32 kutub yang berbeda. Karena itu sering disebut bipolar adjective, dimana kedua
kata sifat itu saling berlawanan. Dua kata sifat yang saling berlawanan itu misalnya: teratur
– kacau tadi diberi nilai skor misalnya -3 sampai dengan 3. Responden diminta untuk memberi penilaian berdasarkan kesan yang timbul
atas suatu obyek, yang diisikan pada lembar kuisioner yang telah disediakan. Beberapa kata sifat atau konsep sehingga berupa frasa yang saling bertentangan
ditampilkan untuk dinilai responden. Untuk menjaga objektivitasnya, kata-kata sifat yang ditampilkan dengan konotasi negatif tidak ditempatkan pada sisi yang
sama. Misalnya Pengolahan data pada uji SD adalah memberi bobot nilai pada tiap variabel
kata sifat atau frasa dari obyek yang ditampilkan. Selanjutnya dihitung nilai rataan yang diberikan responden untuk setiap kriteria.
III. METODE 3.1
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di jalur wisata Puncak, terletak di Kabupaten Bogor. Jalur yang diamati adalah jalur pemasangan reklame yang berdasarkan
data dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Bogor merupakan jalur yang paling diminati dalam pemasangan reklame, yaitu jalur wisata Puncak.
Tetapi dalam penelitian ini dibatasi pada area perkebunan teh yang merupakan salah satu daya tarik wisata di kawasan Puncak ini, yaitu jalur yang berada pada
km. Jkt. +83 sampai dengan km. Jkt. + 93. Penggal jalan ini dipilih karena memiliki kekhasan karakter lanskap yang berbeda, yaitu dengan adanya
perkebunan teh yang luas dengan pemandangan yang indah. Dengan adanya pemandangan berupa kebun teh diseling dengan hutan yang terdiri dari hutan
campur maupun hutan pinus di beberapa lokasi, maka keberadaan reklame di lokasi ini menarik untuk diamati. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari
2010 sampai dengan bulan Juli 2010. Lokasi penelitian diperlihatkan Gambar 12.
Gambar 12. Lokasi Penelitian
Peta Kabupaten Bogor
Jalur sekitar perkebunan teh, kawasan wisata Puncak, Cisarua Kecamatan Cisarua
34 3.2
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survei untuk pengumpulan data karakter tapak dan pengambilan foto lanskap yang ada reklamenya. Pengolahan
data foto dengan menggunakan metode Scenic Beauty Estimation SBE, yang dikemukakan oleh Daniel dan Boster 1976. Penggunaan metode SBE ini untuk
menilai kualitas estetik lanskapnya. Sebanyak 20 setting lanskap ditayangkan dihadapan responden mahasiswa Arsitektur lanskap Institut Pertanian Bogor
untuk dinilai keindahan lanskapnya. Penilaian karakter lanskap dilakukan dengan melakukan analisis persepsi
responden terhadap lanskap dengan adanya reklame berdasarkan tanggapannya atas kondisi lanskap yang ditayangkan dengan menggunakan metode Semantic
Differential SD yang dikembangkan oleh Osgood, Suci dan Tannenbaum tahun 1957 Rosmalia dan Gunawan, 2007. Pada dasarnya, responden diminta memberi
penilaian terhadap kondisi lanskap berdasarkan kata sifat yang saling bertentangan bipolar adjective sesuai tanggapan persepsional mereka. Kata sifat ini dapat pula
dikemukakan sebagai frasa kelompok kata dengan maksud menggambarkan sifat atau kondisi lanskap yang dinilai.
3.2.1 Langkah dan Proses Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan kerangka alur proses sebagai berikut, sebagaimana disajikan pada Gambar 13. Penelitian ini berangkat dari kondisi
eksisting media reklame yang ada dengan melakukan inventarisasi, untuk kemudian diidentifikasi struktur fisiknya.
Selain itu, aspek lain di sekitar jalur juga diidentifikasi melalui pengamatan langsung maupun dari kepustakaan yang ada. Dalam penggalian informasi ini,
data sekunder berupa peta, dan lain-lain dikumpulkan. Selain itu data juga diperoleh dengan mengadakan survei dan pendataan lapangan yang dilengkapi
gambar berupa foto. Kondisi lanskap pada lokasi penelitian, terutama pada lanskap yang ada reklamenya diinventarisasi untuk mengidentifikasi karakter
lanskap yang ada. Identifikasi ini dinyatakan secara deskriptif kualitatif untuk menggambarkan kondisi yang ada.