PENDAHULUAN Optimasi Pupuk Nitrogen, Fosfor, dan Kalium pada Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Belum Menghasilkan Umur Dua Tahun

1

1. PENDAHULUAN

Latar Belakang Permintaan pasar terhadap minyak kelapa sawit semakin tinggi. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya konsumsi terhadap minyak sawit di Indonesia setiap tahun Pusdatin 2014. Situasi tersebut menjadi tantangan baik untuk perkebunan besar maupun perkebunan rakyat guna meningkatkan produktivitas dan memaksimalkan potensi perkebunannya. Terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara produktivitas kelapa sawit perkebunan besar dengan perkebunan rakyat. Perkebunan rakyat produksinya relatif lebih rendah. Hal ini karena manajemen pupuk yang kurang efektif Webb et al. 2011. Hasil kelapa sawit yang optimal dan berkelanjutan hanya dapat dicapai dengan menerapkan teknologi manajemen pupuk yang baik Goh dan Hardter 2003. Pupuk anorganik adalah satu jenis pupuk yang dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan kesuburan tanah. Pupuk anorganik banyak digunakan karena memiliki keunggulan jumlah unsur hara yang lebih banyak dan kemudahan dalam pengangkutannya di lapangan. Pupuk anorganik juga memiliki keunggulan lebih cepat tersedia bagi tanaman dibandingkan dengan pupuk organik. Namun kelebihan dosis pupuk anorganik dapat mengakibatkan kerugian akibat biaya produksi yang meningkat dan mengakibatkan pencemaran lingkungan Tarmizi dan Tayeb 2006. Penggunaan pupuk kimia yang berjalan lama, dilakukan secara intensif, dan cenderung dalam jumlah yang berlebihan akan mencemari tanah dan air, menurunkan tingkat kesuburan tanah, dan mengakibatkan ketergantungan petani secara ekonomi dan sosial Udiyani dan Setiawan 2003. Kekurangan pupuk mengakibatkan produksi menurun sehingga mengakibatkan kerugian bagi petani. Penentuan dosis pupuk secara tepat dapat dilakukan dengan melakukan penelitian dan analisis hara terhadap jaringan tanaman maupun pemantauan terhadap morfologi tanaman Webb et al. 2011. Analisis daun dan tanah akan membantu dalam mengetahui keseimbangan hara serta dalam mengidentifikasi kekurangan atau kelebihan dosis pupuk yang diberikan Tarmizi dan Tayeb 2006. Tanaman kelapa sawit belum menghasilkan umur dua tahun TBM II masih memerlukan pemupukan yang intensif guna memaksimalkan pertumbuhan vegetatif tanaman. Pupuk anorganik yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis pupuk tunggal nitrogen, fosfor, dan kalium. Ketiga unsur tersebut merupakan unsur makro yang sangat dibutuhkan tanaman. Sebagian besar senyawa kimia tumbuhan mengandung nitrogen. Nitrogen sangat berperan dalam pertumbuhan vegetatif tanaman yaitu dalam proses pembentukan protein, sintesis klorofil serta metabolisme. Unsur fosfor sangat penting karena diperlukan untuk memperkuat pertumbuhan batang dan meningkatkan mutu buah kelapa sawit yang dihasilkan. Menurut Sudradjat et al 2015, pemupukan NPK dapat meningkatkan pertumbuhan kelapa sawit secara linier dilihat dari tinggi tanaman, jumlah pelepah, luas daun, kadar klorofil dan kadar hara daun pelepah ke-9 pada kelapa sawit umur satu tahun TBM I. Unsur N dan P dapat meningkatkan tinggi 2 tanaman, lingkar batang, jumlah pelepah, jumlah klorofil, dan luas daun pelepah ke-9 pada kelapa sawit TBM I Shintarika 2014. Pemberian pupuk nitrogen dan fosfor di pembibitan utama, dapat meningkatkan jumlah daun dan diameter batang Sudradjat et al. 2014a. Unsur kalium juga penting dalam pertumbuhan tanaman karena berperan dalam pengangkutan hasil fotosintesis, mengaktifkan enzim, ketahanan terhadap penyakit, serta berperan terhadap jumlah dan ukuran tandan buah Haris dan Nazari 2011. Pupuk kalium mampu meningkatkan tinggi tanaman, lingkar batang, jumlah pelepah, jumlah klorofil, kerapatan stomata, dan kadar K daun pada kelapa sawit TBM I. Percobaan optimasi pupuk nitrogen, fosfor, dan kalium pada kelapa sawit TBM I, menghasilkan dosis optimum pupuk nitrogen 346 ± 60 g N tanaman -1 , pupuk fosfor 318 ± 50 g P 2 O 5 tanaman -1 , dan pupuk kalium 515 ± 56 g K 2 O tanaman -1 Shintarika 2014. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1. Mempelajari pengaruh pemupukan nitrogen, fosfor, dan kalium terhadap pertumbuhan morfologi dan peubah fisiologi tanaman kelapa sawit TBM II; 2. Menentukan dosis optimum nitrogen, fosfor, dan kalium untuk tanaman kelapa sawit TBM II; Manfaat Penelitian Budidaya kelapa sawit memerlukan pemupukan yang sangat intensif guna meningkatkan produktivitas. Namun untuk mengetahui dosis pemupukan yang tepat, diperlukan pengujian mengenai optimasi pemupukan dilahan tersebut, sehingga pemupukan yang dilakukan lebih efektif. Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi tentang dosis optimum pupuk nitrogen, fosfor, dan kalium untuk kelapa sawit TBM II yang dapat digunakan sebagai dosis rekomendasi untuk perkebunan rakyat.

2. TINJAUAN PUSTAKA