18
4.2 ANALISIS CURAH HUJAN
Curah hujan yang digunakan pada penelitian ini merupakan curah hujan tahun 2000-2007. Perhitungan curah hujan bulanan dan bulanan
rata-rata sub-DAS Citarik pada periode 2000-2007 didapatkan dari perhitungan curah hujan harian sembilan stasiun yang ada di daerah sub-
DAS tersebut. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus 2, dengan luas masing
– masing polygon yang mewakili tiap stasiun didapat dengan menggunakan software ArcGIS 9.3.
4.2.1 Klasifikasi Iklim
Dari nilai curah hujan bulanan rata-rata Gambar 6 didapatkan terdapat 8 bulan basah Oktober-Mei dan 3 bulan kering Juli-
September. Dengan menggunakan rumus 3 didapatkan nilai Q sebesar 0,172 Lampiran 5. Berdasarkan sistem klasifikasi Schmidt-Fergusson ,
tipe iklim sub-DAS Citarik termasuk dalam tipe B dengan besar nilai Q berada pada interval 0,143-0,333 Lampiran 6.
Gambar 6. Grafik curah hujan rata-rata bulanan sub-DAS Citarik tahun 2000-2007
Tipe iklim B menurut Schmidt-Fergusson merupakan tipe iklim basah. Pada tipe iklim ini, daerah tersebut memiliki curah hujan bulanan yang
cukup tinggi serta jumlah bulan basah yang lebih banyak dibandingkan bulan kering. Dengan curah hujan yang relatif tinggi maka daerah
dengan tipe iklim ini memiliki kerentanan terhadap terjadinya banjir dan erosi.
50 100
150 200
250 300
350
C u
ra h
H u
ja n
m m
Bulan
19
4.2.2 Curah Hujan dalam Sistem DAS
Dari Gambar 6, terlihat bahwa sub-DAS Citarik memiliki curah hujan yang cukup tinggi. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November
dan Desember serta curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus dan September. Rata-rata curah hujan pada musim penghujan di sub-DAS
Citarik ialah 209,78 mm sedangkan pada musim kemarau sebesar 38,28 mm.
Pada tahun 2000, curah hujan sub-DAS Citarik ialah sebesar 1788, 29 mm dengan curah hujan bulanan tertinggi terjadi pada bulan November
sebesar 320,62 mm dan terendah pada bulan September 45,98 mm. Sedangkan pada tahun 2007 curah hujan sub-DAS Citarik ialah sebesar
2538,24 mm dengan curah hujan bulanan tertinggi terjadi pada bulan Desember sebesar 545,48 mm dan terendah pada bulan Agustus 5,05 mm
Lampiran 7. Terlihat bahwa pada bulan-bulan basah, curah hujan yang masuk ke
dalam wilayah sub-DAS Citarik sangat tinggi sedangkan pada bulan kering hanya sedikit curah hujan yang masuk ke sub-DAS Citarik.
Terjadi peningkatan curah hujan pada tahun 2000 dan 2007 yaitu sebesar 749,95 mm.
Dalam suatu sistem DAS, hujan merupakan salah satu faktor input dengan DAS tersebut sebagai prosesor dan tata air di hilir sebagai output.
Mekanisme jalannya air hujan sampai menjadi air sungai di outlet mengikuti proses siklus air. Proses tersebut berjalan dengan adanya
keterlibatan akan penggunaan lahan dan tindakan pengelolaan DAS tersebut. Lahan bervegetasi memiliki kemampuan yang tinggi dalam
mengatur tata air, seperti menjaga kuantitas simpanan air, transpirasi, mengurangi terjadinya erosi dan banjir.
Peningkatan curah hujan yang terjadi pada periode 2000-2007 di sub- DAS Citarik dapat menjadi faktor yang menguntungkan maupun
merugikan. Peningkatan curah hujan yang diiringi dengan peningkatan luas wilayah bervegetasi menyebabkan peningkatan curah hujan tersebut
menjadi menguntungkan. Namun, jika tidak diiringi dengan luas wilayah bervegetasi maka peningkatan tersebut menjadi hal yang merugikan.
4.3 ANALISIS DEBIT ALIRAN 4.3.1 Koefisien Limpasan Permukaan C