3.3 TINGKATAN MANAJEMEN
Suatu organisasi mempunyai tingkatan-tingkatan tertentu yang berbeda satu   sama   lain.   Ada   tingkatan   organisasi   yang   bersifat   operasional   atau
pelaksanaan   misalkan   dalam   suatu   kegiatan   industri   adalah   operator-operator mesin, ada tingkatan yang bersifat strategis misalkan direksi.
Berdasarkan tingkatan-tingkatan organisasi ini, dapat dibedakan tingkatan manajemen. Pada dasarnya terdapat tiga tingkatan manajemen, yaitu :
1. Manajemen   tingkat   terbawah   first   line   management   yaitu   tingkatan manajemen   pada   tingkat   bawah   dari   suatu   organisasi.   Pada   tingkatan   ini
manajemen berfungsi mengarahkan pekerja-pekerja operasional. Jika dilihat dari   segi   perencanaan   yang   dibuat   pada   tingkatan   ini   maka   jangkauan
perencanaan  yang  dibuat  biasanya  hanya  melingkupi  jangka  waktu harian. Mandor-mandor berada dalam tingkatan manajemen ini.
2. Manajemen   tingkat   menengah   middle   management  adalah   tingkatan manajemen yang berfungsi mengarahkan kegiatan dari manajemen terbawah.
jangkauan waktu Perencanaan yang dibuat bersifat menengah.
3. Manajemen tingkat atas top management adalah tingkatan paling tinggi dari manajemen yang biasanya terdiri atas beberapa orang saja.
3.4 PROSES MANAJEMEN
Setiap   organisasi   dapat   dipastikan   memiliki   satu   atau   beberapa   tujuan
12
yang memberikan arah dan menyatukan pandangan unsur yang terdapat di dalam organisasi tersebut. Sudah barang tentu tujuan yang akan dicapai di masa yang
akan datang tersebut adalah suatu keadaan yang lebih baik dari pada keadaan sebelumnya.   Dalam   rangka   pencapaian   tujuan-tujuan   inilah   diperlukan
serangkaian kegiatan seperti yang telah dikemukakan di atas yang lebih dikenal sebagai proses manajemen.
Secara umum proses manajemen dapat dikelompokkan menjadi : 1. Penetapan tujuan goal setting.
2. Perencanaan planning. 3. Staffing.
4. Pengaturan Directing. 5. Pengawasan Supervising.
6. Pengendalian controlling. Rangkaian   proses   manajemen   ini   merupakan   proses   yang   bersifat
dinamis.   Dengan   kata   lain,   proses   tersebut   tidak   dapat   dilihat   sebagai   suatu tahapan-tahapan   yang   berdiri   sendiri   melainkan   sebagai   proses   yang     berkait
yang memungkinkan adanya pengulangan kembali suatu tahapan proses yang telah dilakukan sebelumnya, terutama dalam kaitannya dengan hubungan antara
perencanaan dan pengendalian. Untuk melaksanakan proses-proses manajemen di atas, manajer memerlukan prasarana dan sarana, di antaranya memerlukan
kekuasaan,   tujuan   orientasi,   manusia,   serta   sumber   daya   lainnya.   Kekuasaan dibutuhkan   oleh   seorang   manager   untuk   mempengaruhi   orang   lain.   Terdapat
13
beberapa jenis kekuasaan yang mungkin diperlukan, di antaranya adalah : 1. Kekuasaan   formal   yang   terjadi   karena   suatu   posisi   atau   jabatan   tertentu
Legitimate. 2. Kekuasaan untuk memaksa atau menghukum Coercive power.
3. Kekuasaan untuk memberikan penghargaan Reward power. 4. Kekuasaankekuatan   yang   bisa   menyebabkan   orang   lain   mengikuti   atau
melakukan peniruan Reference power.
5. Kekuasaan   yang   ditimbulkan   oleh   keunggulan   pengetahuan,   pengalaman, kemampuan, dan keterampilan Expert power.
3.4.1 Penetapan Tujuan
Penetapan   tujuan   merupakan   tahapan   paling   awal   dari   suatu   proses manajemen.   Tujuan   merupakan   misi   sasaran   yang   ingin   dicapai   oleh   suatu
organisasi   di   masa   yang   akan   datang   dan   manajer   bertugas   mengarahkan jalannya   organisasi   untuk   mencapai   tujuan   tersebut.   Effektifitas   pencapaian
tujuan tersebut, selain ditentukan oleh kemampuan manajer, juga ditentukan oleh sifat-sifat dari tujuan itu sendiri. Tujuan yang baik harus memenuhi sifat-
sifat sebagai berikut : 1. Spesifik, jelas apa yang ingin dicapai atau diperoleh.
2. Realistis, bisa dicapai dan bukan sekedar angan-angan. 3. Terukur,   memiliki   ukuran-ukuran   tertentu   untuk   menentukan
keberhasilannya. 4. Terbatas waktu, mempunyai batas waktu sebagai target kapan tujuan tersebut
harus bisa dicapai.
14
Dalam   penetapan   tujuan   ini   terdapat   dua   pendekatan   yang   dapat dilakukan yaitu apa yang disebut dengan pendekatan puncak-bawah top-down
atau   pendekatan   dari   atas   dan   pendekatan   bawah-puncak   bottom-up   atau pendekatan dari bawah.  Dengan menggunakan pendekatan dari atas puncak-
bawah top-down, tujuan dibuat terlebih dahulu oleh manajemen lapisan atas. Tujuan yan telah dirumuskan di sini kemudian dikaji dan dijabarkan lagi oleh
lapisan   manajemen   di   bawahnya   untuk   kemudian   dirumuskan   lagi.   Begitu seterusnya   sampai   ke   lapisan   manajemen   paling   bawah   sehingga
memungkinkan didapatkannya konsistensi tujuan akhir. Berbeda   dengan   pendekatan   dari   atas,   maka   pendekatan   dari   bawah
merupakan kebalikan dari pendekatan tersebut. Penetapan tujuan dimulai dari individu-individu   pada   lapisan   manajemen   bawah.   Kemudian   dilakukan
pengkajian terhadap tujuan-tujuan tersebut pada lapisan manajemen di atasnya untuk   dirumuskan   dalam   suatu   tujuan   tertentu.   Begitu   seterusnya   sampai
akhirnya   mencapai   lapisan   manajemen   puncak   top   management,   tujuan tersebut akhirnya terumuskan sebagai kesepakatan bersama. Salah satu hal yang
harus   diperhatikan   dalam   tujuan   ini   berkenaan   dengan   tingkatan   dalam organisasi   adalah   tujuan   memiliki   hirarki   atau   tingkatan   tertentu   pula.   Pada
tingkatan organisasi paling atas, dengan kata lain tingkat manajemen puncak, tujuan bersifat sangat global. Makin ke bawah tingkatan tujuan tersebut makin
terjabarkan sehingga bersifat sangat spesifik dan operasional. Misalkan sebuah perusahaan bertujuan meningkatkan jumlah keuntungan pada tahun produksi
15
mendatang.   Bagi   bagian   pemasaran,   tujuan   tersebut   dapat   dirumuskan   lagi dalam bentuk sasaran penjualan misalkan dalam rupiah tahun mendatang yang
harus dicapai. Pada tingkatan di bawahnya lagi tujuan tersebut dijabarkan lagi dalam penentuan strategi promosi yang harus dilakukan.
3.4.2 Perencanaan
Perencanaan   merupakan   proses   pemilihan   informasi   dan   pembuatan asumsi-asumsi mengenai keadaan di masa yang akan datang untuk merumuskan
kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Terdapat   berbagai   bentuk   rencana   yang   pada   dasarnya   dibedakan menjadi :
1. Kebijaksanaan policy,adalah rencana yang menerangkan keseluruhan batasan kegiatan secara umum dan komprehensif yang menjadi pegangan
dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan. 2. Prosedur,adalah rencana yang menerangkan tindakan-tindakan yang harus
dilakukan untuk menjalankan suatu kegiatan. 3. Metode,adalah rencana yang menerangkan tindakan-tindakan yang harus
dilakukan untuk menjalankan suatu kegiatan. 4. Standard, yaitu suatu gambaran pencapaian yang diharapkan dari kegiatan-
kegiatan yang direncanakan. 5. Anggaran, yaitu rencana mengenai penerimaan dan pengeluaran uang dalam
suatu kegiatan. 6. Program, adalah rencana komprehensif yang menyangkut pemakaian sumber
daya secara integratif termasuk jadwal pelaksanaan kegiatan-kegiatan.
16
Di samping itu perencanaan juga dapat dilihat dari sudut jangkauan waktu atau kurun horizon perencanaannya. Ada rencana yang jangkauan
waktunya panjang atau lebih dikenal lagi dengan sebutan rencana janka panjang strategis, misalkan rencana untuk 5 tahun mendatang. Di lain pihak ada
rencana yag jangkauan waktunya lebih pendek, misalkan rencana untuk satu tahun bahkan satu bulan mendatang, yang disebut sebagai rencana operasional
taktis. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menyusun perencanaan
secara umum adalah sebagai berikut : 1. Mendefinisikan persoalan yang direncanakan dengan jelas dan baik sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. 2. Mengumpulkan informasi-informasi yang berkenaan dengan kegiatan-
kegiatan yang mungkin akan terjadi dalam rangka pencapaian tujuan tersebut.
3. Melakukan analisis terhadap informasi yang dapat dikumpulkan dan mengklasifikasikannya atas kepentingannya.
4. Menetapkan batasan-batasan perencanaan. 5. Menetapkan alternatif-alternatif rencana.
6. Memilih rencana yang akan dipakai dari alternatif-alternatif yang ada. 7. Menyiapkan langkah-langkah pelaksanaan yang lebih rinci serta
penjadwalan pelaksanaannya. 8. Melakukan pemeriksaan ulang review terhadap rencana yang diusulkan
sebelum rencana dilaksanakan.
3.4.3 Staffing
Staffing  adalah proses manajemen yang berkenaan dengan pengerahan recruitment, penempatan, pelatihan, dan pengembangan tenaga kerja dalam
17
organisasi. Pada dasarnya prinsip dari tahapan proses manajemen ini adalah menempatkan orang yang sesuai pada tempat yang sesuai dan pada saat yang
tepat right people, right position, right time. Sebelum mencari orang untuk ditempatkan dalam satu posisi tertentu
maka terlebih dahulu ditetapkan struktur organisasi yang akan dipakai. Masing- masing   posisi   pada   organisasi   tersebut   kemudian   harus   dijelaskan   lingkup
tugas, tanggung jawab, dan keahlian serta keterampilan yang diisyaratkan yang dikenal sebagai uraian jabatan job description dan persyaratan jabatan job
requirement.   Berdasarkan   kedua   hal   inilah   baru   dilakuan   proses  staffing tersebut. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam tahapan staffing, yaitu :
1. Perencanaan sumber daya manusia, yaitu tahapan penentuan akan kebutuhan tenaga   kerja   dalam   suatu   organisasi   dengan   mempertimbangkan   rencana
organisasi   seperti   pengembangan   yang   akan   dilakukan   di   samping   juga mempertimbangkan faktor luar seperti kondisi pasar tenaga kerja.
2. Pengerahan tenaga kerja recruitment, yang dapat berasal dari pasar tenaga kerja maupun berasal dari promosi dalam organisasi itu sendiri.
3. Seleksi, yaitu proses pemilihan tenaga kerja yang sesuai dengan posisi yang akan   diisi   dari   sekumpulan   orang   yang   didapat   dari   proses   pengerahan
tenaga kerja. 4. Pelatihan training, setelah didapatkan orang yang sesuai untuk satu posisi
tertentu, maka langkah berikutnya adalah melakukan pelatihan bagi orang tersebut sehingga memenuhi kualifikasi persyaratan jabatannya.
18
5. Penilaian kinerja performance appraisal setiap tenaga kerja yang ada untuk melihat   kemungkinan   promosi,   mutasi,   atau   bahkan   mungkin   pemberian
hukuman, setelah jangka waktu tertentu secara berkala.
3.4.4 Pengaturan
Pengaturan directing adalah usaha untuk memobilisasi sumber-sumber daya yang dimiliki oleh organisasi agar dapat bergerak dalam satu kesatuan
sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Dalam tahapan proses ini terkandung usaha-usaha   bagaimana   memotivasi   orang   agar   dapat   bekerja   dengan   baik,
bagaimana proses kepemimpinan yang memungkinkan pencapaian tujuan serta dapat   memberikan   suasana   hubungan   kerja   yang   baik,   dan   bagaimana
mengkoordinasi orang-orang dan kegiatan-kegiatan dalam suatu organisasi. Pada dasarnya dalam bekerja orang memiliki motivasi yang berbeda-
beda.  Apabila  motivasi   ini  dapat  dikenali   dan  kemudian  dirangsang   dengan tepat maka bisa diharapkan orang tersebut akan memiliki kinerja yang baik.
Proses kepemimpinan yang baik harus memperhatikan aspek motivasi tersebut. Aspek lain yang sangat penting dalam pengaturan adalah koordinasi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan koordinasi antara lain adalah sebagai berikut :
1. Rentang kendali span of control yaitu banyaknya orang yang masih dapat dikendalikan   oleh   seseorang   secara   efektif.   Pada  dasarnya   makin   banyak
bawahan   yang   harus   dikendalikan   maka   koordinasi   yang   semakin   sulit. namun harus pula diingat bahwa jenis pekerjaan dan tingkat manajemen juga
19
mempengaruhi kemampuan tersebut. 2. Hirarki   organisasi   sesedikit   mungkin   sehingga   perintah   atau   informasi
jangan sampai terlambat atau menyimpang. 3. Adanya kesatuan komando.
3.4.5 Pengawasan
Pengawasan supervising didefinisikan sebagai interaksi langsung antar individu-individu dalam suatu organisasi untuk mencapai kinerja serta tujuan
organisasi tersebut. Berkenaan dengan tahapan proses ini perlu dikenal adanya suatu kondisi tertentu dalam organisasi yaitu fenomena kelompok formal dan
informal   dalam   suatu   organisasi.   Kelompok   formal   adalah   kelompok   yang dapat   dilihat   pada   struktur   organisasi   resmi   yang   dibentuk   oleh   manajemen
untuk melaksanakan suatu tugas atau kegiatan tertentu. Namun demikian dapat timbul   suatu   kelompok   informal   yang   berbeda   dengan   kelompok   formal.
Kelompok ini bisa membentuk struktur yang kuat dengan pemimpin sendiri serta mungkin aturan-aturan sendiri pula.
Kelompok   informal   ini   bisa   mendukung   organisasi   tetapi   juga   bisa menghambat   organisasi.   Tahapan   pengawsan  ini   harus   bisa   mengatasi
kemungkinan   hambatan   dari   kelompok   informal   ini.   Bagaimana   menjaga hubungan   antar   individu   dan   juga   antar   kelompok   formal-informal   harus
dilakukan dengan baik.
3.4.6 Pengendalian
20
Pengendalian   adalah   proses   penetapan   apa   yang   telah   dicapai,   yaitu proses evaluasi kinerja, dan jika diperlukan dilakukan perbaikan sesuai dengan
rencana   yang   telah   ditetapkan.   Kegiatan   ini   sangat   erat   kaitannya   dengan kegiatan perencanaan sebab pada kegiatan pengendalian inilah dilihat apakah
yag direncanakan tersebut dapat dicapai atau tidak. Proses pengendalian tersebut dapat diterangkan sebagai berikut :
1. Sebagai langkah pertama dilakukan pengukuran terhadap kinerja yang telah ditampilkan dalam selang waktu pengendalian tertentu.
2. Kemudian hasil yang dicapai tersebut dibandingkan dengan standard yang telah   ditetapkan   dalam   rencana   untuk   menentukan   penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi. 3. Apabila   penyimpangan-penyimpangan   yang   terjadi   masih   berada   dalam
batasan-batasan yang diijinkan dalam rencana maka proses manajemen terus dilakukan,  jika  tidak  maka  harus dilakukan  perbaikan-perbaikan  terhadap
rencana yang telah dibuat sehingga proses manajemen berulang kembali.
3.5 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Manajemen   sumber   daya   manusia   pada   suatu   perusahaan   tambang meliputi aktivitas administrasi, perawatan, dan pengaturan pekerja. Manajemen
sumber daya manusia bukan persoalan yang sederhana pada pengembangan dan penerapan kebijakan serta prosedur, tetapi persoalan pekerjaan dimana pekerja
mempunyai perasaan dan pemikiran yang unik. Persoalan ini dikonsentrasikan
21
pada   pekerja   sebagai   individu,   kepuasan   pekerja,   komunikasi,   motivasi,   dan produktivitas
.
Manajemen sumber daya manusia memiliki beberapa fungsi antara lain: Rekrutmen dan seleksi, Kompensasi, Pelatihan dan pengembangan, Ukuran
performa, Komunikasi dan Hubungan kesatuan manajemen Fungsi-fungsi   di   atas   berhubungan   satu   dengan   yang   lainnya.Sumber
daya manusia merupakan salah satu elemen organisasi yang paling dinamis dan kompleks. Hal ini terlihat dari usaha yang dilakukan oleh manusia dari waktu ke
waktu   untuk   menanggapi   lingkungannya   dan   mempertahankan   eksistensinya. Perilaku manusia di dalam organisasi dipengaruhi oleh faktor lingkungan, pribadi
pekerja   itu   sendiri,   serta   situasi   dan   kondisi   saat   itu.   Perilaku   yang   muncul merupakan hasil interaksi dari faktor-faktor tersebut.
Pengelolaan sumber daya manusia di dalam organisasi terdiri atas fungsi- fungsi berikut :
1. Pengadaan personil 2. Pengembangan personil melalui pelatihan dan pendidikan
3. Pemberian imbalan 4. Integrasi personil ke dalam organisasi
5. Pemeliharaan terhadap personil yang ada 6. Pemberhentian personil
Manajemen   personalia   adalah   proses   perencanaan,   pengorganisasian, pengarahan   dan   pengendalian   dari   fungsi-fungsi   pengadaan,   pengembangan,
pemberian imbalan, integrasi, pemeliharaan dan pemberhentian personil dalam
22
rangka mencapai tujuan individu pekerja, tujuan organisasi, serta tujuan sosial lingkungan dimana organisasi itu berada.
23
3.5.1 Analisa Jabatan
Analisa   jabatan   adalah   suatu   studi   yang   mendalam   dan   mendetail terhadap semua jabatan dalam organisasi untuk mendapatkan informasi tentang
kerja   yang   dilakukan,   kondisi   kerja   dan   persyaratan   kualitas   individu   yang mengerjakannya   atau   suatu   proses   untuk   mempelajari   dan   mengumpulkan
informasi   yang   berhubungan   dengan   berbagai   operasi   dan   kewajiban   suatu jabatan. Analisa jabatan mencakup dua elemen utama yaitu uraian jabatan job
description dan spesifikasi jabatan job specification. Uraian   jabatan   adalah   gambaran   informasi   yang   disusun   secara
sistematis,   yang   menguraikan   tentang   pekerjaan   yang   dilakukan,   tanggung jawab sehubungan dengan pekerjaan, keterampilan dan latihan yang diperlukan,
jenis orang dan pendidikan yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut atau bisa juga didefinisikan sebagai ikhtisar fakta-fakta yang didapat dari analisa jabatan
di   dalam   suatu   susunan   yang   sistematis   dan   tertulis,   serta   merupakan dokumentasi   yang   memuat   garis-garis   besar   atau   fakta-fakta   utama   jabatan
secara individual. Spesifikasi   jabatan   adalah   elemen   analisa   jabatan   yang   menyebutkan
satu   persatu   persyaratan   pribadi   seseorang   pemegang   jabatan,   pengalaman, pendidikan, keterampilan dan pengetahuan yang dipunyai oleh seseorang untuk
mampu melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Dengan   melakukan   analisa   jabatan   maka   kita   dapat   menetapkan
kebijakan dalam hal :
24
1. Pengadaan tenaga kerja dan seleksi Spesifikasi jabatan merupakan standar personalia yang akan dipakai sebagai
pembanding terhadap para pelamar dan spesifikasi jabatan dapat digunakan dalam menentukan prosedur seleksinya.
2. Induksi Dengan   adanya   uraian   jabatan   yang   jelas   akan   sangat   membantu   dalam
memberikan   pengarahan   tentang   pekerjaan   dan   tugas-tugas   yang   harus dilakukan kepada karyawan baru.
3. Latihan training Dengan adanya uraian jabatan dan spesifikasi jabatan dapat direncanakan
program latihan bagi karyawan sesuai dengan kebutuhannya. 4. Perupahan
Analisa jabatan merupakan dasar dari sistem penilaian jabatan yang akan menentukan struktur dan sistem perupahan.
5. Penilaian dan pengukuran hasil kerja Dalam   uraian   jabatan   ditunjukkan   sasaran   yang   hendak   dicapai   dalam
pengerjaan   tugas-tugas.   Berdasarkan   hal   ini   dapat   dilakukan   penilaian terhadap hasilprestasi karyawan.
6. Promosi dan mutasi karyawan Dengan memperhatikan informasi yang dihasilkan dari analisa jabatan maka
dapat hasil kerja prestasi karyawan dapat diketahui dan dinilai. 7. Pencegahan terjadinya dualis pekerjaan
25
Dengan   adanya   uraian   jabatan   yang   jelas   untuk   tiap-tiap   jabatan   maka terjadinya dualis pekerjaan dapat dihindari.
8. Konsultasi Karyawan   yang   tidak   merasa   cocok   dengan   pekerjaan   sebelumnya   dapat
ditempatkan pada jabatan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya.
3.5.2 Pengadaan Personil
Pengadaan   personil   merupakan   perencanaan   sumber   daya   yang menyangkut   komposisi   jenis   dan   jumlah   personil   yang   dibutuhkan   oleh
organisasi. Dalam perencanaan tersebut dikumpulkan data tentang pekerjaan dan dianalisis untuk :
1. Keperluan rekrutmen dan seleksi 2. Menentukan besarnya upah
3. Perancangan jenjang karir 4. Menetapkan beban kerja yang sesuai
5. Menilai efektivitas program seleksi dan pelatihan Rekrutmen   tenaga   kerja   yang   memenuhi   kriteria   perusahaan   dapat
dilakukan   dengan   dua   cara   yaitu   mencari   tenaga   kerja   baru   dari   luar   atau menggunakan tenaga kerja yang sudah ada di perusahaan. Keuntungan yang
diperoleh perusahaan yang menggunakan tenaga kerja yang sudah ada adalah: 1. Memungkinkan terjadinya proses transfer dan promosi
2. Meningkatkan moral pegawai
26
3. Kemampuan para calon pegawai dapat diketahui melalui catatan kerja yang ada di perusahaan
Rekrutmen   tenaga   kerja   yang   berasal   dari   luar   perusahaan   biasanya dilakukan dengan cara :
1. Melakukan pemasangan iklan 2. Melalui biro tenaga kerja
3. Rekomendasi dari pegawai yang sudah ada 4. Sekolah atau perguruan tinggi
5. Persatuan buruh 6. Pelamar biasa
Seleksi   tenaga   kerja   dapat   dilakukan   dengan   melakukan   wawancara terhadap pelamar kerja dan bila diperlukan dilakukan beberapa tes untuk dapat
mengetahui kemampuan dan bakat pelamar tersebut.
3.5.3 Pengembangan Personil
Salah   satu  usaha  untuk   meningkatkan  kualitas   sumber   daya  manusia dalam   suatu  organisasi  adalah   dengan  mengadakan  suatu   program  pelatihan
bagi pekerja baru maupun yang sudah lama sesuai dengan kebutuhan organisasi tersebut. Penentuan kebutuhan program pelatihan dilakukan melalui prosedur
sebagai berikut : Penilaian prestasi performance appraisal, Analisa persyaratan
jabatan, Analisa organisasi dan Survey personil
Salah   satu   contoh   pelatihan   yang   biasa   dilakukan   oleh   perusahaan tambang adalah pelatihan keselamatan kerja bagi para pekerja baru. Pelatihan
27
keselamatan   kerja   merupakan   tanggung   jawab   utama   manajemen   dalam melaksanakan   program   pencegahan   kecelakaan.   Sebuah   teori   yang   populer
menyebutkan   bahwa   untuk   mempelajari   suatu   kebiasaan   baru   ataupun meninggalkan kebiasaan lama akan memerlukan waktu tujuh tahun. Artinya
pelatihan sangat penting bagi pekerja baru terutama dalam mengubah kebiasaan mereka.
3.5.4 Mutasi dan Promosi
Selain   program   pelatihan   dan   pendidikan,   mekanisme   lain   yang termasuk   dalam   pengembangan   personil   adalah   alih   jabatan   mutasi   dan
promosi.   Pelaksanaan   mutasi   harus   dilakukan   antar   karyawan   dari   suatu pekerjaan ke pekerjaan lain yang dianggap setingkat atau sejajar. Maksudnya
adalah untuk mendapatkan “orang yang tepat pada tempat yang tepat”. Promosi   adalah   kegiatan   pemindahan   karyawan   dari   suatu   jabatan
kepada   jabatan   lain   yang   lebih   tinggi.   Syarat-syarat   yang   harus dipertimbangkan   sebagai   dasar   untuk   melakukan   promosi   karyawan
diantaranya   adalah   :   Pengalaman,  Tingkat   pendidikan,   Loyalitas,   Kejujuran, Tanggung   jawab,   Kepandaian   bergaul,   Prestasi   kerja   dan   Inisiatif   dan
kreativitas
3.5.5 Pemberian Imbalan Kompensasi
Pemberian   imbalan   atau   kompensasi   merupakan   suatu   bentuk penghargaan   atas   jerih   payah   seseorang   selama   bekerja.   Kompensasi   dapat
berupa upah uang, fasilitas perumahan, kendaraan atau bentuk-bentuk lain
28
yang dapat dinilai dengan uang. Tujuan dari pemberian imbalan kompensasi adalah :
1. Sebagai daya tarik perusahaan bagi pekerja yang kompeten 2. Untuk memotivasi pekerja agar dapat memberikan hasil kerja yang terbaik
3. Untuk menghargai pengabdian pekerja selama periode tertentu
3.5.6 Integrasi Personil
Kemampuan pekerja untuk dapat bekerja sesuai dengan keinginan organisasi dimana   ia   bekerja   sebagian   besar   ditentukan   oleh   kemampuan   pihak
manajemen   dalam   mengintegrasikan   berbagai   kepentingan   dan   kebutuhan pekerja dengan tujuan-tujuan organisasi yang hendak dicapai. Dengan demikian
performansi   pekerja   yang   tercermin   dari   perilakunya   sehari-hari   akan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari diri pekerja yang bersangkutan,
lingkungan serta situasi dan kondisi yang terjadi pada saat itu. Hal-hal yang menyangkut diri pekerja berkenaan dengan konsep-konsep
psikologi manusia, konsep kebutuhan manusia, dan teori motivasi. Sedangkan faktor   yang   berasal   dari   lingkungan   organisasi   diantaranya   adalah   masalah
kepemimpinan   leadership.   Setiap   manager   memiliki   cara   memimpin leadership style masing-masing. Mereka dapat memilih cara yang paling tepat
dalam   memimpin   ataupun   mengarahkan   bawahannya   personal   ataupun kelompok.
3.5.7 Pemeliharaan Personil
29
Mempertahankan   dan   meningkatkan   kondisi   di   mana   para   pekerja mampu   dan   mau   menjalankan   tugas-tugasnya   sesuai   dengan   kebutuhan
organisasi merupakan inti permasalahan pemeliharaan personil.
11
Salah satu cara untuk memelihara sikap para personil agar sesuai dengan yang diinginkan
adalah   dengan   melakukan   komunikasi   dan   penyuluhan.   Berbagai   penelitian yang   telah   dilakukan   oleh   para   ahli   membuktikan   bahwa   komunikasi
memegang   peranan   yang   sangat   penting   dalam   manajemen   sumber   daya manusia
.
Suatu komunikasi disebut efektif bila pendengarpenerima berita dapat menangkap   dan   menginterpretasikan   ide   yang   disampaikan   oleh   pembicara
secara   persis   sama   seperti   apa   yang   dimaksudkan   oleh   pembicarapengirim berita tersebut. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengupayakan
efektivitas komunikasi yaitu : 1. Kepekaan pembicara terhadap orang yang diajak berkomunikasi
2. Pemilihan saat yang tepat untuk menyampaikan berita 3. Pemilihan saluran media komunikasi yang tepat
4. Pemilihan simbol yang tepat suara, huruf, angka, gambar, isyarat, dll 5. Perhatian pada isyarat-isyarat non-verbal
6. Penggunaan umpan balik
3.5.8 Pemberhentian Personil
Pemutusan hubungan kerja terjadi jika salah satu pihak karyawan atau pihak organisasi merasa dirugikan apabila hubungan kerja kedua belah pihak
30
tetap   dipertahankan.   Organisasi   yang   melakukan   pemutusan   hubungan   kerja terhadap   salah   satu   personilnya   harus   bertanggung   jawab   terhadap   proses
pemutusan   hubungan   kerja   tersebut.  Dalam   prakteknya,   proses   pemutusan hubungan kerja ini dapat terjadi atas kehendak dari pihak karyawan.  Kerugian
yang diderita oleh perusahaan akibat adanya pegawai yang mengundurkan diri di antaranya adalah :
1. Biaya  untuk mengontrak pekerja baru termasuk waktu  dan fasilitas yang digunakan untuk rekrutmen, wawancara dan pemeriksaan
2. Biaya pelatihan, termasuk waktu yang digunakan oleh supervisor, personalia dan departemen pelatihan
3. Bayaran yang diberikan kepada orang yang masih dalam pelatihan adalah melebihi hasil yang dapat diberikannya
4. Tingkat kecelakaan pekerja baru biasanya lebih tinggi 5. Hilangnya produksi pada selang waktu pergantian pekerja lama dan baru
6. Alat-alat produksi tidak dipakai sepenuhnya selama proses pencarian pekerja baru dan pada saat pelatihan.
3.6 PENGERTIAN ORGANISASI
Beberapa pengertian organisasi adalah sebagai berikut: 1. John   M  Gaus  :  Tata   hubungan   antara   orang   untuk   dapat   mencapai   tujuan
bersama dengan adanya pembagian tugas dan tanggung jawab.
31
2. John   D   Millet   :   Kerangka   struktur   dimana   pekerjaan   dari   banyak   orang dilakukan guna mencapai tujuan bersama, sedemikian sehingga merupakan
suatu sistem penugasan pekerjaan diantara kelompok orang melalui tahapan tertentu.
3. Paul R Lawrence  Jay W Lorsh : Koordinasi dari bermacam-macam aktifitas penyumbang  contributor  individual  untuk  menjalankan  transaksi-transaksi
yang telah direncanakan dengan lingkungannya.
Gambar 3.1 Definisi Organisasi P R Lawrence dan J W Lorsh
3.7 STRUKTUR ORGANISASI