tersebut berdasarkan pada rekomendasi Badan Kesehatan Dunia World Health Organization - WHO yang memberikan gambaran bahwa keamanan pangan
dapat diwujudkan secara simultan oleh 3 pilar, yaitu: pemerintah, industri, dan konsumen. Selain itu, pada survei ini dibagi 1 kelompok lagi yaitu akademisi.
Hal ini sejalan dengan acuan yang dibuat oleh CAC bahwa pihak yang berkepentingan dalam perumusan standar keamanan pangan terdiri atas
pemerintah, industri, konsumen, dan akademisi. Pada survei penelitian ini yang menjadi populasi sampling adalah lembaga
pemerintah, industri, akademisi, dan lembaga konsumen. Populasi sasaran pada survei ini adalah individu yang pernah terlibat atau paham akan sistem
standardisasi produk pangan. Kuesioner disebarkan melalui pos, fakstelefon, email, dan secara langsung
yang disertai dengan surat pengantar. Jumlah kuesioner yang disebarkan dan diisi oleh responden dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Jumlah Kuesioner yang Digunakan untuk Survei
Kelompok Jumlah
Kuesioner Disebar
Jumlah Kuesioner
Terisi Kuesioner
Terisi
Pemerintah 44
23 52
Industri 39
23 59
Akademisi 13
7 54
Lembaga KonsumenMasyarakat 17
8 47
Total 113
61 54
Responden berasal dari berbagai daerah, yaitu dari pulau Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi. Secara lengkap profil responden yang
berpartisipasi dalam kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 7.
B. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data kuesioner tersebut menggunakan perangkat komputer dengan program yang digunakan adalah Microsoft Excel. Jenis data yang
digunakan di dalam kuesioner adalah nominal, ordinal, dan interval. Data nominal digunakan misalnya pada pertanyaan dengan pilihan jawaban “Ya” dan
“Tidak”. Data ordinal digunakan misalnya pada pertanyaan dengan pilihan jawaban “Sangat Baik”, “Baik”, “Cukup”, dan “Kurang”. Data interval
digunakan pada kuesioner dengan pertanyaan untuk mendapatkan pernyataan dari responden dengan memberikan penilaian terhadap variabel tertentu transparan,
keterbukaan, konsensus dan tidak memihak, efektif dan relevan, koheren, dimensi pengembangan pada skala garis yang diberikan. Bentuk kuesioner yang
digunakan di dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 6.
3.3.5. Analisis Gap 1
Analisis gap perumusan, penetapan, dan pemberlakuan wajib standar oleh BSN dan BPOM RI dokumen tertulis dibandingkan dengan perumusan standar
berdasarkan teori ideal yang menerapkan prinsip-prinsip perumusan dan pengembangan standar keamanan pangan. Perumusan standar secara teori
mengacu pada pedoman yang telah diberlakukan oleh lembaga internasional seperti CAC.
3.3.6. Analisis Gap 2
Analisis gap perumusan, penetapan, dan pemberlakuan standar oleh BSN dan BPOM RI dokumen tertulis dibandingkan dengan penerapan dokumen
perumusan standar pelaksanaan. Kondisi pelaksanaan perumusan standar dilihat dari hasil focus group discussion FGD dan survei.
3.3.7. Penyusunan Rekomendasi Perumusan Standar dan Peraturan
Draf dan rekomendasi perumusan suatu standar dan peraturan keamanan pangan disusun berdasarkan analisis gap 1 dan gap 2 pada Langkah 5 dan
Langkah 6. Rekomendasi perumusan standar dan peraturan dilakukan dengan memperhatikan penerapan prinsip perumusan dan pengembangan standar dan
peraturan yaitu transparan, terbuka, konsensus dan tidak memihak, efektif dan relevan, koheren, dan berdimensi pengembangan.