Nilai  kerapatan  yang  dihasilkan  papan  partikel  lebih  besar  dari  kerapatan sasaran yaitu 0,7 gcm
3
. Hal ini diduga disebabkan oleh penyebaran partikel pada saat  pengempaan  yang  tidak  terlalu  merata  dan  tidak  menyebar  akibat  plat  besi
penahan partikel hanya pada dua sisi saja, sedangkan pada sisi lainnya tidak diberi plat  besi  untuk  menahan  penyebaran  partikel.  Pelebaran  partikel  tersebut
menyebabkan massa partikel tidak sama. Menurut Maloney 1993 papan partikel yang  dihasilkan  termasuk  kedalam  papan  partikel  berkerapatan  sedang  untuk
papan  dengan  perekat  isocyanate  sedangkan  papan  partikel  berkerapatan  tinggi untuk papan partikel dengan perekat UF.
Setiawan  2004  menyatakan,  tidak  meratanya  penyebaran  partikel  pada tahap  pembuatan  lembaran  saat  proses  pembuatan  papan  partikel  dapat
menyebabkan  nilai  kerapatan  yang  bervariatif.  Menurut  Haygreen  dan  Bowyer 1996 nilai kerapatan tergantung pada besarnya tekanan yang diberikan pada saat
pengempaan papan. Semakin tinggi kerapatan papan  yang dibuat, maka semakin besar  pula  tekanan  kempa  yang  diberikan  pada  saat  pengempaan  papan  partikel.
Kerapatan  sangat  mempengaruhi  sifat-sifat  papan  yang  dihasilkan.  Selain  itu penggunaan suatu produk juga akan mempertimbangkan nilai kerapatannya. Oleh
karena  itu,  diupayakan  agar  kerapatan  papan  komposit  yang  dihasilkan  relatif seragam.
Berdasarkan standar JIS A 5908 : 2003, yang mensyaratkan kerapatan papan partikel  yaitu  0,4-0,9  gcm
3
,  kerapatan  seluruh  papan  komposit  yang  dihasilkan memenuhi standar yang ditetapkan.
4.1.2  Kadar Air
Kadar air  merupakan salah  satu sifat fisis papan  partikel  yang  menunjukan kandungan  air  papan  partikel  dalam  keadaan  kesetimbangan  dengan  lingkungan
sekitarnya.  Hasil  pengukuran  kadar  air  papan  partikel  yang  dibuat  menunjukkan kadar air yang terkandung dalam papan berkisar antara 4,66-6,30. Nilai tertinggi
terdapat  pada  papan  partikel  dengan  perekat  UF  14,  sedangkan  nilai  terendah terdapat pada papan partikel dengan perekat isocyanate 12. Dari rata-rata hasil
diketahui perekat UF  memberikan  nilai  yang cenderung  naik setiap penambahan kadar  perekat  mulai  dari  10,  12,  hingga  14,  namun  berbeda  dengan
penggunaan perekat isocyanate yang memberikan nilai  yang cenderung menurun untuk setiap penambahan kadar perekatnya.
Gambar 4  Kadar air papan partikel Hasil  analisis  keragaman  menunjukkan  bahwa  baik  jenis  perekat,  kadar
perekat maupun  interaksi keduanya tidak  berpengaruh  nyata terhadap  nilai kadar air  papan  yang  dihasilkan.  Hal  ini  berarti  nilai  kadar  air  tidak  dipengaruhi  oleh
perbedaan  jenis  perekat  maupun  penambahan  kadar  perekat  dari  10,  12, hingga  14,  sehingga  penentuan  yang  terbaik  untuk  dipilih  dari  segi  efisiensi
adalah papan partikel UF 10. Kadar  air  papan  partikel  diduga  dipengaruhi  oleh  kadar  air  bahan  baku.
Semakin tinggi kadar air bahan baku maka semakin tinggi kadar air papan partikel yang  dihasilkan,  karena  tidak  semua  uap  air  dapat  keluar  dari  dalam  papan.
Haygreen  dan  Bowyer  1996  menjelaskan,  apabila  dalam  pembuatan  papan partikel  menggunakan  jenis  perekat  cair,  maka  partikel  yang  digunakan  harus
dalam  kondisi  kering  2-5,  karena  dengan  ditambahkannya  perekat,  kadar  air akan bertambah ± 4-6.
Perbedaan  kadar  air  rata-rata  papan  partikel  diduga  ada  hubungannya dengan fraksi yang menolak air lignin, lemak, resin serta fraksi yang menarik air
selulosa,  hemiselulosa,  karbohidrat.  Fraksi  yang  menolak  air  dan  menarik  air dalam  papan  partikel  dapat  mempengaruhi  kandungan  air  dalam  papan  partikel
yang tercapai dalam kondisi ruangan atau pada saat kondisi lain Setiawan 2008. Mengacu  pada  standar  JIS  A  5908  :  2003,  hanya  satu  papan  yang  tidak
memenuhi  standar  JIS  A  5908  :  2003,  yaitu  papan  partikel  isocyanate  12
0,00 1,00
2,00 3,00
4,00 5,00
6,00 7,00
8,00 9,00
10,00 11,00
12,00 13,00
10 12
14
K A
D A
R A
IR
UF ISO
Kadar Perekat
JIS A 5908:2003
dengan  kadar  air  4,66.  Nilai  ini  lebih  rendah  dari  standar  yang  menetapkan kisaran nilai kadar air 5-13, namun perbedaan ini tidak terlalu signifikan dengan
standar.
4.1.3  Daya Serap Air