham cenderung turun.

Fenomena kenaikan maupun penurunan IHSG tentunya disebabkan oleh banyak faktor atau variabel yang dapat mempengaruhi perubahan IHSG tersebut, di dalam tulisan ini akan berfokus kepada tiga variabel independen yang lebih spesifik yaitu "Berapa besar pengaruh kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI dan tingkat inflasi terhadap pergerakan IHSG".

Penulis memilih Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai bahan kajian dalam penelitian ini. Seperti yang diketahui bahwa Bursa Efek Indonesia (BEI) didirikan oleh Pemerintah Belanda di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1912 untuk


(21)

kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Di Indonesia terdapat dua bursa sebagai tempat investasi yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977. Pada tahun 2007 Bursa Efek melakukan penggabungan Bursa Efek Surabaya kedalam Bursa Efek Jakarta, yang kemudian menjadi Bursa Efek Indonesia. Terhitung mulai tanggal 1 Desember 2007 secara resmi Bursa Efek Indonesia telah aktif. Bursa Efek ini akan memfasilitasi perdagangan saham (equity), surat hutang (fixed income), maupun perdagangan derivative (derivative instruments). Hadirnya Bursa Efek tunggal ini diharapkan akan meningkatkan efisiensi industri pasar modal di Indonesia dan menambah daya tarik untuk berinvestasi.

Berikut ini merupakan tabel perkembangan kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI, tingkat inflasi dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2011.

Tabel 1.1

Perkembangan Kurs Mata Uang Rupiah atas Dollar AS, Tingkat Suku Bunga SBI, Tingkat Inflasi dan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG)

Periode 2007 sampai 2011

Periode Kurs Rupiah/USD

(Rp)

SBI (%)

Laju Inflasi (%)

IHSG (Rp)

2007 9419 8.00 6.59 2745.83

2008 10950 9.25 11.06 1355.41

2009 9400 6.50 2.78 2534.36

2010 8991 6.50 6.96 3703.51

2011 9068 6.00 3.79 3821.99


(22)

5

Berdasarkan tabel perkembangan kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI, tingkat inflasi dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) setiap akhir tahunnya mengalami peningkatan dan penurunan. Perubahan yang signifikan menunjukan adanya fenomena yang terjadi di dalamnya.

Tabel diatas menunjukan bahwa pada tahun 2007, kurs mata uang rupiah berada pada posisi Rp. 9419/USD, dengan tingkat suku bunga SBI yaitu pada posisi 8.00 %, sedangkan laju inflasi yaitu sebesar 6.59% dan nilai IHSG pada tahun tersebut berada pada posisi yaitu 2745.83. Perubahan terjadi pada tahun berikutnya, yaitu pada tahun 2008, IHSG turun tajam hingga jatuh ke level 1355.41. Pada saat itu para investor, terutama investor asing berlomba-lomba menjual saham yang dimilikinya, sehingga pihak Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penutupan sementara atau suspension terhadap perdagangan saham di bursa. Sementara SBI dan laju inflasi mengalami peningkatan yang sangat tajam yaitu berada pada level 9.25 % dan 11.06 %, sehingga nilai tukar rupiah/USD mengalami penurunan harga sampai ke level Rp. 10950/USD. Hal ini disebabkan karena dampak krisis keuangan gobal yang terjadi di Negara Amerika Serikat. Krisis keuangan globalnya yaitu berupa krisis sub-prime mortgage yaitu kegagalan para debitur individu dalam membayar cicilan utang rumah/mortgage-nya kepada pihak perbankan, yang kemudian berkelanjutrumah/mortgage-nya kepada pihak perbankan, dimana pihak perbankanpun gagal juga dalam membayar kewajibannya. Situasi ini membuat multiplayers effect keseluruh sistem perbankan AS pada khususnya serta sistem perbankan dunia pada umumnya. Kemudian menciptakan krisis global dan telah mengguncangkan perekonomian


(23)

dunia, sehingga nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS turun nilainya (devaluasi).

Pada tahun berikutnya perkembangan IHSG menunjukan sikap yang positif, dimana perkembangan dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini di pengaruhi oleh kurs rupiah/dollar AS dan suku bunga SBI dengan perkembangan yang cukup stabil serta laju inflasi yang menunjukan perkembangan yang sangat signifikan mengalani peningkatan dan penurunan setiap tahunnya.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengetahui dan mempelajari kurs mata uang rupiah atas dollar AS , tingkat suku bunga SBI dan tingkat inflasi terhadap IHSG pada Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui suatu penelitian dengan judul :“Pengaruh Kurs Mata Uang Rupiah atas Dollar AS, Tingkat Suku Bunga SBI dan Tingkat Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

Periode 2007-2011”

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

1. Melemahnya kurs mata uang rupiah/ dollar AS pada akhir tahun 2008. 2. Turunnya nilai IHSG secara tajam pada akhir tahun 2008.

3. Tingkat suku bunga SBI yang mengalami penurunan pada tahun 2009. 4. Tingkat inflasi mengalami penurunan pada akhir tahun 2009 dan 2011. 5. Meningkatkan nilai Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG).


(24)

7

1.2.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan dalam latar belakang untuk memudahkan dalam pembahasan agar tidak terlalu meluas dan dapat tepat sasaran yang akan dibahas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perkembangan kurs mata uang rupiah atas dollar AS. 2. Bagaimana perkembangan tingkat suku bunga SBI.

3. Bagaimana perkembangan tingkat inflasi.

4. Bagaimana perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

5. Seberapa besar pengaruh kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI dan tingkat inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara parsial dan simultan.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi dan mengetahui pergerakan pengaruh kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI, tingkat inflasi dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) serta menganalisis pengaruh kurs mata uang rupiah atas dollas AS, tingkat suku bunga SBI dan tingkat inflasi serta dampaknya terhadap perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia (BEI).


(25)

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perkembangan kurs mata uang rupiah atas dollar AS.

2. Untuk mengetahui perkembangan tingkat suku bunga SBI. 3. Untuk mengetahui perkembangan tingkat inflasi.

4. Untuk mengetahui perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

5. Untuk mengetahui besarnya pengaruh kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI dan tingkat inflasi secara simultan dan parsial terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

1.4 Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Praktis 1. Perusahaan

Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan pimpinan perusahaan dalam menentukan kurs mata uang rupiah atas dollar AS , tingkat suku bunga SBI dan tingkat inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan dapat dijadikan sebagai penerapan dalam melakukan jual beli saham.


(26)

9

2. Pihak lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi yang dapat bermanfaat bagi pihak lain terutama untuk mengetahui lebih jauh tentang pengaruh kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI dan tingkat inflasi, khususnya perusahaan yang bergerak dalam bidang Bursa Efek.

b. Kegunaan Akademis 1. Penulis

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI dan tingkat inflasi yang berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melalui penerapan ilmu dan teori yang diperoleh dibangku perkuliahan dan mengaplikasikannya kedalam teori penelitian ini.

2. Peneliti lain

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya khususnya mengenai kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI dan tingkat inflasi yang berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan agar dapat dijadikan sebagai pembanding dalam penelitian dengan tema yang sama.

3. Perkembangan Ilmu Manajemen

Diharapkan dapat dijadikan sebagai pembanding antara ilmu-ilmu menajemen dengan keadaan yang terjadi dilapangan sehingga dengan


(27)

adanya pembanding tersebut akan dapat memajukan ilmu manajemen yang sudah ada untuk diterapkan pada dunia secara nyata.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Untuk memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti peneliti mengadakan penelitian pada Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diperoleh dari website www.bi.go.id dan www.idx.co.id . Untuk kelancaran kegiatan Penelitian maka jadwal penelitian diperkirakan dimulai bulan Maret 2012 sampai dengan bulan April 2012.

Tabel 1.2

Jadwal Kegiatan Penelitian

No Jadwal Kegiatan

Bulan

Februari Maret April Mei Juni Juli Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Pra Survei :

a.Persiapan judul

b.Persiapan teori c.Pengajuan

judul penelitian d.Menentukan

tempat penelitian

2. Usulan Penelitian

3. Pengumpulan Data

4. Pengolahan Data

5. Penyusunan Laporan Penelitian


(28)

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kurs Mata Uang Rupiah atas Dollar AS

2.1.1.1 Konsep Kurs Mata Uang Rupiah atas Dollar AS

Samuelson dan William (2005:620) menjelaskan bahwa kurs mata

uang asing atau valas valas adalah harga mata uang asing dalam satuan mata uang domestik. Kurs mata uang akan mendorong investor untuk tidak menginvestasikan dananya dipasar modal melainkan pada transaksi di pasar valuta asing tersebut. Hal ini akan mengakibatkan transaksi keuangan para investor di BEJ akan berkurang karena dianggap lebih menguntungkan bespekulasi pada gejolak kurs mata uang asing tersebut sehingga akan mengakibatkan IHSG BEJ akan melemah. Sebaliknya juga apabila kurs valuta asing stabil maka spekulasi yang mereka lakukan pada kurs yang stabil kurang menguntungkan, sehingga mereka tetap melakukan perdagangan di pasar modal dan IHSG akan menguat.

Menurut Thian Hin (2004:2), Terdepresiasinya mata uang rupiah terhadap mata uang asing secara tajam merupakan akibat dari berbagai faktor yang kompleks, yaitu factor domestik Indonesia, regional maupun internasional. Bursa saham pun idak terlepas dari pengaruh faktor-faktor ekonomi maupun non-ekonomi yang ada. Suad Husnan (2005:149) menjelaskan bahwa bagi investor asing perubahan kus valuta asing merupakan risiko tersendiri yang harus


(29)

diperhatikan karena diperkirakan deviasi standar tingkat keuntungan yang diperoleh pemodal asing akan cenderung lebih tinggi apabila dibandingkan dengan pemodal domestik.

Jadi nilai tukar atau harga mata uang asing adalah nilai tukar mata uang suatu negara terhadap suatu mata uang negara lainnya. Suatu mata uang dikatakan semakin mahal jika nilai tukarnya semakin menguat, dan begitu juga sebaliknya. Untuk mengetahui perkembangan nilai tukar Rupiah (per satu Dollar Amerika) digunakan analisis kurs harian nilai tukar Rupiah.

2.1.1.2 Faktor-Faktor dalam Kurs Mata Uang Rupiah atas Dollar AS

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai tukar Rupiah, seperti yang dikemukakan oleh Hamdy hady (2010 : 109 - 116) yaitu :

a. Supply dan demand foreign currency

Valas (forex) sebagai benda ekonomi mempunyai permintaan dan penawaran pada bursa valas. Sumber-sumber penawaran (supply) valas terdiri dari :

a) Ekspor barang dan jasa yang menghasilkan valas;

b) Impor modal (capital import) dan transaksi valas lainnya dari luar negeri ke dalam negeri.

Sedangkan sumber-sumber dari permintaan (demand) valas terdiri dari : a) Impor barang dan jasa yang menghasilkan valas;

b) Ekspor modal (capital import) dan transaksi valas lainnya dari dalam negeri ke luar negeri.


(30)

13

b. Posisi BOP (Balance Of Payment)

Balance Of Payment (neraca pembayaran internasional) adalah suatu catatan yang disusun secara sistematis tentang semua transaksi ekonomi internasional yang meliputi perdagangan, keuangan, dan monetar antara penduduk suatu negara dan penduduk suatu luar negeri untuk suatu periode tertentu (biasanya satu tahun). Catatan transaksi ekonomi internasional yang terdiri atas ekspor dan impor barang, jasa, dan modal pada suatu periode tertentu akan menghasilkan suatu posisi saldo positif (surplus) dan negatif (defisit) atau ekuilibrium.

c. Tingkat inflasi

Perubahan laju inflasi dapat mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta yang kemudian mempengaruhi nilai tukar.

d. Tingkat suku bunga

Hampir sama dengan pengaruh tingkat inflasi, maka perkembangan atau perubahan tingkat bunga pun dapat berpengaruh terhadap kurs valas. Perubahan suku bunga relatif mempengaruhi inflasi dan sekuritas-sekuritas asing yang selanjutnya akan mempengaruhi permintaan dan penawaran terhadap valuta asing dan nilai tukar.

e. Tingkat pendapatan (Income)

Seandainya kenaikan pendapatan masyarakat di Indonesia tinggi sedangkan kenaikan jumlah barang yang tersedia relatif kecil, tentu impor barang akan meningkat. Peningkatan impor ini akan membawa efek kepada peningkatan demand valas yang pada gilirannya akan mempengaruhi kurs valas.


(31)

f. Pengawasan pemerintah

Faktor pengawasan pemerintah yang biasanya dijalankan dalam berbagai bentuk kebijakan moneter, fiskal, dan perdagangan luar negeri untuk tujuan tertentu mempunyai pengaruh terhadap kurs valas atau forex rate.

g. Ekspektasi dan spekulasi

Adanya harapan bahwa tingkat inflasi akan menurun atau sebaliknya juga dapat mempengaruhi kurs valas. Adanya spekulasi atau isu defaluasi Rupiah karena defisit current account yang besar juga berpengaruh terhadap kurs valas dimana valas secara umum mengalami apresiasi. Pada dasarnya, ekspektasi dan spekulasi yang timbul dimasyarakat akan mempengaruhi permintaan dan penawaran valas yang pada akhirnya akan mempengaruhi kurs valas, demikian pula halnya dengan isu atau rumor.

2.1.1.3 Kebijakan Kurs Mata Uang Rupiah atas Dollar AS

Dengan dikeluarkannya UU No. 32 Tahun 1964, di Indonesia mulai diberlakukan suatu sistem nilai tukar yaitu sistem kurs tetap dengan mematok nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika dengan kurs resmi sebesar Rp 250,00 per satu US$. Selama periode ini Bank Sentral Indonesia telah melakukan kurang lebih tiga kali tindakan devaluasi mata uang Rupiah terhadap Dollar Amerika, sehingga pada tahun 1978 negara Indonesia mulai menganut sistem nilai tukar mengambang terkendali.

Sistem nilai tukar mengambang yang dianut Indonesia adalah sistem kurs mengambang yang dipengaruhi oleh campur tangan dari pemerintah. Sistem ini berjalan dari tahun 1977 sampai dengan 1997. Setelah terjadinya peristiwa


(32)

15

krisis ekonomi dan moneter pemerintah menetapkan sistem nilai tukar mengambang bebas yang dimulai pada tanggal 14 Agustus 1997, dengan arti pemerintah mulai saat itu melepaskan pergerakan Rupiah pada kekuatan permintaan dan penawaran uang.

2.1.2 Tingkat Suku Bunga SBI

2.1.2.1 Konsep Tingkat Suku Bunga SBI

Menurut Dahlan Siamat (2005:455-456) Sertifikat Bank Indonesia (SBI) pada prinsipnya adalah surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dan diperjualbelikan dengan diskonto. SBI yang ditawarkan dan diterbitkan dengan system lelang, pada dasarnya penggunaannya sama dengan penggunaan Treasury Bills (T-Bills) di pasar uang Amerika Serikat. Melalui penggunaan SBI tersebut, BI dapat secara tidak langsung mempengaruhi tingkat bunga di pasar uang dengan cara mengumumkan Stop Out Rate (SOR). SOR adalah tingkat suku bunga yang diterima oleh BI atas penawaran tingkat bunga dari peserta lelang. Selanjutnya, SOR tersebut akan dapat dipakai sebagai indicator bagi tingkat suku bunga transaksi di pasar uang pada umumnya.

Menurut Desmond Wira (2011:25) Sertifikat bank Indonesia (SBI) adalah surat pengakuan utang berjangka watu pendek (1-3 bulan). Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga atas tunjuk yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang jangka pendek dengan sistem diskonto. SBI adalah salah satu instrumen BI untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar.


(33)

Tingkat bunga SBI yang tinggi dilakukan untuk menyedot dana dari masyarakat supaya investasi dan konsumsi menurun, dan tersimpan di perbankan. Hal tersebut biasanya dilakukan pada saat kondisi inflasi yang tinggi dan nilai uang rendah sedangkan tingkat bunga SBI yang rendah dilakukan agar investasi dan konsumsi menjadi bergairah dengan demikian dana akan berputar dan dunia usaha berjalan.

2.1.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga

Setiap investor selalu mengharapkan agar uang atau dana yang ditanam menjadi berkembang oleh karena memperoleh suku bunga. Akan tetapi kalau terjadi inflasi (akibat tingkat harga naik), jumlah uang yang diterima daya belinya akan berkurang. Jadi bunga yang diterima harus sudah memperhitungkan tingkat inflasi (premi inflasi). Seorang investor harus mengorbankan konsumsinya sekarang karena uangnya untuk di investasikan, maka untuk itu wajar jika investor menuntut agar dalam menentukan tingkat bunga dipertimbangkan adanya preferensi waktu (premi preferensi waktu). Investor harus membayar pajak atas bunga yang diterimanya, maka investor juga menghendaki agar pajak (premi pajak) juga dipertimbangkan dalam menentukan besarnya tingkat bunga.

Darmawi (2006:182) menyatakan beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi tingkat suku bunga yaitu harapan akan inflasi, jatuh tempo sekuritas atau kredit, keberadaan risiko pada peminjaman, risiko tentang penarikan sekuritas sebelum jatuh tempo, kemampuan pemasaran dan pajak. Yang dimaksud dengan tingkat suku bunga adalah persentase dari pokok pinjaman yang harus dibayar oleh peminjam kepada pemberi pinjaman sebagai imbal jasa yang dilakukan dalam suatu periode tertentu yang telah disepakati


(34)

17

kedua belah pihak. Suku bunga yang digunakan adalah tingkat suku bunga SBI Variabel ini diukur dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

Suku Bunga = 12

Σ suku bunga SBI (bulanan) selama 1 tahun

2.1.3 Tingkat Inflasi

2.1.3.1 Konsep Tingkat Inflasi

Inflasi selalu identik dengan kenaikan harga tetapi tidak berarti bahwa berbagai harga berbagai macam tersebut mengalami kenaikan dengan persentasi yang sama. Kenaikan harga barang umum tersebut terjadi secara terus menerus dalam periode waktu tertentu dan diukur dengan menggunakan indeks harga terutama Indeks Harga Konsumen (IHK).

Ni Nyoman Aryaningsih (2008:56-67) Inflasi merupakan perubahan

harga yang cenderung meningkat, tanpa diimbangi perubahan daya beli masyarakat yang meningkat. Dalam kenyataan jarang terjadi suatu kondisi, dimana inflasi yang tinggi menyebabkan hasil output tertentu, sehingga tingkat output berubah dari waktu ke waktu mengikuti perubahan laju inflasi yang diperkirakan. Bisa saja terjadi kondisi, bahwa kenaikan inflasi yang tinggi bahkan menurunkan tingkat output tertentu.

Arifin (2004) menjelaskan pengertian inflasi secara sederhana adalah

kenaikan harga barang-barang secara umum atau penurunan daya beli dari sebuah satuan mata uang.


(35)

2.1.3.2 Macam- Macam dalam Inflasi

Berdasarkan penyebab terjadinya, Inflasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu; (1) demand pull inflation dan; (2) cost push inflation. Demand pull inflation adalah inflasi yang bermula dari kenaikan permintaan total (aggregate demand) sedangkan cosh push inlation adalah inflasi yang diakibatkan oleh kenaikan biaya produksi yang ditandai dengan turunnya produksi. Dilihat dari konsep lain, inflasi dapat pula disebabkan karena perbedaan suku bunga nominal dengan suku bunga riil. Penyesuaian suku bunga nominal terhadap tingkat inflasi inilah yang biasa disebut sebagai efek Fisher (Fisher effect) yaitu dengan suku bunga riil yang tetap, suku bunga nominal akan naik dengan meningkatnya inflasi (Dornbush dan Fisher, 1994).

Ada berbagai cara untuk menggolongkan jenis inflasi, diantaranya dengan cara menggolongkan inflasi berdasarkan parah atau tidaknya suatu inflasi

( Dornbusch & Fischer, 1992 ):

a. Inflasi ringan ( < 10% setahun ) b. Inflasi sedang (10%-30% setahun ) c. Inflasi berat ( 30%-100% setahun ) d. Hiper inflasi ( >100% setahun ).

2.1.3.3 Aspek-Aspek dalam Inflasi

1. Tendency, yaitu berupa kecenderungan harga-harga untuk meningkat, artinya dalam suatu waktu tertentu dimungkinkan terjadinya penurunan harga tetapi secara keseluruhan mempunyai kecenderungan ( trend ) meningkat.


(36)

19

2. Sustained, kenaikan harga yang terjadi tidak hanya berlangsung dalam waktu tertentu saja, melainkan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama. 3. General level of price, harga dalam konteks inflasi dimaksudkan sebagai harga barang-barang secara umum, bukan dalam artian satu atau dua jenis barang saja.

2.1.4 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

2.1.4.1 Konsep Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Indeks harga saham gabungan seluruh saham menggambarkan suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga saham gabungan seluruh saham, sampai pada tanggal tertentu. Biasanya pergerakan harga saham tersebut disajikan setiap hari, berdasarkan harga penutupan di bursa pada hari tersebut. Indeks tersebut disajikan untuk periode tertentu. Dalam hal ini mencerminkan suatu nilai yang berfungsi sebagai pengukuran kinerja suatu saham gabungan di bursa efek.

Indeks harga saham gabungan seluruh saham adalah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur kinerja gabungan seluruh saham yang tercatat disuatu bursa efek. Maksud dari gabungan seluruh saham ini adalah kinerja saham yang dimasukan dalam perhiungan seluruh saham yang tercatat di bursa tersebut

(Sunariyah, 2011:140)

Menurut Wikipedia.com, Indeks Harga Saham Gabungan didefinisikan sebagai berikut:

“Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan salah satu indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), dahulu Bursa Efek


(37)

Jakarta). IHSG merupakan indikator penggerakan harga saham di BEI, Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI. Investor dapat melihat dari trent yang terjadi dari IHSG sebagai

pengambil keputusan.”

Sedangkan menurut Jogianto (2006:57), IHSG adalah suatu indikator yang menunjukan pergerakan suatu saham, berfungsi sebagai indikator trend di pasar. Artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada saat pasar

sedang aktif atau lesu.”

2.1.4.2 Faktor-Faktor dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Secara garis besar, ada tiga faktor utama yang berpengaruh terhadap pergerakan IHSG yaitu: faktor domestik, faktor asing, dan faktor aliran modal ke Indonesia.

Faktor domestik berupa faktor-faktor fundamental suatu negara seperti inflasi, pendapatan nasional, jumlah uang yang beredar, suku bunga, maupun nilai tukar Rupiah. Berbagai faktor fundamental tersebut dianggap dapat berpengaruh pada ekspektasi investor yang akhirnya berpengaruh pada pergerakan Indeks.

Faktor asing merupakan salah satu implikasi dari bentuk globablisasi dan semakin terintegrasinya pasar modal di seluruh dunia. Kondisi ini memungkinkan timbulnya pengaruh dari bursa-bursa yang maju (developed) terhadap bursa yang sedang berkembang. Krisis yang mengakibatkan jatuhnya bursa Amerika Serikat yang terjadi belakangan ini


(38)

21

telah menyeret bursa di Asia pada krisis tahun 1997, termasuk bursa Indonesia.

2.1.4.3 Metode Perhitungan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Dasar perhitungan IHSG adalah jumlah nilai pasar dari total saham yang tercatat pada tanggal 10 Agustus 1982. Jumlah nilai pasar adalah total perkalian setiap saham tercatat (kecuali untuk perusahaan yang berada dalam program restrukturisasi) dengan harga di BEJ pada hari tersebut. Formula perhitungan adalah sebagai berikut (Anoraga dan Pakarti, 2001: 102):

IHSG = Σ (Harga Penutupan di Pasar Reguler x Jumlah Saham) x 100

Σ Nilai Dasar Keterangan:

IHSG = Indeks harga saham gabungan hari ke-1

Nilai Pasar = Rata-rata tertimbang nilai pasar (jumlah lembar tercatat di bursa dikali dengan harga pasar per lembarnya) dari saham umum dan saham preferen pada hari ke-t

Nilai Dasar = Sama dengan nilai pasar tetapi dimulai dari tanggal 10Agustus 1982.

Menurut Sunariyah (2011:142-143) ada dua metode perhitungan indeks harga saham gabungan yaitu:


(39)

Pada metode ini, harga pasar saham-saham yang dimasukan dalam perhitungan indeks tersebut dijumlah kemudian dibagi dengan suatu factor pembagi tertentu.

2) Metode rata-rata tertimbang (Weighted Average Method)

Pada metode ini, dalam perhitungan indeks menambahkan pembobotan di samping harga pasar saham dan harga dasar saham. Ada dua ahli yang mengemukakan metode ini:

1 Metode Paasche 2 Metode Laspeyres

2.1.5 Penelitian Terdahulu

1. Penelitian Mudji Utami dan Mudjilah Rahayu (2003)

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan volume 5, No.2 September 2003, 123-131, dengan judul Peranan Profitabilitas, Suku Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar dalam Mempengaruhi Pasar Modal Indonesia selama Krisis Ekonomi. Penelitian ini dilakukan oleh Mudji Utami dan Mudjilah Rahayu

(2003). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Harga

Saham yang diukur dari perubahan harga pasar saham setelah disesuaikan dengan tingkat inflasi. Sedangkan variable independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Profitabilitas, Suku Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Subjek penelitian dilakukan pada Bursa Efek Jakarta (BEJ) dalam kurun waktu 1998 sampai dengan tahun 2000. Hasil penelitian menunjukan secara simultan bahwa


(40)

23

profitabilitas, suku bunga, inflasi dan nilai tukar mempengaruhi harga saham badan usaha secara signifikan selama krisis ekonomi terjadi di Indonesia. Sedangkan secara parsial terbukti bahwa suku bunga dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap harga saham badan usaha selama krisis ekonomi di Indonesia.

2. Penelitian Poltak Manulang (2008)

Jurnal ekonomi dan bisnis volume 2, nomor 2, oktober 2008, dengan judul Pengaruh Kurs Mata Uang Rupiah Atas Dollar AS dan Kepemilikan Saham Oleh Investor Asing Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Penelitian dilakukan oleh Poltak Manulang (2008). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Indeks harga saham gabungan yang diambil pada penutupan tiap bulan yaitu data yang dikeluarkan ole BEI. Sedangkan variable independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Fluktuasi kurs mata uang rupiah atas dollar AS yang diambil dari keadaan akhir bulan dan kepememilikan saham oleh investor asing di BEJ tiap bulan. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Subjek penelitian dilakukan pada Bursa Efek Jakarta (BEJ) dalam kurun waktu jui 2003 sampai dengan februari 2005. Hasil penelitian menunjukan secara simultan bahwa kurs mata uang rupiah atas dollar AS dan kepemilikan saham oleh investor asing mempengaruhi IHSG secara signifikan. Sedangkan secara parsial terbukti bahwa kurs mata uang rupiah atas dollar AS mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap IHSG sedangkan kepemiikan saham oleh investor asing berpengaruh secara signifikan terhadap IHSG.


(41)

3. Penelitian I Wayan Wardita (2008)

Jurnal forum manajemen volume 6, nomor 2, tahun 2008, dengan judul Pengaruh Selisih Suku Bunga Bank Indonesia dengan Suku Bunga Internasional, Inflasi dan Cadangan Emas Terhadap Kurs US Dollar. Penelitian dilakukan oleh I Wayan Wardita (2008). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kurs US Dollar. Sedangkan variable independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Selisih Suku Bunga Bank Indonesia dengan Suku Bunga Internasional, Inflasi dan Cadangan Emas. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Subjek penelitian dilakukan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam kurun waktu 2005 sampai dengan 2007. Hasil penelitian menunjukan secara simultan bahwa Selisih Suku Bunga Bank Indonesia dengan Suku Bunga Internasional, Inflasi dan Cadangan Emas mempengaruhi Kurs dollar AS secara signifikan. Sedangkan secara parsial terbukti bahwa Selisih Suku Bunga Bank Indonesia dengan Suku Bunga Internasional dan tingkat inflasi mempunyai hubungan yang tidak signifikan terhadap Kurs dollar AS sedangkan cadangan emas berpengaruh secara signifikan terhadap kurs dollar AS.

4. Penelitian Agus Budi Santosa (2008)

Jurnal Bisnis dan Ekonomi volume 15, nomor 1, maret 2008, 39-53, dengan judul Kemampuan Inflasi pada Model Purchasing Power Parity dalam Menjelaskan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar AS. Penelitian dilakukan oleh Agus Budi Santosa (2008). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kurs US Dollar. Sedangkan variable independen yang


(42)

25

digunakan dalam penelitian ini adalah Inflasi pada Model Purchasing Power Parity. Alat analisis yang digunakan adalah uji kointegrasi. Subjek penelitian dilakukan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam kurun waktu 1998 sampai dengan 2003. Hasil penelitian menunjukan secara simultan bahwa Kemampuan Inflasi pada Model Purchasing Power Parity dalam Menjelaskan Nilai Tukar Rupiah mempengaruhi Kurs dollar AS secara signifikan. Sedangkan secara parsial terbukti bahwa suku bunga dan pendapatan nasional mempunyai hubungan yang tidak signifikan terhadap Kurs dollar AS sedangkan inflasi dan uang beredar berpengaruh secara signifikan terhadap kurs dollar AS.

5. Penelitian Etty Murwaningsari (2008)

Jurnal ekonomi dan bisnis volume 23, nomor 2, tahun 2008, 178-195, dengan judul Pengaruh volume perdagangan saham, deposito dan kurs terhadap IHSG beserta prediksi IHSG (Model GARCH dan ARIMA). Penelitian dilakukan oleh Etty Murwaningsari (2008). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah IHSG. Sedangkan variable independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Volume perdanganan saham, kurs dan suku bunga deposito. Alat analisis yang digunakan adalah orndinary least square, model GARCH dan model ARIMA. Subjek penelitian dilakukan pada Bursa Efek Jakarta (BEJ) dalam kurun waktu 1992 sampai dengan 2006. Hasil penelitian menunjukan secara simultan bahwa volume perdagangan saham, deposito dan kurs mempengaruhi IHSG secara signifikan. Sedangkan secara parsial terbukti bahwa volume perdagangan saham


(43)

mempunyai hubungan yang tidak signifikan terhadap IHSG sedangkan kurs dan suku bunga deposito berpengaruh secara signifikan terhadap IHSG.

6. Penelitian Sri Martini (2009)

Jurnal adminnistrasi dan bisnis volume 3, nomor 1, juli 2009, hal. 15-26, dengan judul Pengaruh tingkat inflasi, nilai tukar, suku bunga dan produk domestic bruto terhadap IHSG. Penelitian dilakukan oleh Sri Martini (2009).

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah IHSG. Sedangkan variable independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat inflasi, nilai tukar, suku bunga dan produk domestic bruto. Alat analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda. Subjek penelitian dilakukan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam kurun waktu 2000 sampai dengan 2008. Hasil penelitian menunjukan secara simultan bahwa tingkat inflasi, nilai tukar, suku bunga dan produk domestic bruto mempengaruhi IHSG secara signifikan. Sedangkan secara parsial terbukti bahwa tingkat inflasi mempunyai hubungan yang tidak signifikan terhadap IHSG sedangkan kurs dan produk domestic bruto berpengaruh secara signifikan terhadap IHSG.

7. Penelitian Makaryanawati dan Misbachul Ulum (2009)

Jurnal ekonomi dan bisnis volume 14, nomor 1, maret 2009, dengan judul Pengaruh tingkat suku bunga dan tingkat likuiditas perusahaan terhadap risiko investasi saham yang terdaftar pada Jakarta Islamic Index. Penelitian dilakukan oleh Makaryanawati dan Misbachul Ulum (2009). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah risiko investasi.


(44)

27

Sedangkan variable independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga dan tingkkat likuiditas perusahaan. Alat analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda. Subjek penelitian dilakukan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) dalam kurun waktu 2004 sampai dengan 2007. Hasil penelitian menunjukan secara simultan bahwa tingkat suku bunga dan tingkat likuiditas perusahaan memperngaruhi risiko investasi saham secara signifikan. Sedangkan secara parsial terbukti bahwa tingkat suku bunga mempunyai hubungan yang tidak signifikan terhadap risiko investasi sedangkan tingkat likuiditas berpengaruh secara signifikan terhadap risiko investasi.

8. Penelitian Mahmudul Alam dan Gazi Salah Uddin (2009)

Journal international journal of business and management volume 4, nomor 3, maret 2009, dengan judul Relationship between Interest Rate and Stock Price: Empirical Evidence from Developed and Developing Countries. Penelitian dilakukan oleh Mahmudul Alam dan Gazi Salah Uddin (2009).

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham. Sedangkan variable independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Interest Rate and Stock Price. Alat analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda. Subjek penelitian dilakukan pada Bursa Efek. Hasil penelitian menunjukan secara simultan bahwa hubungan negatif yang signifikan baik Suku Bunga dengan Harga saham atau Perubahan Suku Bunga dengan Perubahan Harga Saham atau keduanya. Jadi, jika tingkat bunga adalah sangat dikontrol di negara-negara, itu akan menjadi keuntungan besar


(45)

bagi Bursa Efek mereka melalui cara permintaan tarik investor lebih di pasar saham, dan menyediakan cara menekan investasi ekstensional lebih perusahaan

9. Penelitian Usman Abdulateef dan Ibrahim Waheed (2010)

Journal of economics and international finance volume 2, nomor 9, September 2010, pp. 183-189, dengan judul Exernal reserve holding in Nigeria: Implications for investment, inflation and exchange rate. Penelitian dilakukan oleh Usman Abdulateef dan Ibrahim Waheed (2010). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepemilikan eksternal cadangan. Sedangkan variable independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Interest Rate and Stock Price. Alat analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda. Subjek penelitian dilakukan pada Bank Sentral Nigeri (CBN) dalam kurun waktu 1986 sampai dengan 2006. Hasil penelitian menunjukan secara simultan bahwa perubahan eksternal cadangan telah memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan PMA dan apresiasi nilai tukar di dalam negeri tetapi tidak berpengaruh seperti yang diamati pada investasi domestik dan inflasi tingkat dalam negeri dalam periode tersebut.

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No Penelitian Judul Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan

1 I Wayan

Wardita (2008)

Pengaruh selisih suku bunga bank Indonesia dengan

suku bunga

internasional, inflasi dan cadangan emas terhadap kurs US

Semakin melejit harga minyak mentah dunia, harga emas juga akan ikut melejit. Biasanya harga emas justru naik ketika dollar AS melemah terhadap mata

Peneliti terdahulu

menggunakan 3 variabel dalam penelitiannya.

Sama-sama menempatkan inflasi sebagai variable


(46)

29

dollar uang global

2 Poltak Manulang (2008)

Pengaruh kurs mata uang Rupiah atas dollar AS dan kepemilikan saham investor asing terhadap IHSG

Kurs mata uang rupiah atas dollar AS dan saham yang dimiliki

investor asing

mempengaruhi naik turunnya Indeks Harga

Saham Gabungan

(IHSG).

Peneliti terdahulu

menggunakan 3 variabel dalam penelitiannya.

Sama-sama menempatkan kurs mata uang rupiah atas

dollar AS

sebagai variable indevendent

dan IHSG

sebagbai variab el devendent

3 Agus Budi

Santosa (2008)

Kemampuan inflasi

pada model

purchasing power

parity dalam

menjelaskan nilai

tukar rupiah

terhadap dollar AS

Inflasi disebabkan karena kenaikan jumlah uang beredar, hal ini

akan menyebabkan

kelebihan penawaran uang, maka akn terjadi kenaikan permintaan mata uang asing untuk mengamankan likuiditas.

Peneliti terdahulu

menggunakan 2 variabel dalam penelitiannya.

Sama-sama menempatkan inflasi sebagai variable

independent.

4 Sri Martini (2009)

Pengaruh tingkat inflasi, nilai tukar, suku bunga dan produk domestic bruto terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG)

Variabe indevendent tingkat inflasi dan tingkat suku bunga terbukti berpengaruh signifikan dan variable nilai tukar merupakan variable yang lebih dominan berpengaruh terhadap IHSG

Peneliti terdahulu

menggunakan 5 variabel dalam penelitiannya.

Sama-sama menempatkan IHSG sebagai variable

dependent dan inflasi serta suku bunga sebagai variable independent.

5 Makaryanawa

ti dan

Misbachul ulum (2009)

Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Likuiditas Perusahaan

terhadap Risiko Investasi Saham yang Terdaftar pada Jakarta Islamic Index

Tingkat suku bunga ditunjukan oleh tingkat

suku bunga SBI

sebagai tingkat

kenaikan bunga bebas

risiko terbukti

berpengaruh signifikan

terhadap risiko

investasi.

Peneliti

terdahulu hanya menggunakan 3 variabel dalam penelitiannya.

Sama-sama menempatkan tingkat suku bunga sebagai variable

independent.

6 Mudji Utami dan Mudjilah Rahayu (2003)

Peranan

profitabilitas, suku bunga, inflasi dan nilai tukar dalam mempengaruhi pasar modal Indonesia selama krisis eonomi

perubahan

profitabilitas, suku bunga,

inflasi dan nilai tukar mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham badan

Peneliti

terdahulu tidak menggunakan IHSG sebagai variable

dependent.

Sama-sama menempatkan suku bunga dan inflasi sebagai variable


(47)

2.2Kerangka Pemikiran

Pasar modal Indonesia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan bursa saham global. Globalisasi telah memungkinkan investor dari

usaha selama periode krisis ekonomi. Secara parsial hanya suku bunga dan nilai tukar mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap harga saham selama periode krisis ekonomi tersebut. 7 Etty

Murwaningsa ri

(2008)

Pengaruh volume perdagangan saham, deposito dan kurs

terhadap IHSG

beserta prediksi

IHSG (model

GARCH dan

ARIMA)

Volume pedagangan berpengaruh positif dan

suku bunga

berpengaruh negative terhadap IHSG.

Peneliti terdahulu menggunakan suku bunga deposito.

Sama-sama menempatkan kurs sebagai variable

indevendent

dan IHSG

sebagai variable devendent.

8 MD.

Mahmudul

Alam dan

MD. Gazi

Salah Uddin (2009)

Relationship

between interest rate and stock price: Empirical Evidence from Developed and developing countries

hubungan negatif yang signifikan baik Suku Bunga dengan Harga saham atau Perubahan Suku Bunga dengan

Perubahan Harga

Saham atau keduanya

stock prices as independent variables.

Are both set interest rates as independent variables.

9 Usman

Abdullateef dan Ibrahim Waheed (2010)

Exernal reserve holding in Nigeria: Implications for investment, inflation and exchange rate

perubahan eksternal

cadangan telah

memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan PMA dan apresiasi nilai tukar di dalam negeri tetapi tidak berpengaruh seperti yang diamati pada investasi domestik dan inflasi tingkat dalam negeri dalam periode tersebut

Peneliti

terdahulu hanya menjelaskan pengaruh atau hubungan di suatu Negara saja.

inflation and exchange rates as independent variables.


(48)

31

negara lain (asing) untuk berinvestasi di Indonesia, khususnya bursa-bursa yang berdekatan lokasinya. Oleh karena itu, perubahan di satu bursa juga akan ditransmisikan ke bursa negara lain, dimana bursa yang lebih besar akan mempengaruhi bursa yang kecil.

Diperkenalkannya investor asing ke pasar tentu saja berfungsi sebagai katalis yang mendorong investasi lokal. Investasi asing berpengaruh dalam menyorot perusahaan yang memberikan informasi keuangan paling transparan dan valuasi terbaik, masuknya dana-dana asing ke pasar-pasar baru berpengaruh jelas dan menguntungkan bagi pertumbuhan dan struktur pasar.

Nilai tukar mata uang, khususnya mata uang Rupiah saat ini sering mengalami fluktuasi terhadap mata uang Dollar Amerika Serikat. Hal ini diakibatkan karena adanya mekanisme pasar di pasar uang atau valuta asing. Nilai tukar Rupiah mencapai angka terendah pada awal tahun 1998. Sekalipun menguat sampai saat ini, nilai tukar Rupiah masih jauh lebih rendah dibanding dengan kondisi pertengahan 1997, pada saat gejala depresiasi Rupiah mulai terlihat.

Berdasarkan kajian teoritis dan penelitian sebelumnya maka penulis menduga adanya keterkaitan antar masing-masing variabel independen dan keterkaitan antara variabel independen terhadap variabel dependen.

Dengan menggunakan regresesi linier berganda akan diuji pengaruh kurs mata uang rupiah atas dollar AS terhadap tingkat suku bunga SBI dan tingkat inflasi serta dampaknya terhadap IHSG di BEI baik secara simultan maupun parsial.


(49)

Untuk lebih memahami kerangka pemikiran dalam penelitian ini, maka dapat digambarkan paradigma penelitian yang memperlihatkan hubungan antara variabel dalam penelitian ini sebagai berikut .

2.2.1 Hubungan Kurs Mata Uang Rupiah atas Dollar AS pada IHSG

Menurut Etty Murwaningsih (2008:178-195) Studi mengenai hubungan antara nilai tukar rupiah dan reaksi pasar saham telah banyak dilakukan penelitian yang berhubungan dengan masalah nilai tukar dan return saham telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Dalam kondisi normal dimana fluktuasi kurs tidak terlalu tinggi, hubungan kurs dengan pasar modal adalah positif, tetapi jika terjadi depresiasi/ apresiasi kurs, maka hubungan kurs dengan pasar modal akan berkorelasi negatif.

Risiko dari fluktuasi nilai tukar Rupiah beserta hal-hal yang mempengaruhinya tentunya akan berpengaruh terhadap perilaku pasar modal (mempengaruhi harga saham perusahaan-perusahaan yang menjual sekuritas di pasar modal). Perkembangan nilai tukar Rupiah (per satu Dollar Amerika Serikat) mempengaruhi pergerakan nilai saham di Bursa Efek Indonesia karena jika nilai tukar Rupiah menguat maka akan mendorong para investor (lokal maupun asing) untuk menambah pembeli atau menjual suatu sekuritas, serta akan mempengaruhi kinerja suatu perusahaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi harga saham perusahaan.


(50)

33

2.2.2 Hubungan Tingkat Suku Bunga pada IHSG

Menurut Dolman (2001), menjelaskan bahwa terdapat hubungan negatif antara tingkat suku bunga dengan pendapatan saham. Hal ini berarti bahwa ketika ada kenaikan tingkat suku bunga maka pendapatan saham akan cenderung menurun.

Menurut Iswardono (2004), kenaikan suku bunga akan berakibat terhadap menurunnya return saham begitu juga sebaliknya. Dalam menghadapi kenaikan suku bunga, para pemegang saham akan menahan sahamnya sampai tingkat suku bunga kembali pada tingkat yang dianggap normal. Sebaliknya, jika tingkat suku bunga jangka panjang meningkat maka pemegang saham cenderung menjual sahamnya karena harga jualnya tinggi. Kenaikan suku bunga akan sangat berpengaruh bagi pelaku pasar modal. Pergerakan suku bunga SBI yang fluktuatif dan cenderung meningkat akan mempengaruhi pergerakan sektor riil yang dicerminkan oleh pergerakan return saham.

Dari beberapa penjelasan di atas dapatlah disimpulkan bahwa semakin tinggi suku bunga , maka para investor cenderung mengalihkan investasinya dari saham ke instrumen pasar uang. Dengan kata lain peningkatan suku bunga akan cenderung menurunkan IHSG.

2.2.3 Hubungan Tingkat Inflasi pada IHSG

Tingginya tingkat inflasi menunjukkan bahwa resiko untuk melakukan investasi cukup besar sebab inflasi yang tinggi akan mengurangi tingkat pengembalian dari investor. Pada kondisi inflasi yang tinggi maka harga barang-barang atau bahan baku memiliki kecenderungan untuk meningkat. Peningkatan


(51)

harga barang-barang dan bahan baku akan membuat biaya produksi menjadi tinggi sehingga akan berpengaruh pada penurunan jumlah permintaan yang berakibatnya pada penurunan penjualan sehingga akan mengurangi pendapatan perusahaan. Selanjutnya akan berdampak buruk pada kinerja perusahaan yang tercermin pula oleh turunnya return saham (Nurdin, 1999). Beberapa bukti empiris tentang pengaruh tingkat inflasi dengan IHSG menunjukkan bahwa laju inflasi secara terpisah tidak berpengaruh signifikan terhadap IHSG (Sri Martini, 2009:15-26)

Dari beberapa penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengaruh tingkat inflasi terhadap IHSG memiliki pengaruh yang negative.

2.2.4 Hubungan Kurs Mata Uang Rupiah atas Dollar AS, Tingkat Suku

Bunga dan Tingkat Inflasi pada IHSG

Mudji Utami dan Mudjilah Rahayu (2003: 123-131), menyatakan

bahwa variabel nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat mempunyai hubungan positif terhadap harga saham, sedangkan variabel suku bunga SBI dan laju inflasi mempunyai hubungan negative terhadap harga saham.

Berdasarkan kerangka pemikiran yang di dukung oleh teori penghubung diatas akan di buat paradigma sebagai berikut :


(52)

35

kerangka pemikiran

Etty Murwaningsih (2008:178-195)

Mudji Utami & Mudjilah Rahayu

(2003: 123-131)

Dolman (2001)

Sri Martini (2009:15-26)

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

Variabel X2 Tingkat Suku Bunga SBI

SOR (Stop Out Rate)

Dahlan Siamat (2005:454)

Variabel Y IHSG Persentase IHSG berdasarkan harga penutupan di Bursa Efek

Indonesia.

Sunariyah (2011: 142)

Variabel X1

Kurs mata uang rupiah atas dollar AS

1. Mekanisme Pasar

2. Penetapan Pemerintah

Mandala Manurung & Prathama Rahardja (2004 : 74-76)

Variabel X3 Tingkat Inflasi

1. Indeks Harga Konsumen

(IHK)

2. Indeks Harga Perdagangan Besar


(53)

2.3 Hipotesis Penelitian

Menurut Sukirno (2004:15) :“Hipotesis adalah suatu pernyataan mengenai

bagaimana variabel-variabel yang dibicarakan berkaitan satu sama lainnya”

Menurut Umi Narimawati (2007:73) “Hipotesis dapat dikatakan sebagai

pendugaan sementara mengenai hubungan antar variabel yang akan diuji kebenarannya”. Berdasarkan identifikasi masalah, tujuan penelitian, dan kerangka pemikiran maka hipotesis dinyatakan sebagai berikut:

1. Tingkat kurs mata uang rupiah atas dollar AS berpengaruh secara parsial terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Tingkat suku bunga SBI berpengaruh negative secara parsial terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

3. Tingkat inflasi berpengaruh negative secara parsial terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

4. Tingkat kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI dan tingkat inflasi berpengaruh secara simultan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia (BEI).


(54)

37

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Menurut I Made Wirartha (2006:39) menyatakan bahwa “Objek

Penelitian (variabel penelitian) adalah karakteristik tertentu yang mempunyai nilai, skor atau ukuran yang berbeda untuk unit atau individu yang berbeda atau merupakan konsep yang diberi lebih adari satu nilai.”

Penjelasan objek penelitian menurut Sugiyono (2010:41) yaitu:

Sebelum peneliti memilih variabel yang akan diteliti perlu melakukan studi pendahuluan terlebih dahulu pada objek yang akan diteliti. Jangan sampai terjadi membuat rancangan penelitian dilakukan di belakang meja, dan tanpa mengetahui terlebih dahulu permasalahan yang ada di objek penelitian.

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan objek penelitian, yaitu:

1. Kurs mata uang rupiah atas dollar AS, Tingkat Suku Bunga SBI dan Tingkat Inflasi sebagai variabel bebas (Independent Variabel).

2. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai variabel terikat (Dependent Variabel).

Penelitian dilakukan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2011. Untuk terlaksananya penelitian dengan metode diatas, diperlukan data sebagai bahan penyesuaian antara teori dan harapan dengan kenyataan yang ada. Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada dan


(55)

sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut akan di kumpulkan, diolah, dianalisis dan diproses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori yang telah dipelajari, jadi dari data tersebut akan dapat ditarik kesimpulan.

3.2 Metode Penelitian

Pengertian metode penelitian menurut Umi Narimawati, (2008:127) adalah cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu.

Metode yang digunakan dalam peneliian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.

Menurut Moh. Nazir (2004:54) Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Metode deskriptif ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah yaitu untuk menggambarkan atau menganalisis tingkat kurs mata uang rupiah atas dolar AS, tingkt suku bunga SBI, tingkat inflasi dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Sedangkan menurut Umi Narimawati (2008:21) metode penelitian verifikatif adalah pengujian hipotesis melalui alat analisis statistik.

Menurut Sugiyono (2010:8) metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada sample filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitan, analisis data bersifat kuantitatif/statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan.


(56)

39

Metode verifikatif dengan pendekatan kuantitatif digunakan untuk menjawab rumusan yaitu menguji besarnya pengaruh kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI dan tingkat inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara parsial dan simultan pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

3.2.1 Desain Penelitian

Menurut Moh. Nazir (2004 :84) memaparkan pengertian desain penelitian sebagai berikut:

“Desain Penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.”

Menurut Jonathan Sharwono (2006 :79) menjelaskan bahwa “Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.”

Dari uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa, desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu.

Untuk menggambarkan secara keseluruhan alur penelitian ini peneliti membuat suatu desain penelitian. Adapun tahap-tahap yang akan dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian.


(57)

2. Mengidentifikasi masalah tentang pengaruh kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI dan tingkat inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

3. Menetapkan rumusan masalah dalam penelitian tersebut. 4. Menetapkan tujuan dari penelitian tersebut.

5. Menentukan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori. 6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang

digunakan.

7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data.

8. Melakukan analisis data.

9. Melakukan pelaporan hasil penelitian.

Desain penelitian ini menggunakan pendekatan paradigm hubungan tiga independent variable secara bersamaan dengan satu dependent variable.


(58)

41

Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Desain Penelitian

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Operasional variabel merupakan proses penguraian variabel penelitian ke dalam subvariabel, dimensi, indikator subvariabel, dan pengukuran. Adapun syarat penguraian operasionalisasi dilakukan bila dasar konsep dan indikator masing-masing variabel sudah jelas, apabila belum jelas secara konseptual maka perlu dilakukan análisis faktor.

X1

X2

X3

Y


(59)

Menurut Sugiyono (2010:38) menyatakan pengertian variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

Menurut Umi Narimawati (2007:29) menjelaskan bahwa ”untuk

memperoleh data dalam suatu penelitian, maka hendaklah dilakukan penjabaran sejumlah variabel lengkap lainnya dan pengukurannya”.

Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan konsep, indikator, ukuran serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga penguji hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar, maka dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan yaitu:

1. Variabel Bebas atau Independent Variabel (X1, X2 dan X3)

Menurut Umi Narimawati (2007:55) Variabel bebas merupakan variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain atau merupakan variabel yang variabelnya diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu segala yang di observasi.

Variabel bebas atau Independent Variabel (X1, X2 dan X3) pada penelitian ini adalah kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI dan tingkat inflasi.

2. Variabel Terikat atau Dependent Variabel (Y)

Menurut Umi Narimawati (2007:55)menjelaskan bahwa ”variabel terikat


(1)

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Ditemukan adanya pengaruh SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menandakan bahwa meningkatnya suku bunga yang diberlakukan oleh Bank Indonesia berdampak bagi pemegang saham secara keseluruhan. Suku bunga yang rendah dapat menarik minat investor menentukan tingkat saham. Terdapat pengaruh negative tidak signifikan tingkat inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Ini menunjukkan bahwa meningkatnya tingkat inflasi tidak berdampak bagi pemegang saham secara keseluruhan.

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti ingin memberikan saran yang dapat dijadikan masukan kepada PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu:

1. Sebaiknya PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) memperhatikan para investor (lokal maupun asing) supaya berinvestasi dalam bentuk saham, sehingga akan mempengaruhi pada pergerakan harga saham perusahaan. Kurs rupiah terhadap dollar AS secara tidak langsung akan menunjukan apresiasi.

2. Sebaiknya PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) memperhatikan para pemegang saham (pelaku pasar modal) untuk tetap berinvestasi dalam bentuk saham, sehingga dalam menghadapi kenaikan suku bunga SBI, para pemegang saham


(2)

akan menahan sahamnya sampai tingkat suku bunga SBI kembali pada tingkat yang dianggap normal.

3. Sebaiknya PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat meningkatkan return saham dengan cara meningkatkan kinerja perusahaan, sehingga dapat meningkatkan tingkat pengembalian modal dari investor dan dapat mengatasi permasalahan jika terjadi inflasi.

4. Sebaiknya PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat memperhatikan para pemegang saham (lokal maupun asing) supaya tidak berpindah berinvestasi dalam bentuk yang lain dan melakukan beberapa tindakan bagaimana para investor lain tertarik untuk berinvestasi dalam bentuk saham, sehingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat bergerak positif.

5. Sebaiknya PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat meningkatkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) karena hal ini dapat mempengaruhi perkembangan kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI dan tingkat inflasi baik secara langsung maupun secara tidak langsung.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullateef, Usman ; Waheed, Ibrahim. (2010). Internal Reserve Holding In Nigeria: Implication for Invesment, Inflation and Exchange Rate. Journal of Economics and International Finance, Vol. 2, No. 9, PP. 183-189, September 2010

Brealey, Richard A; Myers Stewart C. (2008). Principles of Corporate Finance. Penerbit Mc Graw – Hill, Newyork

Dahlan, Siamat. (2005). Manajemen Lembaga Keuangan; kebijakan moneter dan perbankan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Desmon, Wira. (2011). Analisis Fundamental Saham. Exceed

Etty, Murwaningsari. (2008). Pengaruh Volume Perdagangan Saham, Deposito dan Kurs Terhadap IHSG beserta Prediksi IHSG (Model GARCH dan ARIMA). Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.23, No.2, TAHUN 2008, Hal. 178-195

F, Brigham ; Joel F, Houston. (2010). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta : Salemba Empat

Hamdy, Hady. (2010). Manajemen Keuangan Internasional. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media.

http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/Operasi+Moneter/Penjelasan+Operasi+Mone ter/

http://www.idx.co.id/Home/Information/ForInvestor/StockMarketIndices/tabid/17 4/language/idID/Default.aspx

Http://www.StatistikBursaEfekIndonesia.co.id//

Husein, Umar. (2008). Metodologi Penelitian. Jakarta, Raja Grafindo. Husein, Umar. (2011). Metodologi Penelitian. Jakarta, Raja Grafindo.

Husnan, Suad. (2005). Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

I Wayan, Wardita . (2008). Pengaruh Selisih Suku Bunga Bank Indonesia dengan Suku Bunga Internasional, Inflasi dan Cadangan Emas Terhadap Kurs US Dollar. Forum manajemen, vol. 6, No. 2, tahun 2008

Iskandar, Putong. (2007). Economics, Pengantar Mikro dan Makro. Jakarta: Mitra Wacana Madia


(4)

Karvof, A. (2004). Guide to Investing in Capital Market: Cara Cerdas Meraih Kebebasan Keuangan untuk Individual yang Bijak. Bandung: PT Citra Aditya Karya.

Ketut Silvanita, Mangani. (2009). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Gelora Aksara Pratama

Kuncoro. (2001). Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi, Edisi I. AMP YKPN. Yogyakarta

Makaryanawati ; Misbachul, Ulum. Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Likuiditas Perusahaan terhadap Risiko Investasi Saham yang Terdaftar pada Jakarta Islamic Index. Jurnal Ekonomi Bisnis. Vol. 14 No.1, Maret 2009

Mandala, Manurung ; Prathama, Rahardja. (2004). Uang, Perbankan, dan ekonomi Moneter. Jakarta : BP-FEUI.

Moch, Nazir. (2003). Metode Penelitian. Jakarta, Ghalia Indonesia.

Mudji, Utami ; Mudjilah, Rahayu. (2003). Peranan Profitabilitas, Suku Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar Dalam Mempengaruhi Pasar Modal Indonesia Selama Krisis Ekonomi. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 5, No. 2, September 2003: 123 - 131

Ni Nyoman, Aryaningsih. (2008). Pengaruh Suku Bunga, Inflasi dan Jumlah Penghasilan Terhadap Permintaan Kredit di PT. BPD Cabang Pembantu Kredit. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Sain dan Humaniora. Vol. 2, No. 1 , April 2008. Hal. 56-67

Nur, Indriantoro : Bambang, Supomo. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis. BPFE. Yogyakarta

Poltak, Manulang. (2008). Pengaruh Kurs Mata Uang Rupiah atas Dollar AS dan Kepemilikan Saham oleh Investor Asing Terhadap IHSG. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 2, No. 2, Oktober 2008

Sadono, Sukirno. (2010). Makro Ekonomi. Jakarta: Rajawali Pers

Sri Utami, Setyaningsih. (2008). Investasi di Pasar Modal Berdasarkan Laporan Keuangan dan Harga Saham. Jurnal Akuntansi dan Sistem teknologi Informasi Vol. 6, No. 1, April 2008: 79 – 91

Sri, Martini. (2009). Pengaruh Tingkat Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga, dan Produk Donestik Bruto Terhadap IHSG. Jurnal Administrasi dan Bisnis, Vol.3 No. 1, Juli 2009 Hal. 15-26

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kedua Belas. Bandung: Alfabeta


(5)

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. ALFABETA, Bandung.

Sunariyah. (2011). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, UPP STIM YKPN, Yogyakarta.

Umi Narimawati ; Sri Dewi Anggadini ; Linna Ismawati. (2010). Penulisan Karya Ilmiah. Bekasi: Ganesis

Umi, Narimawati. (2007). Riset Sumber Daya Manusia : Aplikasi contoh dan Perhitungannya. Jakarta : Penerbit Agung Media.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Beni Hermawan

Jenis kelamin : Laki - laki

Tempat, tanggal lahir : Sukabumi, 10 September 1987 Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Lajang

Tinggi, berat badan : 170 cm, 56 kg

Agama : Islam

Alamat lengkap : Jalan Kubangsari 1 No.47 Rt.04/Rw.06 , Bandung Telepon/ HP : (0266) 2724174 / 082115102757

E-mail : [email protected]

Pendidikan

1995-2001 SD Negeri Sukatengah, Sukabumi Lulus 2001-2004 SMP Negeri 1 Ciracap, Sukabumi Lulus 2004-2007 SMU Negeri 1 Ciracap, Sukabumi IPA/Lulus


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kurs Mata Uang Rupiah Atas Dolar AS Dan SUku Bunga SBI Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Pada Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-2015

0 12 1

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, LAJU INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA SBI DAN KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA SERIKAT TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE TAHUN 2001 - 2010

0 10 206

Pengaruh Inflasi, Kurs dan Suku Bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia Periode 2005 2009

1 5 62

PENGARUH SUKU BUNGA SBI, NILAI KURS DOLLAR DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 14

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI, NILAI KURS DOLLAR AMERIKA DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI INDONESIA 2003 – 2006.

0 0 8

Analisis Pengaruh Inflasi, Kurs Rupiah dan Tingkat SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

0 0 1

Pengaruh Kurs Rupiah per Dollar AS dan Tingkat Suku Bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia.

0 0 25

PENGARUH SUKU BUNGA SBI, INFLASI DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 2 85

ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI , TINGKAT SUKU BUNGA SBI DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 8

PENGARUH NILAI TINGKAT SUKU BUNGA SBI, NILAI KURS DOLLAR AS, DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BEI PERIODE 2005-2008 SKRIPSI

0 0 13