TINGKATAN MANAJEMEN PENGERTIAN ORGANISASI

3.3 TINGKATAN MANAJEMEN

Suatu organisasi mempunyai tingkatan-tingkatan tertentu yang berbeda satu sama lain. Ada tingkatan organisasi yang bersifat operasional atau pelaksanaan misalkan dalam suatu kegiatan industri adalah operator-operator mesin, ada tingkatan yang bersifat strategis misalkan direksi. Berdasarkan tingkatan-tingkatan organisasi ini, dapat dibedakan tingkatan manajemen. Pada dasarnya terdapat tiga tingkatan manajemen, yaitu : 1. Manajemen tingkat terbawah first line management yaitu tingkatan manajemen pada tingkat bawah dari suatu organisasi. Pada tingkatan ini manajemen berfungsi mengarahkan pekerja-pekerja operasional. Jika dilihat dari segi perencanaan yang dibuat pada tingkatan ini maka jangkauan perencanaan yang dibuat biasanya hanya melingkupi jangka waktu harian. Mandor-mandor berada dalam tingkatan manajemen ini. 2. Manajemen tingkat menengah middle management adalah tingkatan manajemen yang berfungsi mengarahkan kegiatan dari manajemen terbawah. jangkauan waktu Perencanaan yang dibuat bersifat menengah. 3. Manajemen tingkat atas top management adalah tingkatan paling tinggi dari manajemen yang biasanya terdiri atas beberapa orang saja.

3.4 PROSES MANAJEMEN

Setiap organisasi dapat dipastikan memiliki satu atau beberapa tujuan 12 yang memberikan arah dan menyatukan pandangan unsur yang terdapat di dalam organisasi tersebut. Sudah barang tentu tujuan yang akan dicapai di masa yang akan datang tersebut adalah suatu keadaan yang lebih baik dari pada keadaan sebelumnya. Dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan inilah diperlukan serangkaian kegiatan seperti yang telah dikemukakan di atas yang lebih dikenal sebagai proses manajemen. Secara umum proses manajemen dapat dikelompokkan menjadi : 1. Penetapan tujuan goal setting. 2. Perencanaan planning. 3. Staffing. 4. Pengaturan Directing. 5. Pengawasan Supervising. 6. Pengendalian controlling. Rangkaian proses manajemen ini merupakan proses yang bersifat dinamis. Dengan kata lain, proses tersebut tidak dapat dilihat sebagai suatu tahapan-tahapan yang berdiri sendiri melainkan sebagai proses yang berkait yang memungkinkan adanya pengulangan kembali suatu tahapan proses yang telah dilakukan sebelumnya, terutama dalam kaitannya dengan hubungan antara perencanaan dan pengendalian. Untuk melaksanakan proses-proses manajemen di atas, manajer memerlukan prasarana dan sarana, di antaranya memerlukan kekuasaan, tujuan orientasi, manusia, serta sumber daya lainnya. Kekuasaan dibutuhkan oleh seorang manager untuk mempengaruhi orang lain. Terdapat 13 beberapa jenis kekuasaan yang mungkin diperlukan, di antaranya adalah : 1. Kekuasaan formal yang terjadi karena suatu posisi atau jabatan tertentu Legitimate. 2. Kekuasaan untuk memaksa atau menghukum Coercive power. 3. Kekuasaan untuk memberikan penghargaan Reward power. 4. Kekuasaankekuatan yang bisa menyebabkan orang lain mengikuti atau melakukan peniruan Reference power. 5. Kekuasaan yang ditimbulkan oleh keunggulan pengetahuan, pengalaman, kemampuan, dan keterampilan Expert power.

3.4.1 Penetapan Tujuan

Penetapan tujuan merupakan tahapan paling awal dari suatu proses manajemen. Tujuan merupakan misi sasaran yang ingin dicapai oleh suatu organisasi di masa yang akan datang dan manajer bertugas mengarahkan jalannya organisasi untuk mencapai tujuan tersebut. Effektifitas pencapaian tujuan tersebut, selain ditentukan oleh kemampuan manajer, juga ditentukan oleh sifat-sifat dari tujuan itu sendiri. Tujuan yang baik harus memenuhi sifat- sifat sebagai berikut : 1. Spesifik, jelas apa yang ingin dicapai atau diperoleh. 2. Realistis, bisa dicapai dan bukan sekedar angan-angan. 3. Terukur, memiliki ukuran-ukuran tertentu untuk menentukan keberhasilannya. 4. Terbatas waktu, mempunyai batas waktu sebagai target kapan tujuan tersebut harus bisa dicapai. 14 Dalam penetapan tujuan ini terdapat dua pendekatan yang dapat dilakukan yaitu apa yang disebut dengan pendekatan puncak-bawah top-down atau pendekatan dari atas dan pendekatan bawah-puncak bottom-up atau pendekatan dari bawah. Dengan menggunakan pendekatan dari atas puncak- bawah top-down, tujuan dibuat terlebih dahulu oleh manajemen lapisan atas. Tujuan yan telah dirumuskan di sini kemudian dikaji dan dijabarkan lagi oleh lapisan manajemen di bawahnya untuk kemudian dirumuskan lagi. Begitu seterusnya sampai ke lapisan manajemen paling bawah sehingga memungkinkan didapatkannya konsistensi tujuan akhir. Berbeda dengan pendekatan dari atas, maka pendekatan dari bawah merupakan kebalikan dari pendekatan tersebut. Penetapan tujuan dimulai dari individu-individu pada lapisan manajemen bawah. Kemudian dilakukan pengkajian terhadap tujuan-tujuan tersebut pada lapisan manajemen di atasnya untuk dirumuskan dalam suatu tujuan tertentu. Begitu seterusnya sampai akhirnya mencapai lapisan manajemen puncak top management, tujuan tersebut akhirnya terumuskan sebagai kesepakatan bersama. Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam tujuan ini berkenaan dengan tingkatan dalam organisasi adalah tujuan memiliki hirarki atau tingkatan tertentu pula. Pada tingkatan organisasi paling atas, dengan kata lain tingkat manajemen puncak, tujuan bersifat sangat global. Makin ke bawah tingkatan tujuan tersebut makin terjabarkan sehingga bersifat sangat spesifik dan operasional. Misalkan sebuah perusahaan bertujuan meningkatkan jumlah keuntungan pada tahun produksi 15 mendatang. Bagi bagian pemasaran, tujuan tersebut dapat dirumuskan lagi dalam bentuk sasaran penjualan misalkan dalam rupiah tahun mendatang yang harus dicapai. Pada tingkatan di bawahnya lagi tujuan tersebut dijabarkan lagi dalam penentuan strategi promosi yang harus dilakukan.

3.4.2 Perencanaan

Perencanaan merupakan proses pemilihan informasi dan pembuatan asumsi-asumsi mengenai keadaan di masa yang akan datang untuk merumuskan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Terdapat berbagai bentuk rencana yang pada dasarnya dibedakan menjadi : 1. Kebijaksanaan policy,adalah rencana yang menerangkan keseluruhan batasan kegiatan secara umum dan komprehensif yang menjadi pegangan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan. 2. Prosedur,adalah rencana yang menerangkan tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk menjalankan suatu kegiatan. 3. Metode,adalah rencana yang menerangkan tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk menjalankan suatu kegiatan. 4. Standard, yaitu suatu gambaran pencapaian yang diharapkan dari kegiatan- kegiatan yang direncanakan. 5. Anggaran, yaitu rencana mengenai penerimaan dan pengeluaran uang dalam suatu kegiatan. 6. Program, adalah rencana komprehensif yang menyangkut pemakaian sumber daya secara integratif termasuk jadwal pelaksanaan kegiatan-kegiatan. 16 Di samping itu perencanaan juga dapat dilihat dari sudut jangkauan waktu atau kurun horizon perencanaannya. Ada rencana yang jangkauan waktunya panjang atau lebih dikenal lagi dengan sebutan rencana janka panjang strategis, misalkan rencana untuk 5 tahun mendatang. Di lain pihak ada rencana yag jangkauan waktunya lebih pendek, misalkan rencana untuk satu tahun bahkan satu bulan mendatang, yang disebut sebagai rencana operasional taktis. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menyusun perencanaan secara umum adalah sebagai berikut : 1. Mendefinisikan persoalan yang direncanakan dengan jelas dan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. 2. Mengumpulkan informasi-informasi yang berkenaan dengan kegiatan- kegiatan yang mungkin akan terjadi dalam rangka pencapaian tujuan tersebut. 3. Melakukan analisis terhadap informasi yang dapat dikumpulkan dan mengklasifikasikannya atas kepentingannya. 4. Menetapkan batasan-batasan perencanaan. 5. Menetapkan alternatif-alternatif rencana. 6. Memilih rencana yang akan dipakai dari alternatif-alternatif yang ada. 7. Menyiapkan langkah-langkah pelaksanaan yang lebih rinci serta penjadwalan pelaksanaannya. 8. Melakukan pemeriksaan ulang review terhadap rencana yang diusulkan sebelum rencana dilaksanakan.

3.4.3 Staffing

Staffing adalah proses manajemen yang berkenaan dengan pengerahan recruitment, penempatan, pelatihan, dan pengembangan tenaga kerja dalam 17 organisasi. Pada dasarnya prinsip dari tahapan proses manajemen ini adalah menempatkan orang yang sesuai pada tempat yang sesuai dan pada saat yang tepat right people, right position, right time. Sebelum mencari orang untuk ditempatkan dalam satu posisi tertentu maka terlebih dahulu ditetapkan struktur organisasi yang akan dipakai. Masing- masing posisi pada organisasi tersebut kemudian harus dijelaskan lingkup tugas, tanggung jawab, dan keahlian serta keterampilan yang diisyaratkan yang dikenal sebagai uraian jabatan job description dan persyaratan jabatan job requirement. Berdasarkan kedua hal inilah baru dilakuan proses staffing tersebut. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam tahapan staffing, yaitu : 1. Perencanaan sumber daya manusia, yaitu tahapan penentuan akan kebutuhan tenaga kerja dalam suatu organisasi dengan mempertimbangkan rencana organisasi seperti pengembangan yang akan dilakukan di samping juga mempertimbangkan faktor luar seperti kondisi pasar tenaga kerja. 2. Pengerahan tenaga kerja recruitment, yang dapat berasal dari pasar tenaga kerja maupun berasal dari promosi dalam organisasi itu sendiri. 3. Seleksi, yaitu proses pemilihan tenaga kerja yang sesuai dengan posisi yang akan diisi dari sekumpulan orang yang didapat dari proses pengerahan tenaga kerja. 4. Pelatihan training, setelah didapatkan orang yang sesuai untuk satu posisi tertentu, maka langkah berikutnya adalah melakukan pelatihan bagi orang tersebut sehingga memenuhi kualifikasi persyaratan jabatannya. 18 5. Penilaian kinerja performance appraisal setiap tenaga kerja yang ada untuk melihat kemungkinan promosi, mutasi, atau bahkan mungkin pemberian hukuman, setelah jangka waktu tertentu secara berkala.

3.4.4 Pengaturan

Pengaturan directing adalah usaha untuk memobilisasi sumber-sumber daya yang dimiliki oleh organisasi agar dapat bergerak dalam satu kesatuan sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Dalam tahapan proses ini terkandung usaha-usaha bagaimana memotivasi orang agar dapat bekerja dengan baik, bagaimana proses kepemimpinan yang memungkinkan pencapaian tujuan serta dapat memberikan suasana hubungan kerja yang baik, dan bagaimana mengkoordinasi orang-orang dan kegiatan-kegiatan dalam suatu organisasi. Pada dasarnya dalam bekerja orang memiliki motivasi yang berbeda- beda. Apabila motivasi ini dapat dikenali dan kemudian dirangsang dengan tepat maka bisa diharapkan orang tersebut akan memiliki kinerja yang baik. Proses kepemimpinan yang baik harus memperhatikan aspek motivasi tersebut. Aspek lain yang sangat penting dalam pengaturan adalah koordinasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan koordinasi antara lain adalah sebagai berikut : 1. Rentang kendali span of control yaitu banyaknya orang yang masih dapat dikendalikan oleh seseorang secara efektif. Pada dasarnya makin banyak bawahan yang harus dikendalikan maka koordinasi yang semakin sulit. namun harus pula diingat bahwa jenis pekerjaan dan tingkat manajemen juga 19 mempengaruhi kemampuan tersebut. 2. Hirarki organisasi sesedikit mungkin sehingga perintah atau informasi jangan sampai terlambat atau menyimpang. 3. Adanya kesatuan komando.

3.4.5 Pengawasan

Pengawasan supervising didefinisikan sebagai interaksi langsung antar individu-individu dalam suatu organisasi untuk mencapai kinerja serta tujuan organisasi tersebut. Berkenaan dengan tahapan proses ini perlu dikenal adanya suatu kondisi tertentu dalam organisasi yaitu fenomena kelompok formal dan informal dalam suatu organisasi. Kelompok formal adalah kelompok yang dapat dilihat pada struktur organisasi resmi yang dibentuk oleh manajemen untuk melaksanakan suatu tugas atau kegiatan tertentu. Namun demikian dapat timbul suatu kelompok informal yang berbeda dengan kelompok formal. Kelompok ini bisa membentuk struktur yang kuat dengan pemimpin sendiri serta mungkin aturan-aturan sendiri pula. Kelompok informal ini bisa mendukung organisasi tetapi juga bisa menghambat organisasi. Tahapan pengawsan ini harus bisa mengatasi kemungkinan hambatan dari kelompok informal ini. Bagaimana menjaga hubungan antar individu dan juga antar kelompok formal-informal harus dilakukan dengan baik.

3.4.6 Pengendalian

20 Pengendalian adalah proses penetapan apa yang telah dicapai, yaitu proses evaluasi kinerja, dan jika diperlukan dilakukan perbaikan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Kegiatan ini sangat erat kaitannya dengan kegiatan perencanaan sebab pada kegiatan pengendalian inilah dilihat apakah yag direncanakan tersebut dapat dicapai atau tidak. Proses pengendalian tersebut dapat diterangkan sebagai berikut : 1. Sebagai langkah pertama dilakukan pengukuran terhadap kinerja yang telah ditampilkan dalam selang waktu pengendalian tertentu. 2. Kemudian hasil yang dicapai tersebut dibandingkan dengan standard yang telah ditetapkan dalam rencana untuk menentukan penyimpangan- penyimpangan yang terjadi. 3. Apabila penyimpangan-penyimpangan yang terjadi masih berada dalam batasan-batasan yang diijinkan dalam rencana maka proses manajemen terus dilakukan, jika tidak maka harus dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap rencana yang telah dibuat sehingga proses manajemen berulang kembali.

3.5 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

Manajemen sumber daya manusia pada suatu perusahaan tambang meliputi aktivitas administrasi, perawatan, dan pengaturan pekerja. Manajemen sumber daya manusia bukan persoalan yang sederhana pada pengembangan dan penerapan kebijakan serta prosedur, tetapi persoalan pekerjaan dimana pekerja mempunyai perasaan dan pemikiran yang unik. Persoalan ini dikonsentrasikan 21 pada pekerja sebagai individu, kepuasan pekerja, komunikasi, motivasi, dan produktivitas . Manajemen sumber daya manusia memiliki beberapa fungsi antara lain: Rekrutmen dan seleksi, Kompensasi, Pelatihan dan pengembangan, Ukuran performa, Komunikasi dan Hubungan kesatuan manajemen Fungsi-fungsi di atas berhubungan satu dengan yang lainnya.Sumber daya manusia merupakan salah satu elemen organisasi yang paling dinamis dan kompleks. Hal ini terlihat dari usaha yang dilakukan oleh manusia dari waktu ke waktu untuk menanggapi lingkungannya dan mempertahankan eksistensinya. Perilaku manusia di dalam organisasi dipengaruhi oleh faktor lingkungan, pribadi pekerja itu sendiri, serta situasi dan kondisi saat itu. Perilaku yang muncul merupakan hasil interaksi dari faktor-faktor tersebut. Pengelolaan sumber daya manusia di dalam organisasi terdiri atas fungsi- fungsi berikut : 1. Pengadaan personil 2. Pengembangan personil melalui pelatihan dan pendidikan 3. Pemberian imbalan 4. Integrasi personil ke dalam organisasi 5. Pemeliharaan terhadap personil yang ada 6. Pemberhentian personil Manajemen personalia adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian dari fungsi-fungsi pengadaan, pengembangan, pemberian imbalan, integrasi, pemeliharaan dan pemberhentian personil dalam 22 rangka mencapai tujuan individu pekerja, tujuan organisasi, serta tujuan sosial lingkungan dimana organisasi itu berada. 23

3.5.1 Analisa Jabatan

Analisa jabatan adalah suatu studi yang mendalam dan mendetail terhadap semua jabatan dalam organisasi untuk mendapatkan informasi tentang kerja yang dilakukan, kondisi kerja dan persyaratan kualitas individu yang mengerjakannya atau suatu proses untuk mempelajari dan mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan berbagai operasi dan kewajiban suatu jabatan. Analisa jabatan mencakup dua elemen utama yaitu uraian jabatan job description dan spesifikasi jabatan job specification. Uraian jabatan adalah gambaran informasi yang disusun secara sistematis, yang menguraikan tentang pekerjaan yang dilakukan, tanggung jawab sehubungan dengan pekerjaan, keterampilan dan latihan yang diperlukan, jenis orang dan pendidikan yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut atau bisa juga didefinisikan sebagai ikhtisar fakta-fakta yang didapat dari analisa jabatan di dalam suatu susunan yang sistematis dan tertulis, serta merupakan dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau fakta-fakta utama jabatan secara individual. Spesifikasi jabatan adalah elemen analisa jabatan yang menyebutkan satu persatu persyaratan pribadi seseorang pemegang jabatan, pengalaman, pendidikan, keterampilan dan pengetahuan yang dipunyai oleh seseorang untuk mampu melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Dengan melakukan analisa jabatan maka kita dapat menetapkan kebijakan dalam hal : 24 1. Pengadaan tenaga kerja dan seleksi Spesifikasi jabatan merupakan standar personalia yang akan dipakai sebagai pembanding terhadap para pelamar dan spesifikasi jabatan dapat digunakan dalam menentukan prosedur seleksinya. 2. Induksi Dengan adanya uraian jabatan yang jelas akan sangat membantu dalam memberikan pengarahan tentang pekerjaan dan tugas-tugas yang harus dilakukan kepada karyawan baru. 3. Latihan training Dengan adanya uraian jabatan dan spesifikasi jabatan dapat direncanakan program latihan bagi karyawan sesuai dengan kebutuhannya. 4. Perupahan Analisa jabatan merupakan dasar dari sistem penilaian jabatan yang akan menentukan struktur dan sistem perupahan. 5. Penilaian dan pengukuran hasil kerja Dalam uraian jabatan ditunjukkan sasaran yang hendak dicapai dalam pengerjaan tugas-tugas. Berdasarkan hal ini dapat dilakukan penilaian terhadap hasilprestasi karyawan. 6. Promosi dan mutasi karyawan Dengan memperhatikan informasi yang dihasilkan dari analisa jabatan maka dapat hasil kerja prestasi karyawan dapat diketahui dan dinilai. 7. Pencegahan terjadinya dualis pekerjaan 25 Dengan adanya uraian jabatan yang jelas untuk tiap-tiap jabatan maka terjadinya dualis pekerjaan dapat dihindari. 8. Konsultasi Karyawan yang tidak merasa cocok dengan pekerjaan sebelumnya dapat ditempatkan pada jabatan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya.

3.5.2 Pengadaan Personil

Pengadaan personil merupakan perencanaan sumber daya yang menyangkut komposisi jenis dan jumlah personil yang dibutuhkan oleh organisasi. Dalam perencanaan tersebut dikumpulkan data tentang pekerjaan dan dianalisis untuk : 1. Keperluan rekrutmen dan seleksi 2. Menentukan besarnya upah 3. Perancangan jenjang karir 4. Menetapkan beban kerja yang sesuai 5. Menilai efektivitas program seleksi dan pelatihan Rekrutmen tenaga kerja yang memenuhi kriteria perusahaan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu mencari tenaga kerja baru dari luar atau menggunakan tenaga kerja yang sudah ada di perusahaan. Keuntungan yang diperoleh perusahaan yang menggunakan tenaga kerja yang sudah ada adalah: 1. Memungkinkan terjadinya proses transfer dan promosi 2. Meningkatkan moral pegawai 26 3. Kemampuan para calon pegawai dapat diketahui melalui catatan kerja yang ada di perusahaan Rekrutmen tenaga kerja yang berasal dari luar perusahaan biasanya dilakukan dengan cara : 1. Melakukan pemasangan iklan 2. Melalui biro tenaga kerja 3. Rekomendasi dari pegawai yang sudah ada 4. Sekolah atau perguruan tinggi 5. Persatuan buruh 6. Pelamar biasa Seleksi tenaga kerja dapat dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap pelamar kerja dan bila diperlukan dilakukan beberapa tes untuk dapat mengetahui kemampuan dan bakat pelamar tersebut.

3.5.3 Pengembangan Personil

Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam suatu organisasi adalah dengan mengadakan suatu program pelatihan bagi pekerja baru maupun yang sudah lama sesuai dengan kebutuhan organisasi tersebut. Penentuan kebutuhan program pelatihan dilakukan melalui prosedur sebagai berikut : Penilaian prestasi performance appraisal, Analisa persyaratan jabatan, Analisa organisasi dan Survey personil Salah satu contoh pelatihan yang biasa dilakukan oleh perusahaan tambang adalah pelatihan keselamatan kerja bagi para pekerja baru. Pelatihan 27 keselamatan kerja merupakan tanggung jawab utama manajemen dalam melaksanakan program pencegahan kecelakaan. Sebuah teori yang populer menyebutkan bahwa untuk mempelajari suatu kebiasaan baru ataupun meninggalkan kebiasaan lama akan memerlukan waktu tujuh tahun. Artinya pelatihan sangat penting bagi pekerja baru terutama dalam mengubah kebiasaan mereka.

3.5.4 Mutasi dan Promosi

Selain program pelatihan dan pendidikan, mekanisme lain yang termasuk dalam pengembangan personil adalah alih jabatan mutasi dan promosi. Pelaksanaan mutasi harus dilakukan antar karyawan dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain yang dianggap setingkat atau sejajar. Maksudnya adalah untuk mendapatkan “orang yang tepat pada tempat yang tepat”. Promosi adalah kegiatan pemindahan karyawan dari suatu jabatan kepada jabatan lain yang lebih tinggi. Syarat-syarat yang harus dipertimbangkan sebagai dasar untuk melakukan promosi karyawan diantaranya adalah : Pengalaman, Tingkat pendidikan, Loyalitas, Kejujuran, Tanggung jawab, Kepandaian bergaul, Prestasi kerja dan Inisiatif dan kreativitas

3.5.5 Pemberian Imbalan Kompensasi

Pemberian imbalan atau kompensasi merupakan suatu bentuk penghargaan atas jerih payah seseorang selama bekerja. Kompensasi dapat berupa upah uang, fasilitas perumahan, kendaraan atau bentuk-bentuk lain 28 yang dapat dinilai dengan uang. Tujuan dari pemberian imbalan kompensasi adalah : 1. Sebagai daya tarik perusahaan bagi pekerja yang kompeten 2. Untuk memotivasi pekerja agar dapat memberikan hasil kerja yang terbaik 3. Untuk menghargai pengabdian pekerja selama periode tertentu

3.5.6 Integrasi Personil

Kemampuan pekerja untuk dapat bekerja sesuai dengan keinginan organisasi dimana ia bekerja sebagian besar ditentukan oleh kemampuan pihak manajemen dalam mengintegrasikan berbagai kepentingan dan kebutuhan pekerja dengan tujuan-tujuan organisasi yang hendak dicapai. Dengan demikian performansi pekerja yang tercermin dari perilakunya sehari-hari akan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari diri pekerja yang bersangkutan, lingkungan serta situasi dan kondisi yang terjadi pada saat itu. Hal-hal yang menyangkut diri pekerja berkenaan dengan konsep-konsep psikologi manusia, konsep kebutuhan manusia, dan teori motivasi. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan organisasi diantaranya adalah masalah kepemimpinan leadership. Setiap manager memiliki cara memimpin leadership style masing-masing. Mereka dapat memilih cara yang paling tepat dalam memimpin ataupun mengarahkan bawahannya personal ataupun kelompok.

3.5.7 Pemeliharaan Personil

29 Mempertahankan dan meningkatkan kondisi di mana para pekerja mampu dan mau menjalankan tugas-tugasnya sesuai dengan kebutuhan organisasi merupakan inti permasalahan pemeliharaan personil. 11 Salah satu cara untuk memelihara sikap para personil agar sesuai dengan yang diinginkan adalah dengan melakukan komunikasi dan penyuluhan. Berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli membuktikan bahwa komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam manajemen sumber daya manusia . Suatu komunikasi disebut efektif bila pendengarpenerima berita dapat menangkap dan menginterpretasikan ide yang disampaikan oleh pembicara secara persis sama seperti apa yang dimaksudkan oleh pembicarapengirim berita tersebut. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengupayakan efektivitas komunikasi yaitu : 1. Kepekaan pembicara terhadap orang yang diajak berkomunikasi 2. Pemilihan saat yang tepat untuk menyampaikan berita 3. Pemilihan saluran media komunikasi yang tepat 4. Pemilihan simbol yang tepat suara, huruf, angka, gambar, isyarat, dll 5. Perhatian pada isyarat-isyarat non-verbal 6. Penggunaan umpan balik

3.5.8 Pemberhentian Personil

Pemutusan hubungan kerja terjadi jika salah satu pihak karyawan atau pihak organisasi merasa dirugikan apabila hubungan kerja kedua belah pihak 30 tetap dipertahankan. Organisasi yang melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap salah satu personilnya harus bertanggung jawab terhadap proses pemutusan hubungan kerja tersebut. Dalam prakteknya, proses pemutusan hubungan kerja ini dapat terjadi atas kehendak dari pihak karyawan. Kerugian yang diderita oleh perusahaan akibat adanya pegawai yang mengundurkan diri di antaranya adalah : 1. Biaya untuk mengontrak pekerja baru termasuk waktu dan fasilitas yang digunakan untuk rekrutmen, wawancara dan pemeriksaan 2. Biaya pelatihan, termasuk waktu yang digunakan oleh supervisor, personalia dan departemen pelatihan 3. Bayaran yang diberikan kepada orang yang masih dalam pelatihan adalah melebihi hasil yang dapat diberikannya 4. Tingkat kecelakaan pekerja baru biasanya lebih tinggi 5. Hilangnya produksi pada selang waktu pergantian pekerja lama dan baru 6. Alat-alat produksi tidak dipakai sepenuhnya selama proses pencarian pekerja baru dan pada saat pelatihan.

3.6 PENGERTIAN ORGANISASI

Beberapa pengertian organisasi adalah sebagai berikut: 1. John M Gaus : Tata hubungan antara orang untuk dapat mencapai tujuan bersama dengan adanya pembagian tugas dan tanggung jawab. 31 2. John D Millet : Kerangka struktur dimana pekerjaan dari banyak orang dilakukan guna mencapai tujuan bersama, sedemikian sehingga merupakan suatu sistem penugasan pekerjaan diantara kelompok orang melalui tahapan tertentu. 3. Paul R Lawrence Jay W Lorsh : Koordinasi dari bermacam-macam aktifitas penyumbang contributor individual untuk menjalankan transaksi-transaksi yang telah direncanakan dengan lingkungannya. Gambar 3.1 Definisi Organisasi P R Lawrence dan J W Lorsh

3.7 STRUKTUR ORGANISASI