Karakteristik Sensor Aqua-MODIS Karakteristik Sensor Jason-2

14 hal yang sebaliknya. Perubahan garis termoklin pada saat terjadinya upwelling dan downwelling disebabkan karena adanya pompa Ekman sebagai respon dari wind stress di permukaan Brown et al., 1989.

2.3 Karakteristik Sensor Aqua-MODIS

Sensor Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer MODIS adalah instrumen kunci yang dimiliki satelit Terra EOS AM dan Aqua EOS PM. Orbit satelit Terra mengelilingi bumi dari utara ke selatan melintasi khatulistiwa pada saat pagi sementara itu satelit Aqua melintasi khatulistiwa dari arah selatan ke utara pada saat sore hari. Satelit Terra-MODIS dan Aqua-MODIS mencitra permukaan bumi setiap satu hingga dua hari. Sensor MODIS menyediakan resolusi radiometrik dengan sensitivitas tinggi 12 bit dalam 36 kanal spektral Lampiran 2 dengan kisaran panjang gelombang 0,4–14,4 µm Maccherone, 2007. Spesifikasi teknis dari satelit Aqua-MODIS ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Spesifikasi teknis dari satelit Aqua-MODIS Orbit 705 km, melintasi khatulistiwa pada pukul 1:30 p.m waktu setempat. ascending node, sun-synchronous, near- polar , sirkular Dimensi Sapuan 2330 km lintasan silang dengan 10 km di titik nadir Ukuran 1,0 x 1,6 x 1,0 m Berat 228,7 kg Daya 162,5 W rata-rata orbit tunggal Kuantisasi 12 bit Resolusi Spasial 250 m band 1-2 500 m band 3-7 1000 m band 8-36 Umur Desain 6 tahun Sumber: Maccherone, 2007 Sensor MODIS pertama kali diluncurkan pada tanggal 18 Desember 1999 yang dibawa oleh satelit Terra dengan spesifikasi teknis untuk mengamati daratan. 15 Pada tanggal 4 Mei 2002 diluncurkan satelit Aqua yang membawa sensor MODIS dengan spesifikasi teknis untuk daerah perairan. Satelit Aqua-MODIS dapat digunakan untuk menduga ocean color seperti konsentrasi klorofil-a dan juga mampu mengestimasi SPL di perairan Maccherone, 2007.

2.4 Karakteristik Sensor Jason-2

Satelit Jason-2 atau dikenal juga sebagai Ocean Surface Topography Mission OSTM adalah misi satelit internasional yang akan melanjutkan misi perekaman data TPL yang telah dimulai dari tahun 1992 oleh satelit sebelumnya. Sensor altimeter yang dibawa oleh satelit Jason-2 adalah Poseidon-3 yang memancarkan pulsa gelombang mikro pada frekuensi 13,6 GHz dan 5,3 GHz. Pulsa ini kemudian dipancarkan oleh transmiter dan akan dipantulkan kembali oleh permukaan laut. Waktu yang diperlukan pulsa untuk kembali ke satelit kemudian dikalikan dengan kecepatan cahaya untuk mendapatkan jarak dari satelit ke permukaan laut. Setelah itu dilakukan koreksi untuk mengurangi galat akibat adanya pengaruh atmosfer atau pun dari instrumen itu sendiri, akurasi pengukuran TPL yang didapatkan dari sensor altimeter ini adalah kurang dari 3 cm. Satelit Jason-2 merupakan hasil kerja sama antara NASA dengan CNES yang diluncurkan pada tanggal 20 Juni 2008 menggunakan roket Delta II 7320 NASA, 2008. Spesifikasi teknis dari satelit Jason-2 disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Spesifikasi teknis dari satelit Jason-2 Orbit 1,336 km, non-sun-synchronous dengan kemiringan 66 derajat dari khatulistiwa, sirkular Resolusi Spasial 11,2 km panjang x 5,1 km lebar Resolusi Temporal 10 hari Umur Desain 3 Tahun Sumber: NASA, 2008 16 3. METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan data in situ dari dua research cruise, yakni Indomix dan Sail Banda. Data in situ Indomix Cruise didapat dari program kerjasama internasional di bidang survei kelautan antara Negara Perancis dengan Negara Indonesia yang melibatkan para peneliti dari kedua belah pihak. Data in situ ini didapatkan melalui Dr. Ir. Agus Saleh Atmadipoera, DESS selaku koordinator peneliti dari pihak Indonesia. Data in situ Sail Banda Cruise didapatkan langsung dengan mengikuti kegiatan survei lapang bersama dengan pihak Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi BPPT. Indomix Cruise dilakukan dari tanggal 8–19 Juli 2010 dengan titik pengambilan awal dari perairan Pelabuhan Sorong, Papua Barat dan diakhiri di bagian selatan Pulau Lombok dengan koordinat 0 o 52’41.90” LS dan 131 o 14’45.96” BT hingga 9 o 8’0.17” LS dan 117 13’6.96” BT. Perekaman data dilakukan secara kontinu setiap satu menit selama 12 hari menggunakan alat CTD Conductivity Temperature Depth yang telah diatur untuk terus merekam data oseanografi di lapisan permukaan, seperti SPL dan salinitas selama kapal berjalan flowthrough. Pengambilan data pada Sail Banda Cruise dilakukan di 52 titik stasiun pengamatan yang tersebar di sepanjang perairan utara Jawa hingga Laut Seram dengan koordinat 5 o 51’19.65” LS dan 109 o 4’29.99” BT hingga 2 o 50’45.17” LS dan 126 o 45’27.93” BT. Pengambilan data pada Sail Banda Cruise dilakukan selama 2 minggu dan dibagi ke dalam dua tahap, yaitu tahap I dari perairan utara Jawa tengah hingga Laut Banda 25–31 Juli 2010 dan tahap II dari Laut Seram hingga perairan utara