IV KEADAAN UMUM LOKASI
4.1 Letak
Wilayah BKPH Parungpanjang termasuk Sub Kesatuan Pemangkuan Hutan SKPH Bogor Barat, pada Kesatuan Pemangkuan Hutan KPH Bogor, Perum
Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. Kawasan hutan BKPH Parungpanjang terletak pada koordinat 106
o
26’−106
o
35’ BT dan 06
o
21’−06
o
27’ LS Gambar 2 dengan batas:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan BKPH Tangerang 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah BKPH Jasinga
3. Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah BKPH Leuwiliang 4. Sebelah Barat berbatasan dengan KPH Banten
Areal hutan BKPH Parungpanjang meliputi wilayah pemerintahan : 1 Kecamatan Parungpanjang meliputi Desa Jagabaya, Pingku, Corowong,
Dago, Cikuda, dan Gintung Cilejet 2 Kecamatan Tenjo meliputi Desa Bojong, Singabraja, Cilaku, Babakan, Batok,
Ciomas, dan Tapos 3 Kecamatan Jasinga meliputi Desa Barengkok dan Pangaur
Gambar 2 BKPH Parungpanjang.
Peta BKPH Parungpanjang
4.2 Luas
BKPH Parungpanjang yang terdiri dari 3 RPH yaitu RPH Tenjo, RPH Maribaya dan RPH Jagabaya Tabel 3.
Tabel 3 Luas areal hutan BKPH Parungpanjang
RPH Kelompok hutan
Luas ha
Tenjo Maribaya
Jagabaya Cikadu I,II
Yanlapa Parungpanjang I,II
1.536,15 2.127,39
1.733,70
Jumlah 5.397,24
Sumber: RPKH KP Acacia mangium Jangka 1 Januari 2006 −31 Desember 2010
4.3 Keadaan Lapangan
Kawasan BKPH Parungpanjang memiliki topografi lapangan yang relatif datar sampai dengan landai. Kemiringan di lapangan bervariasi mulai dari
kemiringan datar 0-8 dengan beberapa lokasi seperti pada batas hutan dan daerah dekat sungai memiliki kemiringan agak curam 15-25. Ketinggian
tempat dan curah hujan untuk setiap RPHKelompok Hutan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Tinggi tempat dan kisaran curah hujan pada RPHKelompok Hutan di BKPH Parungpanjang
RPH Kelompok hutan
Tinggi tempat
mdpl
Kisaran curah hujan mm tahun
-1
Tenjo Maribaya
Jagabaya Cikadu I,II
Yanlapa Parungpanjang I,II
– 75 – 323
– 75 3000
3000 3000
Sumber: RPKH KP Acacia mangium Jangka 1 Januari 2006
–31 Desember 2010
Jenis tanah pada wilayah BKPH Parungpanajng yang dominan adalah podsolik merah sampai kekuningan. Keadaan iklim sesuai dengan Tabel 4 dengan
curah hujan rata-rata 3.000 mm tahun
-1
termasuk dalam tipe iklim A menurut Schmidt dan Ferguson 1951 dengan suhu harian tertinggi 25,50
o
C dan suhu terendah 18
o
C. Areal hutan di BKPH Parungpanjang yang berbatasan dengan
perkampungan penduduk menimbulkan interaksi sosial antara BKPH Parungpanjang dengan penduduk sekitar hutan. Dalam hal ini masyarakat juga
ikut serta dalam kegiatan penggarapan lahan di kawasan hutan. Lahan-lahan di kawasan hutan oleh masyarakat ditanami dengan tanaman pangan seperti
singkong, ubi, dan padi kering huma. Selain itu, masyarakat juga menjadikan
kawasan hutan sebagai tempat penggembalaan ternak kerbau. Dengan adanya kondisi seperti ini praktik pencurian kayu perlu diwaspadai. Pada tegakan yang
dijadikan objek penelitian, bonita 1 terdapat pada KU 1 dan 2; bonita 2 terdapat pada KU 3, 4, dan 6; bonita 3 terdapat pada KU 5 dan 7; bonita 4 terdapat pada
KU 8.
4. 4 Sarana dan Prasarana Hutan
Sarana dan prasaran sangat diperlukan untuk menunjang kegiatan pengembangan dan pemanfaatan potensi hutan. Bangunan-bangunan yang
terdapat di BKPH Parungpanjang meliputi kantor dan rumah-rumah Tabel 5. Tabel 5 Bangunan yang terdapat di BKPH Parungpanjang
Jenis bangunan Tempat kedudukan Jumlah
Kantor Asper Rumah Dinas Asper
Rumah Dinas KRPH Tenjo Kantor TPN Tenjo
Rumah Dinas KRPH Maribaya Kantor TPN Jagabaya
Rumah Dinas KRPH Jagabaya Parungpanjang
Parungpanjang Tenjo
Tenjo Jagabaya
Jagabaya Banar
1 1
1 1
1 1
1
Sumber: RPKH KP Acacia mangium Jangka 1 Januari 2006
–31 Desember 2010
Selain bangunan, BKPH Parungpanjang juga dilengkapi dengan alur, jalan pemeriksaan dan jalan ronda yang berfungsi sebagai sarana angkutan hasil hutan
dan pemisah petak. Alur yang menghubungkan setiap resort sepanjang 572,63 hm yang meliputi :
1. RPH Tenjo sepanjang 200,05 hm 2. RPH Maribaya sepanjang 236,14 hm
3. RPH Jagabaya sepanjang 136,44 hm Ada sebagian kawasan hutan BKPH Parungpanjang yang tidak dilewati alur
terutama di wilayah RPH Jagabaya.
V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Biomassa pohon