Deskripsi Karakteristik Responden Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur

5.1.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan karakteristik jenis kelamin, hasil penelitian ini memperoleh sebagian besar responden adalah berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 44 orang 64,7, kemudian laki-laki sebanyak 24 orang 35,3. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.4 sebagai berikut: Tabel 1.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah orang Persentase Perempuan 44 64.7 Laki-laki 24 35,3 Total 68 100

5.1.5. Hubungan antara Lingkungan Kerja dengan Faringitis

Berdasarkan tabulasi silang kategori lingkungan kerja dengan kategori penyakit faringitis yang dialami diperoleh responden yang bekerja diluar ruangan dan mengalami penyakit faringitis sebanyak 18 responden 26,5, dengan tidak mengalami penyakit faringitis sebanyak 16 responden 23,5. Sedangkan responden yang bekerja di dalam ruangan dan mengalami penyakit faringitis sebanyak 6 responden 8,8, dengan tidak mengalami penyakit faringitis sebanyak 28 responden 41,2. Hasil analisis variabel kategori lingkungan kerja dengan kategori penyakit faringitis diperoleh nilai hitung p sebesar 0,002 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara lingkungan kerja dengan kejadian faringitis. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.5 sebagai berikut. Tabel 1.5. Tabulasi Silang Kategori Lingkungan Kerja dengan Kategori Penyakit Faringitis Responden Kategori lingkungan kerja Penyakit Total Faringitis Tidak Faringitis n P n n Di luar ruangan 18 26,5 16 23,5 34 50 0,002 Di dalam ruangan 6 8,8 28 41,2 34 50 Total 24 35,5 44 64,7 68 100

5.2. Pembahasan

Pada penelitian ini variabel independen lingkungan kerja petugas kebersihan dianggap mendahului terjadinya variabel dependen kejadian faringitis saat dilakukan penelitian. Lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan Suparman, 2006. Banyaknya debu bertebaran di jalan merupakan salah satu penyebab ISPA Dinkes, 2005. Cuaca panas disertai tiupan angin menciptakan kondisi yang kondusif bagi perkembangan bakteri dan virus penyebab berbagai penyakit Rohandi, 2008. Setiap hari petugas kebersihan menghirup polusi di jalan raya dari asap kendaraan bermotor Rachmadi, 2005. Berdasarkan dari data Dinas Kesehatan Kota Semarang, jenis penyakit yang salah satu penyebabnya polusi udara adalah ISPA Bapennas, 2006. Hal ini menyebabkan angka kejadian ISPA tinggi Zein, 2008. Hasil penelitian terhadap petugas kebersihan di Dinas Kebersihan Kota Medan yang memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan, didapatkan data-data yang kemudian data tersebut digunakan sebagai bahan analisis Chi Kuadrat. Dari hasil penelitian pada tabel 1 yang dijadikan sebagai dasar untuk dilakukan analisis data, dapat diamati bahwa terdapat perbedaan yaitu kejadian