15
Untuk lokasi pengamatan di distrik lain dalam HTI-SBAWI menggunakan peralatan manual. Data curah hujan diamati dengan ombrometer dengan waktu
pencatatan pada pukul 07.00 waktu setempat. Data kedalaman muka air tanah diukur dengan meteran pada pukul 07.00 waktu setempat. Sedangkan suhu udara
maksimum diukur dengan termometer pada pukul 13.30 waktu setempat.
3.4. Pengembangan Model Modified-KBDI
a. Model KBDI Lahan Basah
KBDI dikembangkan dengan asumsi defesiensi kelembaban tanah tergantung pada evapotranspirasi Keetch dan Byram 1968. Besarnya
kelembaban tanah tergantung pada dua variabel yaitu suhu udara maksimum dan curah hujan tahunan. KBDI dapat menjadi prediktor kebakaran hutan yang tidak
akurat pada kondisi iklim dan tanah yang berbeda dari Florida. Liu et al. 2010a, 2010b mengindikasikan formulasi dalam penghitungan
perlu dikaji untuk daerah dengan kondisi iklim berbeda mengingat tingkat kekeringan drying rate
sebagai fungsi dari curah hujan tahunan berbeda-beda untuk tiap lokasi. Reardon et al. 2009 memberikan argumen keterbatasan model KBDI yaitu hanya
bergantung pada parameter meteorologi semata, sehingga sensitifitas KBDI terhadap tanah dan pengaruh hidrologi menjadi terbatas. Pada kasus lahan basah
di North Carolina, Reardon et al. 2009 menyebutkan kelembaban tanah dan muka air tanah inkonsisten dengan potensi kebakaran hutan.
Penelitian ini dilakukan di lahan basah dimana posisi muka air tanah dekat dengan permukaan tanah. Adanya pengaruh kenaikan air kapiler menyebabkan
kelembaban tanah akan meningkat apabila posisi muka air tanah dekat dengan permukaan. Sebaliknya kelembaban tanah berkurang dengan penurunan muka air
tanah. Melihat fenomena tersebut, Setiawan et al. 2009 menambahkan faktor kedalaman muka air tanah variable
sebagai pengaruh muka air tanah terhadap kelembaban tanah. Faktor
berperilaku seperti curah hujan yang membasahi tanah dari atas. Maka, faktor
berperan dalam mengurangi nilai KBDI harian Persamaan 5.
16
……… Pers. 5 Faktor muka air tanah dihitung dengan Persamaan 6 - 8.
……… Pers.
6 .
……… Pers. 7 ………
Pers. 8
Dimana, adalah kadar air tanah basis volume m
3
m
3
. Paramaeter dan
adalah parameter baru untuk faktor .
Tabel 4 menampilkan perkembangan nilai dari parameter . Untuk
penelitian ini, parameter-parameter tersebut diperoleh melalui proses optimasi. Selanjutnya
dihitung menggunakan Persamaan 4. Faktor curah hujan dihitung dengan dua cara Tabel 5 yaitu menggunakan metode Crane 1982 dan
metode yang dikembangkan oleh Setiawan et al. 2009. Tabel 4. Nilai parameter untuk menghitung faktor kekeringan KBDI
Parameter Keetch dan
Byram 1968 Crane 1982 dalam
Alexander 1990 Buchholz
dan
Weidemenn
2000
Penelitian ini
Unit: British
Metric Metric
Metric 800 203,2 2000
2000 0,9680
0,9680 0,9680
Optimasi 0,0486
0,0875 0,0875
Optimasi 0,8300 8,3000 8,2990
Optimasi - 1,5552 1,5552
Optimasi 10,8800 10,8800 10,8800
Optimasi 0,0441
0,001736 0,001736
Optimasi
Nilai parameter diperoleh melalui proses optimisasi
17
Tabel 5. Metode untuk menghitung faktor hujan dan muka air tanah Variable
Keetch dan Byram 1968
Crane 1982 dalam Alexander 1990
Penelitian ini
100R – 0,2 R – 5,1
Model 1: R – 5,1 Model 2:
- - Catatan: parameter
, , dan diperoleh melalui proses optimisasi.
b. Optimisasi Parameter dan Kalibrasi Model KBDI