Karbon Potensi serapan karbon pada tegakan akasia

dengan yang terdapat dalam fisika yaitu parameter kepadatan dari suatu benda atau zat yang memberikan unsur percepatannya bila suatu gaya diberikan. Dengan demikian biomassa tanaman adalah bahan hidup yang dihasilkan tanaman yang bebas dari pengaruh gravitasi, sehingga nilainya tidak sama dengan berat yang tergantung kepada tempat penimbangan dan berhubungan dengan gaya gravitasi Handoko 2007. Biomassa adalah berat bahan organik persatuan unit luas pada waktu tertentu yang dinyatakan dengan istilah berat kering dry weight atau biomassa dapat berupa berat bahan organik suatu organisme tertentu persatuan unit luas. Biomassa pohon merupakan ukuran yang sering digunakan untuk menggambarkan dan mempelajari pertumbuhan tanaman. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa pendugaan biomassa relatif lebih rendah dan merupakan akumulasi dari total proses metabolisme yang dialami oleh tanaman sehingga hal ini merupakan indikator pertumbuhan yang cukup representatif apabila dikaitkan dengan tampilan keseluruhan pertumbuhan tanaman. Biomassa dapat diukur secara akurat melalui penebangan, pengeringan, dan penimbangan. Akan tetapi cara tersebut tidak efisien dan membutuhkan biaya yang cukup besar. Menurut Ewusie 1980, diacu dalam Jayasekara 1990, pengukuran biomassa dapat dilakukan melalui pengukuran diameter setinggi dada DBH dan tinggi pohon serta pengukuran volume kayu yang dikonversi menjadi berat kering. Kandungan biomassa di atas permukaan tanah dari berbagai spesies pohon dapat diukur menggunakan persamaan allometrik. Whittaker et al.1974; Pastor et al.1984; David et al.1987, diacu dalam Jayasekara 1990.

2.3 Karbon

Rata-rata global konsentrasi CO 2 di atmosfer meningkat terus-menerus dengan potensi yang sangat besar. Akan tetapi dampak dari peningkatan tersebut belum diketahui secara pasti. Selain efek global dari peningkatan CO 2 di udara, sebagian besar general circulation models GCM dari pola iklim global juga memprediksi adanya perubahan suhu pada daerah tropis. Sebagian besar penilaian yang terjadi, daerah tropis diindikasi sebagai sumber CO 2 di atmosfer merupakan dampak dari pembukaan wilayah hutan dan konversi hutan menjadi penggunaan lahan lainnya dengan daya serap karbon yang sangat rendah untuk setiap hektarnya Houghton 1991, diacu dalam Nambiar et al. 1997. Beberapa laporan terakhir memberikan informasi bahwa perbedaan suhu siang dan malam dapat mengubah keseimbangan karbon pada pohon tanpa mempengaruhi suhu harian. Nambiar et al. 1997. Gas CO 2 sebagai salah satu penyusun gas rumah kaca GRK terbesar di udara diserap pohon untuk fotosintesis dan ditimbun sebagai karbon organik C- organik dalam tubuh tanaman biomassa. Jumlah C yang tersimpan dalam tubuh tanaman hidup biomassa pada suatu lahan menggambarkan banyaknya CO 2 di atmosfer yang diserap oleh tanaman C-sequestration. Siklus karbon secara global ini merupakan salah satu proses biogeokimia di dalam planet yang membantu pengaturan kadar CO 2 karbon dioksida di atmosfir. Siklus biogeokimia adalah siklus senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus tersebut juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia. Diperkirakan sekitar 830 milyar ton karbon tersimpan dalam hutan di seluruh dunia. Jumlah ini merupakan sebagian besar dari kandungan karbon dalam atmosfir yang terikat dalam CO 2 . Secara kasar sekitar 40 atau 330 milyar ton karbon tersimpan dalam bagian pohon dan bagian tumbuhan hutan lainnya di atas permukaan tanah, sedangkan sisanya yaitu sekitar 60 atau 500 milyar ton tersimpan dalam tanah hutan dan akar-akar tumbuhan di dalam hutan Suhendang 2002.

2.4 Pendugaan Biomassa