Program Pemerintah Pendapat Masyarakat

Sumber: Soil Conservation Service 1973 dalam Arsyad 2006

3.3.2. Analisis Spasial Hutan Kota

Pengolahan data spasial dilakukan dengan menggunakan software ArcView GIS 3.2. Untuk permodelan spasial pengembangan hutan kota diperlukan data tabular berupa jumlah penduduk, jumlah industri dan jumlah ternak, selain itu diperlukan data spasial berupa peta administrasi kecamatan, peta tutupan lahan, peta sungai, peta jalan, peta tanah dan citra IKONOS. Kelas-kelas penutupan lahan dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi beberapa kelas, sesuai dengan penutupan lahan yang terdapat di Kota Ambon. Selanjutnya peta tutupan lahan akan di overlay dengan peta tanah, yang akan menghasilkan kelas tutupan lahan berdasarkan jenis tanah. Dari hasil tersebut dapat diketahui nilai kurva curve number yang selanjutnya akan digunakan untuk menghitung kemampuan lahan untuk menyimpan air S lahan . Nilai dari S lahan ini nantinya akan digunakan untuk menghitung kebutuhan luas hutan kota berdasarkan kebutuhan air.

3.3.3. Analisis data proram Pemerintah dan preferensi masyarakat terhadap prioritas pengembangan RTH

3.3.3.1. Program Pemerintah

Wawancara terhadap instansi terkait akan dilakukan dengan pihak BAPPEDA Kota Ambon, Dinas Kehutanan, Dinas Tata Ruang, serta Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon untuk memperoleh informasi mengenai keadaan hutan kota di Kota Ambon, dan juga bagaimana perhatian Pemerintah Daerah terhadap hutan kota tersebut. Selain itu pengumpulan data juga dilakukan melalui laporan-laporan yang diperoleh dari instansi-instansi tersebut. Informasi yang ingin diperoleh dari hasil wawancara dan laporan-laporan dari instansi terkait tersebut diantaranya mengenai: 1. Rencana pengembangan wilayah Kota Ambon 2. Rencana pengembangan hutan kota di Kota Ambon 3. Jenis vegetasi yang ada di Hutan Kota Ambon 4. Keadaan Hutan Kota Ambon.

3.3.3.2. Pendapat Masyarakat

Untuk mengetahui pendapat dan perhatian masyarakat terhadap keberadaan dan pengembangan hutan kota di Kota Ambon, maka dilakukan wawancara terhadap masyarakat yang pemilihan respondennya dilakukan dengan cara Purpossive Random Sampling, dimana jumlah responden ditetapkan dari 5 kecamatan, dipilih 5 kelurahan secara acak sehingga domisili responden berada pada 25 wilayah administrasi kelurahan. Dari 25 kelurahan tersebut kemudian diambil 5 orang responden, sehingga responden masyarakat berjumlah 125 orang responden. Pemilihan kecamatan didasarkan pada: kepadatan penduduk, daerah terbangun, dan ruang terbuka hijau. Data yang diperoleh dari hasil wawancara masyarakat akan dianalisis secara deskriptif. 4. Sintesis Sintesis adalah tahap mengajukan program kebutuhan luas RTH berdasarkan ketersediaan air, serta pengusulan prioritas utama dan alternatif berdasarkan preferensi masyarakat terhadap pembangunan di Kota Ambon. 5. Rekomendasi Kebutuhan RTH Kota Ambon Langkah terakhir adalah pembuatan rekomendasi luas RTH berdasarkan ketersediaan air dengan pertimbangan kriteria kebutuhan RTH dan preferensi masyarakat serta diselaraskan dengan tujuan dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Ambon.

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Letak Geografis dan Wilayah Administrasi

Letak Kota Ambon berada sebagian di dalam wilayah Pulau Ambon. Secara geografis Kota Ambon berada pada 3 o – 4 o Lintang Selatan dan 128 o – 129 o Bujur Timur, dimana pada bagian utara berbatasan dengan petuanan Desa Hitu, Hila dan Kaitetu Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah, sebelah Timur berbatasan dengan petuanan Desa Suli Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, sebelah Barat berbatasan dengan petuanan Desa Hatu Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, dan sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Banda. Kota Ambon mencakup wilayah seluas 377 Km 2 dengan luas wilayah daratan 359,45 Km 2 yang membujur di sepanjang pantai mengelilingi perairan Teluk Ambon dan Teluk Dalam. Secara administratif, Kota Ambon terdapat di Provinsi Maluku, berdasarkan Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 2 Tahun 2006, terdiri dari 5 lima Kecamatan, yaitu Kecamatan Nusaniwe, Kecamatan Sirimau, Kacamatan Leitimur Selatan, Kecamatan Teluk Ambon Baguala, dan Kecamatan Teluk Ambon yang meliputi 20 Kelurahan dan 30 desa.

4.2. Kondisi Fisik Dasar

4.2.1. Topografi

Kota Ambon mempunyai wilayah yang sebagian besar terdiri dari daerah berbukit yang berlereng terjal dengan kemiringan di atas 20 seluas kurang lebih 186,9 Km 2 atau 73, dan daerah datar dengan kemiringan sekitar 10 seluas kira- kira 55 Km 2 atau 17 dari luas seluruh wilayah daratannya. Kondisi topografi Kota Ambon dikelompokkan dalam 7 lokasi, yaitu: ° Pusat Kota dan sekitarnya sebagian petuanan Desa Amahusu sampai Desa Latta dengan areal ketinggian 0 – 50 m dan kemiringan 3,36 o seluas 13,5 Km 2 atau 5,44. ° Rumah Tiga dan sekitarya dengan areal ketinggian 0 – 50 m dan kemiringan 3,19 o seluas 4,5 Km 2 atau 5,57.