Pasang Surut Suhu HASIL DAN PEMBAHASAN

13 Kalimalang, selain itu terdapat kurang lebih dua puluh satu saluran-saluran kecil yang memanjang dari hulu menuju ke arah laut yang biasa disebut Kalen dengan kedalaman kurang lebih setengah meter.

4.2. Pasang Surut

Pasang surut merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi salinitas, Setiap daerah memiliki tipe pasang surut tersendiri. Dari data prediksi pasang surut tahun 2011 yang berasal dari Dishidros, pada bulan Mei-Agustus memiliki pasang surut antara dengan tipe pasang surut camuran dominan ganda, hal tersebut diketahui dari nilai F= 0.73 dimana nilai F merupakan nisbah antara amplitudo tinggi gelombang unsur-unsur pasut tunggal dengan unsur-unsur pasut ganda utama dan biasa dikenal sebagai bilangan Formzahl Lampiran 4. Selain itu dari hasil pengamatan dilapang selama satu hari terjadi perbedaan waktu atau keterlambatan antara data Dishidros stasiun Cirebon dengan Blanakan kurang lebih 2 jam Lampiran 5, sehingga bila data Dishidros stasiun Cirebon disesuaikan dengan Blanakan akan terjadi perubahan atau pergeseran Lampiran 6. 4.3. Salinitas 4.3.1. Salinitas Sungai Salinitas merupakan parameter oseanografi yang penting dalam sirkulasi suatu perairan. Salinitas suatu perairan berfluktuasi tergantung musim, topografi, pasang surut air laut dan masukan air tawar. Dari hasil pengamatan nilai salinitas pada sungai Blanakan menunjukan bahwa salinitas air sungai semakin meningkat bila menuju ke arah hilir atau muara sungai. Hal tersebut dikarenakan pada daerah hilir pengaruh air laut sangat dominan, sedangkan pada daerah hulu pengaruh air tawar yang lebih dominan. Secara horizontal saat pasang pertama salinitas sungai mengalami peningkatan hanya pada daerah tengah dan hilir saja. Perubahan nilai sebaran salinitas dapat dilihat dari gambar grafik sebaran salinitas secara horizontal pada permukaan yang diambil pada saat pasang pertama dan kedua Gambar 5 dan Gambar 6 yang diolah dengan program ODV versi 3.0.1- 2005. 14 Keterangan: : Lokasi pengambilan contoh air Gambar 5. Sebaran salinitas secara horizontal pada saat pasang pertama bagian permukaan Sungai Blanakan Keterangan: : Lokasi pengambilan contoh air Gambar 6. Sebaran salinitas secara horizontal pada saat pasang pertama bagian dasar Sungai Blanakan Dari grafik sebaran salinitas pada Gambar 5 dan 6 daerah hulu memiliki nilai salinitas yang sangat rendah pada pasang pertama, nilai terkecil berkisar antara 0- 2.5PSU yang ditandai dengan warna ungu dan nilai terbesar adalah 5PSU pada pukul 6.00 WIB yang ditandai dengan wanra biru pada bagian hulu permukaan sungai, sedangkan untuk dasar sungai bagian hulu nilai salinitas tidak terlalu berbeda jauh dengan permukaan nilai terbesar adalah 4PSU yang ditandai dengan warna ungu kebiruan Gambar 6. hilir hulu hilir hulu 15 Untuk bagian tengah sungai pada bagian permukaan nilai salinitas berkisar antara 5-7PSU dari pukul 4.00-10.00 WIB yang ditandai dengan gradasi warna dari biru keputihan hingga biru muda Gambar 5. Sedangkan untuk bagian dasar tidak berbeda dengan bagian permukaan Gambar 6. Pada hilir sungai bagian permukaan nilai salinitas berkisar antara 15-19PSU dengan nilai salinitas terbesar yaitu ± 19PSU pada pukul 04.00 dan 10.00 yang ditandai dengan warna hijau Gambar 5, sedangkan nilai salinitas terkecil adalah ± 15PSU pada pukul 08.00 WIB yang ditandai dengan warna hijau muda Gambar 6. Hilir sungai Blanakan pada bagian dasar sungai terdapat selisih nilai salinitas, selisih tersebut terjadi pada pukul 06.00 WIB dimana pada bagian permukaan nilai salinitas adalah ± 16PSU dengan warna hijau Gambar 5, pada bagian dasar adalah ± 20PSU dengan warna hijau keputihan Gambar 6, sedangkan pada waktu yang lain nilai salinitasnya tidak berbeda hingga selisih ± 1PSU. Pada pasang pertama bagian permukaan dan dasar sungai Blanakan tidak memiliki perbedaan yang signifikan baik pada bagian hulu hingga bagian hilir, perbedaan hanya terjadi pada bagian hilir saat pukul 06.00 WIB, namun hanya selisih 4PSU. Secara keseluruhan nilai salinitas sungai Blanakan pada pasang pertama mengalami kenaikan dari hulu ke hilir hal tersebut ditandai dengan semakin menuju ke arah hilir atau menuju laut maka nilai salinitas akan semakin meningkat. Berikut ini adalah nilai sebaran salinitas pada sungai Blanakan yang diukur pada saat pasang kedua Gambar 7 dan 8, nilai tersebut diamati pada pukul 15.00- 21.00 WIB. Peningkatan nilai salinitas terjadi pada seluruh titik lokasi pengambilan contoh baik pada bagian permukaan dan bagian dasar sungai Blanakan. Dari grafik sebaran salinitas, pada bagian hulu sungai nilai salinitas sangat rendah yaitu 0PSU baik pada bagian dasar maupun permukaan, hal tersebut ditandai dengan warna putih Gambar 7 dan 8, hal tersebut berarti tidak ada air laut yang masuk hingga menuju hulu pada pukul 15.00 WIB atau 3 sore. Pada pukul 17.00 WIB atau 5 sore, salinitas pada bagian hulu mengalami kenaikan yaitu sebesar ± 1PSU sedangkan pada bagian dasar sungai bernilai ± 2PSU, kenaikan terbesar adalah pada pukul 19.00 WIB atau 7 malam dengan nilai salinitas ±13PSU pada bagian permukaan dengan warna hijau muda keputihan Gambar 7. 16 Keterangan: : Lokasi pengambilan contoh air Gambar 7. Sebaran salinitas secara horizontal pada saat pasang kedua bagian permukaan Sungai Blanakan Keterangan: : Lokasi pengambilan contoh air Gambar 8. Sebaran salinitas secara horizontal pada saat pasang kedua bagian dasar Sungai Blanakan Pada bagian dasar sungai nilai salinitas adalah ±19PSU dengan warna hijau muda Gambar 8. Pada pukul 21.00 WIB nilai salinitas pada permukaan tidak mengalami perubahan sedangkan pada bagian dasar sungai menjadi ± 13PSU. hulu hulu hilir hilir 17 Bagian tengah sungai Blanakan atau stasiun 2 pada pasang kedua nilai salinitas bagian permukaan berkisar antara 3-20PSU, kenaikan yang signifikan terjadi antara pukul 17.00-19.00 WIB yaitu dari ± 9PSU hingga ± 20PSU yang ditandai dengan gradasi warna hijau hingga hijau muda Gambar 7 sedangkan pada bagian dasar sungai nilai salinitas berkisar antara 4-25PSU, dengan kenaikan terbesar terjadi pada pukul 17.00-19.00 WIB yaitu dari ± 10PSU hingga ± 20PSU dengan gradasi warna hijau hingga kuning kehijauan Gambar 8. Untuk bagian hilir sungai nilai salinitas yang terukur pada permukaan adalah berkisar 10 -34PSU dengan nilai salinitas terbesar pada pukul 19.00 WIB dengan gradasi warna merah keputihan Gambar 7, sedangkan pada bagian dasar sungai nilai salinitas berkisar 17-34PSU dengan nilai salinitas terbesar terjadi pada pukul 19.00 WIB yaitu 34PSU dengan warna merah keputihan Gambar 8. Secara vertikal nilai salinitas pada bagian dasar dan permukaan juga mengalami kenaikan, berikut ini adalah gambar grafik sebaran salinitas yang diolah dengan menggunakan Microsoft Excell seperti pada Gambar 9. Pembuatan grafik secara vertical ditujukan untuk dapat melihat perbedaan salinitas atau agar terlihat perbedaan salinitas antara bagian permukaan dan bagian dasar sungai. Bila dilihat secara keseluruhan nilai salinitas akan semakin naik mulai dari bagian hulu, tengah hingga hilir, namun terdapat nilai puncak dari salinitas pada setiap tempat baik pada bagian permukaan maupun bagian dasar. Pada bagian hulu sungai nilai salinitas terbesar terjadi pada pasang kedua yaitu pukul 19.00 WIB yaitu sebesar 13PSU pada bagian permukaan sedangkan pada dasar perairan sebesar 19PSU. Untuk bagian tengah sungai nilai salinitas paling tinggi juga terjadi pada pukul 19.00 WIB yaitu sebesar 20PSU pada permukaan sedangkan pada dasar nilai salinitas terbesar adalah 25PSU yang terjadi pada pukul 21.00 WIB. Untuk bagian hilir salintas terbesar terjadi pada pukul 19.00 WIB yaitu sebesar 34PSU baik di permukaan maupun pada dasar perairan. 18 Gambar 9. Distribusi salinitas Sungai Blanakan secara vertikal saat pasang air laut pada stasiun hulu, tengah dan hilir sungai 5 10 15 20 25 30 35 4:00 6:00 8:00 10:00 15:00 17:00 19:00 21:00 N il ai S al in ita PS U Waktu WIB Hulu Sungai Permukaan Dasar 5 10 15 20 25 30 35 4:00 6:00 8:00 10:00 15:00 17:00 19:00 21:00 N il ai Sali n ita s PSU Waktu WIB Tengah Sungai permukaan Dasar 5 10 15 20 25 30 35 4:00 6:00 8:00 10:00 15:00 17:00 19:00 21:00 N il ai S al in itas PS U Waktu WIB Hilir Sungai Permukaan Dasar 19

4.3.2. Salinitas Tengah Tambak

Dari hasil pengamatan beberapa titik pada saluran besar atau Kalimalang pertama, Kalimalang kedua dan Kalimalang ketiga Gambar 4 dan Lampiran 9, bagian saluran besar pertama, semakin jauh dari sungai maka nilai salinitas semakin besar dengan rentang nilai salinitas yang cukup besar yaitu 0-18PSU, untuk nilai tambak di sekitar saluran tersebut hamper sama berkisar antara 1-18PSU. Pada saluran kedua bagian tengah sungai nilai salinitas pada saluran berkisar 0-20PSU dan pada tambak disekitar saluran berkisar 2-19PSU. Sedangkan hasil pengukuran nilai salintas pada saluran ketiga berkisar 12-19PSU dan untuk tambak sekitar saluran berkisar 13-20PSU. Dari nilai-nilai salinitas tersebut terdapat suatu indikasi bahwa semakin menjauhi sungai Blanakan maka pasokan air tawar semakin berkurang namun hal tersebut tidak mutlak karena contoh air yang diambil pada setiap titik hanya satu kali ulangan. Selain itu hasil pengukuran salinitas pada saluran juga dilakukan pada tiga titik bagian hulu, tengah dan hilir pada saluran yang menuju laut dengan mengikuti waktu pasang disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 10. Dari gambar Grafik 10 tersebut secara umum nilai salinitas akan semakin meningkat seiring semakin dekat kearah laut, namun pada waktu-waktu tertentu nilai salinitas akan meningkat pada bagian hulu serta tengah saluran. Pada bagian hulu nilai salinitas tidak melebihi 5PSU baik pada pasang pertama maupun pasang kedua. Sedangkan bagian tengah pada saat pasang pertama nilai salinitas berkisar 17-20PSU dengan nilai tertinggi adalah ± 20PSU pada pukul 06.00 WIB dan saat pasang kedua nilai salinitas berkisar 6-13PSU dengan nilai terndah adalah ± 6PSU pada pukul 15.00 WIB saat pasang kedua. Untuk bagian hilir saluran saat pasang pertama nilai salinitas berkisar 33-36PSU dan nilai salinitas cukup tinggi terjadi pada pukul 04.00 WIB yaitu sebesar ± 36PSU dan saat pasang kedua nilai salinitas berkisar 23-35PSU dengan nilai terbesar adalah ± 35PSU pada pukul 21.00 WIB. 20 Gambar 10. Distribusi salinitas saluran tengah Tambak Jayamukti saat pasang air laut pada stasiun hulu, tengah dan hilir. 10 20 30 40 4:00 6:00 8:00 10:00 15:00 17:00 19:00 21:00 N il ai S al in itas PS U Waktu WIB Hulu 10 20 30 40 4:00 6:00 8:00 10:00 15:00 17:00 19:00 21:00 N il ai S al in itas PS U Waktu WIB Tengah 10 20 30 40 4:00 6:00 8:00 10:00 15:00 17:00 19:00 21:00 N il ai S al in itas PS U Waktu WIB Hilir 21

4.4. Suhu

Suhu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kehidupan biota di dalam perairan dan juga mempengaruhi proses evaporasi atau penguapan. Dari hasil pengukuran pada saat pasang baik pada sungai Blanakan dan kalen atau saluran tengah memiliki nilai suhu yang tidak terlalu signifikan dengan suhu lingkungan, secara umum kabupaten Subang memiliki suhu rata-rata 27 C pada malam hari dan 33 C pada malam hari. Dari hasil pengukuran suhu pada sungai Blanakan saat pasang pertama, daerah hulu suhu air sungai Blanakan berkisar 27-29 C , untuk daerah tengah sungai Blanakan memiliki suhu berkisar 30-31 C, sedangkan daerah hilir suhu sungai Blanakan berkisar 30-31 C, nilai tersebut meningkat dari awal pengukuran yang dimulai pukul 04.00 WIB hingga 10.00 WIB. Sedangkan pada saat pasang kedua yang diukur pada pukul 15.00 WIB hingga 21.00 WIB, daerah hulu dan tengah sungai Blanakan memiliki nilai suhu berkisar 29-32 C, sedangkan untuk daerah hilir memiliki nilai suhu berkisar 30-32 C, nilai suhu terendah perairan sungai Blanakan adalah 27 C yang terjadi pada saat pukul 4.00 WIB, sedangkan suhu tertinggi terjadi pada siang hari pukul 15.00 WIB yaitu 32 C, hal tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh intensitas sinar matahari yang semakin meningkat ketika siang hari. Untuk nilai suhu pada saluran tengah tambak nilai suhu saat pasang pertama dari hasil pengamatan berkisar 30-32 C dimana nilai tertinggi pada pukul 10.00 WIB untuk daerah hulu dan tengah saluran tambak, sedangkan untuk daerah hilir suhu saluran tambak berkisar 30-33 C dengan nilai tertinggi terjadi pada saat pukul 10.00 WIB yaitu 33 C, sedangkan pada saat pasang kedua nilai suhu daerah hulu yaitu 30-32 C nilai tersebut menurun seiring dengan waktu pengamatan yaitu dari pukul 15.00 WIB hingga pukul 21.00WIB. Sedangkan untuk daerah tengah dan hili berkisar 31-32 C dan nilai tersebut menurun seiring dengan waktu pengamatan. Berikut ini adalah nilai suhu yang disajikan dalam bentuk grafik untuk sungai Blanakan dan saluran tambak saat pasang pertama dan kedua pada Gambar 11 dan 12 yang diolah dengan menggunakan Microsoft Excell . 22 Gambar 11. Grafik suhu Sungai Blanakan pada saat pasang pertama dan kedua 5 10 15 20 25 30 35 4:00 6:00 8:00 10:00 15:00 17:00 19:00 21:00 S u h u C Waktu WIB Hulu 5 10 15 20 25 30 35 4:00 6:00 8:00 10:00 15:00 17:00 19:00 21:00 S u h u C Waktu WIB Tengah 5 10 15 20 25 30 35 4:00 6:00 8:00 10:00 15:00 17:00 19:00 21:00 S u h u C Waktu WIB Hilir 23 Gambar 12. Grafik suhu saluran tengah pada saat pasang pertama dan kedua 28 29 30 31 32 33 34 4:00 6:00 8:00 10:00 15:00 17:00 19:00 21:00 S u h u C Waktu WIB Hulu 28 29 30 31 32 33 34 4:00 6:00 8:00 10:00 15:00 17:00 19:00 21:00 S u h u C Waktu WIB Tengah 28 29 30 31 32 33 34 4:00 6:00 8:00 10:00 15:00 17:00 19:00 21:00 S u h u C Waktu WIB Hilir 24

4.5. Pembahasan