Pembagian Segmen Sungai Ciujung Kalibrasi Model Kualitas Air Sungai Ciujung dengan Metoda WASP

78 tersebut, maka hasil kalibrasi yang dibahas dalam kajian ini adalah hasil kalibrasi terhadap parameter BOD, senyawa AOX dan Logam Cr seperti yang disajikan pada Gambar 5.22 Kalibrasi terhadap debit dilakukan terlebih dahulu sebelum kalibrasi parameter lain. Proses kalibrasi ini secara umum dilakukan dengan mengestimasi parameter debit hasil perhitungan model dengan kondisi eksisting pada tempat tempat tertentu. Kalibrasi debit lebih ke arah water balance yang memperhitungkan penambahan danatau pengurangan dengan menambahkan debit incremental atau debit aliran yang masuk secara random dari samping-samping sungai baik air permukaan atau ground water seepage BLK 2004. Hasil kalibrasi debit Gambar 5.22a memperlihatkan hasil yang cukup baik dengan tingkat kehandalan di atas 90 R 2 = 0.9991; p 0.01, artinya model terkalibrasi bermakna tinggi. Pada saat melakukan kalibrasi parameter BOD, hal yang harus diperhatikan adalah koefisien decay BOD, reaerasi, settling BOD dan kebutuhan oksigen dasar sungai, yang mana penghitungan parameter kinetik model dimulai dari hasil besaran laboratorium untuk masing-masing ruas sungainya. Kalibrasi yang dilakukan terhadap parameter BOD Gambar 5.22b menunjukkan hasil yang baik, mencapai tingkat kehandalan lebih dari 90 R 2 = 0.9565; p 0.01 yang artinya model untuk parameter ini terkalibrasi bermakna tinggi. Begitupun kalibrasi yang dilakukan pada parameter untuk senyawa AOX dan logam Cr 10 20 30 40 50 60 70 80 5 10 15 20 25 30 B OD m g L Jarak km b Model Pengukuran Q : 14.55 m 3 dtk R 2 : 0.9565 5 10 15 20 25 10 20 30 40 D eb it m 3 d tk Jarak km a Model Pengukuran R 2 : 0.9991 10 20 30 40 50 60 70 10 20 30 C r m g L Jarak km d Pengukuran Model R 2 : 0.991 Q : 14.55 m 3 dtk 20 40 60 80 100 120 140 5 10 15 20 25 30 A O X m g L Jarak km c Model Pengukuran Q : 14.55 m 3 dtk R 2 : 0.9283 Gambar 5.22 Grafik Kalibrasi a Debit, b BOD, c senyawa AOX dan d logam Cr 79 menunjukkan hasil yang baik, R 2 = 0.9283; p 0.01 untuk AOX dan R 2 = 0.991; p 0.01 Untuk Cr Gambar 5.22c dan 5.22d. Hasil kalibrasi secara keseluruhan terhadap debit, parameter BOD, AOX dan Cr menunjukkan bahwa terdapat kesesuain trend yang cukup baik antara data hasil perhitungan model dan hasil pengukuran di lapangan dari hulu ke hilir, sehingga model dapat digunakan untuk melakukan pengembangan berbagai skenario simulasi selanjutnya.

d. Simulasi Daya Tampung Beban Pencemaran BOD

Salah satu aplikasi model kualitas air adalah untuk menghitung daya tampung beban pencemaran DTBP. Model kualitas air Streeter – Phelps hanya dapat digunakan untuk meramal pengaruh sumber polusi yang berasal dari sumber polusi tunggal. Namun pada kenyataannya dilapangan terdapat banyak sumber polusi yang bersifat terpusat maupun tersebar di sungai, sehingga metode Streeter – Phelps sulit diaplikasikan. Diperlukan suatu model kualitas air yang komprehensif untuk dapat mendekati besarnya daya tampung beban pencemaran pada suatu sungai. Model kualitas air WASP dipilih untuk menghitung besarnya DTBP karena lebih fleksibel dan data yang tersedia pada aspek hidrologi dan hidrolika DAS Ciujung . 1 Simulasi Kualitas Air Sungai Berdasarkan Parameter BOD pada berbagai Debit Konsentrasi BOD eksisting disimulasikan pada berbagai debit andalan dan dibandingkan dengan kriteria mutu air sungai kelas I sampai IV seperti yang ditetapkan PP nomor 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air Gambar 5.23. Gambar 5.23 Nilai BOD hasil simulasi pada berbagai debit andalan Hasil simulasi pada Gambar 5.23 memperlihatkan bahwa semakin besar debit sungai, maka nilai BOD semakin menurun. Nilai rata-rata BOD di Sungai Ciujung pada debit andalan minimum 1.9 m 3 detik adalah 24.14 10 20 30 40 50 60 70 80 90 BO D m g L Lokasi Agst, Q 1.9 m3det Sep, Q 2.0 m3det Juli, Q 2.4 m3det Juni, Q 4 m3det Des, Q 8.5 m3det Okt, Q 11.2 m3det Apr Mei, Q 12.2 m3det Nov, Q 18.9 m3det Mar, Q 26.4 m3det Jan, Q 29.4 m3det Feb, Q 29.9 m3det BML I BML II BML III BML IV 80 mgL dan pada debit andalan maksimum 29.9 m 3 detik adalah 8.23 mgL. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan debit di sungai sangat berpengaruh terhadap penurunan nilai BOD, yang mana penurunan nilai BOD pada musim hujan mencapai 193.2 dari musim kemarau. 2 Simulasi DTBP BOD pada Debit Minimum Sungai Ciujung mengalami debit andalan minimum pada bulan Agustus sebesar 1.9 m 3 detik. Debit andalan tersebut dihitung dari debit harian perbulan selama 15 tahun pada probabilitas 80. Debit ini selanjutnya disebut sebagai debit minimum dan digunakan dalam simulasi untuk mendapatkan nilai BOD sepanjang Sungai Ciujung pada kondisi debit minimum Gambar 5.24. Hasil simulasi pada debit minimum nampak bahwa nilai BOD yang memenuhi kriteria mutu air sungai kelas II adalah sepanjang 4.25 km di bagian hulu Cijeruk 1 dan Cijeruk 2. Nilai BOD dari hasil simulasi ini selanjutnya digunakan untuk menetapkan beban pencemaran dan daya tampung beban pencemaran, hasilnya tercantum dalam Tabel 5.10. Gambar 5.24 Nilai BOD pada debit minimum, BML : baku mutu lingkungan BP BOD Sungai Ciujung pada debit minimumnya berkisar antara 220 kghari – 13,184 kghari, sedangkan BP yang diijinkan untuk sungai kelas I, II, III dan IV berturut-turut adalah 328 kghari, 492 kghari, 949 kghari dan 1,970 kghari. Jika dibandingkan dengan BP yang diijinkan untuk sungai kelas I dan II, lokasi Sungai Ciujung yang memiliki DTBP adalah sepanjang 4.25 km Cijeruk 2 dan Cijeruk 1 dengan DTBP rata-rata di lokasi tersebut 80 kghari untuk sungai kelas I dan 244 kghari untuk sungai kelas II. Lokasi yang memenuhi kelas III terdapat di lokasi Nagara sampai Kamaruton 2 kecuali kragilan 1 sepanjang 11.75 km dengan DTBP rata-rata pada lokasi tersebut 2,376 kghari. Sementara jika dibandingkan dengan BP sungai kelas IV, lokasi yang memiliki DTBP sepanjang 10 20 30 40 50 60 70 80 90 BOD m g L Lokasi [BOD] BML I BML II BML III BML IV Q : 1.9 m 3 dtk