11
penyeleksian data. Semua data yang digunakan berasal dari TA 7189- INO : Institutional Strengthening For Integrated Water Resources
Management In The 6 Cis River BasinTerritory – Package D, yang
merupakan lokasi dimana penulis melakukan kegiatan Praktik Lapangan.
3.3.2 Pengolahan Data
Penulis membagi proses pengolahan data kedalam dua tahapan besar, yaitu pengolahan data spasial dan hidrologi.
Pengolahan data spasial; tahap ini dilakukan dengan menggunakan
software ArcGIS 9.3. Semua peta yang digunakan dalam proses ini berformat .shp sehingga dapat langsung dilakukan proses pengolahan
dengan ArcGIS. Peta sub-DAS Citarik didapatkan dari peta DAS Citarum yang dilakukan proses deleniasi peta. Dilakukan pula proses
deleniasi pada peta Penggunaan Lahan DAS Citarum tahun 2000 dan 2007 untuk didapatkan peta penggunaan lahan DAS Citarum dengan
pengelompokan jenis tutupan lahan yang sama pada kedua tahun tersebut. Kedua peta tersebut masing-masing dilakukan proses proses overlay dan
intersect dengan peta sub-DAS Citarik sehingga didapatkan peta penutupan lahan sub-DAS Citarik tahun 2000 dan 2007.
Pada peta lokasi curah hujan DAS Citarum dilakukan proses pembuatan polygon dengan menggunakan menu Polygon Thiessen yang
terdapat dalam ArcGIS. Peta polygon tersebut kemudian dilakukan proses intersect dengan peta sub-DAS Citarik sehingga didapat peta
polygon thiessen sub-DAS Citarik. Dari peta tersebut dapat dihitung secara langsung luas masing-masing polygon yang nantinya akan
digunakan dalam pengolahan data hidrologis. Perhitungan luas tiap polygon dilakukan dengan menggunakan menu Geometry Claculate
yang terdapat pada tabel properti peta tersebut. Tahap selanjutnya dilakukan perhitungan Indeks Penutupan Lahan
IPL pada tahun 2000 dan 2007. Perhitungan IPL menggunakan data total luas daerah bervegetasi permanen dalam suatu DAS dengan rumus
Departemen Kehutanan : ...................................1
keterangan : LVP = luas lahan bervegetasi permanen
12
Standar pengkategorian nilai IPL ialah kategori baik jika didapatkan nilai IPL 75, kategori sedang jika IPL = 30-75, dan buruk jika IPL
30.
Pengolahan data hidrologi; pada tahap ini dihitung besar curah
hujan rata-rata bulanan dan tahunan sub-DAS Citarik tahun 2000-2007. Data yang digunakan ialah curah hujan harian stasiun Jatiroke, Ciparay,
Ujung Berug, Cicalengka 1, Cicalengka 2, Paseh, Majalaya, Pamulihan, dan Gudang Uyah tahun 2000-2007. Digunakan pula luas masing-
masing polygon yang didapatkan dari pengolahan data spasial yang telah dilakukan terlebih dahulu.
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan metode Thiessen dengan rumus :
………..……....2 keterangan :
P = Curah hujan rata-rata
P
1,2,..,i
= Curah hujan tiap stasiun A
1,2,…,i
= Luas tiap polygon yang mewakili stasiun A
tot
= Luas total Nilai curah hujan hasil perhitungan ditampilkan dalam dua bentuk,
yaitu besar nilai curah hujan bulanan rata-rata dalam periode 2000-2007 yang digunakan untuk menentukan jenis iklim sub-DAS Citarik dan nilai
curah hujan bulanan tiap tahun periode 2000-2007. Penentuan jenis iklim pada penelitian ini menggunakan klasifikasi Schmidt-Fergusson, dengan
nilai Q dihitung dengan rumus : ……...3
Jumlah bulan kering dan bulan basah didapatkan dari perhitungan nilai curah hujan bulanan rata-rata periode 2000-2007. Dimana bulan kering
merupakan bulan dengan curah hujan 60 mm dan bulan basah 100 mm.
Kemudian dilakukan perhitungan nilai evapotranspirasi potensial ETP bulanan dan limpasan bulanan dengan menggunakan software
USGS Thorntwhaite Monthly Water Balance. Input yang digunakan ialah nilai curah hujan bulanan tahun 2000-2007, nilai temperatur bulanan kota
Bandung tahun 2000-2007, besar kelembaban tanah 500 mm, serta letak
13
latitude yang disesuaikan dengan keadaan sub-DAS Citarik yaitu -6°. Nilai limpasan yang didapatkan tersebut kemudian digunakan kembali
untuk menghitung nilai koefisien limpasan C dengan menggunakan rumus Asdak, 2007 :
…………………4 Untuk melihat perubahan debit yang terjadi dilakukan pembuatan
grafik debit minimum-maksimum sub-DAS Citarik dengan menggunakan Microsoft Excel 2007. Dilakukan proses regresi linier untuk mendapatkan
trend debit minimum-maksimum yang terjadi pada tahun 2000-2007. Pembuatan grafik juga dilakukan dengan menggunakan nilai perubahan
nilai C sub-DAS Citarik dan didapatkan pula besar trend yang terjadi pada tahun 2000-2007.
Dilakukan perhitungan Koefisien Regim Sungai KRS perbulan dan KRS pertahun pada tahun 2000 dan 2007. Digunakan data debit minimum
dan debit maksimum tiap bulan serta data debit minimum rata-rata dan debit maksimum rata-rata tahun 2000 dan 2007. Perhitungan KRS
menggunakan rumus yang ditetapkan oleh Departemen Kehutanan : ………………………..5
dengan standar evaluasi berupa kategori baik bila KRS 50, kategori sedang bila KRS =50-120, dan buruk bila KRS 120.
Kemudian dilakukan perhitungan nilai kesesuaian limpasan hasil perhitungan dengan hasil pengukuran debit yang didapat dari stasiun
pengukur. Perhitungan ini digunakan untuk melihat kejadian influen- efluen di sepanjang aliran sungai. Dilakukan perhitungan debit rata-rata
bulanan dengan menggunakan rumus :
…….….6
……………………… 7
14
3.3.3 Analisis Data Analisis perubahan tataguna lahan dan nilai IPL; analisis