Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fenomena mualaf hadir di tengah-tengah isu teroris yang menimpa umat Islam. Isu teroris tersebut membentuk citra negatif pada umat Islam. Akan tetapi, pada kenyataannya mualaf tetap memiliki ketertarikan dan keinginan kuat untuk mempelajari dan memperdalam Islam. Perkembangan spiritual yang mengandung perubahan keyakinan atau kepercayaan itu mempunyai beberapa alasan yang cukup signifikan. Pindah agama tentu bukanlah suatu hal yang mudah, karena misalnya disebabkan adanya perasaan keraguan dan kebimbangan dalam menghadapi persoalan kehidupan dunia. Ketidakmampuan dan ketidakpuasan seseorang dalam menyelesaikan masalah kehidupan, cenderung mencari jalan alternatif atau solusi lain yang lebih memadai dan mencari untuk yang lebih jelas dan lebih tegas lagi. Bentuk konsep alternatif ini sangat beragam, oleh karena itu sangat tergantung pada siapa atau apa yang memengaruhi pola pikirnya. 1 Pindah agama pada umumnya terjadi karena seseorang merasakan hilangnya kepercayaan diri terhadap suatu agama yang selama ini sangat diyakininya. Keyakinan yang dimaksud adalah agama yang tidak dapat memberikan ketenangan dan kedamaian jiwanya, sehingga terjadi krisis atau stagnan pada diri seseorang. 2 Krisis kepercayaan ini adalah akibat ketidakpuasan terhadap agamanya yang selama ini dianut dan dianggap sebagai sandaran utama dalam mengisi kegiatan spritualnya. 1 Zakiah Derajat, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 2005, h.160. 2 Zakiah Derajat, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 2005, h.164. 2 Dakwah dalam Islam merupakan dakwah baik dalam pemikiran dan praktek. Hal ini dapat kita lihat di dalam ayat-ayat suci Al-Quran. Al-Quran adalah wahyu Allah yang disampaikan kepada Rasul berisi pedoman, petunjuk, dan sentral segala wacana ideologi kehidupan untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. 3 Dalam rangka menjadikan Al-Quran sebagai petunjuk dan pedoman di dalam kehidupan, diperlukan langkah-langkah pasti berupa proses pengkajian, pemahaman, penafsiran dan sosialisasi nilai-nilai Al-Quran ditengah kehidupan bermasyarakat. Itulah tujuan dakwah Islamiyah, yaitu membangun nilai-nilai Islam di tengah kehidupan. Setiap perkataan, pemikiran, atau perbuatan yang secara eksplisit ataupun implisit mengajak orang ke arah kebaikan dalam perspektif Islam, perbuatan baik, amal shaleh atau menuju kebenaran dalam bingkai ajaran Islam, juga disebut dakwah. 4 Definisi dakwah yang dikemukakan oleh para ahli antara lain: “Usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perseorangan manusia dan seluruh umat tentang pandangan dan tujuan hidup manusia di dunia yang meliputi amar ma’ruf nahi munkar, dengan berbagai macam media dan cara yang diperbolehkan oleh akhlak dan membimbing pengalamannya dalam perikehidupan perseorangan, berumah tangga, bermayarakat, dan ber negara” Muhammad Natsir, 2000 ىىِه َِِلٱِب مُِْْدٰىجىو ِةىىسىْْٱ ِةىظِعْوىمْلٱىو ِةىمْكِْْٱِب ىكِبىر ِليِبىس ٰىَِإ ُعْدٱ ىَنِدىَْْ ُمْلٱِب ُمىلْعىأ ىوُهىو ۦ ِهِليِبىس َىع َلىض َىِِ ُمىلْعىأ ىوُه ىكَبىر َنِإ َُىسْحىأ “Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. 3 http:www.lampuislam.org201408metode-berdakwah-untuk-mengajak-non.html, diakses 14 April pada pukul 19.10. 4 Asep Syamsul M. Romli, Komunikasi Dakwah: Pendekatan Praktis, Bandung: ASM. Romli, 2014, h 11. 3 Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-nya dan dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk”. QS An-Nahl: 125. Dakwah ialah ajakan atau seruan ke jalan Allah yang dilakukan da’i penyeru kepada orang lain secara perseorangan dengan tujuan memindahkan al mad’uw pada keadaan yang lebih baik dan diridhai Allah. Dakwah memiliki 3 pengertian untuk menyingkap dan mendekatkankannya kepada akal dan hati. Ketiga pengertian tersebut adalah Mafhum Da’wah seruan atau ajakan, Mafhum Haraki gerakan dan Mafhum Tanzhimi pengorganisasian. 5 Dalam tugas penyampaian dakwah Islamiyah, subjek dakwah memerlukan seperangkat pengetahuan dan kecakapan dalam bidang strategi. Selain itu, pola berpikir dengan pendekatan sistem, dimana dakwah merupakan suatu sistem dan strategi merupakan salah satu dimensinya, maka strategi mempunyai peranan dan kedudukan yang sejajar dan sederajat dengan unsur-unsur lainnya seperti tujuan dakwah, objek dakwah, sumber dakwah maupun kelengkapan dakwah lainnya. Dengan menguasai strategi dakwah, maka pesan-pesan dakwah yang disampaikan pada objek dakwah akan mudah dicerna dan diterima dengan baik. 6 Untuk mengenal Islam sebagai pedoman hidup tentu harus menyediakan waktu lama dan sarana penunjang yang memadai. Islam harus dipelajari melalui lembaga atau orang yang mempunyai pengetahuan cukup tentang keislaman. Kurangnya informasi tentang Islam yang perlu disampaikan tokoh agama misalnya Kyai dan Ustad yang memiliki minimnya pengetahuan dan ilmu tentang agama, akan berpengaruh pada salah persepsi dan antipati non muslim pada agama Islam. Karena itu, memilih lembaga atau 5 Prof. Dr. Ali Abdul Halim Mahmud, Metode Membentuk Pribadi Muslim, Jakarta: Gema Insani, 2004, h 29. 6 Syukir, Asmuni, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al-ikhlas, 1983, h 36. 4 orang yang akan dijadikan rujukan untuk belajar ilmu agama dan mengetahui pemahaman agama menjadi sangat penting. Berbicara masalah pembinaan mualaf, tidak jauh berbeda ketika berbicara masalah pembinaan terhadap orang Islam lainnya, dimana hal tersebut dapat dilakukan oleh siapapun dan lembaga apapun. Akan tetapi selama ini yang menjadi masalah adalah banyak lembaga-lembaga seperti masjid maupun majelis-majelis yang hanya melakukan proses pengislaman saja dan tidak ada tindaklanjutnya. Dalam kegiatan pemberdayaan atau pembinaan terhadap mualaf, menjadi suatu hal yang sangat penting. Karena sebagai orang yang menjalani keyakinan baru haruslah memahami prinsip-prinsip ajarannya yang merupakan pedoman yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Suatu hal yang mustahil apabila seseorang dapat memetik manfaat dari suatu ajaran sedangkan tidak mempelajari dan memahami ajaran tersebut. 7 Mualaf Center Indonesia adalah lembaga yang bisa membantu seseorang untuk mau masuk Islam. Tersedia web situs www.mualafcenter.com yang menyediakan pendaftaran untuk bersyahadat dan berupaya mendampingi mualaf untuk mempelajari Islam dengan mengisi form data diri yang telah disediakan di situs tersebut. Mualaf Center Indonesia didirikan oleh Steven Indra Wibowo. Dia mantan seorang Frather Imam gereja katolik di Paroki, Jakarta Utara. Sedangkan Ayahnya adalah seorang aktifis di GKI Gereja Kristen Indonesia dan Gereja Bethel. Di kalangan para aktifis Gereja Kristen Indonesia dan Gereja Bethel, Ayahnya bertugas sebagai pencari dana di luar negeri bagi pembangunan gereja-gereja di Indonesia. Sampai pada akhirnya Steven Indra Wibowo di sekolahkan ke Saint Michael’s College 7 Anwar R. Prawira, Petunjuk Praktis bagi Calon Pemeluk Agama Islam, Jakarta: YPI Al-Izhar, 2001, h 1. 5 di Worcestershire, Inggris, yaitu sebuah sekolah tinggi khusus Katolik, mengambil jurusan Islamologi. 8 Islamologi adalah ilmu tentang agama Islam dengan seluk- beluknya. Lingkup bahasannya adalah yang paling luas. Meliputi pengetahuan tentang Islam, hukum dan lembaga keagamaan, filsafat, kebudayaan, sejarah, politik ekonomi Islam, dan lain sebagainya. 9 Steven Indra Wibowo dalam menjalani pendidikan di S Saint Michael’s College, mengalami perubahan pola pikir tentang keyakinan antara Katolik dan Islam. Steven goyah akan kepercayaan yang selama ini diyakininya. Dia memutuskan untuk masuk Islam. Memulai dengan belajar Islam mulai dari nol dan bertahap sampai mendirikan Mualaf Center Indonesia MCI. Steven membantu para mualaf yang diawali pertemuan dari web yang tersedia dan bertemu secara langsung, saling berkenalan satu sama lain, saling berbagi cerita maupun pengalaman dan berupaya untuk membuka diri berusaha lebih dekat dalam hal pribadi untuk mendampingi, membantu dalam mengucapkan syahadat, mengarahkan dan meluruskan dalam mempelajari Islam. Steven Indra wibowo melakukan komunikasi antar pribadi dengan calon mualaf dan mualaf dengan langkah pendekatan menuju keterbukaan dalam hal komunikasi seperti penetrasi sosial. Maka dari itu penulis meneliti lebih dalam proses komunikasi antar pribadi dengan penetrasi sosial S teven dengan mad’u. Menariknya penelitian ini yaitu bagaimana proses komunikasi antar pribadi yang dilakukan Steven Indra Wibowo dengan calon mualaf dan mualaf dengan langkah-langkah penetrasi sosial. Penulis ingin menjawab persoalan komunikasi antar pribadi Steven Indra Wibowo selaku da’i yang melakukan dakwah terhadap calon mualaf dan mualaf, 8 www.republika.co.idberitashortlink60441, di akses 15 April pada pukul 15.30. 9 Maulana Muhammad Ali, Islamologi, Jakarta: Darul Kutubil Islamiyah, 2007, h 6. 6 dimana latar belakang pengetahuan keagamaan Steven bukan seorang ulama melainkan seorang mualaf juga. Atas dasar inilah penulis merasa tertarik dan memandang perlu untuk meneliti dengan judul skripsi “Penetrasi Sosial dan Dakwah Steven Indra Wibowo dalam Pembinaan Mualaf di Mualaf Center Indonesia ”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah