HUBUNGAN AIR SUNGAI DENGAN AIRTANAH PENGGUNAAN LAHAN

7

2.7 HUBUNGAN AIR SUNGAI DENGAN AIRTANAH

Menurut Lee 1980, akibat adanya perbedaan litologi maka dapat dibagi menjadi 4 tipe hubungan sungai dengan sistem airtanah yang dilaluinya Gambar 2, yaitu sungai mengurasdiisi airtanah efluent stream, sungai mengisi airtanah influent stream, sungai dan airtanah tidak saling berhubungan isolated stream, dan sungai bersifat influent tetapi dipisahkan oleh zona tidak jenuhaliran menggantung perched stream. Gambar 2. Hubungan air sungai-airtanah Lee, 1980 Hubungan tersebut juga diakibatkan oleh jenis bahan induk pembentuk tanah di sekitar DAS. Bahan induk merupakan keadaan tanah pada waktu nol time zero dari proses pembentukan tanah Jenny, 1941. Salah satu jenis bahan induk yang menyusun pembentukan tanah ialah batuan. Terdapat tiga jenis batuan pembentuk tanah yaitu batuan bekuvulkanik, batuan sedimen, dan batuan malihan. Batuan vulkanik terbentuk dari abu vulkan yang disemburkan oleh gunung api. Batuan sedimen merupakan batuan yang dihasilkan dari proses endapan mineral, sedangkan batuan malihan merupakan batuan vulkanik atau sedimen yang mengalami perubahan karena adanya tekanan atau suhu yang tinggi. Berbagai sifat fisik yang dimiliki bahan induk akan mempengaruhi sifat fisik tanah yang akan terbentuk. Salah satu sifat fisik bahan induk yang sangat berhubungan dengan hidrologi ialah kemampuan untuk 8 meloloskan air permeabilitas. Perbedaan permeabilitas tiap bahan induk akan mempengaruhi aliran air sungai dan airtanah di sekitarnya.

2.8 PENGGUNAAN LAHAN

Lahan merupakan bagian dari bentang alam landscape yang mencakup pengertian lingkungan fisik termasuk iklim, topografirelief, tanah, hidrologi, dan bahkan keadaan vegetasi alami natural vegetation yang semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan FAO, 1976. Lahan dalam pengertian yang lebih luas termasuk yang telah dipengaruhi oleh berbagai aktivitas flora, fauna, dan manusia baik di masa lalu maupun saat sekarang, seperti lahan rawa dan pasang surut yang telah direklamasi atau tindakan konservasi tanah pada suatu lahan tertentu Departemen Pertanian. Menurut FAOUNEP 1999, penggunaan lahan merupakan kegiatan yang ditandai oleh pengaturan dan pengambilan tindakan untuk menghasilkan, mengubah, dan memelihara dalam penentuan tipe penutupan lahan tertentu. Tipe penutupan lahan terbagi atas dua jenis yaitu penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan non-pertanian. Penggunaan lahan pertanian antara lain berupa hutan, sawah, tegalan, dan perkebunan, sedangkan penggunaan lahan non-pertanian antara lain seperti pemukiman, jalan, dan kawasan industri. Perubahan penggunaan lahan ialah adanya pertambahanpengurangan luas suatu jenis penggunaan lahan akibat dari adanya pertambahanpengurangan penggunaan lahan yang lain. Perubahan penggunaan lahan memberikan pengaruh nyata terhadap kualitas DAS yang ada di sekitarnya. Hasil penelitian di banyak negara telah memberikan informasi mengenai pengaruh komposisi vegetasi terhadap kondisi aliran air. Menurut Asdak 2007, secara umum kenaikan aliran air disebabkan oleh penurunan penguapan air oleh vegetasi transpiration dan dengan demikian aliran air permukaan maupun air tanah semakin besar. Menurut hasil penelitian Putri 2011 di sub-DAS Batang Arau Hulu, Padang, Sumatera Barat, bahwa penurunan luas hutan pada tahun 2000- 2006 menyebabkan peningkatan aliran permukaan. Pada penelitian tersebut juga didapatkan bahwa terjadi peningkatan debit bulanan rata- rata yang terjadi karena penurunan kapasitas infiltrasi yang disebabkan perubahan penggunaan lahan berupa pertambahan luas ladangtegalan serta lahan tambang. 9 Hasil penelitian Kurnia et al 2006 menunjukan bahwa terjadi peningkatan debit dan sedimentasi, banjir serta penurunan luas areal panen dan produksi di wilayah DAS Kaligarang bagian hulu akibat adanya perubahan penggunaan lahan sawah menjadi lahan pemukiman dan industri. Pada peneletian tersebut juga didapatkan peningkatan nilai rasio debit maksimum terhadap debit minimum dari tahun ke tahun. Penelitian yang dilakukan oleh Haryanto et al 2005 di DAS Citarum hulu menghasilkan terjadinya peningkatan koefisien aliran pada rentang waktu 1983-2002 akibat adanya perubahan luas lahan hutan, sawah, dan tegalan menjadi industri, urban, dan lahan terbuka. Pada penelitian tersebut didapatkan pula bahwa sub-DAS Citarik merupakan sub-DAS yang akan mengalami kekritisan pada lima dan sepuluh tahun mendatang.

III. BAHAN DAN METODE