dalam proyek-proyek penurunan emisi di negara-negara berkembang untuk mendapatkan sertifikat penurunan emisi CER sehingga dapat dipergunakan
untuk memenuhi komitmen penurunan emisi dan membantu negara-negara berkembang yang menjadi tuan rumah bagi proyek-proyek CDM untuk mencapai
pembangunan yang berkelanjutan. Berdasarkan isu yang telah berkembang saat ini, Indonesia sebagai negara
yang mempunyai luas hutan sebesar 88.495 juta ha Hastoro dan Yani 2007 harus dapat memanfaatkan potensinya semaksimal mungkin. Dalam memanfaatkan
potensi hutan yang melimpah, penelitian untuk mengetahui jumlah karbon dalam hutan tanaman perlu dilakukan khususnya jenis akasia Acacia mangium melalui
pengukuran potensi serapan karbon.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi serapan karbon tanaman akasia pada berbagai kelas umur di BKPH Parungpanjang KPH Bogor.
1.3 Manfaat Penelitian
Memberikan informasi mengenai kontribusi tanaman akasia terhadap potensi serapan karbon di BKPH Parungpanjang KPH Bogor.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Acacia mangium
Jenis akasia merupakan tumbuhan asli Queensland bagian utara Australia, Papua New Guinea, Irian Jaya, dan Pulau Moluccas di Indonesia. akasia adalah
tumbuhan cepat tumbuh dengan ukuran sedang dan termasuk pohon evergreen. Ketinggian tumbuhnya dapat mencapai 30 m dengan diameter sekitar 60 cm.
akasia dapat tumbu h dengan baik pada curah hujan berkisar antara 1.500−3.000
mm dengan ketinggian antara 10−50 mdpl Francis 2003. Selain itu spesies ini dapat tumbuh pada suhu rata-rata maksimum 31
o
−34
o
C pada musim panas dan suhu rata-rata minimum 12
o
−25
o
C pada musim dingin. Spesies ini dapat tumbuh pada berbagai macam jenis tanah dengan pH antara 4,2−7,5 Mangium Industries
2009. Akasia merupakan pohon yang banyak ditanam dalam kegiatan rehabilitasi
lahan. Karakteristiknya yang cepat tumbuh dan tajuknya yang lebat menjadikan pohon ini efektif dan dapat mengurangi resiko kebakaran. Kemampuannya untuk
tumbuh dengan baik di tanah yang kurang subur khususnya pada tanah dengan kandungan fosfor yang rendah menjadikan spesies ini spesies favorit dalam
kegiatan rehabilitasi lahan yang telah tererosi. Kayu dari akasia dapat digunakan sebagai papan partikel, plywood, veener, pulp, kayu bakar, dan arang. Pembuahan
pada Acacia mangium terjadi pada bulan Mei di Australia, sedangkan di Indonesia terjadi pada bulan Juli, di Papua New Guinea terjadi pada bulan September, dan di
Amerika Tengah terjadi pada bulan Februari sampai April Francis 2003.
2.2 Biomassa
Biomassa adalah jumlah total bahan organik hidup di atas permukaan tanah pada pohon yang dinyatakan dalam berat kering oven per unit luas Brown 1997.
Jumlah karbon yang disimpan di dalam pohon atau hutan dapat dihitung jika diketahui jumlah biomassa atau jaringan hidup tumbuhan di hutan tersebut dan
memberlakukan suatu faktor konversi Rusolono 2006. Pengertian biomassa ditinjau dari asal kata bio dan massa, sehingga
biomassa tanaman adalah massa dari bagian hidup tanaman. Bio mengandung pengertian bagian dari makhluk hidup. Massa mengandung pengertian yang sama
dengan yang terdapat dalam fisika yaitu parameter kepadatan dari suatu benda atau zat yang memberikan unsur percepatannya bila suatu gaya diberikan. Dengan
demikian biomassa tanaman adalah bahan hidup yang dihasilkan tanaman yang bebas dari pengaruh gravitasi, sehingga nilainya tidak sama dengan berat yang
tergantung kepada tempat penimbangan dan berhubungan dengan gaya gravitasi Handoko 2007.
Biomassa adalah berat bahan organik persatuan unit luas pada waktu tertentu yang dinyatakan dengan istilah berat kering dry weight atau biomassa
dapat berupa berat bahan organik suatu organisme tertentu persatuan unit luas. Biomassa
pohon merupakan
ukuran yang
sering digunakan
untuk menggambarkan dan mempelajari pertumbuhan tanaman. Hal ini didasarkan pada
kenyataan bahwa pendugaan biomassa relatif lebih rendah dan merupakan akumulasi dari total proses metabolisme yang dialami oleh tanaman sehingga hal
ini merupakan indikator pertumbuhan yang cukup representatif apabila dikaitkan dengan tampilan keseluruhan pertumbuhan tanaman.
Biomassa dapat diukur secara akurat melalui penebangan, pengeringan, dan penimbangan. Akan tetapi cara tersebut tidak efisien dan membutuhkan biaya
yang cukup besar. Menurut Ewusie 1980, diacu dalam Jayasekara 1990, pengukuran biomassa dapat dilakukan melalui pengukuran diameter setinggi dada
DBH dan tinggi pohon serta pengukuran volume kayu yang dikonversi menjadi berat kering. Kandungan biomassa di atas permukaan tanah dari berbagai spesies
pohon dapat diukur menggunakan persamaan allometrik. Whittaker et al.1974;
Pastor et al.1984; David et al.1987, diacu dalam Jayasekara 1990.
2.3 Karbon