jerami dengan menggunakan perekat urea formaldehyde UF dan isocyanate yang sampai saat ini masih belum banyak dilakukan penelitiannya.
1.2 Tujuan
a. Mendapatkan jenis perekat dan kadar perekat yang optimal dalam pembuatan papan partikel dari jerami pada kadar 10, 12, dan 14.
b. Mengevaluasi sifat fisis dan mekanis papan partikel jerami dengan menggunakan perekat UF dan isocyanate.
1.3 Manfaat
a Pemanfaatan jerami sebagai alternatif pengganti kayu b Peningkatan nilai tambah jerami melalui pengembangan teknologi
pengolahan jerami sebagai produk partikel jerami c Diharapkan dapat menambah ilmu dan manfaat bagi khasanah dalam dunia
pendidikan.
1.4 Hipotesis
a Papan partikel jerami dengan perekat isocyanate akan menghasilkan papan yang lebih baik sifat fisis dan mekanisnya, dibandingkan dengan papan
partikel jerami dengan menggunakan perekat UF. b Penambahan kadar perekat dari 10, 12, hingga 14, akan
memperbaiki sifat fisis dan mekanis papan partikel jerami.
II . TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Papan Partikel
Panil-panil kayu adalah kelompok produk yang merupakan suatu bentuk pemanfaatan kayu secara lebih efisien yang dapat menunjang usaha pelestarian
sumberdaya hutan disamping mempunyai sejumlah keunggulan dalam sifat-sifat pemakaiannya Djalal 1984. Papan partikel adalah salah satu bentuk dari panil-
panil kayu. Papan partikel merupakan produk panel yang dibuat dengan pengempaan
partikel-partikel kecil kayu dengan menggunakan perekat sebagai pengikatnya Haygreen dan Bowyer 1996. Bahan baku papan komposit akan sangat bervariasi
di masa mendatang. Negara-negara yang memiliki sumber daya kayu yang cukup tinggi dapat mengandalkan kayu sebagai bahan baku pembuatan papan komposit,
tetapi negara-negara yang tidak atau kurang memiliki potensi kayu dapat menggunakan berbagai sumber bahan baku selain kayu yang berlignoselulosa.
Penggunaan berbagai macam bahan baku sangat memungkinkan seiring dengan timbulnya berbagai desakan seperti isu lingkungan, kelangkaan sumberdaya kayu,
tuntunan konsumen akan kualitas produk semakin tinggi, pengetahuan dan penguasaan ilmu yang semakin tinggi serta berbagai faktor lain yang merangsang
terciptanya produk komposit yang berkualitas tinggi dari bahan baku yang berkualitas rendah Rowell 1996.
Berdasarkan kerapatannya, Maloney 1993 membagi papan partikel ke dalam tiga golongan yaitu :
a Papan partikel berkerapatan rendah Low Density Particleboard, yaitu papan partikel yang mempunyai kerapatan kurang dari 0,59 gcm
3
b Papan partikel berkerapatan sedang Medium Density Particleboard, yaitu papan partikel yang mempunyai kerapatan antara 0,59-0,8 gcm
3
c Papan partikel berkerapatan tinggi High Density Particleboard, yaitu papan partikel yang mempunyai kerapatan lebih dari 0,8 gcm
3
. Maloney 1993 menyatakan bahwa dibandingkan kayu asalnya, papan
partikel mempunyai beberapa kelebihan seperti :
a Papan partikel bebas mata kayu, pecah dan retak b Ukuran dan kerapatan papan partikel dapat disesuaikan dengan kebutuhan
c Tebal dan kerapatan papan partikel seragam serta mudah dikerjakan d Mempunyai sifat isotropis
e Sifat dan kualitasnya dapat diatur. Papan partikel mempunyai kelemahan stabilitas dimensi yang rendah.
Pengembangan tebal papan partikel sekitar 10-25 dari kondisi kering ke basah melebihi pengembangan kayu alami, serta pengembangan linearnya sampai
0,35. Pengembangan panjang dan tebal papan partikel sangat besar pengaruhnya pada pemakaian terutama bila digunakan sebagai bahan bangunan Haygreen
Bowyer 1996. Rowell 1996 menyebutkan, bahwa penggunaan papan komposit dibedakan
menjadi dua bagian yaitu : a Structural Composite SC
Structural Composite SC yaitu bahan yang diperlukan untuk memikul beban dalam penggunaannya. Structural Composite dipergunakan untuk dinding,
atap, bagian lantai, komponen kerangka, meubel, dan lain-lain. Structural Composite yang digunakan dalam ruangan indoor use biasanya dibuat dengan
menggunakan perekat yang low cost adhesive dan bersifat tidak stabil terhadap pengaruh uap air. Exterior grade menggunakan perekat thermosetting resin yang
harganya mahal akan tetapi tahan terhadap pengaruh cuaca. b Non Structural Composite NSC
Komposit ini tidak dimaksudkan untuk memikul beban didalam penggunaannya. Komposit ini dibuat dengan menggunakan perekat thermoplastic
dan penggunaaan akhir produk untuk pintu, jendela, meubel, bahan pengemas, pembatas ubin, bagian interior mobil dan lain-lain.
Kualitas papan partikel merupakan fungsi dari berbagai faktor yang berinteraksi dalam proses pembuatan papan partikel tersebut. Sifat fisis dan
mekanis papan partikel seperti kerapatan, modulus patah, dan modulus elastisitas, keteguhan rekat internal serta pengembangan tebal merupakan parameter yang
cukup baik untuk menduga kualitas papan partikel yang dihasilkan.
Japanese Industrial Standard A 5908 : 2003, menetapkan persyaratan sifat fisis dan mekanis papan partikel yang harus dipenuhi, seperti terlihat pada Tabel 1
Tabel 1 Standar Nilai JIS A 5908:2003 Particleboard no
Parameter Sifat Fisis Mekanis
Standar JIS A 5908 2003
1 Kerapatan gcm3
0,4 – 0,9 2
Kadar air 5 – 13
3 Daya serap air
- 4
Pengembangan tebal maks 12
5 MOR kgcm2
min 82 6
MOE kgcm2 min 20400
7 Internal Bond kgcm2
min 1,5 8
Kuat pegang sekrup kg min 31
2.2 Bahan Baku Jerami Padi