Kecenderungan kelembaban lebih rendah di dalam piramida daripada ruangan kamar merupakan hasil dari aktifitas gelombang elektromagnetik yang
dihasilkan oleh piramida. Proses terjadinya aktifitas elektromagnetik di dalam piramida ialah karena piramida meresonansikan energi yang ada di sekitarnya,
Zujic 2008 menyebut efek resonansi yang menghasilkan medan elektromagnetik ini sebagai efek piezoelektrik. Salah satu energi yang sengaja dipenetrasikan ke
dalam piramida ialah medan magnet bumi, hal tersebut dilakukan dengan mengarahkan salah satu sisi piramida ke arah utara dengan bantuan kompas
sehingga empat sisi piramida tepat mengarah pada empat mata angin, yakni: utara, selatan, barat, dan timur. Aktivitas elektromagnetik yang dapat menyebabkan
kelembaban rendah memiliki kesamaan dengan kasus di dunia kedokteran seperti yang dinyatakan Covidien 2008 bahwa alat bedah elektrik berefek pada
dehidrasi jaringan dan denaturasi protein pasien disebabkan oleh kontak antara alat bedah dan jaringan.
4.2.2 Faktor lama penyimpanan
Berdasarkan uji Duncan lama penyimpanan Gambar 7 terlihat bahwa benih-benih Saga pohon memiliki pola daya berkecambah yakni pada 0 minggu
langsung tanam daya berkecambah rendah dengan nilai sebesar 3,33, kemudian pada lama penyimpanan 2 minggu daya berkecambah tinggi dengan
nilai sebesar 28,67, dan pada lama penyimpanan 4 minggu daya berkecambah menurun kembali dengan nilai sebesar 23,00.
Kondisi benih yang memiliki daya berkecambah rendah pada faktor 0 minggu langsung tanam dikarenakan masih tingginya dormansi pada benih Saga
pohon sesaat setelah dipanen, tipe dormansi biji saga adalah dormansi fisik. Namun setelah disimpan lambat laun benih menjadi aktif bermetabolisme
sehingga mempunyai kemampuan berkecambah yang lebih tinggi, dan jika benih telah aktif bermetabolisme maka jangka waktu penyimpanan yang lebih lama
akan menurunkan kemampuan daya berkecambah lagi karena cadangan makanan berkurang sebagai akibat aktivitas metabolisme.
4.2.3 Faktor interaksi metode dan lama penyimpanan
Dalam penelitian ini, interaksi metode dan lama penyimpanan tidak berpengaruh nyata terhadap respon daya berkecambah. Namun jika dilihat dari
Gambar 8 metode simpan tanpa piramida dengan lama penyimpanan 2 minggu memberikan respon daya berkecambah terbaik. Di sisi lain, terdapat pola yang
berbeda dari 2 jenis piramida yang diterapkan terhadap kenaikan daya berkecambah seiring bertambahnya lama penyimpanan. Pertama, pada metode
piramida kaolin-gips yang memiliki pola daya berkecambah sangat rendah pada 0 minggu kemudian naik signifikan pada lama penyimpanan 2 minggu dan naik
sedikit lagi pada lama penyimpanan 4 minggu. Kedua, pada metode piramida kertas menghasilkan daya berkecambah rendah pada lama penyimpanan 0 minggu
kemudian naik signifikan pada lama penyimpanan 2 minggu dan tidak ada kenaikan pada lama penyimpanan 4 minggu. Pola yang umum terjadi selama
penelitian yakni daya berkecambah rendah pada 0 minggu kemudian naik signifikan pada lama penyimpanan 2 minggu dan turun kembali sedikit pada lama
penyimpanan 4 minggu. Terjadinya pola yang berbeda tersebut kemungkinan disebabkan oleh faktor internal benih, yakni adanya ketidaksamaan ukuran dan
berat pada benih yang disimpan. Ketidaksamaan ukuran dan berat tersebut berbanding lurus dengan jumlah cadangan makanan dalam benih yang akan
berpengaruh pada kemampuan benih untuk disimpan. Semakin banyak cadangan makanan berarti semakin tahan benih tersebut disimpan.
T0 T1
T2
P1 -
P0
P3 -
P2
P5 -
P4
Gambar 11 Benih A. pavonina yang berkecambah pada berbagai metode dan lama penyimpanan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan