Tujuan Penelitian Hipotesis Manfaat Penelitian Benih Ortodoks Penyimpanan Benih

Sehubungan dengan hal tersebut di atas dan dalam rangka mengetahui pengaruh penyimpanan benih dengan metode bangun piramida terhadap perkecambahannya, maka penelitian ini perlu dilakukan.

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penyimpanan dengan metode bangun piramida terhadap daya berkecambah benih tumbuhan obat saga pohon A. pavonina.

1.3 Hipotesis

Penyimpanan benih dengan menggunakan metode bangun piramida dapat mempengaruhi daya berkecambah benih saga pohon.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah mendapatkan informasi tentang pengaruh metode bangun piramida dan lama penyimpanan terhadap daya berkecambah benih saga pohon. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumbuhan Obat 2.1.1 Pengertian Fransworth dan Sujarto 1988 diacu dalam Setiawan 2005 menyatakan bahwa tumbuhan obat adalah tumbuhan yang lebih unggul karena memiliki unsur obat-obatan, yakni efek yang berhubungan dengan kesehatan atau yang telah terbukti bermanfaat sebagai obat dengan standar barat atau yang mengandung unsur yang bisa digunakan sebagai obat.

2.1.2 Macam tumbuhan obat

Zuhud dan Haryanto 1994 menggolongkan tumbuhan obat menjadi 3 macam, yaitu: 1. Tumbuhan obat tradisional, yaitu spesies tumbuhan yang diketahui atau dipercaya masyarakat mempunyai khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan baku obat tradisional 2. Tumbuhan obat modern, yaitu spesies tumbuhan yang secara ilmiah telah dibuktikan mengandung senyawa bahan bioaktif yang berkhasiat obat dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan secara medis 3. Tumbuhan obat potensial, yaitu spesies tumbuhan yang diduga mengandung senyawabahan bioaktif yang berkhasiat obat, tetapi belum dibuktikan secara ilmiah medis atau penggunaannya sebagai bahan obat tradisional sulit ditelusuri.

2.2 Gambaran Umum Saga Pohon A. pavonina

2.2.1 Taksonomi

Anonim 2008 serta Kusmana dan Tambunan 2010 mengklasifikasikan taksonomi Saga pohon sebagai berikut: Kingdom : Plantae Tumbuhan Subkingdom : Tracheobionta Tumbuhan berpembuluh Super Divisi : Spermatophyta Menghasilkan biji Divisi : Magnoliophyta Tumbuhan berbunga Kelas : Magnoliopsida berkeping duadikotil Sub Kelas : Rosidae Ordo : Fabales Famili : Fabaceae suku polong-polongan Genus : Adenanthera Spesies : Adenanthera pavonina L. Sinonim : Adenanthera gersenii Scheffer Nama dagang : Saga telik Nama daerah : Saga utan Bangka, ki toke laut Sunda, segawe sabrang Jawa, ghak-saghakan, sagha binek Madura, bibilaka Alor. Gambar 1 Buah saga pohon A. pavonina.

2.2.2 Ciri morfologi

Saga pohon merupakan pohon berukuran sedang, tinggi dapat mencapai 40 m, diameter dapat mencapai 45 cm bahkan lebih, menggugurkan daun, pada umumnya tidak berbanir, permukaan kulit batang beralur berwarna cokelat keabua-abuan, kulit bagian dalam lunak berwarna cokelat pucat. Bentuk tajuk pohon menyebar tidak merata. Daun tersusun spiral, panjang 15 –55 cm, bentuk lonjong, menyirip rangkap dengan 2 –6 pasang sirip, anak daun 4–10, berseling, bentuk bundar telur atau bundar telur membalik, ukuran daun 1,5 –4,5 cm x 1–2,2 cm, bertepi rata. Berdaun penumpu kecil dan berbulu. Perbungaan terminal atau diketiak daun terdiri atas banyak bunga, menyerupai tandan panjang 12 –30 cm termasuk gagang bunga. Bunga kecil warna putih kekuningan, masing-masing terdiri 5 bagian, sedikit berbulu, daun mahkota lonjong, bulu jarang. Buah saga pohon berbentuk polong berwarna cokelat, ukuran polong 15 –25 cm x 1,3-1,8 cm, polong memuntir, isi polong berbiji sampai 25 biji, polong pecah melalui kampuh pada kedua sisinya. Biji berwarna merah, mengkilat, lonjong, agak bundar-bundar telur terbalik, ukuran biji 7 –9 mm x 7–9,5 mm , cembung. Jumlah biji sebanyak 3.200 –3.400 butirkg. Saga pohon berbunga biasanya di musim akhir penghujan dan berbuah sekitar Desember – Februari. Pemanenan dilakukan setelah polong tua yang ditandai dengan warna polong cokelat tua kehitaman, sebelum polong buah merekah, polong mudah merekah apabila terkena panas matahari, sehingga biji terpencar berhamburan di sekitar pohon. Pemanenan dapat dilakukan dengan cara pemanjatan langsung menggunakan galah atau pengumpulan dari biji-biji yang jatuh di permukaan tanah, biasanya polong kering ikut jatuh dan biji masih banyak menempel. Buah yang sudah dipanen dikumpulkan, dimasukkan dalam wadahkarung, sebelum dijemur pilih polong buah yang sehat dan utuh, kemudian dijemur selama 1 –2 hari, agar polong buah merekah dan biji dengan sendirinya mudah dikumpulkan. Biji kering dimasukan ke dalam kantong plastik. Benih saga pohon termasuk kelompok benih orthodoks, benih tahan disimpan sampai 8 bulan, terlalu lama disimpan menjadi tidak permeabel, viabilitas akan menurun bahkan tidak berkecambah. Benih yang sudah dimasukkan ke dalam wadahkantong plastik disimpan di dalam ruang kedap udara atau ruang AC.

2.2.3 Penyebaran

Asal-usul pohon ini tidak diketahui, karena kadang-kadang ditelusuri tumbuh secara alami baik di dalam maupun di luar tempat tumbuh aslinya, contoh di Afrika dan India. Daerah sebarannya luas hampir di seluruh kawasan tropika Asia. Jenis ini ditanam secara luas di Srilangka, Myanmar bagian selatan, Indo- Cina, Cina bagian selatan, Thailand dan seluruh kawasan Malesiana dan kepulauan Solomon. Saga pohon tumbuh di tepi hutan hujan dataran rendah, baik di hutan primer maupun hutan sekunder. Kebanyakan jenis ini tumbuh di kawasan berdekatan dengan pantai hutan pantai sampai pada ketinggian tempat 600 m dpl.

2.2.4 Kegunaan

Kulit batang jenis tumbuhan ini dapat dimanfaatkan sebagai anti bakteri untuk luka dan lepra World Health Organization 1998. Selain sebagai obat ternyata Saga pohon memiliki manfaat yang lain, yaitu bijinya dapat diolah menjadi susu Nugraha dan Seta 2009. Kusmana dan Tambunan 2010 menyatakan bahwa kayu Saga pohon dapat digunakan untuk bahan bangunan rumah, pembuatan jembatan, papan lantai, arang, dan cocok untuk bahan meubel. Bijinya yang mengkilat merah menarik untuk dijadikan perhiasan pembuatan kalung atau bahan mainan. Biji saga pohon mengandung minyak dan bisa dimakan setelah disangrai atau dimasak terlebih dahulu. Daun muda setelah direbus bisa dimakan dijadikan lalap dan sayuran. Kulit batang mengandung saponin yang dapat digunakan untuk mencuci rambut dan pakaian. Di Indonesia dan Malaysia, tanaman ini kadang dimanfaatkan sebagai tanaman peneduh pada perkebunan karet, kopi, teh dan cengkeh. Sedangkan di Afrika tropis saga pohon merupakan tanaman kehutanan.

2.3 Benih Ortodoks

Sahupala 2007 menyatakan bahwa benih ortodoks dapat disimpan lama pada kadar air 6-10 atau di bawahnya. Penyimpanan dapat dilakukan dengan menggunakan wadah seperti: karung kain, toples kacaplastik, plastik, kaleng, dan lain-lain. Setelah itu benih dapat disimpan pada suhu kamar atau pada temperatur rendah cold storage umumnya pada suhu 2-5°C. Menurut Willan 1985, dalam penyimpanan benih-benih ortodoks, yang paling penting adalah mengusahakan agar tingkat respirasi dapat ditekan serendah mungkin karena turunnya viabilitas benih-benih ortodoks selama masa penyimpanan selain ditentukan oleh kadar air dan kondisi awal benih juga dipengaruhi oleh respirasi.

2.4 Penyimpanan Benih

Darjadi dan Hardjono 1976 mengemukakan bahwa penyimpanan benih adalah upaya pengawetan benih yang berdaya hidup viable semenjak waktu pengumpulannya hingga penanamannya di persemaian maupun di lapangan. Penyimpanan benih bertujuan untuk: menjaga benih tetap dalam keadaan baik selama masa penyimpanan, melindungi benih dari kerusakan yang disebabkan oleh burung, serangga, hama dan penyakit maupun gangguan lainnya, sebagai persediaan, pada saat panen tidak mencukupi maupun selama waktu-waktu tidak ada musim berbuah. Pertimbangan-pertimbangan lain dalam penyimpanan benih, antara lain: musim panen tidak tepat dengan musim penanaman, tanaman tidak selalu berbuah sepanjang tahun, benih harus diangkut dalam jarak yang jauh, dan benih harus dimasakkan dahulu setelah dipanen agar perkecambahannya baik. 2.4.1 Metode piramida Flanagan 1997 mengemukakan bahwa kata “Piramida” terbentuk dari dua kata Piros dan amid. Penerjemahan Piramida secara harfiah berarti “Api di Tengah ”, makna ini sepenuhnya sejalan dengan pengaruh energi Piramida karena pengaruh kuat dibentuk di tengah piramida. Hal ini juga memberi petunjuk atau bukti bahwa pembangun piramida kuno mengetahui energi yang terbentuk dari piramida. Schull dan Pettit 1987 menyatakan bahwa biji yang ditanam dalam piramida bersifat berbeda dari benih di luar piramida. Tanaman tumbuh lebih cepat dalam piramida dibandingkan tanaman di luar piramida. Karel Drbal 1959 diacu dalam West 1985 menemukan bahwa silet tumpul bisa kembali tajam jika dibiarkan berada dalam efek Piramida. Energi piramida mempengaruhi struktur kristal baja dan memulihkan struktur atom pada bentuk aslinya. Andre Bovisse diacu dalam Delgado 1996 menempatkan kucing mati dalam piramida setinggi 1 meter dan tubuh kucing tidak busuk dari waktu ke waktu, tapi efek mumifikasi terjadi sebagai gantinya atau tubuh kucing terdehidrasi. Raja-raja Mesir biasanya disemayamkan dengan gandum sehingga mereka bisa memiliki makanan di kehidupan setelah mati. Namun hal pentingnya yakni setelah ribuan tahun biji gandum yang disimpan ternyata masih bisa tumbuh Meyerowitz 2010. Beberapa ilmuan yang fokus terhadap penelitian piramida mengemukakan beberapa teori tentang mekanisme terbentuknya energi di dalam piramida. Zujic 2008 mengemukakan bahwa selama ribuan tahun setelah dibangun, piramida telah dan terus berfungsi sebagai generator ion negatif untuk terus mengionisasi udara di sekitarnya sehingga piramida perlu dihubungkan ke sumber permanen ion negatif. Salah satu sumber ion negatif adalah aliran air bawah tanah. Plato Giza Mesir memiliki aliran bawah tanah yang melimpah. Sungai bawah tanah yang besar mengalir di sekitar piramida dan penuh dengan ion negatif, kemudian oleh efek piezoelektrik ion negatif tersebut dipancarkan bolak balik Transmitter- responder dalam piramida dan kemudian terakumulasi dengan surplus ion dibebaskan di bagian atas piramida. Semua piramida kawasan Giza dibangun dari batu yang mengandung kristal yang mampu mengikat muatan listrik dari air ketika air bawah tanah secara mekanis memberikan gaya terhadap kristal. Contohnya jika kita memberikan gaya mekanis pada kristal, maka percikan listrik muncul di permukaannya dan fenomena ini disebut efek piezoelektrik. Kristal adalah konverter gaya mekanis menjadi energi listrik. Akibat terus menerus terjadi pengisian dan pengosongan muatan elektrik dari sungai bawah tanah, piramida berkontraksi kembang-kempis sehingga menyebabkan gempa mikro. Gambar 2 Efek piramida cheops dan medan magnet bumi-ionosfer. Beberapa keramik kualitas tinggi advance ceramic memiliki kemampuan unik yang memungkinkannya untuk mengkonversi gaya mekanis atau getaran menjadi listrik dan sebaliknya. Bahan-bahan yang disebut keramik piezoelektrik ini telah digunakan untuk membuat berbagai macam produk. Salah satu contoh adalah kompor gas yang digunakan memasak di dapur, pemantik kompor mengeluarkan percikan listrik dengan mengubah kejut mekanik menjadi listrik sehingga menyambar gas. Suara klik yang terdengar bila memutar tombol kontrol adalah suara keramik piezoelektrik yang digesekkan untuk menginduksi gaya mekanik yang diperlukan Anonim 2011. Keramik mempunyai efek piezoelektrik sehingga mengubah gaya mekanik menjadi listrik. Hal ini masih erat kaitannya dengan bangun piramida, karena bahan dasar pembuatan keramik adalah kaolin dan ikatan kimia penyusun kaolin berbentuk piramida. Berikut ini gambar struktur kaolin menurut Grim 1962 diacu dalam United State Geological Survey 2001 Gambar 3 Struktur ikatan kimia kaolin. Zujic 2008 menyatakan bahwa pengaruh ion negatif terhadap kesehatan manusia telah dikenal selama sekitar 60 tahun. Ada proses oksidasi biokimia yang terjadi dalam tubuh manusia sehingga memerlukan ion bermuatan negatif agar berfungsi dengan baik. Semua makhluk hidup menerima ion bermuatan negatif dari udara melalui organ-organ kulit dan pernapasan. Ketika cukup ion negatif dalam suatu ruangan, ada peningkatan kandungan oksigen dalam darah, denyut jantung normal, dan hal ini akan mempercepat ekskresi racun. Hal tersebut disebabkan aliran darah di otak lebih baik, konsentrasi, dan kemampuan mental lainnya lebih kuat, serta dampak dari stres bisa dinetralisir. Ion negatif mengikat racun dalam tubuh dengan bertindak sebagai anti-oksidan sehingga mencegah perkembangan penyakit degeneratif. Di alam kondisi paling menguntungkan ionisasi udara adalah ketika terjadi debit atmosfer, yakni saat setelah badai, hujan deras, dan gerimis. Hal ini terjadi ketika ion negatif lebih banyak dibanding ion positif. Peningkatan konsentrasi ion oksigen negatif juga ditemukan di dekat air terjun, di hutan pinus, pegunungan, di sepanjang pantai laut dan di gua. Ukuran piramida Khufu Cheops dalam bahasa yunani, yakni: tinggi asli 5.813 inchi, sisi alas 9.131 inchi, tinggi aktual karena kerusakan 5.496 inchi, panjang bingkai dari sudut alas ke puncak 8.684 inchi, apothema atau tinggi sisi bidang miring 7.387 inchi. Apothema dibagi setengah lebar alas sama dengan Phi Φ yang besarnya 1,62 dan dua kali lebar alas dibagi tinggi piramida sama dengan pi π yang besarnya 3,14 Flanagan 1997. Rasio Phi Φ ada dalam deret angka yang diperkenalkan oleh Fibonacci 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377, 610, 987, 1.597, 2.584, 4.181, 6.765, 10. 946… kemudian Leonardo da Vinci juga mengemukakan bahwa rasio 1,62 ada di tubuh manusia. Teori ini yang mendukung adanya mekanisme energi di dalam piramida, piramida memiliki rasio-rasio tersebut sehingga bisa beresonansi dengan energi yang ada di alam.

2.5 Viabilitas Benih dalam Penyimpanan.