Viabilitas Benih dalam Penyimpanan. Perkecambahan

Di alam kondisi paling menguntungkan ionisasi udara adalah ketika terjadi debit atmosfer, yakni saat setelah badai, hujan deras, dan gerimis. Hal ini terjadi ketika ion negatif lebih banyak dibanding ion positif. Peningkatan konsentrasi ion oksigen negatif juga ditemukan di dekat air terjun, di hutan pinus, pegunungan, di sepanjang pantai laut dan di gua. Ukuran piramida Khufu Cheops dalam bahasa yunani, yakni: tinggi asli 5.813 inchi, sisi alas 9.131 inchi, tinggi aktual karena kerusakan 5.496 inchi, panjang bingkai dari sudut alas ke puncak 8.684 inchi, apothema atau tinggi sisi bidang miring 7.387 inchi. Apothema dibagi setengah lebar alas sama dengan Phi Φ yang besarnya 1,62 dan dua kali lebar alas dibagi tinggi piramida sama dengan pi π yang besarnya 3,14 Flanagan 1997. Rasio Phi Φ ada dalam deret angka yang diperkenalkan oleh Fibonacci 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377, 610, 987, 1.597, 2.584, 4.181, 6.765, 10. 946… kemudian Leonardo da Vinci juga mengemukakan bahwa rasio 1,62 ada di tubuh manusia. Teori ini yang mendukung adanya mekanisme energi di dalam piramida, piramida memiliki rasio-rasio tersebut sehingga bisa beresonansi dengan energi yang ada di alam.

2.5 Viabilitas Benih dalam Penyimpanan.

Sutopo 1985 menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi viabilitas benih dalam penyimpanan terdiri atas faktor dalam, yaitu jenis dan sifat benih, viabilitas awal benih dan kadar air benih serta faktor luar, yaitu temperatur, kelembaban, gas di sekitar benih dan mikroorganisme. Willan 1985 menyatakan bahwa kondisi ruang simpan kamar yang memiliki suhu relatif tinggi dapat mempercepat penurunan daya berkecambah selama masa penyimpanan karena suhu yang tinggi akan mempercepat respirasi benih dan selanjutnya akan mempercepat proses penguraian cadangan makanan sehingga daya berkecambah turun pada saat benih ditabur.

2.6 Perkecambahan

Perkecambahan pada tanaman berbiji didefinisikan sebagai tahapan teratur pada peristiwa morfogenetik yang menghasilkan suatu transformasi embrio menjadi sebuah anakan Berlyn 1972. Torrey 1967 diacu dalam Berlyn 1972 menyatakan perkecambahan terdiri atas 4 tahap proses fisiologis, yaitu: imbibisi yang merupakan penyerapan air secara fisik, hidrasi dan aktivasi proses metabolisme, pembelahan sel dan perkembangan sel, penonjolan sel yang merupakan pemunculan embrio secara fisik dari biji, dan penyelesaian peristiwa morfogenesis diferensiasi berupa pembentukan tubuh tanaman primer. Sadjad 1980 diacu dalam Syahrum 1987 mengemukakan bahwa terdapat dua proses yang membantu proses metabolisme ketika perkecambahan terjadi, yaitu: a. Proses katabolisme, yaitu proses yang menghasilkan energi. Proses ini terjadi dalam endosperm. b. Proses anabolisme, yaitu proses yang dapat menghasilkan sintesa protein dan pembentukan sel-sel baru untuk pertumbuhan . Proses ini terjadi dalam embrio. Baker et al. 1995 menyatakan terdapat dua tipe perkecambahan berdasarkan perkembangan hipokotilnya, yaitu: a. Epigeous, yaitu hipokotil memanjang sehingga kotiledon mengalami pertumbuhan dan mengangkat biji keluar dari tanah. Kotiledon tersebut menjadi organ fotosintesis awal. b. Hipogeous, yaitu hipokotil tidak berkembang sehingga kotiledon tetap berada di dalam tanah atau pada permukaanya dan tertutup dalam kulit biji. BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu