47
kepada pihak yang lain, dengan sendirinya perjanjian yang diadakan tidak mempunyai kekuatan hukum apabila tidak didasarkan kepada kehendak bebas
pihak-pihak yang mengadakan perjanjian. c.
Isi perjanjian harus jelas dan gamblang. Maksudnya apa yang diperjanjikan oleh para pihak harus terang tentang apa yang menjadi isi perjanjian, sehingga tidak
mengakibatkan terjadinya kesalahpahaman diantara para pihak tentang apa yang telah mereka perjanjikan dikemudian hari. Dengan demikian pada saat
pelaksanaan atau penerapan perjanjian masing-masing pihak yang mengadakan perjanjian atau yang mengikatkan diri dalam perjanjian haruslah mempunyai
interpretasi yang sama tentang apa yang telah mereka perjanjikan, baik terhadap isi maupun akibat yang ditimbulkan oleh perjanjian itu. Hampir sama dengan
perjanjian menurut KUHPerdata, menurut hukum Islam perjanjian juga berdasarkan kata sepakat, dengan syarat objek perjanjian haruslah berwujud pada
saat akad dilaksanakan.
2. Bentuk-Bentuk Perjanjian di Bank Syariah
Bentuk-bentuk perjanjian di bank syariah dapat dilihat dari jenis usaha bank syariah. Sesuai dengan ketentuan Pasal 1 angka 25 Undang-Undang Nomor 21 Tahun
2008 tentang Perbankan Syariah membedakan kegiatan usaha bank syariah menjadi 4 empat bagian yaituMudharabah pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil,
Musyarakah pembiayaan berdasarkan prinsip usaha patungan, Murabahah jualbeli barang dengan memperoleh keuntungan dan Ijarah pembiayaan barang modal
berdasarkan prinsip
sewa. Namun
Bank Indonesia
dalam booklet-nya
Universitas Sumatera Utara
48
menggambarkan lebih rinci lagi mengenai kegiatan bank umum yang berdasarkan prinsip syariah. Adapunkegiatannya adalah sebagai berikut:
84
1. Melakukan penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanandan
investasi antara lain: a. Giro berdasarkan prinsip wadi’ah;
b. Tabungan berdasarkan prinsip wadi’ah dan atau mudharabah; c. Deposito berjangka berdasarkan prinsip mudharabah.
2. Menyalurkan dana melalui:
a. Prinsip jual beli berdasarkan akad meliputi: 1
Murabahah jual-beli antara bank dan nasabah dimana bank secaraprinsip membeli barang yang diperlukan oleh nasabah, kemudianmenjualnya
kepada nasabah sebesar harga beli ditambah denganmarjin keuntungan yang disepakati antara bank dan nasabah.
2 Istishna jual beli barang pesanan antara bank sebagai Penjual
dengannasabah sebagai
Pembeli. Spesifikasi
dan harga
barang Istishna’disepakati pada Akad transaksi Istishna’ sedangkan cara
pembayarannasabah kepada bank dilakukan secara bertahap sesuai kesepakatan.
3 Salam
jual beli
barang pesanan
antara bank
dan nasabah
denganpembayaran dimuka
dan pengiriman
barang oleh
penjual
84
Bank Indonesia, Booklet Perbankan Indonesia, Vol. 4, ISSN 1858-4233, Bank Indonesia Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan, Jakarta,2007, hal.7-9.
Universitas Sumatera Utara
49
dibelakang, spesifikasi barang Salam disepakati dan dituangkan dalam Akad.
b. Prinsip bagi hasil berdasarkan akad antara lain: 1
Mudharabah kerjasama usaha antara bank sebagai pemilik dana dannasabah
sebagai pengelola
dana untuk
melakukan kegiatan
usahatertentu, dengan nisbah bagi hasil sesuai dengan kesepakatan. 2
Musyarakah kerjasama patungan yang terjadi antara bank dannasabah masing-masing sebagai pemilik modal Musyarakah untukmelakukan
usaha tertentu secara bersama dalam suatu kemitraan,dengan Nisbah Bagi Hasil sesuai dengan kesepakatan, sedangkanKerugian Usaha ditanggung
secara proporsional sesuai dengankontribusi modal Musyarakah. c. Prinsip sewa menyewa berdasarkan akadantara lain:
1 Ijarah sewa menyewa antara bank dan nasabah yang mendasari
Pembiayaan Ijarah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2 Ijarah muntahiya bittamlik sewa-menyewa antara bank dengan nasabah.
Pada akhir masa sewa, bank yang secara prinsip sebagai pemilik aset akan mengalihkan kepemilikan aset kepada nasabah, baik secara penjualan atau
hibah. d. Prinsip pinjam meminjam berdasarkan akad qardh pinjaman dari bank
kepada nasabah dengan ketentuan bahwa nasabah wajib mengembalikan dana
Universitas Sumatera Utara
50
yang diterimanya kepada bank pada waktu yang telah disepakatiantara bank dan nasabah sesuai dengan peraturan perundang-undanganyang berlaku.
e. Melakukan pemberian jasa pelayanan perbankan berdasarkan akad antaralain: 1
Wakalah, akad pemberian kuasa dari pemberi kuasa kepada penerima kuasauntuk melaksanakan suatu tugas atas nama pemberi kuasa.
2 Hawalah, akad pengalihan hutang dari satu pihak yang berhutang kepada
pihaklain yang wajib menanggungnya. 3
Kafalah, akad pemberian jaminan yang diberikan satu pihak kepada pihak lainketika
pemberian jaminan
bertanggung jawab
atas pembayarankembali suatu hutang yang menjadi hak penerima jaminan.
4 Rahn, akad penyerahan barangharta
dari nasabah
kepada bank sebagaijaminan sebagian atau seluruh hutang.
3. Membeli, menjual danatau menjamin atas risiko sendiri surat-suratberharga
pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyataunderlying transaction berdasarkan prinsip syariah.
4. Membeli surat berharga berdasarkan prinsip syariah yang diterbitkan oleh
Pemerintah danatau Bank Indonesia. 5.
Menerbitkan surat berharga berdasarkan prinsip syariah. 6.
Memindahkan uang untuk kepentingan sendiri dan atau nasabahberdasarkan prinsip syariah.
Universitas Sumatera Utara
51
7. Menerima
pembayaran tagihan
atas surat
berharga yang
diterbitkan danmelakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga berdasarkan
prinsipsyariah. 8.
Menyediakan tempat
untuk menyimpan
barang dan
surat-surat berhargaberdasarkan prinsip wadi’ah yad amanah.
9. Melakukan kegiatan penitipan termasuk penatausahaannya untukkepentingan
pihak lain berdasarkan suatu kontrak dengan prinsip wakalah. 10. Memberikan fasilitas letter of credit berdasarkan prinsip syariah.
11. Memberikan fasilitas garansi bank berdasarkan prinsip syariah. 12. Melakukan kegiatan usaha kartu debet,charge card berdasarkan prinsipsyariah.
13. Melakukan kegiatan wali amanat berdasarkan akad wakalah. 14. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan bank sepanjang disetujuioleh
Bank Indonesia dan mendapatkan fatwa Dewan Syariah Nasional. 15. Melakukan kegiatan dalam valuta asing berdasarkan akad sharf.
16. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain dibidang keuangan berdasarkan prinsip syariah seperti sewa gedung usaha,modal ventura,
perusahaan efek, asuransi serta lembaga kliring penyelesaiandan penyimpanan. 17. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara berdasarkan prinsipsyariah
untuk mengatasi akibat kegagalan pembiayaan dengan syarat harusmenarik kembali penyertaannya dengan ketentuan sebagaimana ditetapkanoleh Bank
Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
52
18. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun berdasarkan prinsip syariah sesuai ketentuan dalam perundang-undangandana pensiun yang
berlaku. 19. Bank
Syariah dalam
melaksanakan fungsi
sosial dapat
bertindak sebagaipenerima
dana sosial
antara lain
dalam bentuk
zakat, infaq,
shadaqah,waqaf, hibah dan menyalurkannya sesuai syariah atas nama Bank ataulembaga amil zakat yang ditunjuk oleh pemerintah.
3. Hapusnya Perjanjian