Simulasi Daya Tampung Beban Pencemaran BOD

80 mgL dan pada debit andalan maksimum 29.9 m 3 detik adalah 8.23 mgL. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan debit di sungai sangat berpengaruh terhadap penurunan nilai BOD, yang mana penurunan nilai BOD pada musim hujan mencapai 193.2 dari musim kemarau. 2 Simulasi DTBP BOD pada Debit Minimum Sungai Ciujung mengalami debit andalan minimum pada bulan Agustus sebesar 1.9 m 3 detik. Debit andalan tersebut dihitung dari debit harian perbulan selama 15 tahun pada probabilitas 80. Debit ini selanjutnya disebut sebagai debit minimum dan digunakan dalam simulasi untuk mendapatkan nilai BOD sepanjang Sungai Ciujung pada kondisi debit minimum Gambar 5.24. Hasil simulasi pada debit minimum nampak bahwa nilai BOD yang memenuhi kriteria mutu air sungai kelas II adalah sepanjang 4.25 km di bagian hulu Cijeruk 1 dan Cijeruk 2. Nilai BOD dari hasil simulasi ini selanjutnya digunakan untuk menetapkan beban pencemaran dan daya tampung beban pencemaran, hasilnya tercantum dalam Tabel 5.10. Gambar 5.24 Nilai BOD pada debit minimum, BML : baku mutu lingkungan BP BOD Sungai Ciujung pada debit minimumnya berkisar antara 220 kghari – 13,184 kghari, sedangkan BP yang diijinkan untuk sungai kelas I, II, III dan IV berturut-turut adalah 328 kghari, 492 kghari, 949 kghari dan 1,970 kghari. Jika dibandingkan dengan BP yang diijinkan untuk sungai kelas I dan II, lokasi Sungai Ciujung yang memiliki DTBP adalah sepanjang 4.25 km Cijeruk 2 dan Cijeruk 1 dengan DTBP rata-rata di lokasi tersebut 80 kghari untuk sungai kelas I dan 244 kghari untuk sungai kelas II. Lokasi yang memenuhi kelas III terdapat di lokasi Nagara sampai Kamaruton 2 kecuali kragilan 1 sepanjang 11.75 km dengan DTBP rata-rata pada lokasi tersebut 2,376 kghari. Sementara jika dibandingkan dengan BP sungai kelas IV, lokasi yang memiliki DTBP sepanjang 10 20 30 40 50 60 70 80 90 BOD m g L Lokasi [BOD] BML I BML II BML III BML IV Q : 1.9 m 3 dtk 81 13.75 km Nagara-Kamaruton 2 dengan DTBP rata-rata di lokasi tersebut 1,292 kghari. Jika dilihat berdasarkan DTBP rata-rata secara keseluruhan, Sungai Ciujung tidak memiliki DTBP untuk parameter BOD baik sebagai sungai kelas I -3,634 kghari, sungai kelas II -3,470 kghari, sungai kelas III -2,977 kghari maupun sungai kelas IV -1,992 kghari. Hal ini menunjukkan bahwa pada musim kemarau sungai mengalami debit kritis, sehingga sudah tidak mampu menerima beban pencemaran BOD baik dari point source maupun non point source. Hasil yang lebih jelas untuk melihat DTBP jika dibandingkan dengan semua kelas sungai pada debit minimum 1.9 m 3 detik disajikan pada Tabel 5.10 dan Gambar 5.25. Tabel 5.10 Daya tampung beban pencemaran BOD pada debit minimum Jarak km Lokasi Beban Pencemaran kghari Daya Tampung Beban Pencemaran kghari Kelas I Kels II Kelas III Kelas IV 1.75 Nagara 607.84 -279.52 -115.36 377.12 1,362.08 4.25 Cijeruk 2 219.93 108.39 272.55 765.03 1,749.99 6.00 Cijeruk 1 276.43 51.89 216.05 708.53 1,693.49 9.25 Kragilan 2 545.57 -217.25 -53.09 439.39 1,424.35 11.25 Kragilan 1 1,520.29 -1,191.97 -1,027.81 -535.33 449.63 13.75 Kamaruton 2 899.43 -571.11 -406.95 85.53 1,070.49 16.25 Kamaruton 1 3,920.30 -3,591.98 -3,427.82 -2,935.34 -1,950.38 18.25 Ragas masigit 2 4,220.14 -3,891.82 -3,727.66 -3,235.18 -2,250.22 20.00 Ragas masigit 1 6,400.35 -6,072.03 -5,907.87 -5,415.39 -4,430.43 21.75 Karang jetak 5,065.19 -4,736.87 -4,572.71 -4,080.23 -3,095.27 23.25 Pegandikan 3,190.66 -2,862.34 -2,698.18 -2,205.70 -1,220.74 25.00 Laban 2,104.14 -1,775.82 -1,611.66 -1,119.18 -134.22 27.25 Tirtayasa 10,575.37 -10,247.05 -10,082.89 -9,590.41 -8,605.45 29.00 Tengkurak 2 13,184.15 -12,855.83 -12,691.67 -12,199.19 -11,214.23 30.75 Tengkurak 1 6,113.76 -5,785.44 -5,621.28 -5,128.80 -4,143.84 31.75 Muara 4,550.89 -4,222.57 -4,058.41 -3,565.93 -2,580.97 Beban Pencemaran yang diijinkan untuk sungai kghari Kelas I 328.32 Kelas II 492.48 Kelas III 984.96 Kelas IV 1,969.92 82 Gambar 5.25 Beban pencemaran BOD Sungai Ciujung pada debit minimum, BMBP kls : baku mutu beban pencemaran kelas 3 Simulasi DTBP BOD pada Debit Maksimum Sungai Ciujung mengalami debit andalan maksimumnya pada bulan Februari sebesar 29.9 m 3 detik. Debit maksimum tersebut dihitung dari debit harian perbulan selama 15 tahun pada probabilitas 80. Debit ini digunakan untuk simulasi DTBP pada debit maksimum. Hasil simulasi pada debit maksimum Gambar 5.26 nampak bahwa nilai BOD yang memenuhi kriteria mutu air sungai kelas II sepanjang 12 km, memenuhi kriteria mutu air kelas III sepanjang 13.75 km dan yang memenuhi kriteria mutu air kelas IV sepanjang 25 km mulai dari hulu sampai Laban, sehingga yang tidak memenuhi kelas IV sepanjang 6.75 km dari Tirtayasa sampai Muara. Berdasarkan hasil simulasi ini, BP dan DTBP dihitung, dan hasilnya tercantum dalam Tabel 5.11. Gambar 5.26 Nilai BOD pada debit maksimum, 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 BP BOD k g h a ri Lokasi BMBP Kls I BMBP Kls II Bp BMBP Kls III BMBP Kls IV Q : 1.9 m 3 dtk 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 BOD m g L Lokasi [BOD] BML I BML II BML III BML IV Q : 29.9 m 3 dtk 83 Gambar 5.27 BP BOD Sungai Ciujung pada debit maksimum Tabel 5.11 DTBP BOD pada debit maksimum Jarak km Lokasi Beban Pencemaran kghari Daya Tampung Beban Pencemaran kghari Kelas I Kels II Kelas III Kelas IV 1.75 Nagara 9,943.35 -4,776.63 -2,193.27 5,556.81 21,056.97 4.25 Cijeruk 2 6,632.78 -1,466.06 1,117.30 8,867.38 24,367.54 6.00 Cijeruk 1 6,387.62 -1,220.90 1,362.46 9,112.54 24,612.70 9.25 Kragilan 2 6,386.07 -1,219.35 1,364.01 9,114.09 24,614.25 11.25 Kragilan 1 6,125.92 -959.20 1,624.16 9,374.24 24,874.40 13.75 Kamaruton 2 5,779.75 -613.03 1,970.33 9,720.41 25,220.57 16.25 Kamaruton 1 19,380.37 - 14,213.65 -11,630.29 -3,880.21 11,619.95 18.25 Ragas masigit 2 19,753.66 - 14,586.94 -12,003.58 -4,253.50 11,246.66 20.00 Ragas masigit 1 20,381.16 - 15,214.44 -12,631.08 -4,881.00 10,619.16 21.75 Karang jetak 21,203.70 - 16,036.98 -13,453.62 -5,703.54 9,796.62 23.25 Pegandikan 22,037.87 - 16,871.15 -14,287.79 -6,537.71 8,962.45 25.00 Laban 24,626.91 - 19,460.19 -16,876.83 -9,126.75 6,373.41 27.25 Tirtayasa 33,584.71 - 28,417.99 -25,834.63 -18,084.55 -2,584.39 29.00 Tengkurak 2 42,271.00 - 37,104.28 -34,520.92 -26,770.84 -11,270.68 30.75 Tengkurak 1 46,580.05 - 41,413.33 -38,829.97 -31,079.89 -15,579.73 31.75 Muara 49,086.42 - 43,919.70 -41,336.34 -33,586.26 -18,086.10 Beban Pencemaran yang diijinkan untuk sungai kghari Kelas I 5,166.72 Kelas II 7,750.08 Kelas III 15,500.16 Kelas IV 31,000.32 10000 20000 30000 40000 50000 60000 BP BOD k g h a ri Lokasi BP Bmbp I Bmbp II Bmbp III Bmbp IV Q : 29.9 m 3 dtk 84 BP BOD Sungai Ciujung pada debit maksimumnya berkisar antara 6,386 kghari – 49,086 kghari, sedangkan BP yang diijinkan untuk sungai kelas I, II, III dan IV berturut-turut adalah 5,167 kghari; 7,750 kghari; 15,500 kghari dan 31,000 kghari. Gambar 5.27, menunjukkan bahwa Sungai Ciujung sepanjang 12 km Cijeruk 2 – Kamaruton 2 dapat memenuhi sungai kelas II dengan DTBP rata- rata di lokasi tersebut 1,488 kghari, memenuhi sungai kelas III sepanjang 13.75 km Nagara-Kamaruton 2 dengan DTBP rata-rata pada lokasi tersebut 8,624 kghari. Sementara jika dibandingkan dengan sungai kelas IV, maka yang dapat memenuhi adalah sepanjang 25 km Nagar – Laban dengan DTBP rata-rata pada lokasi tersebut 16,947 kghari. Sehingga lokasi yang tidak memiliki DTBP adalah Tirtayasa sampai Muara sepanjang 6.75 km. Peningkatan debit berdampak pada peningkatan kualitas Sungai Ciujung. Pada saat debit minimum 1.9 m 3 detik dinaikan menjadi debit maksimum 29.9 m 3 detik, lokasi sungai yang memenuhi sungai kelas II meningkat 182.35 dari 4.25 km menjadi 12 km, yang memenuhi sungai kelas III meningkat 17.02 dari 11.75 km menjadi 13.75 km dan yang memenuhi sungai kelas IV meningkat 81.82 dari 13.75 km menjadi 25 km. Jika dilihat berdasarkan DTBP rata-rata secara keseluruhan pada debit maksimum, Sungai Ciujung tidak memiliki DTBP untuk parameter BOD sebagai sungai kelas I -16,043 kghari, sungai kelas II -13,510 kghari, dan sungai kelas III -9,740 kghari. Namun sungai tersebut masih memiliki DTBP sebagai sungai kelas IV 9,740 kghari.

e. Simulasi DTBP Senyawa AOX

Konsentrasi senyawa AOX yang diperoleh dari hasil analisis sampel air Sungai Ciujung selanjutnya disimulasikan dengan program WASP7.3 pada debit andalan. Hasilnya dibandingkan dengan baku mutu senyawa AOX Negara Jerman yang mensyaratkan untuk sungai kelas 1 adalah 0 mgL, sungai kelas II maksimum 0.025 mgL, sungai kelas III maksimum 0.100 mgL dan untuk sungai kelas IV maksimum 0.200 mgL. 1 Simulasi Kualitas Air Sungai Berdasarkan Parameter Senyawa AOX pada Debit Andalan Alternatif lain untuk meningkatkan kualitas Sungai Ciujung berdasarkan parameter senyawa AOX, yaitu dengan melakukan simulasi dengan cara merubah debit sungai, sedangkan debit limbah dan konsentrasi senyawa AOX dari point source yang masuk ke Sungai Ciujung tetap. Debit yang diinputkan adalah debit andalan Sungai Ciujung harian pada probabilitas 80. 85 Gambar 5.28 Konsentrasi senyawa AOX hasil simulasi pada berbagai debit andalan Hasil simulasi pada Gambar 5.28 memperrlihatkan bahwa semakin besar debit sungai maka konsentrasi senyawa AOX semakin menurun. Konsentrasi rata- rata senyawa AOX di Sungai Ciujung pada debit andalan minimum 1.9 m 3 detik adalah 0.0574 mgL dan pada debit andalan maksimum 29.9 m 3 detik adalah 0.0175 mgL. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan debit di sungai sangat berpengaruh terhadap penurunan konsentrasi senyawa AOX, yang mana penurunan senyawa AOX pada musim hujan mencapai 69.6 dari musim kemarau. 2 Simulasi DTBP Senyawa AOX pada Debit Minimum 1.9 m