Japanese Industrial Standard A 5908 : 2003, menetapkan persyaratan sifat fisis dan mekanis papan partikel yang harus dipenuhi, seperti terlihat pada Tabel 1
Tabel 1 Standar Nilai JIS A 5908:2003 Particleboard no
Parameter Sifat Fisis Mekanis
Standar JIS A 5908 2003
1 Kerapatan gcm3
0,4 – 0,9 2
Kadar air 5 – 13
3 Daya serap air
- 4
Pengembangan tebal maks 12
5 MOR kgcm2
min 82 6
MOE kgcm2 min 20400
7 Internal Bond kgcm2
min 1,5 8
Kuat pegang sekrup kg min 31
2.2 Bahan Baku Jerami Padi
Padi Oryza sativa L merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak diusahakan oleh petani di Indonesia. Limbah panen dan olahan padi adalah katul,
sekam, jerami, dan merang Setyorini 1993. Jerami merupakan bagian yang terbuang setelah padi dipisahkan untuk
diolah menjadi beras. Wahyu 1991 menyatakan jerami adalah sisa hijauan dari tanaman padi-padian dan kacang-kacangan setelah biji atau bulirnya dipetik untuk
kepentingan manusia. Menurut Muchji 1982 diacu dalam Rozak 1997, jerami merupakan batang padi yang terdiri atas batang, pucuk, kelopak daun, dan daun.
Menurut Syamsu 2007, produksi jerami padi di Indonesia adalah 44.229.343 ton bahan kering. Isroi 2008 menyebutkan produksi jerami padi per ha sebesar 15
tonha jerami padi basah habis panen. Kim and Dale 2004 diacu dalam Isroi 2008, menyebutkan bahwa rasio
jeramipanen adalah 1,4 berdasarkan pada berat kering massa. Artinya setiap produksi 1 ton padi akan menghasilkan jerami 1,4 ton. Misal produksi rata-rata
padi di Jawa Barat adalah 6 ton maka jeraminya kurang lebih sebanyak 8,4 ton berat kering. Moiorella 1985 diacu dalam Isroi 2008, menyebutkan bahwa
setiap kg panen dapat menghasilkan antara 1 – 1,5 kg jerami padi. Ditinjau dari komposisi kimianya, jerami mengandung dinding sel 65 dan
silika 16,5 dimana kandungan silika pada daun 15,5 lebih tinggi daripada
batang 8,1 Setiarso 1987. Kandungan jerami menurut Karimi 2006 diacu dalam Isroi 2007 adalah tertera pada Tabel 2.
Tabel 2 Kandungan kimia jerami
Pemanfaatan jerami sebagai bahan bangunan secara langsung di Indonesia juga sangat memungkinkan, namun mengingat keadaan iklim hangat lembab,
nampaknya pemakaian jerami di Indonesia tidak akan memberikan nilai tambah yang signifikan. Perbedaan karakteristik jerami dari tanaman padi yang dihasilkan
di negara maju dengan jerami tanaman padi yang dihasilkan di Indonesia berupa karakteristik batang, panjang, dan ketebalan batang yang memberikan pengaruh
signifikan saat jerami digunakan sebagai bahan bangunan secara langsung. Namun Mediastika 2007 menambahkan secara umum karakteristik jerami kering
hampir sama, maka jerami Indonesia masih dapat digunakan sebagai bahan bangunan. Penggunaan jerami yang potensial untuk diaplikasikan adalah sebagai
bahan pelapis elemen pembatas ruang seperti dinding dan plafon, bukan sebagai bahan bangunan struktural.
2.2 Perekat