Uji Multikolinearitas Uji Autokorelasi

Pada scatter plot terlihat titik-titik yang tersebar di sepanjang garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Namun, seringkali data kelihatan normal karena mengikuti arah garis diagonal, padahal belum tentu data tersebut berdistribusi normal. Untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal tersebut berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji Kolmogorov Smirnov 1 sample KS yakni dengan melihat data residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak. Jika nilai Asym.sig 2-tailed taraf nyata = 0,05 maka data residual berditribusi normal, sebaliknya jika nilai Asym.sig 2-tailed taraf nyata maka data residual tidak berdistribusi normal. Tabel 4.5 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 36 .0000000 232.73008533 .091 .077 -.091 .548 .925 N Mean Std. Deviation Normal Parameters a,b Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. 2-tailed Unstandardiz ed Residual Test distribution is Normal. a. Calculated from data. b. Sumber : Hasil Penelitian, 2011 data diolah Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai Asymp.Sig.2-tailed adalah sebesar 0,925 lebih besar dari taraf nyata = 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Multikolinieritas artinya ada hubungan linier yang sempurna di antara beberapa atau semua variabel independen. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi atas variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya bebas multikolinearitas atau tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mengetahui apakah terjadi multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya angka VIF seperti terlihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.6 Uji Multikolinearitas Coefficients a 6194.473 433.806 14.279 .000 -.279 .043 -.608 -6.460 .000 .905 1.105 -161.262 33.968 -.447 -4.747 .000 .905 1.105 Constant Ni_Tkr SBI Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: IHSG a. Sumber : Hasil Penelitian, 2011 data diolah Untuk mendeteksi ada atau tidak adanya multikolinieritas dapat dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan variance inflations factor VIF dengan membandingkan sebagai berikut: 1. VIF 5 maka di duga mempunyai persoalan multikolinieritas 2. VIF5 maka tidak terdapat multikolinieritas 3. Tolerance 0,1 maka di duga mempunyai persoalan multikolinieritas 4. Tolerance 0,1 maka tidak terdapat multikolinieritas Situmorang, 2011:136 Dari output di atas terlihat bahwa semua data variabel tidak terkena multikolinieritas karena nilai VIF 5 dan nilai toleransi 0,1 sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi IHSG di BEI berdasarkan masukan variabel Nilai Tukar RupiahUS DOLLAR dan Tingkat Suku Bunga SBI.

3. Uji Autokorelasi

Penyimpangan autokorelasi dalam penelitian ini diuji dengan uji Durbin Watson DW-test. Hasil regresi dengan level of significant 0,05 =0,05 dengan sejumlah variabel bebas k=2 dan banyaknya data n=36. Tabel 4.7 Uji Autokorelasi Durbin Watson Model Summary b .858 a .736 .720 239.67878 .453 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson Predictors: Constant, SBI, Ni_Tkr a. Dependent Variable: IHSG b. Sumber : Hasil Penelitian, 2011 data diolah Berdasarkan hasil hitung, nilai Durbin-Watson DW-test adalah sebesar 0,453 sedangkan dalam DW-tabel untuk k=2 dan n=36, besarnya DW-tabel; dL DW batas bawah = 1,153; dU DW batas atas = 1,376; 4-dU = 2,624; dan 4- dL= 2,847; maka dapat disimpulkan bahwa DW-test terletak pada daerah uji. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.6 Gambar 4.6 Statistik d Durbin-Watson O 1.153 1.376 2 2.624 2.847 Sumber : Hasil Penelitian, 2011 data diolah Sesuai dengan Gambar 4.6 menunjukkan bahwa DW-test berada di daerah penerimaan H0 sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif Ho ditolak Bukti autokorelas i positif Daerah keragu - raguan Ho diterima Tidak ada autokorelas i Daerah keragu- raguan Ho ditolak Bukti autokorelas i negatif R egression Standardized Predicted Value 2 1 -1 -2 -3 -4 R eg re ss io n S tu d en ti ze d R es id u al 3 2 1 -1 -2 Scatterplot D ependent Variable: IH SG maupun negatif. Berdasarkan hasil tersebut maka model analisis bebas dari adanya autokorelasi dan dapat digunakan untuk memprediksi IHSG berdasar masukan variabel Nilai Tukar RupiahUS DOLLAR dan Tingkat Suku Bunga SBI.

4. Uji Heteroskedastisitas

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah/US Dollar dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 – 2013

3 36 96

Pengaruh Tingkat Bunga Sertifikat Bank Indonesia, Nilai Tukar Rupiah, Dan Tingkat Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia

1 37 92

Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah Dan Indeks Dow Jones Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 18 83

Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah /Us$ Dan Tingkat Suku Bunga Sbi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2007 – 2009

1 35 78

Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Inflasi Dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004 – 2008

2 70 81

Pengaruh Kurs Mata Uang Rupiah Atas Dollar As, Tingkat Suku Bunga Sbi Dan Tingkat Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Pada Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2007-2011

1 18 141

Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI Dan Nilai Tukar Rupiah/US$ Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Periode Juli 2008 – Juni 2010

2 11 43

BAB II TINJAUN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Nilai Tukar - Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah/US Dollar dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 – 2013

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah/US Dollar dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 – 2013

0 0 12

Pengaruh Tingkat Bunga Sertifikat Bank Indonesia, Nilai Tukar Rupiah, Dan Tingkat Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia

0 0 14