BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Sinopsis
Buku
ﺢﺋﺎﺼﻧ ﻦﻣ
ﻡﺎﻣﻻﺍ ﻰﻠﻋ
ﻡﺮﻛ ﷲ
ﻭ ﻪﻬﺟ
ﻰﻟﺍ ءﺍﺮﻣﻻﺍ
Na ṣā iḥu min al-imāmi a’lῑ karama
Allāhu wajhahu ilā al-umarāi The Best Advices of Sayyidina Ali for Leader Nasihat-
Nasihat Imam Ali r.a. kepada Negarawan merupakan buku yang berisi tentang dokumen penting dalam menjelaskan tata cara mengatur negara dengan sebaik mungkin tanpa harus
memandang status dan sesuai dengan hak serta kewajiban masing-masing. Buku ini ditulis oleh Ali bin Abi Thalib r.a pada tahun 1400 lalu yakni 655 M, pada saat beliau menjadi
pemimpin negara Islam. Buku ini ditujukan kepada Gubernur Mesir kala itu, Malik bin Haris Al-Asytar, yang berisikan prinsip-prinsip dasar dalam mengatur negara.
Dalam buku tersebut beliau mengatakan bahwa dalam sebuah pemerintahan akan ada dua sisi yang harus diperhatikan yakni adil dan zhalim. Masyarakat membutuhkan pemimpin
yang bisa membantu mereka dalam menghadapi apa pun karena pemimpin dan masyarakat saling membutuhkan. Pemimpin membutuhkan orang kepercayaan untuk mendampinginya
dalam mengatur urusan rakyat, sehingga pemimpin lebih terbuka dengan masyarakat dan tahu menempatkan diri dalam masyarakat. Pemimpin tidak dibenarkan terlalu banyak memberikan
janji dan yang pada akhirnya tidak dapat dipenuhi, sehingga membuat rakyat kecewa. Apa pun yang dilakukan oleh pemimpin sebaiknya tidak terlalu dibesar-besarkan atau diungkit
dengan maksud mengharapakan pujian yang berlebihan. Rakyat akan baik jika dipimpin oleh seorang penguasa yang baik juga, jadi sebaiknya
pemimpin memenuhi hak dan kewajiban rakyatnya. Menciptakan keadilan untuk menumbuhkan rasa cinta rakyat kepada pemimpin dan mengingatkan jika seorang pemimpin
melakukan kelalaian yang tidak disengaja. Menanamkan rasa kasih sayang dalam hati masyarakat dan memperlakukan mereka dengan lembut dan adil. Karena rakyat adalah
kekuatan negara yang siap menghadapi musuh. Pemimpin juga harus memenuhi hak Allah, keluarganya, dan orang yang dicintainya.
Karena jika tidak berarti sama saja dengan zhalim, Allah tidak menyukai orang yang berbuat zhalim terhadap hamba-Nya. Rendah hatilah kepada rakyat, tersenyum, dan hormatilah
mereka, karean dengan demikian orang lemah merasa terlindungi dan tidak putus asa untuk mendapatkan keadilan. Jika ada kabar yang tidak benar menyebar dalam masyarakat,
sebaiknya pemimpin memaafkan mereka dan menjelaskan kebenarannya dengan sikap santun sebagai tanda kasih sayang terhadap rakyat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tugas utama seorang pemimpin adalah berlaku adil dalam memutuskan suatu perkara hukum tanpa pandang bulu. Jika keluarga terdekat melakukan kesalahan, maka hukumlah
sesuai undang-undang yang ditetapkan dan tidak menutup-nutupinya ataupun meringankan hukuman. Pemimpin terus mengharapkan pertolongan dan petunjuk dari Allah dalam
menghadapi segala urusan dan tetap berlaku tegas dan lembut. Pemimpin sebaiknya memilih tentara yang paling tulus mencintai Allah, Rasul dan
pemimpinnya. Yang memiliki kemuliaan hati, pemaaf, sayang terhadap bawahannya dan bersikap tegas dalam memimpin. Penuhilah kebutuhan para tentara sesuai hak mereka, karena
mereka adalah benteng negara dalam memerangi musuh. Beliau juga mengingatkan untuk tidak berperang jika musuh tidak memulainya,
karena perang harus memiliki alasan yang kuat dan tidak terlalu tergesa-gesa dalam suatu urusan. Jika musuh kalah, maka tidak diperkenankan untuk membunuh mereka yang tidak
berdaya karena lemah fisik, diantaranya tidak mengganggu wanita dan mencaci maki pemimpin mereka. Takutlah hanya kepada Allah untuk memperoleh ketenangan dan tetaplah
bersabar.
3.2 Biografi Pengarang