Indeks Pencemaran Tanpa Parameter Senyawa AOX
62
Gambar 5.13 Sebaran indeks pencemaran di Sungai Ciujung Gambar 5.13 menunjukkan bahwa sungai Ciujung tidak bisa digolongkan
pada kelas 1 maupun II karena nilai indeks pencemarannya melebihi 5 lima sehingga masuk ke dalam status cemar ringan dan cemar sedang. Namun Jika
mengacu pada kelas III dan IV maka hanya lokasi Nagara yang memenuhi, sedangkan lokasi Cijeruk I dan Kragilan 2 hanya memenuhi kelas IV yang
peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanian dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Status
pencemaran rata-rata sungai Ciujung jika mengacu pada kelas I maka termasuk status cemar sedang, sementara jika mengacu pada II, III dan IV termasuk dalam
status cemar ringan.
Jika mengacu pada kelas 1 maka indeks pencemaran tertinggi terjadi pada km 31.75 di lokasi Muara dengan Indeks Pencemaran 7.0976, sementara indeks
pencemaran terendah 1.7862 adalah pada km 0 karena di lokasi tersebut belum ada aktivitas industri sehingga beban pencemaran hanya dari limbah domestik dan
pertanian. Tingkat pencemaran ini kemudian meningkat di lokasi Cijeruk 2 meskipun masih dalam status tercemar ringan, hal ini disebabkan adanya beban
pencemaran yang masuk dari anak Sungai Cikambuy, dimana beberapa industri yang berada di Kawasan Industri Modern membuang limbah cairnya ke sungai
Cikambuy. Pada lokasi Cijeruk 1 pencemaran semakin meningkat karena adanya buangan limbah industri kertas dengan debit yang cukup besar.
Tingginya pencemaran di lokasi ini karena adanya buangan limbah dari industri kertas yang cukup besar dengan debit berkisar kurang lebih 40,000
m
3
hari. Semakin ke hilir tingkat pencemaran kembali menurun, namun pada lokasi Tirtayasa sampai Tengkurak 2 kembali meningkat padahal sudah cukup
jauh dari aktivitas industri. Terjadinya peningkatan pencemaran di lokasi ini karena adanya perbedaan kedalaman sungai, dimana rata-rata kedalaman di lokasi
Tirtayasa 4.01 m lebih tinggi dari lokasi sebelumnya yang hanya 2 m sampai 3 m, begitupun untuk lokasi Muara hanya 2.86 m, hal ini terjadi akibat adanya
aktivitas tambang pasir liar yang dilakukan oleh masyarakat sehingga senyawa pencemar banyak terakumulasi di lokasi ini. Selain itu meningkatnya pencemaran
ke arah hilir karena adanya aktivitas pemukiman, peternakan dan pertanian.
2
4
6 8
10
In d
ek s
P en
ce m
ar an
Lokasi
Kelas 1 Kelas II
Kelas III Kelas IV
Kondisi Baik Cemar Ringan
Cemar Sedang Cemar Berat
63 Indeks pencemaran di Muara kembali menurun karena adanya pencampuran air
laut yang masuk ke Muara terutama pada saat pasang. Hasil status mutu air sungai Ciujung pada setiap lokasi dapat dilihat pada
Gambar 5.14 dan 5.15.
Gambar 5.14. Status mutu Sungai Ciujung tanpa parameter senyawa AOX dibandingkan dengan kriteria mutu air kelas I
64
Gambar 5.15. Status mutu Sungai Ciujung tanpa parameter senyawa AOX dibandingkan dengan kriteria mutu air kelas II