Debit Maksimum-Minimum ANALISIS DEBIT ALIRAN .1 Koefisien Limpasan Permukaan C

21 tanah yang dapat digunakan pada musim kemarau. Penurunan ketersediaan air pada musim kemarau akan berdampak langsung terhadap pertanian yang ada di daerah sekitar sungai tersebut. Secara umum, perubahan nilai koefisien limpasan periode 2000-2007 tanpa melihat perbedaan musim tersaji dalam Gambar 7. Gambar 7. Grafik perubahan koefisien limpasan tahun 2000-2007 Dari grafik tersebut didapatkan bahwa perubahan nilai C dari tahun 2000-2007 berfluktuatif. Terdapat beberapa kejadian peningkatan dan penurunan koefisien limpasan pada periode tersebut. Pada grafik terlihat bahwa terdapat peningkatan nilai C dari tahun 2000 sebesar 0,22 menjadi 0,46 pada tahun 2007. Koefisien limpasan C merupakan salah satu indikator yang menggambarkan kondisi hidrologis suatu DAS. Adanya peningkatan koefisien limpasan C yang terjadi pada musim hujan maupun secara keseleruhan memberikan gambaran bahwa telah terjadi penurunan fungsi hidrologis DAS.

4.3.2 Debit Maksimum-Minimum

Debit aliran merupakan salah satu fokus perhatian untuk evaluasi hidrologi, terutama debit maksimum maupun debit minimum. Kedua indikator tersebut disebut menjadi indikator respon DAS terhadap masukan berupa hujan. Kondisi suatu DAS dikatakan baik bila tidak terjadi perubahan yang sangat besar pada debit maksimum dan minimum tiap tahunnya. Peningkatan debit maksimum tiap tahun serta penurunan debit minimum baseflow menunjukan telah terjadinya penurunan y = 0,011x 3 - 66,33x 2 + 13292x - 9E+07 R² = 0,94 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Ko e fi si e n L im p a sa n Tahun 22 kemampuan DAS dalam menyimpan air. Perubahan nilai debit maksimum dan minimum sub-DAS Citarik pada periode 2000-2007 dapat dilihat pada Gambar 8 dan 9. Gambar 8. Fluktuasi debit maksimum tahun 2000-2007 Gambar 9. Fluktuasi debit minimum tahun 2000-2007 Dari kedua grafik tersebut dapat dilihat pada tahun 2000 perbedaan antara debit maksimum dan debit minimum yang terukur lebih kecil dibandingkan pada tahun 2007. Terjadi peningkatan yang sangat ekstrim pada periode tersebut. Selain itu, pada Gambar 8. didapatkan bahwa pada tahun 2000-2004 perubahan debit maksimum berfluktuasi namun mulai tahun 2004-2007 terjadi peningkatan debit maksimum. Peningkatan ini menunjukan bahwa pada periode 2004-2007 air hujan yang masuk semakin banyak yang berubah menjadi limpasan. y = 0,104x 3 - 628,8x 2 + 1E+06x - 8E+08 R² = 0,91 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 D e b it m 3 d e t Tahun y = -0,002x 6 + 24,95x 5 - 12498x 4 + 3E+08x 3 - 5E+11x 2 + 4E+14x - 1E+17 R² = 0,89 1 2 3 4 5 6 7 8 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 D e b it m 3 d e t Tahun 23 Limpasan terjadi karena tanah sudah tidak mampu lagi menampung air yang masuk atau kapasitas infiltrasi tanah sudah terlampaui. Perubahan tataguna lahan yang terjadi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya peningkatan limpasan yang terjadi. Perubahan lahan dari lahan bervegetasi alami menjadi lahan bervegetasi dengan pengolahan tanah serta menjadi area pemukiman dapat mengurangi jumlah air hujan yang dapat terserap melalui pori-pori tanah. Selain perubahan tataguna lahan, faktor intensitas hujan juga menjadi pengaruh terhadap perubahan debit maksimum. Jika intensitas hujan yang terjadi terlalu tinggi dan melebihi kecepatan infiltrasi tanah, maka banyak air hujan yang tidak dapat terserap oleh tanah. Pada Gambar 9, terlihat bahwa terdapat beberapa perubahan nilai debit minimum yang tercatat, namun secara umum dapat dikatakan bahwa nilai debit minimum yang tercatat pada periode 2000-2007 cenderung seragam. Namun pada tahun 2007 didapatkan bahwa nilai debit minimum yang tercatat cenderung lebih kecil dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Penurunan tersebut menunjukan bahwa pada tahun 2007 terjadi penurunan baseflow yang mengakibatkan menurunnya cadangan air tanah pada musim kemarau. Penurunan baseflow yang kecil tidak menjadi masalah jika pada musim kemarau masih terdapat kejadian hujan sehingga cadangan air tanah dapat terisi kembali. Namun penurunan yang kecil akan sangat berdampak jika pada musim kemarau curah hujan yang masuk sangat kecil. Menurut Asdak 2007, baseflow yang terus mengalami penurunan mengindikasikan bahwa telah terjadi kerusakan pada sungai tersebut.

4.3.3 Koefisien Regim Sungai KRS