19 Banda Cruise
tidak menjadi masalah karena yang akan diamati adalah trennya bukan pada nilai absolutnya.
5. Data in situ klorofil-a dan TSS periode 25 Juli–10 Agustus 2010 didapatkan dari hasil survei lapang Sail Banda Cruise. Pengambilan sampel air dan
penyaringan dilakukan pada saat cruise berlangsung, sedangkan pengukurannya dilakukan di Laboratorium Proling Departemen Manajemen
Sumberdaya Perairan IPB. Pengukuran klorofil-a menggunakan prinsip metode spektrofotometri. Menurut Riyono 2006 prinsip metode untuk
pengukuran klorofil-a secara spektrofotometri didasarkan pada penyerapan maksimum oleh ekstrak klorofil dalam aceton di daerah spektrum merah
panjang gelombang 630-665 nm. Penyerapan maksimum untuk klorofil-a, -b dan -c terjadi pada tiga panjang gelombang, yaitu 665, 645, dan 630 nm
trichromatic.
3.3 Metode Pengolahan Data
Data TPL yang diunduh dari situs http:argo.colorado.edu sudah dalam bentuk gambar dengan format gif sehingga tidak perlu untuk diolah lagi.
Pengolahan data SPL dan klorofil-a dari citra Aqua-MODIS dilakukan dengan cara mendownload data tersebut dalam format Hierachical Data Format HDF
berupa citra level 3 yang sudah dikoreksi secara geometrik dan radiometrik. Kemudian mengolahnya menggunakan software SeaDAS 5.2 under LINUX
dengan menggunakan penyaringan data quality control untuk menghilangkan data ekstrim tinggi dan data ekstrim rendah yang diduga bukan merupakan nilai
dari parameter yang dicari. Quality control yang digunakan, yakni untuk SPL 25 SPL 32 °C dan klorofil-a 0 klorofil-a 10 mgm
3
. Hasil dari pengolahan
20
Data TPL
Data Klorofil-a
Data SPL Data satelit
ECMWF
Aqua- MODIS
Jason-2 Data
Angin
Transpor Ekman
x
,
y
=
a
C
d
|W
10
| u
10
, v
10
C
d
= 0.0012; 0 W
10
11ms C
d
= 0.00049 + 0.000065; 11ms W
10
Large dan Pond 1981 dalam Nababan 2009
Data in situ SPL, salinitas, TSS, dan
klorofil-a Prediksi daerah
upwelling data ini berupa profil dua dimensi sebaran spasial SPL dan konsentrasi klorofil-a
dalam format tif dan data ASCII yang kemudian diolah dengan Ms. Excel 2007 untuk melihat kisaran dan nilai rata-rata dari SPL dan konsentrasi klorofil-a.
Diagram alir metode pengolahan data disajikan pada Gambar 5.
Gambar 5. Diagram alir pengolahan data Data angin diperoleh dari situs http:data-portal.ecmwf.int dalam format
nc. Informasi yang terdapat pada data tersebut adalah mengenai latitude,
21 longitude
, station, v-component of pseudostress at 10 meters [m
2
s
2
], u-component of pseudostress at 10 meters
[m2s2], wind speed at 10 meters [ms] dan v-wind at at 10 meters
[ms], u-wind at 10 meters [ms]. Untuk memperoleh gambar arah dan kecepatan angin, informasi yang dibutuhkan adalah latitude, longitude, u-
wind at 10 meters [ms], v-wind at 10 meters [ms]. Data ini kemudian dibuka
dalam software ODV 3.0.1 untuk diubah ke dalam bentuk txt. Data yang sudah dalam format txt kemudian diolah menggunakan software Ms. Excel 2007,
setelah itu data tersebut diolah menggunakan software Surfer 8.0 untuk menampilkan pola pergerakan anginnya.
Transpor Ekman dihitung dengan menggunakan data wind stress yang diformulasikan oleh Large dan Pond 1981 dalam Nababan 2009,
pada persamaan 3.
x
,
y
=
a
C
d
|W
10
| u
10
, v
10
………………………………..…3 dimana C
d
= 0.0012; 0 W
10
11ms C
d
= 0.00049 + 0.000065; W
10
11ms
x
,
y
adalah komponen wind stress untuk masing-masing sumbu x dan y, u
10
dan v
10
adalah kecepatan angin pada sumbu x dan y yang diturunkan dari kecepatan angin permukaan pada ketinggian 10 m di atas permukaan laut W
10
,
a
adalah massa jenis air laut 1.22 grcm
3
, dan C
d
adalah “drag coefficient” yang tergantung pada kecepatan angin. Transpor Ekman dihitung dari data wind stress
dengan pembelokan arah 90˚ ke arah kanan pada Belahan Bumi Utara BBU dan 90˚ ke kiri pada Belahan Bumi Selatan BBS. Pola transpor Ekman yang
dihasilkan kemudian digunakan untuk melihat pola sebaran konsentrasi klorofil-a
22 mengingat fitoplankton bersifat melayang di permukaan perairan dan sangat
mudah terbawa oleh arus laut. Data in situ SPL dan salinitas diolah menggunakan software Ms. Excel
2007 untuk menampilkan grafik hubungan SPL dan salinitas. Grafik tersebut digunakan untuk menduga daerah upwelling. Kemudian hasil dari grafik tersebut
dibandingkan dengan data SPL dan klorofil-a dari citra Aqua-MODIS serta data TPL dari citra Jason-2 untuk mendapatkan hasil dugaan upwelling yang lebih
akurat. Pada daerah upwelling tersebut juga dibandingkan kandungan konsentrasi klorofil-a dan TSS dari data in situ untuk melihat sebarannya pada daerah dugaan
upwelling .
23
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pola Sebaran Suhu Permukaan Laut dan Salinitas pada Indomix Cruise