1 430 989 Analisis Pengaruh Perdagangan Internasional Terhadap Permintaan Pariwisata Di Indonesia
25 dengan komposisi 55.96 persen atau 3.81 triliun rupiah dikeluarkan oleh
pemerintah daerah sedangkan sisanya sebesar 3.00 triliun rupiah dikeluarkan oleh pemerintah pusat. Pengeluaran untuk perencanaan dan koordinasi pengembangan
pariwisata merupakan pengeluaran terbesar dengan porsi 25.65 persen dari total pengeluaran atau sebesar 1.75 triliun rupiah, diikuti oleh pengeluaran dibidang
penelitian dan pengembangan pariwisata sebesar 20.15 persen. Sementara itu, pengeluaran untuk promosi pariwisata sebesar 17.62 persen atau 1.20 triliun
rupiah. Pengeluaran yang cukup rendah adalah untuk pengamanan dan perlindungan wisatawan yaitu sebesar 3.49 persen. Hal ini disebabkan karena
komponen tersebut telah banyak dilakukan oleh pihak swasta.
Estimasi Faktor yang Memengaruhi Permintaan Pariwisata di Indonesia
Pada bagian ini akan dibahas faktor-faktor yang memengaruhi permintaan pariwisata di Indonesia, dengan menggunakan analisis panel data. Model yang
digunakan mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Mohd Hafiz et al 2011. Permintaan pariwisata yang direpresentasikan oleh jumlah kedatangan turis asing
ke Indonesia, dianalisis dengan variabel-variabel seperti jarak ekonomi, Gross Domestic Product
GDP, populasi negara-negara asal wisatawan asing yang termasuk dalam penelitian, harga relatif antara Indonesia dengan negara asal
wisatawan, jumlah kunjungan wisatawan pada tahun sebelumnya, dan aktivitas perdagangan yang dilakukan oleh Indonesia dengan negara-negara asal wisatawan
yang termasuk dalam penelitian. Pemilihan Model
Tahap awal metode analisis data panel adalah mengestimasi model untuk mendapatkan pendekatan model terbaik yang dapat menggambarkan faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap permintaan pariwisata di Indonesia. Estimasi model pada data panel dilakukan dengan memilih satu diantara tiga pendekatan yaitu
Pooled Least Square
PLS, Fixed Effect Model FEM, dan Random Effect Model REM. Penentuan estimasi terbaik dilakukan melalui Uji Chow Likelihood-
Ratio dan Uji Hausman.
Tabel 9 Hasil Uji Chow dan Uji Hausman Uji Model Terbaik
Nilai Probabilitas Hasil Hipotesis
Uji Chow 0.002
Tolak H , maka FEM
Uji Hausman 0.015
Tolak H , maka FEM
Uji Chow digunakan untuk memilih pendekatan model terbaik diantara pendekatan PLS dan pendekatan FEM, dengan cara melihat nilai probabilitas pada
hasil estimasi yang dilakukan. Apabila nilai probabilitas kurang dari taraf nyata α yang digunakan, maka dapat dipastikan pendekatan model FEM yang dipiih
Firdaus 2011. Hasil Uji Chow pada Tabel 9 menunjukkan bahwa nilai probabilitas sebesar 0.002 kurang dari taraf
nyata α yang digunakan 5. Dengan demikian, cukup bukti untuk melakukan penolakan H
, artinya pendekatan model FEM lebih baik digunakan dibandingkan dengan pendekatan
model PLS. Seperti halnya halnya dengan Uji Chow, hasil Uji Hausman menunjukkan bahwa nilai probabilitas bernilai 0.015 lebih kecil dari taraf nyata