BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Karya Sastra
Dunia kesustraan mengenal prosa prose sebagai salah satu genre sastra di samping genre-genre lainnya. Istilah prosa sebenarnya dapat menyaran pada pengertian yang lebih
luas, ia dapat mencakup berbgai karya tulis yang ditulis dalam bentuk prosa, bukan dalam bentuk puisi atau drama. Prosa dalam pengertian ini tidak hanya terbatas pada tulisan yang
digolongkan sebagai karya sastra, melainkan juga berbagai karya nonfiksi Nurgiyantoro, 1998: 1-2.
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur yang dimaksud antara lain, peristiwa, cerita, plot, penokohan, tema, latar, sudut pandang
penceritaan, bahasa atau gaya bahasa, dan lain-lain. Dalam hal ini peneliti mengambil tema sosiologis Sayyidina Ali yang sesuai dengan pandangan hidup, visi, falsafah, ideologi yang
berpengaruh terhadap karya sastra yang ditulis. Dan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu sendiri, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan
atau sistem organisme karya sastra Nurgiyantoro, 1998: 23-24. Sebagaimana halnya unsur intrinsik, unsur ekstrinsik juga terdiri dari sejumlah unsur.
Unsur yang dimaksud Warren dalam Nurgiyantoro, 1998 : 24 antara lain adalah keadaan subjektivitas individu pengarang yang memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan hidup yang
kesemuanya itu akan mempengaruhi karya yang ditulisnya. Keadaan di lingkungan pengarang seperti ekonomi, politik, dan sosial juga akan berpengaruh terhadap karya sastra.
Sastra dan masyarakat memiliki keterkaitan yang saling berhubungan. Misalnya, bagaimana sastra mempengaruhi sikap mereka keseharian dengan menganalisa sistem
masyarakat yang berlaku dalam kehidupan mereka. Sastra dapat dipandang sebagai suatu gejala sosial. Sastra yang ditulis pada suatu
kurun waktu tertentu langsung berkaitan dengan norma-norma dan adat istiadat zaman itu Luxemburg dkk, 1982: 23.
2.2. Pendekatan Sosiologis
Pendekatan sosiologis, seperti halnya pendekatan kesejarahan, sangat mempersoalkan hal-hal yang berada di luar tubuh karya sastra, seperti latar belakang pengarang, fungsi sastra
terhadap masyarakat, masalah pembaca, lingkungan sosial yang melingkari kehidupan sastra, dan lain-lain. Pendekatan sosiologis dalam sejarah awal kemunculannya memandang sastra
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sebagai cermin sejarah, terutama sejarah perkembangan ekonomi dan tekhnologi, serta sejarah pertentangan kelas. Segala jenis aktivitas kehidupan masyarakat, seperti budaya,
ekonomi, dan industri Semi, 1993: 73. Dalam perkembangan lanjutan, pendekatan sosiologis dimanfaatkan untuk mengkaji
latar belakang kehidupan penulis : tentang falsafah yang dianut, idiologi, pendidikan, pemikiran, visi kepengarangan ; juga mengkaji tentang masyarakat yang memiliki karya
sastra; tentang resepsi masyarakat, penerimaan masyarakat terhadap karya sastra Semi, 1993: 74.
Hoult Narwoko dan Suyanto, 2010, mengatakan bahwa sosiologi bisa dikatakan ilmu tersendiri, karena disiplin intelektual yang secara khusus, sistematis dan terandalkan
mengembangkan pengetahuan tentang hubungan sosial manusia pada umumnya dan tentang produk dari hubungan tersebut. Singkat kata, sosiologi tidak hanya merupakan suatu
kumpulan subdisiplin segala bidang kehidupan, melainkan merupakan studi tentang masyarakat.
Adapun Laurenson dan Swingewood Endaswara, 2008, mengatakan kendati sosiologi dan sastra mempunyai perbedaan tertentu namun sebenarnya dapat memberikan
penjelasan terhadap makna teks sastra. Hal ini dapat dipahami, karena sosiologi objek studinya tentang manusia dan sastra pun demikian. Sastra adalah ekspresi kehidupan manusia
yang tak lepas dari akar masyarakatnya. Dalam kaitan ini, sastra merupakan sebuah refleksi lingkungan sosial budaya yang merupakan satu teks antara pengarang dan sosial yang
membentuknya. Dari penjelasan tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sosiologi lebih fokus
pada ilmu yang mempelajari hubungan antara sesama manusia dalam lingkup masyarakat yang dibentuknya. Sosiologi sastra memiliki landasan masing-masing, baik sosiologi ataupun
sastra sama-sama membicarakan manusia dalam lingkup masyarakat tetapi bedanya sosiologi merupakan ilmu yang objektif dan rasional, sedangkan sastra lebih kepada hal yang
berupa imajinatif dan subjektif. Pada dasarnya sosiologi sastra memberikan perhatian pada kaitan antara unsur kemasyarakatan yang ada dalam karya sastra. Tujuan sosiologi sastra
adalah pemahaman tentang sastra yang berkaitan dengan masyarakat dan menjelaskan bahwa imajinasi tidak berlawanan dengan kenyataan.
Dalam hal ini peneliti menganalisis teks sastra, yaitu menjelaskan norma sosial dan nilai sosial yang terdapat dalam Buku
ﺡءﺎﺼﻧ ﻦﻣ
ﻡﺎﻣﻻﺍ ﻲﻠﻋ
ﻡﺮﻛ ﷲ
ﻭ ﻪﻬﺟ
ﻲﻟﺍ ءﺍﺮﻣﻻﺍ
The Best Advices of Sayyidina Ali for LeaderNa
ṣā iḥu min al-imāmi a’lῑ karama Allāhu wajhahu ilā al-
umarāiNasihat-Nasihat Imam Ali r.a. kepada Negarawan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.3. Pengertian Norma Sosial dan Nilai Sosial