39
5. Wanprestasi
Wanprestasi adalah
lalai, ingkar
tidak memenuhi
kewajiban dalam
suatuperikatan. Untuk kelalaian ini, maka pihak yang lalai harus memberikan penggantian
rugi, biaya dan bunga.
70
Menurut M. Yahya Harahap wanprestasi adalah pelaksanaan kewajibanyang tidak tepat pada waktunya atau dilakukan tidak menurut selayaknya.
71
Wanprestasi kelalaian atau kealpaan seorang debitor dapat berupa empat macam :
72
a. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya;
b. Melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaimana dijanjikan;
c. Melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat;
d. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya.
Akibat adanya wanpretasi adalah :
73
a. Perikatan tetap ada.
b. Kreditor masih dapat menuntut kepada debitor pelaksanaan prestasi, apabila ia
terlambat memenuhi prestasi. c.
Debitor harus membayar ganti rugi kepada kreditor Pasal 1243 KUHPerdata.
70
J.C.T Simorangkir, Rudy T. Erwin, dan J.T. Prasetyo, Kamus Hukum, Aksara Baru, Jakarta, 1987, hal. 186
71
M. Yahya Harahap, Op.cit., hal. 6
72
Subekti, Op.cit., hal. 45
73
Salim HS, Op.cit., hal. 181
Universitas Sumatera Utara
40
d. Beban resiko beralih untuk kerugian debitor jika halangan itu timbul setelah
debitor wanprestasi, kecuali bila ada kesengajaan atau kesalahan besar dari pihak kreditor.
e. Jika perikatan lahir dari perjanjian timbal balik, kreditor dapatmembebaskan diri
dari kewajibannya memberikan kontra prestasi denganmenggunakan Pasal 1266 KUHPerdata, yaitu syaratbatal dianggap selalu dicantumkan dalam persetujuan
timbal balik, manakalasalah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya.
B. Ketentuan Hukum Akad Pembiayaan di Bank Syariah
Lafal akad berasal dari lafal Arab Al-‘aqadyang berarti perikatan, perjanjian dan permufakatan al-ittifaq. Secara terminology fiqih, akad didefinisikan dengan :
pertalian ijab pernyataan melakukan ikatan dan qabul pernyataan penerimaan ikatan sesuai dengan kehendak syariat yang berpengaruh pada objek perikatan.
74
Selain akad, di dalam Al-Quran dikenal juga kata ‘ahd atau al-‘ahdu yang secara etimologi berarti masa, pesan, penyempurnaan, dan janji atau perjanjian.
75
Hal ini dapat dilihat dalam surat An-Nahl ayat 91, yang artinya : “Dan tepatilah janji
dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu melanggar sumpah setelah diikrarkan, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu terhadap sumpah
itu, sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.” Serta dalam surat Al- Isra ayat 34, yang artinya : “… dan penuhilah janji karena janji itu pasti diminta
pertanggungjawabannya.”
76
74
H.M. Hasballah Thaib, Hukum Aqad Kontrak alam Fiqih Islam dan Praktek di Bank Sistem Syari’ah, Konsentrasi Hukum Islam, Program Pasca Sarjana USU, Medan, 2005, hal. 1
75
H.R. Daeng Naja, Akad Bank Syariah, Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2011, hal. 17
76
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
41
Bank syariah terdiri atas dua kata, yaitu bank dan syariah. Kata bank bermakna suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara keuangan dari
dua pihak yang berkelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana. Kata syariah dalam versi bank syariah di Indonesia adalah aturan perjanjian yang dilakukan oleh
pihak bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana danatau pembiayaan kegiatan usaha dan kegiatan lainya sesuai dengan hukum Islam.
77
Bank syariah atau bank Islam, seperti halnya bank konvensional,juga berfungsi sebagai suatu lembaga yaitu menampung dan mengarahkan dana dari
masyarakat serta menyalurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkannya dalam bentuk fasilitas pembiayaan. Bedanya hanyalah usahanya tidak berdasarkan
bunga interest free, tetapi berdasarkan prinsip syariah, yaitu prinsip pembagian keuntungan dan kerugian, seperti juga bank konvensional, selain memberikan jasa-
jasa pembiayaanbank, bank syariah juga memberikan jasa-jasa lain, seperti jasa kiriman uang, pembukaan letter of credit, jaminan dan jasa-jasa lainya.
78
Bank Islam atau yang di Indonesia terkenal dengan bank Syariah, adalah sebuah bank yang didirikan untuk menghindari persoalan bunga uang yang terus
menjadi perdebatan berkepanjangan, yang dikhawatirkan mengandung unsur riba. Oleh karena itu setiap aktivitas bank Syariah harus menghindari kekhawatiran adanya
unsur-unsur riba. Usaha menghindari kekhawatiran ini dilakukan antara lain
77
Zainudin Ali,Hukum Perbankan Syariah, cetakan ke 1, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, hal.1
78
Sutan Remy Sjahdeini,Perbankan Islam, cetakan ke II, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 2005, hal. 1.
Universitas Sumatera Utara
42
dengancara mengganti pranata bunga dengan pranata hukum hasil pemikiran para ilmuwan hukum Islam klasik.
Salah satu kegiatan operasional perbankan syariah adalah memberikan pembiayaan-pembiayaan yang dapat membantu masyarakat dalam menjalankan
kegiatan usahanya.
Undang-Undang Nomor
21 Tahun
2008 tentang
PerbankanSyariah memberikan pengertian mengenai pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah yaitu penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu
berupa transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah, transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya
bittamlik, transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna’, transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh, dan transaksi sewa-
menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah danatau unit usaha syariah dan pihak lain yang
mewajibkan pihak yang dibiayai danatau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan,
atau bagi hasil.
79
Kegiatan Usaha Bank Syariah secara garis besar dapat digolongkan menjadi3 tiga macam yaitu penghimpunan, penyaluran dan jasa perbankan.Penghimpunan
terdiri dari Prinsip Mudharabah Tabungan, DepositoInvestasi,Obligasi, Prinsip Wadi’ah Yad Dhamanah Giro, Tabungan, Prinsip IjarahObligasi. Kegiatan
79
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008tentang Perbankan Syariah, Pasal 1angka 25
Universitas Sumatera Utara
43
Penyaluran terdiri dari Pola Bagi Hasil Mudharabah,Musharakah, Pola Jual Beli Murabahah, Salam, Istishna, Pola Sewa Ijarah,Ijarah wa Iqtina. Sedangkan Jasa
Perbankan terdiri dari Jasa Keuangan Wakalah,Kafalah, Ujr, Qardh, Sharf, Rahn, JasaNon-
KeuanganWadi’ahyadamanah,JasaKeagenanMudharabah,Muqayyadah.
80
1. Syarat Sah Akad Pembiayaan di Bank Syariah